"Tungguin elah. Cepet banget lo jalannya," ucap Dafa, namun tak digubris oleh Nayla.
"Ngapain si lo ngikutin gue mulu," ujar Nayla sebal setelah menghentikan langkahnya karena sudah sampai didepan ruangannya pak Doni.
"Harusnya lo bersyukur Nay diikutin cowo ganteng kaya gue. Cuma sama lo doang gue kaya gini", jawab Dafa dengan tengil nya .
"Halah omongan cowo buaya emang gitu cuma sama lo doang gue ini itu," Nayla mencibir.
Dafa yang merasa dikatai buaya lantas tak terima. "Inget Nay buaya juga ada yang cewe".
"Jadi maksud lo itu ngatain gue buaya," sinis Nayla.
"Oh jadi lo ngerasa",ledek Dafa.
"Tau ah gue sebel sama lo," ketus Nayla,ia langsung mengetuk pintu ruangan pak Doni, mengabaikan Dafa.
Tok tok tok
"Masuk," sahut pak Doni dari dalam. Nayla pun segera memasuki ruangan pak Doni.
"Permisi pak , saya mau mengumpulkan tugas yang tadi," ucap Nayla sembari memberikan beberapa lembaran tugasnya.
"Oh sudah selesai, lain kali jangan diulangi lagi ya Nayla, " singkat pak Doni.
"Baik pak, " jawab Nayla seramah mungkin. Namun dalam hati mendumel tidak jelas. Ia heran kenapa ada dosen semacam pak Doni ini.
"Silahkan keluar . Ngapain masih disini," usirnya. Karena merasa telah diusir oleh pak Doni, Nayla dengan buru buru berpamitan keluar dari ruangannya.
"Untung dosen," dumel Nayla sepanjang jalan menuju parkiran.
"Kenapa lo," ujar seseorang disebelahnya dan mengagetkan Nayla.
"Lo lagi astaga," ucap Nayla frustasi,kenapa si selalu saja ada hal yang bikin suasana hatinya memburuk. Ia hanya ingin tenang satu hari saja.
"Mau pulang kan. Yuk gue juga mau pulang . Udah gak ada kelas lagi kan lo?," tanya Dafa.
" Gak",cuek Nayla.
"Gak usah sok cuek Nay. Muka cantik lo gak pantes gitu," ucap Dafa. Namun Nayla hanya mengangkat bahunya acuh,"akhirnya lo ngakuin juga gue cantik".
"Ya emang lo cantik, kalau gue bilang jelek, ketara banget bohong nya". Entahlah Nayla harus senang atas pujian nya atau tidak.
Seakan tersadar Nayla bertanya,"eh mobil gue mana?".
"Mobil lo gue jual".
"Eh serius lo," pekik Nayla. Jangan sampai mobil kesayangannya dijual.
"Ya gak lah. Gila kali, " ucap Dafa sambil terkekeh,"buat apa gue jual,gue udah kaya punya banyak duit,mobil lo mah ngga seberapa".
"Bercanda lo gak lucu sumpah," dengus Nayla.
"Gak usah ngambek, Jadi jelek tahu gak. Sekarang mending ikut gue," ucap Dafa sembari menggandeng tangan Nayla. Nayla hanya pasrah saja saat Dafa menggandengnya. Ingin memberontak tapi malas,memberontak pun percuma, terbuang sia sia nanti tenaga nya.
"Cepat masuk," perintah Dafa setelah sampai didepan mobilnya.
"Ini bukan mobil gue", ujar Nayla, karena didepannya ini memang bukan mobilnya. Dari warna nya saja sudah berbeda.
"Udah masuk aja,ini mobil gue. Entar mobil lo juga balik".
"Gak pokoknya gue mau naik mobil gue sendiri ".
"Heh,kepala batu cepet masuk atau gue tinggal dan mobil lo beneran gue jual," paksa Dafa.
"Dasar pemaksa," dumel Nayla lirih.
"Gak usah ngedumel Nay,gue denger" .
Daripada harus berdebat lebih lama. Lebih baik Nayla menerima tawaran Dafa, ingat! Ini hanya terpaksa. Nayla pun segera memasuki mobil dan menutup pintunya dengan kencang.
"Lo mau bikin mobil gue rusak hah," sewot Dafa . Namun Nayla hanya meliriknya sekilas dengan tatapan datarnya.
Karena merasa sebal dengan respon Nayla. Akhirnya Dafa berniat mengerjainya dengan mengendarai mobilnya dengan kecepatan diatas rata rata. Lagi pula mobilnya ini sudah lama tidak dibawa kebut kebutan.
"Heh!, lo kalau mau mati gak usah ngajak ngajak gue. Mati sendiri aja sono, " pekik Nayla takut . Namun Dafa seolah menganggap ucapan Nayla adalah angin lalu . Bukanya mengurangi kecepatan Dafa malah semakin menambah kecepatan. Bahkan hampir saja ia menyerempet mobil di depan nya . Namun Dafa seperti sudah biasa dalam mengendarai mobilnya dengan kecepatan diatas rata rata.
"DAFA!," Nayla bergetar ketakutan.
Ciiiitttt
Dafa langsung menginjak remnya mendadak, karena mendengar teriakan Nayla . Untung saja jalanan kini tidak terlalu ramai.
Dug
Nayla yang belum siap pun terhuyung ke depan ,keningnya membentur dasbor mobil,padahal ia sudah memakai sabuk pengaman.
"Lo gak papa Nay?," tanya Dafa sedikit khawatir. Ia jadi merasa bersalah dengan Nayla.
"Sumpah ya Daf, lo bener bener keterlaluan. Lo kalau mau ngerjain gue, ngga gini juga. Kalau seandainya terjadi sesuatu yang ngga enak gimana coba," balas Nayla dengan suara yang bergetar,mencoba menahan untuk tidak menangis,ia benar benar ketakutan.
"Nayla gue bener bener minta maaf,oke gue sadar gue keterlaluan sama lo. Gue minta maaf banget ,"Dafa merasa sangat bersalah akan hal ini . Namun Nayla malas merespon ucapan Dafa. Ia memalingkan wajahnya menghadap jendela di sampingnya.
Dafa hanya menghela nafasnya panjang.
"Nay," panggil Dafa sambil menepuk pundak Nayla. Nayla menoleh kembali menghadap Dafa. Namun tanpa diduga ternyata jarak antara wajah Nayla dan Dafa hanya beberapa senti saja. Nayla yang menyadari nya langsung menundukkan kepalanya.
"Ngapain nunduk Nay," ucap Dafa sembari mengangkat dagu Nayla . Nayla yang mendapat perlakuan lembut oleh Dafa pun hanya terdiam. Apalagi jemari Dafa yang sekarang sedang mengelus kening Nayla yang sedikit benjol dan sesekali meniupnya.
"Udah ngga sakit kan?,gue minta maaf ya Nay,lain kali ngga bakal gini lagi," ujar Dafa ,namun Nayla tetap diam. Ia malah terbuai dengan tatapan Dafa yang terkesan lembut,apalagi bola mata Dafa yang sangat indah, 'ternyata kalau dilihat dari deket mata lo indah banget' kagum Nayla dalam hati.
Dafa yang melihat Nayla diam saja mengerutkan keningnya. "Nay," panggil Dafa lagi,namun lagi lagi tak ada sahutan. Akhirnya dengan jail Dafa meniup mata Nayla .
"Hah," ucap Nayla setelah tersadar dari lamunannya.
"Ternyata lo diem diem kagum sama gue ya," ucap Dafa dengan Pd-nya. 'Nyesel gue ngagumin lo' batinnya.
"Gak usah ke-PDan deh lo," ketus Nayla. Ia langsung memalingkan wajahnya kembali. Sebenarnya itu untuk menutupi pipinya yang memerah karena ketahuan sedang mengagumi wajah tampan Dafa. Ya memang Nayla akui Dafa ini memang tampan. Kalau saja sifatnya tidak semenyebalkan ini mungkin ia bisa bisa jatuh hati dengan Dafa.
" Iya deh terserah lo aja. Sekarang kita mampir makan dulu yuk. Gue laper banget soalnya,sebagai permintaan maaf gue juga " ucapan Dafa hanya dibalas deheman singkat oleh Nayla. Ia masih cukup malu untuk menatap Dafa.
Dafa segera menyalakan mesin mobilnya mencari rumah makan terdekat. Selama perjalanan Dafa dan Nayla tak saling bicara . Nayla sendiri lebih memilih untuk menyenderkan kepalanya pada kaca mobil sambil memandangi kendaraan yang berlalu lalang.
Sampai sampai tidak sadar,Dafa sudah memarkir kan mobil nya tepat di depan tempat makan. "Udah sampe Nay," ucapan Dafa mengagetkan Nayla . Ia pun langsung turun meninggalkan Dafa.
"Kenapa dah tuh anak diem diem bae,"monolog Dafa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Tri Widayanti
Mana Brian..keluarkan Brian dong Thor,biar lihat Nayla sama Daffa
2020-12-10
0