Selama dosen menjelaskan materi yang diajarkan, Nayla tidak fokus ,ia hanya memandang ke depan dengan tatapan kosong. Sebegitu hebatnya efek patah hati. Nayla masih belum cukup terima sebenarnya, kisah cintanya harus berakhir seperti ini tanpa kepastian . Siapa si yang tidak sakit hati , kekasih tiba tiba pulang setelah sekian lamanya LDR, tentu bukan pulang untuk menemui mu tapi malah langsung melamar orang lain, bahkan dia pun tak pantas disebut orang lain karena dia yang dimaksud Nayla adalah sahabatnya sendiri.
Brak
Suara pukulan penggaris dimeja Nayla membuyarkan lamunannya. Ternyata suara tersebut berasal dari dosennya yang sedang menatapnya marah.
"Saya perhatikan dari tadi kamu melamun terus Nayla, kamu tidak mendengarkan apa yang saya jelaskan didepan!", ucap pak Doni keras selaku dosen, ia memang dosen yang terkenal killer di fakultasnya.
Nayla hanya menundukan kepalanya. Ia tak berani memandang dosen didepannya apalagi pak Doni sedang diliputi kemarahan ' diam lebih baik' pikirnya.
"Kenapa diam saja Nayla!, saya sedang bicara sama kamu ,lagi pula saya didepanmu bukan dibawah, kenapa kamu menunduk," ujar pak Doni karena sedari tadi Nayla terus menundukan kepalanya tak merespon semua perkataannya.
Fera yang kebetulan duduk disamping bangku Nayla pun segera mencolek lengan Nayla , namun tetap tak ada respon apa apa. Akhirnya Fera mendekat ke arah Nayla dan menyibakkan rambut Nayla, namun apa yang terjadi?, ternyata sedari tadi Nayla tertidur atau lebih tepatnya pura pura tertidur,guna menghindari amukan pak Doni . Teman teman nya langsung tertawa melihat tingkah Nayla yang berani beraninya tertidur disaat pak Doni sedang memarahinya. Ibaratnya seperti menyetor kan nyawa padanya.
"DIAM SEMUA!, " bentak pak Doni. Keadaan kelas yang semula rame karena suara tawa langsung hening akibat bentakan pak Doni. Begitu pun dengan Nayla ,ia dibuat kaget ,akhirnya Nayla langsung membuka matanya dan mendongak . Namun saat pertama kali ia membuka matanya, ia langsung bertatapan dengan wajah pak Doni yang memerah bukan karena menahan ingin buang air besar dan semacamnya tapi karena menahan marah. ' Sial ' umpat Nayla dalam hati.
"Keluar kamu dari kelas , jangan ikut matkul saya hari ini," ucap pak Doni marah pada Nayla.
Dengan terburu buru akhirnya Nayla membereskan tasnya dan memasukan buku buku kedalamnya, kemudian ia pamit dan langsung berlalu keluar. Namun sebelumnya ,ia sudah meminta maaf terlebih dahulu kepada pak Doni akibat kesalahannya hari ini. Untung saja Nayla hanya disuruh keluar kelas, tidak ada embel embel hukuman lainnya. Ada untungnya juga ia diusir dari kelasnya, ia jadi bisa menenangkan pikirannya. Lagipula mau ikut matkul juga percuma, pikirannya entah sedang melayang layang kemana.
Dengan gontai Nayla berjalan sendiri memasuki kantin. Kemana lagi ia harus berjalan. Kantin adalah pilihan yang tepat selagi menunggu jam istirahat. Sebenarnya Nayla ingin pulang,namun harus ia urungkan,mengingat masih ada kelas lagi sehabis ini.
Nayla segera mendudukan bokongnya dikursi pojok kantin kampusnya. Ia butuh waktu sendiri untuk meratapi nasibnya. Nayla hanya duduk diam sambil menopang dagunya dengan satu tangannya. Terlalu lama merenung, Nayla sampai tak sadar bahwa kantin sudah ramai oleh mahasiswa mahasiswi karena istirahat sudah berlangsung sejak 5 menit yang lalu.
Nayla tersentak kaget saat ada tangan yang menepuk bahu kirinya. Ia menoleh dan ternyata pelakunya Nadia sahabatnya .
"Kenapa lo melamun?," tanya Nadia setelah duduk disamping Nayla.
" Gak papa Na," balas Nayla singkat sekaligus lesu.
"Lo sejak pulang dari acara tunangannya Neta kok aneh ya?".
Nayla mengernyitkan keningnya, "aneh gimana?".
Sebenarnya Nayla takut Nadia akan bertanya yang macam macam,ia hanya belum siap menceritakan nya
" Ya aneh aja, kenapa juga lo tiba tiba kemaren bilang ga enak badan padahal awalnya lo sehat sehat aja tuh. Lo juga gue hubungin malah ngga diangkat," Nadia menatap Nayla dengan tatapan menyelidik.
" Namanya juga sakit Na, ngga ada yang tau kapan datengnya,begitu pula dengan jodoh. Ngomong ngomong soal jodoh, kapan lo mau melepas masa jomblo?", Ejek Nayla berupaya mengalihkan topik pembicaraan.
"Aishh ....lo mah suka gitu, gue tau lo udah punya pacar tapi ya gak usah ngeledekin yang jomblo juga kali," jawab Nadia sambil mendengus sebal.
"Lo mah enak Na, jomblo banyak yang sayang."
'Sedangkan gue yang jomblo, tapi kok ngga ada yang sayang ya' lanjut Nayla dalam hati.
" Bener kata lo Nay,gak papa jomblo yang penting banyak yang sayang" . Nadia membenarkan ucapan Nayla sembari terkekeh.
"Makanya engga usah ngeluh mulu,yang punya pasangan juga belum tentu bahagia,gue doain deh semoga lo bisa dapet pasangan yang sayang banget sama lo,bisa bikin lo bahagia".
"Iya Nay iya,makasih doa nya. Tapi gue masih penasaran lo pas itu beneran sakit? ,"tanya Nadia memastikan.
"Iya beneran ,gue sakit Na".
'Sakit hati maksudnya '.
"Terus lo udah berobat kan?,terus gimana kata dokter," tanya Nadia khawatir.
"Engga berobat kemana mana gue," ujar Nayla lesu.
"Lah kenapa begitu?",Nadia dibuat bingung oleh nya.
"Berobat pun engga bakal ada obatnya Na," jawab Nayla.
Iya memang betul apa yang dikatakan Nayla kan?,obat patah hati emang ada yang jual?.
Nadia langsung melotot tak percaya ."HAH!, lo sakit keras? atau sakit apa Nay?, ya ampun sampe engga ada obat nya . Kasian bener".
"Sembarangan lo kalau ngomong," balas Nayla sambil memukul lengan Nadia.
"Ya terus lo sakit apa Nayla ku sayang," ucap Nadia gemas.
"Udah lah bocah mana paham," ujar Nayla dan segera beranjak berdiri meninggalkan kantin dan juga Nadia karena ia masih ada kelas lagi,lagian ia juga takut Nadia semakin bertanya macam macam.Ada saatnya nanti juga ia akan menceritakan pada Nadia.
"Eh kampret main tinggal tinggal aja lo", teriak Nadia.
"Aneh".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments