Serba Serbi Hari Ini•

Pagi ini Nayla sudah bangun terlebih dahulu daripada Nadia yang masih nyenyak dalam tidurnya. Ia bahkan tidak terusik sama sekali saat Nayla membuka gorden dikamar.

Setelah mematikan lampu dan mencuci muka,Nayla langsung bergegas turun untuk membantu bi Iyem menyiapkan sarapan di dapur. Sebenarnya bi Iyem sudah menolak tetapi Nayla memaksa akhirnya bi Iyem memperbolehkan.

"Makanannya udah siap non Nayla. Mending non Nadia bangunin non Nadia deh", ucap bi Iyem.

"Biarin aja bi nanti juga bangun sendiri. Kasian kalau dibangunin," jawab Nayla . Pasalnya semalam Nadia tidur larut malam karena maraton drakor sampai selesai.

"Selamat pagi Nayla dan Bi Iyem," sapa Nadia sembari berteriak,ia meregangkan badannya terlebih dahulu . Wajahnya juga sudah kelihatan lebih segar .

"Nah kan panjang umur baru juga diomongin," ucap Nayla.

"Kok lo gak bangunin gue Nay," ucap Nadia setelah duduk di kursi sebelah Nayla untuk memulai sarapannya.

"Gak tega bangunin lo. Kasian semalem maraton drakor kan, " ucap Nayla.

"Tau lo diajak nonton malah molor duluan,"Nadia mendengus sebal.

"Lo kan tau gue gak suka drama kaya gituan. Baru satu episode aja gue udah ngantuk berat," balas Nayla dengan cengirannya .

"Eh bi Iyem mau kemana?", tanya Nayla setelah menyadari bi Iyem berjalan meninggal kan meja makan.

"Mau ke dapur non. "

"Sarapan bareng aja sini bi. Meja seluas ini cuma berdua doang masa," ajak Nayla.

"Gak usah non," tolak bi Iyem.

"Gak usah nolak bi sini cepetan duduk," sahut Nadia . Jika tuan rumah sudah bertindak bi Iyem tak bisa menolak akhirnya bi Iyem ikut bergabung sarapan dimeja makan.

Setelah menyelesaikan sarapannya Nayla dan Nadia duduk bersantai didepan tv.

" Eh Nay," panggil Nadia.

"Hem", sahut Nayla cuek. Ia sedang fokus menonton tv didepannya.

"Gue kok tiba tiba ngerasa rindu ya,"

" Rindu siapa lo?,"Nayla menatap Nadia heran bercampur bingung.

"Rindu Dafa," balas Nadia dengan mata yang berbinar .

" Bukan siapa siapa aja pake di rinduin segala," ucap Nayla malas. Ngomong ngomong soal Dafa . Nayla jadi ingat kejadian dimana ia ditinggal sendirian oleh Dafa tanpa sepatah kata pun. 'Awas aja kalau ketemu '.

"Emang nya kalau rindu itu harus jadi siapa siapa nya dulu Nay?," tanya Nadia polos.

"Ya minimal deket dulu lah, lo ada ada aja deh Na,lagian emang Dafa tau lo siapa,emang lo pernah bertegur sapa?",ujar Nayla sembari bangkit bersiap untuk mandi,karena tubuhnya sudah merasa gerah. Lagian membahas Dafa jadi membuat Nayla tidak mood.

"Eh mau kemana lo?," teriak Nadia.

"Mau mandi gerah banget gue. Lo ga ikut siap siap juga," sahut Nayla.

"Gue mandi dikamar tamu aja".

Setelah selesai bersiap siap, mereka berdua segera turun menuju garasi rumah Nadia.

"Pake mobil siapa nih," kata Nadia.

" Mobil lo aja. Biar gue hemat bensin," ucap Nayla,"gue juga lagi males nyetir", lanjutnya.

"Kaya orang susah aja lo," balas Nadia. Mereka berdua langsung memasuki mobil milik Nadia. Nadia pun segera menyalakan mesin mobilnya dan berlalu keluar meninggal pekarangan rumah.

"Nay," panggil Nadia memecahkan keheningan yang menyelimuti keduanya selama perjalanan.

"Apa si," cuek Nayla karena ia sedang asik bermain dengan ponselnya.

"Sekarang Neta udah jarang ngumpul sama kita ya. Dia juga jarang ada kabar."

Nayla hanya menghela nafasnya setelah mendengar ucapan Nadia.

"Lo kan tau dia sibuk sama tunangannya,lagian lagi sibuk ngurusin buat pernikahannya nanti kali",Nayla beralih menatap Nadia.

" Sabar ya Nay. Gue yakin lo pasti bisa dapetin yang lebih baik dari seorang Brian. Dan lagipula engga ada salahnya jomblo jadi gue ada temennya," ucap Nadia.

"Nikmatin dulu masa-masa jomblo lo. Mending mulai sekarang kita harus bikin list deh liburan kemana gitu. Mumpung masih bebas, belum terikat cinta-cintaan . Lagian gue tau pikiran lo lagi suntuk banget kan", imbuhnya.

"Ide yang bagus,gue pikirin lagi deh kapan waktunya biar pas," jawab Nayla.

"Gue masih ingat kata kata lo dulu, ' gak papa jomblo yang penting banyak yang sayang' gitu kan".

" Ya kan enak lo, jomblo banyak yang sayang. Lah gue boro-boro Na," ucap Nayla malas.

"Banyak yang sayang sebenarnya ,cuma lo aja yang engga tau".

Saking asyiknya mereka berdua bercerita. Sampai tak sadar ternyata sudah sampai di pelataran kampus.

"Eh udah sampai Nay. Gue duluan ya,mau ada perlu soalnya", Nadia keluar lebih dulu,disusul Nayla.

"Oke."

"Nanti pulangnya tunggu gue di mobil," teriak Nadia dari kejauhan .

Nayla tak menjawab ucapan Nadia. Ia segera berjalan menuju kelas.

Tak lama setelah Nayla tiba dikelas dosen pun datang . Hari ini Nayla mencoba fokus dengan materi yang diterangkan dosennya didepan. Ia tak mau kuliahnya sia-sia dan berakhir dihukum lagi karena terus memikirkan Brian. Berbeda dengan Fera yang duduk disebelah bangkunya yang sedari tadi sudah beberapa kali menguap.

"Aduhh.....bosen banget gue, " keluh Fera di kursi sebelahnya.

"Gue engga tuh," sahut Nayla setelah menoleh kesamping.

"Ya lo yang paham. Gue engga".

" Makanya serius ,niat kuliah engga si lo," ucap Nayla. Ia segera kembali fokus ke depan dimana dosennya sedang menjelaskan.

"Oke ada yang ingin ditanyakan mengenai desain kali ini tolong angkat tangannya," ucap bu Dina.

"Ya Nayla mau tanya apa," ujar bu Dina setelah menyadari Nayla mengangkat tangannya.

"Eh...engga bu engga saya cuma mau benerin rambut aja," jawab Nayla sekenanya. Pasalnya tadi Fera mengatakan ada sesuatu di rambutnya.

"Saya kira kamu mau bertanya" .

"Hehe engga bu".

Setelah bu Dina kembali fokus menerangkan,Nayla langsung menatap Fera tajam,ia baru sadar ternyata Fera mengerjanya . Sedangkan yang ditatap hanya tertawa pelan.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***