Berkumpul•

Malam ini Nayla hanya berdiam diri di kamarnya. Ia tidak punya kerjaan lain, selain rebahan tentunya . Lagi pula orang tuanya juga belum pulang,jadi ia bebas berleha leha dirumah. Menikmati kesempatan yang ada.

Sedang asiknya tiduran sembari merenung, tiba tiba ponsel Nayla berbunyi pertanda ada pesan masuk.

Dengan malas Nayla beranjak untuk mengambil ponselnya yang tergeletak diatas sofa kamarnya .Ternyata hanya dari grup, lagi pula siapa yang akan mengabarinya, ia kan tidak punya seseorang yang istimewa, yang selalu mengabarinya setiap waktu. Dengan perasaan malasnya Nayla membuka grup yang ia buat bersama kedua sahabatnya.

'TRIPEL N'

Neta

Woi ngumpul dicafe biasa yuk, gue gabut banget dirumah ,lagi pula kita kan udah jarang ngumpul bertiga

Nadia

Gue si ngikut aja.

Neta

Ya udah siap siap gih nanti kita ketemu dicafe

Nadia

Eh bentar Nayla kemana nih?.

Neta

Eh iya ya

Nayla

Oii!

Nayla

Gue ngikut aja.

Neta

Ya udah deh gue siap siap dulu, lo semua juga

Nadia

Oke

(Read)

Nayla hanya membaca pesannya. Sebenarnya ia malas harus bertemu Neta lagi. Tapi daripada bosan, dirumah mulu keliatan jomblonya ya kan?. Lebih baik ia pergi ikut ngumpul ,siapa tau ia bisa melupakan sejenak masalah hatinya, walaupun harus ada Neta juga,ia berharap Brian tidak ikut serta kedalam nya. Akhirnya Nayla langsung bersiap siap mengganti pakaian nya yang lebih sopan dan segera beranjak pergi.

Tak butuh waktu lama bagi Nayla untuk sampai ke cafe langganan mereka bertiga saat berkumpul . Ia pun segera turun dan memasuki cafe. Nadia yang melihatnya dari kejauhan segera melambaikan tangan ke pada Nayla. Dengan gontai Nayla melangkah mendekati Nadia. Tapi ia harus tetap bersikap biasa biasa saja biar Nadia ini tidak curiga.

"Sendirian aja mba, jomblo ya," ledek Nayla pada Nadia setelah duduk disampingnya.

"Gak usah ngledek lo, jomblo jomblo mulu omongan lo",ketus Nadia.

"Eits....santai dong, orang jomblo dilarang marah marah, mendingan sekarang kita pesen makanan dulu", ucap Nayla dan diangguki oleh Nadia. Mereka segera membuka buku menu dan memilih nya,"ini kita pesenin buat Neta sekalian apa ngga usah?",tanya Nadia.

"Ngga usah lah,kita ngga tau apa yang lagi dipengenin dia",jawab Nayla.

Setelah memilih makanan apa yang diinginkan , Nayla langsung memanggil pelayan.

Tak butuh waktu lama,sudah banyak makanan yang tersaji didepan nya.

"Eh si Neta kok belum dateng juga ya? ," tanya Nadia sambil mencomot kentang goreng didepannya. Nayla yang pada dasarnya malas membahas Neta hanya diam saja asik memakan spaghetti nya.

Merasa tak mendapatkan respon,Nadia menoleh menghadap Nayla. Ia mengerutkan keningnya melihat raut wajah Nayla yang terkesan tidak suka saat Nadia menyebutkan nama Neta. Tapi ia mencoba menepis pikirannya, mungkin saja itu hanya perasaannya.

Tring

Lonceng berbunyi pertanda ada pengunjung yang memasuki cafe. Nayla yang mendengarnya langsung memandang ke arah depan ,ternyata pengunjung yang baru saja memasuki cafe adalah Neta dan ternyata dia tidak sendiri melainkan bersama tunangannya.

Rencana Nayla untuk melupakan sejenak masalah hatinya gagal sudah, nyatanya orang yang telah menorehkan luka di hatinya sekarang sudah duduk didepannya. Bagaimana bisa ia melupakan kalau begini.

"Hai ,sorry ya gue telat, tadi ada urusan bentar", ucap Neta tak enak hati setelah duduk didepan Nadia dan Brian tepat didepan Nayla.

Sebenarnya Nayla menyadari sedari tadi Brian terus saja memandangnya seolah ingin mengatakan sesuatu hal,namun Nayla tak bisa mengartikan tatapan nya itu. Tetapi masih ada kilatan rindu yang mendalam didalam sorot matanya.

Nayla menghela nafasnya dan langsung menyandarkan tubuhnya pada kursi,ia bahkan berhenti makan, "katanya mau ngumpul bertiga, kok sekarang nambah satu,"sindirnya.

"Oh iya, sorry gue terpaksa ngajak Putra, soalnya dirumah dia lagi gabut katanya jadi gue ajak keluar aja biar tambah rame,biar tambah deket juga hehe"jawab Neta cengengesan.

"Emang lo ngga punya temen ?",tanya Nadia pada Brian .

"Temen dia mah banyak",Nayla langsung mengatupkan mulutnya kala ia keceplosan. Sedangkan Neta dan Nadia langsung menatapnya curiga.

"Kenapa lo tau?",tanya Neta menyelidik.

'Ya karena dia mantan gue' - batin Nayla berteriak.

"Ya...ya....ya maksudnya gue tuh,ya pasti punya temen kan ,masa ngga punya sama sekali,lagian pertanyaan lo aneh aneh. Se-introvetnya orang ya pasti punya temen",jelas Nayla panjang lebar.

"Iya juga sih",jawab Nadia.

Rasa rasanya Nayla ingin pergi dari sini sekarang juga, berlama lama disini hanya akan menambah luka dihatinya, ia sudah muak melihat pasangan didepannya ini. Bahkan Brian yang beberapa kali bertemu dengan Nayla tak pernah mengeluarkan suaranya sekedar bertanya atau menyapa Nayla. Memangnya Nayla siapanya? ah ia baru sadar akan hal itu.

Sedari tadi Nayla hanya pura pura sibuk memainkan ponselnya untuk menghindari matanya agar tidak menatap mantan kekasihnya. Dibilang mantan tapi belum ada kata putus antara keduanya, mau dibilang kekasih tapi udah jadi tunangan sahabat nya sendiri. Ugh sungguh membingungkan statusnya sekarang dia ini siapanya.

Dari pada pusing memikirkan statusnya, lebih baik ia pamit pulang saja toh ia sudah kenyang juga, "eh gue pamit pulang dulu ya, . Lagian orang tua gue udah chat nyuruh gue pulang sekarang,ngga boleh kemalaman".

"Emang udah pada pulang orang tua lo?",tanya Neta.

"Ya belum,udah ya ,bye semua",pamitnya sembari meletakkan uang diatas meja untuk membayar pesanannya tadi,"titip",ujarnya pada Nadia.

"Kok Nayla buru buru banget si," ucap Neta kepada Nadia saat Nayla sudah menjauh.

"Ya kan tadi bilang udah disuruh pulang".

" Padahal kan gue baru dateng, belum juga pesen," keluh Neta .

"Gue pamit ke toilet dulu ya, Net," pamit Brian tiba tiba kepada Neta.

"Oh iya oke," balas Neta.

"Tunangan lo itu emang sependiem itu?,gue jarang banget denger dia ngomong".

"Iyaa emang Putra orang nya gitu".

"Eh Na," panggil Neta yang hanya dibalas deheman oleh Nadia. Karena ia sedang asik makan.

"Lo ngerasa aneh engga si sama sikap Nayla belakangan ini?," tanya Neta.

Sebenarnya Nadia juga merasakan hal yang sama ,namun ia masih mencoba berpikir positif, "engga tuh perasaan lo aja kali."

"Gue juga ngerasa aneh sama sikapnya Putra. Kalau lagi natap Nayla itu tatapannya tuh kaya dalem ,beda kalau dia lagi natap gue. Kenapa gue ngerasa kaya ada sesuatu diantara Mereka berdua ya, " jelas Neta.

"Kan gue bilang itu cuma perasaan lo doang kali gak usah mikir aneh aneh deh lo," jawab Nadia berusaha santai.

" Tapi ka--".

" Neta ,kita disuruh pulang sama mama nih. Katanya mau ada yang diomongin," Brian datang sembari memasukan ponsel nya kedalam saku.

"Sekarang banget?," tanya Neta dan Brian hanya mengangguk.

"Padahal kita belum pesan apa apa loh".

" Lain kali kesini lagi,pesen yang banyak . Mending kita cepet pulang sekarang aja," ajak Brian.

Dengan malas Neta akhirnya berdiri ." Gue sama Putra pamit pulang dulu ya Na ".

"lah gue ditinggal sen-" sebelum Nadia menyelesaikan ucapannya Neta dan Brian sudah beranjak pergi.

"-diri",lanjutnya.

"Secepatnya gue harus cari cowo si,biar nasib gue ngga gini gini amat",tekadnya .

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!