Laras yang sibuk, tidak mendengar suara mobil Arkan yang datang. Arkan pun membuka pintu kontrakan itu dengan kunci cadangan ia bawa.
Ia masuk dan segera berjalan menuju dapur, di dapur itu tampak Laras yang sedang sibuk memasak. Arkan berjalan mendekati Laras tanpa suara, Laras tidak menyadari kehadiran Arkan. Entah dari mana keberanian yang Arkan dapatkan, Arkan memeluk Laras dari belakang. Membuat Laras terperanjat kaget.
“Aaaa!” Laras menjerit sembari berbalik dan mendorong tubuh Arkan.
“Auuucchh,” rintik Arkan saat pinggangnya terkena pojokan meja akibat dorongan yang di lakukan oleh Laras.
“Ar, kamu gak apa-apa? Maaf ya, aku kaget,” kata Laras sembari mendekati Arkan yang meringis sembari memegangi pinggangnya.
“Sakit banget,” ucap Arkan. “Kayaknya pinggang ku luka.” Ia terus meringis.
“Coba aku lihat, aduh gimana ini? Maafin aku, ya!”
Laras segera menyingkap kemeja putih yang di kenakan oleh Arkan ia sedikit menurunkan pinggang celana pria itu.
“Enggak luka kok,” kata Laras setelah memeriksa pinggang pria itu.
“Hehee.. Enggak luka, tapi sakit,” ucap Arkan. Ia sengaja berpura-pura sakit, karena ingin mengerjai Laras.
“Oh, jadi modus. Rasain nih!” Laras mencubit pinggang Arkan dengan keras. Dan kali ini, Arkan benar-benar merasakan sakit.
“Auuuch.. Beneran sakit, ampun!” teriak Arkan.
Laras menghentikan cubitannya, ia berjalan kembali menuju kompor. Arkan pun mengikutinya.
“Masak apa?” tanya Arkan. Sembari berdiri di belakang Laras.
“Sayur sop, sambal kentang sama gorengan tahu,” kata Laras sembari mengaduk sop ayam yang ada di dalam panci di atas kompor.
“Sambel yang tadi pagi, masih ada gak?” tanya Arkan.
“Ikan tadi pagi? Kan udah kamu abisin,” kata Laras.
“Hehee.. Iya, aku lupa.”
“Emang kenapa? Pingin lagi?” tanya Laras.
“Bukan aku, tapi papa. Aku udah janji mau bawain papa malam ini,” ucap Arkan tanpa malu dan sungkan.
“Oh,” Laras hanya ber OH saja. “Sana mandi dulu, udah mau magrib. Abis mandi baru makan,”
“Asiyapp istriku!” sahut Arkan dengan cepat. Setelah itu, ia masuk ke dalam kamar Laras. Ia mengambil handuk dan keluar kamar.
Saat Arkan mandi, Laras membuat sambal ikan asap yang diminta oleh Arkan.
“Begini rasanya, serumah tapi gak menikah,” pikir Laras. Ia pun menepuk jidatnya. “Mulai gak waras kayaknya aku.”
Setengah jam kemudian, Arkan keluar dari kamar mandi yang ada di samping dapur itu.
“Lama amat, mandi apa bertelur?” tanya Laras yang sudah duduk di kursi makan.
“Mandi sambil bertelur, biar berkembang biak.” Balas Arkan. Ia berjalan sembari memakai baju kaos yang ia bawa dari rumah. Sepertinya, pria itu benar-benar berniat pindah rumah. Sampai-sampai sudah menyiapkan baju ganti di kontrakan Laras.
Laras hanya menggeleng pelan mendengar perkataan Arkan. Setelah memakai baju kaos dan celana piyamanya, Arkan segera duduk di samping Laras. Ia menyodorkan piring kosong pada gadis yang ada disampingnya itu.
“Hmmm.. Kita ini apa sih?” tanya Laras sembari mengisi piring Arkan dengan nasi.
“Calon suami istri, iya kan?” Arkan membuat Laras merona, gadis itu menjadi tersipu malu.
Arkan pun makan dengan lahap, ia makan dengan sambal kentang dan tahu goreng. Ia tidak memakan sop, Laras sudah menawarinya. Tapi, pria itu menggeleng.
“Gak makan sayur sop?” tanya Laras dan Arkan menggeleng. Ia makan dengan sambal sampai berkeringat. Setelah makan, ia kembali mengambil mangkok, Laras hanya mengamatinya saja tanpa bertanya ataupun menegur.
Arkan mengisi mangkok yang ada di tangannya dengan sop yang ada di atas meja. Membuat Laras yang melihatnya mengangguk paham. Laras jadi tahu, jika pria yang ada di sampingnya itu tidak suka makan berkuah.
“Kirain tadi gak suka makan sop, ternyata gak suka makan sop sama nasi,” kata Laras.
“Ho’oh, gak enak,” balas Arkan. Pria itu menyendok kuah sop yang ada di mangkoknya.
Setelah makan, Arkan menunggu Laras beberes. Setelah beberes, Arkan mengajak Laras untuk tidur.
“Tidur yuk, aku ngantuk,” kata Arkan.
“Gak ada, ya. Sekarang kamu pulang dulu, antar ini makanan sama papa-mu!” Laras meletakan rantang makanan di hadapan Arkan.
“Aih! Aku kenyang, apa gak bisa besok aja antaranya?” tawar Arkan.
“Kamu udah bilang mau antar malam ini kan?” tanya Laras dan Arkan mengangguk.
“Nah, kalau gitu antar ini makanan. Nanti papa-mu nungguin, kan kasian,” kata Laras.
“Emang ini apa?” tanya Arkan sembari menunjuk rantang yang ada di hadapannya.
“Sambal ikan asap, sop sama goreng tahu,” jawab Laras.
“Kamu curang, kok aku gak di kasih sambal ikan nya?” protes Arkan.
“Kan kamu tadi bilang, bukan kamu yang mau. Tapi, papa yang pingin.”
Dengan cemberut, Arkan pun mengambil rantang 4 susun itu. Lalu keluar dari kontrakan Laras.
“Jangan ngambek, nanti jelek,” goda Laras. Ia merasa lucu dengan expresi Arkan yang merajuk seperti itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Mr.VANO
wahh kayak ny muda dpt lampu ijo dr papa han,,itu sambal ikan asap DP ny,,hehehe
2023-08-15
0
Ida Lailamajenun
kayaknya restu papa mertua nih duluan mampir akibat sambal ikan asap😁😁😁
2022-09-29
1
°Ranum°
aku juga klo makan sama kayak arkan ga suka, makan nasi pakai kuah
2022-09-29
0