Siang itu, seorang perempuan datang ke perusahaan anak cabang SUDRAJAT GRUP yang di pipin oleh Arkana. Perempuan itu berlenggak lenggok bak seorang model terkenal.
“Arkana nya ada?” tanya perempuan itu kepada salah satu resepsionis. Perempuan itu adalah Maya yang di minta Mama Rita untuk mendekati Arkan.
“Apa mbak udah buat janji?” tanya Resepsionis itu dengan ramah kepada Maya.
“Saya itu calon istrinya, apa perlu membuat janji?” Maya mencebikan bibirnya. Tanda bahwa ia tidak menyukai Resepsionis itu.
Tanpa berkata apapun lagi, Maya segera berlenggok masuk kedalam perusahaan itu. Dengan lancang, ia memasuki lift khusus petinggi perusahaan itu.
“Mbak, itu lift khusus petinggi! Siapapun tidak boleh mengunakan lift itu!” cegah Resepsionis, tapi Maya sama sekali tidak menghiraukan.
Setelah sampai di lantai atas, ia menyapu seluruh lantai itu dengan pandangan matanya. Ia melihat nama CEO yang ada di depan pintu ruangan itu, ia berjalan ke arah ruangan itu. Dan tanpa mengetuk pintu ruangan kerja itu, ia masuk begitu saja.
“Hay, Ar!” sapa nya tanpa memiliki rasa malu. Seperti orang yang sudah mengenal ke pribadian Arkan saja.
Arkan hanya diam, ia tidak merespon Maya yang menyapa sembari mendekatinya itu.
“Ar, sibuk banget sih,” kata Maya dengan manja sembari menyentuh bahu Arkan.
“Jangan sentuh aku!” Arkan memperingati. Bukannya mendengar, Maya malah semakin gila dan berani. Ia malah sengaja menggoda Arkan, ia membuka kancing atas kemeja yang ia pakai dan tiba-tiba duduk di pangkuan Arkan.
Hal itu, membuat Arkan begitu terkejut. Dengan spontan Arkan mendorong tubuh Maya yang berada di pangkuannya.
“Dasar pel*cur! Apa yang kamu lakukan?” bentak Arkan dengan sorot mata yang tajam.
“Apa yang mau aku lakukan? Ya muasin kamu lah! Apa lagi?” dengan tidak tahu malunya, Maya mengatakan hal itu. Membuat Arkan jijik dibuatnya.
“Sekarang juga keluar dari kantorku!” Arkan kembali mendorong tubuh Maya yang masih berada di hadapannya. Hingga membuat perempuan berbaju minim dengan tiga kencing atas itu terjungkal. Bahkan sangking mimin pakaiannya yang menutup area bawah dan atasnya, membuat CD perempuan itu terlihat.
“Ar, kita itu calon suami istri. Kamu gak boleh kayak gini!” Maya bangkit dari lantai itu. Ia tidak terima dengan perlakuan kasar Arkan padanya.
“Calon suami istri, emang siapa yang mau nikah sama jal*ng kayak kamu!” tunjuk Arkan dengan wajah memerah. Baru kali ini ada perempuan yang begitu berani menggodanya. Selama ini, perempuan yang di kenalkan oleh Mama Rita, kebanyakan wanita kalem dan juga pendiam. Tapi yang satu ini, sungguh benar-benar gila.
“Aku laporin sama Tante Rita!” ancam Maya. Ia pikir, Arkan akan takluk padanya karena Mama Rita.
“Laporin sana, kamu pikir saya takut. Jika mama saya yang suka sama kamu, ajak aja dia nikah. Kenapa mesti saya?”
“Erland..!” teriak Arkan tiba-tiba, ia memanggil seseorang.
“Iya, Ar!” Orang yang merasa terpanggil segera masuk kedalam ruangan kerja Arkan.
“Urus ini perempuan! Jangan sampe dia masuk kesini lagi, kalau sampe kecolongan. Gajimu ku potong sampek habis!” ancam Arkan pada Asisten rangkap nya itu, tepat di hadapan wajah Maya.
“Tolong segera tinggalkan tempat ini, Nona!” perintah asisten Arkan yang bernama Erland.
“Gak usah pegang-pegang, saya bisa keluar sendiri!” Maya segera membenarkan kancing pakaiannya lalu berjalan melewati Erland dan Arkan begitu saja.
“Siapa juga yang mau pegang situ! Tampilan kaya tante girang begitu!” teriak Erland dengan keras. Sehingga karyawan yang ada diluar ruangan Arkan mendengar hal itu.
“Siapa tuh orang gila?” tanya Erland pada Arkan. Kini, Erland duduk di pojokan meja kerja Arkan.
“Perempuan kirimin, Mama,” kata Arkan.
“Gile, kok begitu tampilannya?” Erland tampak begitu tidak menyukai Maya.
“Gak tau, itu orang bermuka dua kayaknya. Di depan mama, kayak cewek polos,” ucap Arkan dengan tidak suka.
“Bahaya tuh, kayaknya bakal sulit buat lepas.” Erland tampak memikirkan sesuatu.
“Tenang aja, gak lama lagi. Aku bakal bawa Laras ke rumah buat kenalin sama papa,” ucap Arkan.
.
.
.
Tak terasa, hari sudah sore. Arkan pun bergegas pergi ke kontrakan Laras. Ia begitu tidak sabar untuk bertemu dengan sosok Laras yang cantik dan manis.
“Lama banget sih sampek nya.” Gerutu Arkan. “Ini kok macetnya lama banget.”
Tin tin! Arkan memencet klason mobilnya beberapa kali, membuat pengendara yang ada di depannya berteriak kesal.
“Woi! Semua juga macet, bisa sabar gak? Emang jalan nenek moyang situ!” Seseorang pengendara mengeluarkan kepalanya dari dalam mobil dan berteriak keras pada Arkan.
Bukannya berhenti, Arkan malah membuat orang itu semakin kesal.
Tin tin tin! Lagi-lagi Arkan menekan klakson mobilnya.
“Woi! Setan.” Maki pengendara itu.
“Saya mau cepat, istri saya mau melahirkan!” teriak Arkan dengan kencang.
Setelah mendengar teriakan Arkan, pengendara itu diam dan membiarkan Arkan yang berisik dengan klakson mobilnya.
.
.
.
Mweheheee..! Neng minta jejak yak, biar makin semangat. Like Coment jangan lupa, bintang 5 nya!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Mr.VANO
mulai senyum bacany,,dengar perkataan arkana istriny mau melahirkan,,istri yg mn,,hihihihi
2023-08-15
0
Yanti dian Nurhasyanti
😂😂 yg lagi jatuh cintamah bebas y mu klason sampe dimaki orang juga🙈🤣🤣🤣
2022-10-17
0
himawatidewi satyawira
pas ar..suruh makmu ma maya aja
2022-09-25
0