Saat ini, Mama Rita dan Maya sedang berada di sebuah cafe. Mereka sedang membicarakan perihal Arkan yang akan membawa seorang gadis ke kediaman Sudrajat.
“Gimana dong tante, Maya udah terlanjur suka sama Arkan. Tante harus lakuin sesuatu!” rengek Maya sembari memegangi lengan Mama Rita, mama dari Arkan itu.
“Tante gak bisa berbuat apa-apa. Papa Arkan juga gak setuju dan gak pernah mau dengerin tante,” kata Mama Rita.
“Terus gimana dong, tante? Kita harus lakuin sesuatu, pokoknya Arkan harus jadi milik Maya. Maya cinta banget sama Arkan, tante “ ucap dengan wajah memelas pada Mama Rita.
“Kamu tenang aja, sayang. Tante bakal lakuin sesuatu, tante yakin Arkan bakal jadi milik kamu. Dan kamu bakal jadi istri Arkan juga menantu kesayangan tante,” kata Mama Rita. Ia menggenggam tangan gadis itu. Gadis yang hanya berpura-pura polos dan baik.
“Bener ya, tante! Maya gak mau Arkan nikah sama orang lain,” kata Maya.
“Jangan sedih, kita pasti bisa singkirin perempuan itu!” Mama Rita meyakinkan Maya. “Sekarang, mending kita makan. Habis itu kita shopping.”
Maya mengangguk, ia pun segera menyantap makanan yang sudah sedari di pesan. Ia tersenyum semanis mungkin pada Mama Rita yang ada di hadapannya.
“Aku yakin, Arkan akan jadi milikku. Aku bakal buktiin sama Mommy. Kalau aku bisa di andalkan.” Batin Maya.
.
.
.
Saat ini, Arkan sudah sampai di kontrakan Laras. Ia masuk ke dalam kontrakan itu tanpa mengucapkan salam atau yang lainnya.
“Ras, Laras!” panggil Arkan saat sudah berada di dalam kontrakan itu.
Tidak ada sahutan, Arkan pun nyelonong masuk ke dalam kamar. Yang ternyata, Laras sedang tidur di atas ranjang itu. Arkan yang melihat rok yang di pakai Laras tersingkap hingga memperlihatkan paha putih nya, segera membenarkannya rok itu. Setelah itu, ia menyelimuti tubuh Laras.
“Katanya mau mandi tadi, ehh ternyata bukan mandi. Tapi tidur,” guman Arkan. Arkan pun keluar dari kamar itu menuju dapur.
Arkan melihat sesuatu yang di tutupi Laras di atas meja. “Wihh, apa ini?” Arkan membuka penutup itu. Ternyata isinya adalah rainbow cake yang di buat Laras.
“Enak kah?” seorang Arkana Sudrajat segera memotong-motong cake yang ada di atas meja itu. Ia memakannya dengan sangat lahap, seperti orang yang begitu kelaparan.
Beberapa saat kemudian, Laras yang tidur di kamar mengejapkan matanya. Ia begitu terkejut, saat melihat jam sudah menujukan pukul setengah tiga sore. “Aduh, gimana ini? Arkan mana? Belum datang kah?” Laras panik. Ia segera menarik handuk yang tergantung di pintu kamar itu dan berlari keluar kamar menuju kamar mandi.
“Loh! Kok kamu udah dateng?” Laras terkejut saat melihat Arkan yang duduk di kursi yang ada di meja dapur sembari memainkan ponselnya. “Kue nya mana?” tanya Laras sembari melirik nampan kue yang tinggal berisi sepotong kue saja.
“Ini!” Arkan memberikan nampan kue itu pada Laras. “Potongan, ya!” bukannya memberikan sepotong kue itu pada Laras. Arkan malah kembali memotong dan memakannya.
“Ih, kamu kok rakus sih! Kue segitu besar nya di abisin sendiri!”
“Loh! Emang kue nya buat siapa? Kamu sengaja siapin buat calon suami kamu ini kan?” Arkan menaik turunkan alisnya, ia begitu percaya diri.
“Mimpi apa aku, kok bisa ketemu dan kenal sama cowok kayak kamu,” kata Laras. “Dah ah.. Aku mau mandi!” Laras pun meninggalkan Arkan di kursi yang ada di meja dapur itu.
Ia segera masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan diri. Setelah beberapa menit, ia keluar dari kamar mandi. Dan segera menuju kamar nya untuk berganti pakaian dan bersiap.
Arkan hanya menatap Laras yang lewat di hadapannya dengan tatapan biasa saja. Ia tidak pernah merasakan hal yang aneh, meskipun ia melihat Laras dengan penampilan yang menggoda.
Kadang, Arkan sendiri lelah dengan penyakit aneh yang ia derita. Ia bingung, kenapa dirinya sama sekali tidak merasakan hal yang sama dengan apa yang di rasakan pria kebanyakan.
Tapi, entah kenapa? Ia merasakan suatu getaran di dalam hatinya saat berdekatan dengan Laras gadis yang baru ia kenal itu, mampu membuat hatinya bergetar hebat. Laras pun selalu meyakinkan dirinya, bahwa penyakit yang ia derita dapat di sembuhkan.
“Kita mau kemana sih?” tanya Laras setelah ia siap.
“Ke mall, aku mau belikan kamu sesuatu,” kata Arkan. Ia bangkit dari duduknya lalu menggandeng tangan Laras keluar dari dalam kontrakan itu.
Arkan mengajak Laras masuk kedalam mobil nya. Ia pun melajukan mobilnya menembus jalanan kota dengan kecepatan sedang.
Setengah jam kemudian, Mobil Arkan berhenti di depan parkiran Mall. Tanpa sungkan dan canggung, ia menggandeng tangan Laras memasuki mall itu.
Semua orang yang mengenal nama dan sosok Arkana Sudrajat menundukan kepala mereka. Mereka tidak berani menatap dan memandang wajah dingin dan datar itu walaupun hanya sekilas.
“Selamat siang, Tuan Muda Arkana!” sapa seorang pekerja yang ada di mall itu dengan ramah.
“Hmmm!” sahut Arkana.
“Ar, gak sopan banget!” Laras mencubit pinggang Arkan.
“Aucchhh! Sakit sayang.” Rintih Arkan, membuat semua orang yang ada di tempat itu melongo di buat nya.
“Apa kita gak salah dengar? Perempuan itu di panggil sayang oleh Tuan Muda,” kata salah satu karyawan.
“Tidak, kita tidak salah dengar. Mungkin memang benar wanita itu kekasih Tuan Muda. Buktinya saja, dia berani mencubit Tuan Muda di depan umum,” bisik Karyawan lain.
“Benar-benar beruntung perempuan itu!”
“Ayo!” Arkana menarik tangan Laras menuju toko perhiasan. Ia meminta Laras untuk memilih perhiasan yang Laras sukai.
“Kok kita kesini, Ar?”
“Kamu pilih, mana kalung dan cincin yang kamu suka,” kata Arkan pada Laras.
“Aku gak bisa, pasti harganya mahal banget!” tolak Laras.
“Gak ada penolakan!”
Mau tidak mau, akhirnya Laras memilih sebuah kalung yang bentuknya paling simpel di antara semua kalung yang ada.
“Yang ini aja, Ar!” Laras menujuk kalung yang ia pikir paling murah itu.
Arkan tersenyum, ia pun meminta karyawan toko perhiasan itu mengeluarkan kalung itu.
“Pacar tuan muda sangat pintar dalam memilih, ia memilih kalung yang tidak begitu mencolok tapi memiliki harga yang bagus.” Pelayan toko itu tersenyum kepada Laras dan Arkan.
“Emang, harganya berapa, mbak?* tanya Laras. Ia begitu penasaran dengan harga kalung itu.
“Harganya 745,5 juta rupiah, nona!” jelas karyawan toko perhiasan itu.
Mulut Laras menganga lebar di buat nya, ia begitu terkejut. “Ar, aku gak jadi! Ayo kita pulang aja!” Laras hendak kabur dari toko perhiasan itu.
.
.
.
BERSAMBUNG!
Neng minta jejak dong, like, coment, rate dan fav😙
Biar Neng makin semangat!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Mr.VANO
duit campur daun jambu ya ras😀😀😀
2023-08-15
0
Delvia Sari
otor, emg laras gak niat nyari krj? kok nyaman x rasanya drmh dibiayai sm arkan, iya klw seandainya arkan ada terus klw gda? urusan belakangan gt y tor?
2023-07-27
0
Yanti dian Nurhasyanti
model simpel sih cuma harganya aduhai😂😂😂
2022-10-17
1