Kabar ini terdengar sangat tiba tiba, hingga membuat Hikaru menunjukkan respons yang sangat jelas, bahwa diri nya begitu terkejut dan sangat gelisah saat ini. Di sisi lain , Haruko yang duduk tepat di hadapan Hikaru, dia terlihat biasa saja dan bersikap seolah tak terjadi apa pun. Seolah ketenangan selalu menyelimuti jati diri nya.
"Jadi menurut kalian, kapan kejadian itu terjadi?" tanya Haru pada teman teman nya.
Haruko meletakkan gelas yang ada di tangan nya, ke atas meja. Lalu berkata "Sekitar 4/5 hari yang lalu" jawab Haruko memberi tahu kapan hal itu terjadi.
Hikura terkejut, dan spontan bangun dari tempat duduk nya. "Haruko apa yang kau-
"Shttt-" belum selesai dengan ucapan nya, Hikura memberi kode pada gadis itu untuk diam, entah apa yang di pikirkan nya saat ini.
Reaksi Hikura saat ini benar benar membingungkan beberapa orang disana. Meski dirinya telah kembali ke tempat duduk nya. Tetap saja, rasa gelisah di hatinya tak dapat dia sembunyikan.
"Harukoo, bagaimana bisa kau mengatakan bahwa kasus ini terjadi sekitar 4/5 yang lalu?" tanya Rekki.
"Karena genangan darah nya telah mengering, hingga membuat warna nya menjadi gelap. Di tambah lagi kondisi korban yang mulai membusuk" jelas Haruko dengan terang terangan.
Mendengar penjelasan dari gadis bersurai gelap ini, membuat beberapa anak lelaki yang duduk di meja itu terdiam, dan menatap satu sama lain.
"Haruko, jika kamu dipanggil oleh polisi untuk mencari tahu kapan terjadi nya kasus ini, apa kamu siap?" tanya lelaki teman sekelas Haru dan Rekki.
Haruko menoleh, menaiki kedua alis nya. "Tentu saja"
*BRAKKK!!*
Hikaru menghentakkan tangan nya di atas meja, hingga menghentikan pembicaraan yang telah di luar batas nya.
"H-Hikura??" Rekki menyebut nama gadis itu, dia terlihat sangat marah setelah mendengar ucapan Haruko barusan.
"Kita akhiri saja, Haruko ayo kembali ke kelas" ajak Hikaru sembari menarik pelan tangan gadis bersurai gelap di dapan nya.
Sebelum Hikaru pergi membawa saudari kembar nya bersama nya, Haru dengan sigap menahan tangan Hikaru hingga membuat langkah gadis itu terhenti secara antusias.
"Mengapa kau terlihat begitu tergesa gesa? Siang ini semua siswa di jamkos kan, karena rapat dadakan itu." ucap Haru pada gadis yang menoleh dan menatap tajam ke arah nya.
"Lantas?? Untuk apa kita berada di sini lebih lama lagi??" Hikaru bertanya balik pada lelaki itu.
Haru mendenguskan napas nya pelan, lalu dia bangun dari tempat duduk nya. "Ada apa dengan mu?? Mengapa kau terlihat begitu cemas?? Apakah ada hal yang membuat mu khawatir?" tanya Haru sedikit mencemaskan gadis bersurai putih perak ini.
Hikaru hanya terdiam, lalu mengalihkan pandangan nya dari lelaki itu. "...."
Melihat gadis itu hanya terdiam, dengan lembut Haru mencoba meraih salah satu tangan gadis itu. Sembari berkata. "Duduk lahh... Tenangkan diri mu" ucap nya dengan suara yang terdengar begitu halus dan lembut.
"Semua akan baik baik saja.. Tenanglah Hikaru" sambung Haruko, dengan senyum kecil yang menghiasi wajah nya manis nya.
Merasa dirinya terhakimi, Hikaru hanya bisa mendenguskan nafasnya pelan lalu menyerah. Dia kembali ke tempat duduk nya dan melanjutkan obrolan di sana, Namun kini mereka mengganti topik pembicaraan nya, hal itu bertujuan agar Hikaru dapat menikmati suasana ini tengah situasi hati yang tenang.
Hikaru, Haruko dan teman teman nya menghabiskan waktu kosong mereka dengan mengobrol di meja kantin. Tak peduli seperti apa kondisi kantin saat ini, yang jelas mereka asyik dengan topik yang tengah mereka bahas.
Di beberapa jam kemudian, Salah seorang di antara mereka mengusulkan sebuah ide yang cukup menarik, yaitu mengajak teman teman nya untuk bermain bersama sama.
Namun, hal ini di tolak oleh Hikaru dengan alasan dirinya dan saudari kembar nya Haruko, harus kembali ke kelas nya. Sedangkan Haruko yang telah di jadikan tameng oleh gadis itu justru malah memutar balikan keadaan, dia berkata pada Hikaru bahwa kembali ke kelas bisa dilakukan beberapa saat lagi.
Lagi lagi Hikaru tak bisa berkata apa pun, dan hanya bisa mengangguk lalu mengikuti apa yang akan dilakukan oleh teman teman nya.
Kali ini mereka akan bermain sebuah permainan polma (polisi maling), yaitu seorang polisi yang akan mengejar dan menangkap siapa pun yang kebagian menjadi seorang maling.
Setelah pemilihan, Anggota polisi terisi oleh beberapa orang, yaitu Haruko, Haru, Rekki, Lim, Tio dan Jack, sedangkan regu maling yaitu, Hikaru, Rico, Arya, Aldi, Lucas dan Ceal. Selesai pembagian regu, tim maling pun di beri waktu 10 detik untuk berlari ke mana pun yang mereka inginkan. Namun sebelum hitungan detik pertama di sebutkan, Haru meraih tangan Hikaru lalu berkata.
"Perhatikan langkah mu, aku akan mengejar mu dari blakang" kata Haru seakan tengah menakuti gadis lawan bicara nya.
Merasa di remehkan, Hikaru menatap datar lelaki di belakang nya sembari berkata. "Coba saja jika kau mampu"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments