"Hi-hikaruuu??" panggil Haruko dengan suara pelan yang terbata, dia tak percaya dengan apa yang Hikaru lakukan saat ini.
...Menampar wajah wildan dengan tangan yang berlumuran darah akibat menggenggam tangan gadis kembaran nya yang terluka. Perlakuan Hikaru saat ini sangat sulit tuk di percaya, ini adalah pertama kali nya dia melihat ...
...Hikaru menampar wajah Wildan tanpa bereaksi apa pun....
"Apalagi?? Hal kejam apa lagi yang akan kau katakan pada saudari kembar ku?!!" bentak Hikaru yang telah terselimuti aura kemarahan nya.
"...." Wildan hanya terdiam, dia sangat terkejut dengan tingkah yang sangat tiba tiba ini. Dia juga tak percaya bahwa putri kesayangan nya akan menampar wajah nya dengan sangat kuat.
"Di mana kau meletakkan hati serta pikiran mu Ayah?!!"
"Tidak bisakah kau tidak membuat masalah sekali saja saja saat aku bersama dengan Haruko."
"Haruko ini anak mu ayah!! Mengapa kau terus membeda bedakan kami?"
"Apa kau merasa tidak beruntung jika memiliki anak seperti diri nya?"
"Presentasi, Bakat, uang, Harta, dan bahkan kelebihan? Apa yang kau butuhkan saat ini hanyalah hal hal yang tidak berguna itu??"
"Sejak usia kami masih sangat kecil, kau juga tak pernah memperlakukan Haruko dengan baik. Sebagaimana kau memanjakan diri ku"
"Jika kau bisa berkata pada tuhan, bahwa kau menyesal mendapatkan anak seperti Haruko!!.. Begitu juga dengan ku, aku juga sangat menyesal mendapatkan seorang ayah seperti diri mu!!! Akiyama Wildan"
...Seluruh perkataan Hikaru membuat beberapa orang di hadapan nya terdiam membeku. Gadis yang terkenal sangat tenang di keluarga itu, kini mampu membentak Wildan dengan nada suara lantang nya....
...Di tengah menungan semua orang, Hikaru meraih dan mengandeng tangan Haruko dengan lembut, Setelah itu ia membawa Haruko berjalan menuju ke tangga. Namun saat kaki nya, hendak akan menyentuh anak tangga pertama, Wildan mulai mengeluarkan suara nya kembali setelah terdiam beberapa saat yang lalu....
"Hikaru... Temui ayah selepas kau mengantar kaka mu itu ke kamar nya." pinta Wildan sembari menyeka darah yang keluar dari sudut bibir nya.
...Mendengar hal itu, Hikaru dan Haruko hanya terdiam tanpa menolehkan kepala nya....
Namun, setelah terdiam beberapa saat Takia mulai menolehkan sedikit kepala nya. "Tak kan ku biarkan adik ku pergi menemui mu, hanya untuk mendapat sebuah pukulan dari mu!!" sahut Haruko sembari mengeratkan genggaman nya pada tangan gadis yang menggandeng lembut tangan nya.
"HIKARU!! Tak bisakah kau menjawab pertanyaan ayah!!" bentak Wildan memaksa gadis bersurai putih perak tuk membuka suara nya.
"Wildan!! Berhenti memaksa Hikaru untuk mengikuti semua keinginan kotor mu itu!!" Haruko kembali menyela permintaan Wildan pada adik nya.
...Hikaru melepaskan tangan nya dari genggaman Haruko, hingga membuat gadis di sebelah nya terkejut dan spontan kembali menoleh ke arah Hikaru yang pada awal nya berdiri tepat di sebelah nya, namun kini tengah berjalan beberapa langkah menjauh dari tangga....
"Ayah, Aku lelah. Mau sampai kapan ayah akan terus memperlakukan kami bagai sebuah alat kekayaan mu saja?" Hikaru mulai membuka suara nya, namun masih dengan nada suara yang terdengar rendah.
...Wildan tertegun, kerutan kembali terlihat di dahi lelaki itu, dia juga memincingkan tatapan nya, menatap tajam ke arah gadis yang berdiri jauh dari nya. Namun menatap datar ke arah diri nya....
"Seperti ini kah cara mu memperlakukan kedua putri mu di rumah?? Sedangkan, Kau berkata pada semua orang saat kau tengah di wawancarai oleh wartawan kau berkata pada mereka, kau memperlakukan kedua putri mu dengan sangat baik, kau memanjakan mereka dengan seluruh harta mu, membiarkan kedua putri mu merasakan kehidupan bebas di usia dini nya" Hikaru kembali melanjutkan ucapan nya lagi.
"Bukankah ayah sudah memberikan fasilitas yang cukup mewah pada kalian? Apa hal seperti itu masih tak cukup untuk kalian??" tanya Wildan sembari menunjukkan gaya sombong nya.
"Fasilitas mewah?? Katakan pada ku, di mana letak kau memberikan fasilitas mewah pada kaka ku?? Uang saku ku jauh lebih banyak di bandingkan uang saku kaka ku, ukuran kamar ku jauh lebih besar di bandingkan ukuran kamar kaka ku, ditambah lagi ayah membelikan sebuah mobil untuk ku namun tidak untuk kaka ku?? Sekarang jelaskan pada ku di mana letak kau memberikan fasilitas mewah pada kaka ku" bentak Hikaru yang mulai menaiki nada suara nya.
"Bukan kah hal itu sama saja? lagi pula untuk apa dia memiliki banyak uang saku, yang ada dia akan menggunakan nya untuk membeli hal hal yang tak berguna" sahut Wildan membela diri nya sendiri.
"Ayah tak kan tahu seberapa berbakat nya Haruko di kelas, meski dia terlihat cukup malas, dia itu memiliki banyak bakat di sekolah nya ayah!!"
"....." Wildan terdiam, bukan karena dia terkejut dengan ucapan Hikaru, melainkan ia terlalu malas jika harus membahas kehidupan tentang putri pertama nya.
"Mengapa ayah hanya terdiam?? Jelaskan dengan benar, di mana letak Haruko mempermalukan reputasi mu sebagai Direktur di perusahaan besar?? Apakah dia membuat kekacauan di kantor mu?? Mengganggu waktu mu? Menghabiskan uang di perusahaan mu?" Zira kembali menekat wildan dengan pertanyaan yang membuat diri nya merasa tersudut.
"Hikaruu cukup!! Kau terlalu berlebihan" sambung Haruko yang berada di dekat tangga.
...Mendengar suara Haruko yang terdengar sangat lelah, membuat Hikaru menolehkan kepala nya, ia sangat terkejut saat melihat saudari kembar nya mulai berdiri dalam keadaan tak stabil. Amarah Hikaru pada Wildan membuat nya lupa dengan kondisi Haruko saat dirinya bertemu dengan nya di ruangan 503....
"Harukoo...." Hikaru berlari menghampiri gadis yang berdiri di dekat tangga.
Setelah ia berada di dekat Haruko, ia kembali menompang tubuh saudari kembar nya ini yang kini bersandar di bahu nya, tubuh Haruko kembali melemas seolah dia tengah menahan sakit di sekujur tubuh nya. "...."
...Melihat Hikaru mulai menaiki tangga sembari menuntun Haruko di sebelah nya, membuat para pelayan merasa cemas, dan ingin sekali membantu nona di rumah nya. Mau bagaimana pun situasi saat ini sangat kacau, itu lah mengapa sejak pertengkaran terjadi para pelayan hanya terdiam di sana....
"Sebelum kau berani menyalahkan ku, Lihatlah saudari kembar mu itu. Dia pulang dalam kondisi yang sangat menyedihkan, kotor, berdarah. Apa dia habis bertengkar di sekolah nya? Mau jadi apa kau jika terus bertingkah semau nya seperti itu" kata Wildan seakan tengah memancing amarah putri pertama nya.
"Dia bertengkar untuk melindungi ku, justru aku sangat menghargai tindakan nya. Di banding dirimu yang hanya bisa berbohong pada wartawan agar diri mu dikenal baik pada anak mu. Kau seharusnya tahu, itu sangatlah menjijikan" sahut Hikaru dengan melirik tajam ke arah lelaki yang ada di lantai bawah.
"....." Wildan tercengang, dia tak bisa terkutik apa pun lagi untuk menjawab sahutan tajam dari mulut putri kesayangan nya itu.
"Jika kau bertanya aku beruntung atau tidak memiliki ayah seperti mu. Maka aku akan menjawab dengan sangat jelas bahwa aku sangat menyesal jika terlahir di dalam keluarga Akiyama ini" lanjut Hikaru, sembari membuka pintu kamar Haruko, dan masuk ke dalam kamar nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments