Rasa cemas yang berlebihan

"Pa-Papaa??" panggil Hikaru saat melihat sang ayah berdiri di depan pintu rumah nya, dengan kondisi wajah yang penuh dengan lebam.

"...." tanpa menjawab apa pun, tiba tiba tubuh wildan ( Nama ayah dari Haruko dan Hikaru ), terjatuh ke lantai.

Hikaru sangat terkejut saat melihat Wildan pingsan di depan mata nya, membuat nya berteriak memanggil penjaga serta pelayan di rumah nya. Tak berapa lama, akhirnya para penjaga membantu menompang tubuh Wildan dan di bawa menuju ke kamar nya di lantai 2.

Kejadian ini membuat para pelayan sibuk membuat obat, serta air hangat untuk mengobati luka lebam di wajah Wildan.

'Luka nya sangat parah. Sebenarnya apa yang terjadi?' gumam Hikaru yang terus mencemaskan kondisi ayah nya ( Wildan ).

*Tik..Tok..tik..tok...*

Suara jarum jam berjalan melewati angka 12. Menandakan saat ini telah pukul 00:01 malam. Karna terlalu lelah menunggu sang ayah tuk sadar dari pingsan nya, membuat gadis ini tertidur di pinggiran kasur.

Dari raut wajah nya, ia terlihat sangat kelelahan. Bahkan ia juga tak sempat pindah ke kamar nya. Seragam? Tas? Serta switer yang ia gunakan saat sekolah saja, juga belum ia lepas.

Eum...Entahlah, rasanya sangat sulit jika berada di posisi Hikaru saat inI. Karna di saat ia tengah mengkhawatirkan saudari kembar nya yang belum pulang, justru ia malah di kejutkan dengan kepulangan Wildan yang penuh dengan luka. Apakah dia habis bertengkar dengan rekan kerja nya?? Ah Entahlah..

Suara kicauan burung terdengar samar di telinga sosok gadis bersurai putih ini, bahkan suara kicauan itu juga membuat nya diri nya terbangun dari tidur nya.

"Ehggg-" Hikaru menggeliat di tempat duduk nya, sembari mencoba mengumpulkan setengah kesadaran nya.

Saat Hikaru terbangun dari tidur nya, mata nya melihat ke arah ranjang besar di depan nya. Sang ayah masih terbaring tak sadarkan diri di atas nya.

Namun kali ini, Hikaru telah kembali pada ketenangan nya, hingga melihat kondisi Wildan saat ini, tak lagi membuat nya cemas maupun takut sampai gemetar pelan.

'....???....' tatapan gadis ini terlihat benar benar kosong, bahkan saat ia bangun dari kursi tempat duduk nya. Ia tak terkejut saat melihat sebuah selimut berwarna merah jatuh dari kedua bahu nya.

'Selimut?? Apakah mama yang menyelimuti ku saat aku tertidur??' pikir Hikaru sembari mengambil selimut merah itu, lalu di letakan di atas kursi.

Hikaru menghela napas panjang nya, lalu mulai berjalan keluar dari kamar Wildan. Suasana di rumah nya masih belum berubah sejak tadi pagi, benar benar sunyi. Apakah Haruko masih belum pulang ke rumah?? Kemana dia pergi?.

Di pukul 06:05 Hikaru pergi membersihkan diri nya, sebelum ia mengenakan seragam sekolah nya. ia juga bersiap siap sekitar 20 menit, termaksud sarapan pagi.

*Krekkkk*

Saat ia akan menuruni tangga, perhatian gadis ini tiba tiba beralih saat mendengar suara pintu kamar terbuka dari dalam. Dengan antusias pun, ia menolehkan pandangan nya. Namun kali ini, Hikaru di kejutkan oleh sosok gadis bersurai gelap berdiri setelah pintu terbuka pelan.

"H-Haruko??" panggil Hikaru dengan nada terbata-bata, Ia sangat tidak percaya dengan apa yang ia lihat.

"Ada apa?? Mengapa kau mamasang ekspresi terkejut seperti itu?" tanya Haruko sembari menutup pintu kamar nya.

Mendengar pertanyaan gadis itu, seketika membuat Hikaru mengerutkan kening nya. "Kemana kau pergi tadi malam??" tanya Hikaru dengan penuh selidik.

"Aku tidak pergi" jawab Haruko acuh tak acuh.

"Berhenti berbohong!! Semalam, Saat aku pulang aku tak melihat mu di rumah, dan bahkan aku juga tidak menemukan mu di kamar mu" desak Hikaru dengan nada sedikit marah.

Namun, disisi lain. Haruko yang melihat ekspresi marah yang di tunjukan oleh gadis ini membuat diri nya paham bahwa semalam Hikaru sangat mencemaskan diri nya.

Haruko tersenyum kecil, mengangkat tangan nya, lalu membelai surai putih perak milik saudari kembar nya dengan lembut. Sambil berkata "Kendalikan diri mu, Rasa cemas mu pada ku terlalu berlebihan." ucap nya sembari melepaskan tangan nya, dari membelai surai milik gadis di depan nya..

"A-Apa maksud mu?!!" tanya Hikaru dengan nada terbata- bata. Ia masih tak mengerti dengan apa yang di ucapkan oleh gadis bersurai gelap ini pada nya.

"Sudahlah tak perlu di pikirkan. Kau ini memiliki ketenangan yang cukup besar, asal kau bisa mengendalikan rasa cemas mu itu" Haruko melanjutkan ucapan nya sembari berjalan menuruni tangga.

Hikaru yang masih berada di ambang kebingungan itu, lebih memilih untuk terdiam sembari menatap ke arah punggung gadis bersurai gelap yang tengah menuruni tangga. "..."

"Cepatlah... Mengapa hanya terdiam di sana??, apa kau tak ingin pergi ke sekolah??" tanya Haruko tanpa menolehkan kepala nya.

Mendengar hal itu, Hikaru pun bergegas menuruni tangga di dekat nya, meski rasa penasaran masih berada di dalam hati nya.

'Kepergian Takia dan waktu dimana Wildan pulang dalam kondisi yang cukup parah. Apakah hal seperti ini hanya kebetulan??' pikir Hikaru dengan tatapan tajam nya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!