Mendengar ucapan gadis itu, membuat Hikaru, Shion dan Liam terdiam. Mereka tak mengerti dengan apa yang di maksud oleh gadis bersurai gelap itu. Dia pergi meninggalkan kelas nya, dan berkata seolah sesuatu akan terjadi.
"Hi-hikaru.. Apa maksud yang di katakan Haruko barusan?" tanya Shion sembari menolehkan kepala nya secara perlahan ke arah gadis di sebelah nya.
"Tanyakan saja langsung pada nya" sahut gadis itu sembari berjalan meninggalkan meja tempat duduk nya.
Liam menghantam meja di depan nya, lalu berteriak dengan suara tegas. "Jika memang kau mengetahui sesuatu yang buruk akan terjadi, tidak bisa kah kau memberi tahu kami, biarkan kami membantu mu"
Hikaru menghentikan langkah nya, Namun tak menolehkan kepala nya sedikit pun, dia hanya terdiri sembari mendenguskan napas nya secara perlahan.
"Haruko saja mampu menyadari sesuatu yang tak pernah ku katakan pada nya. Lantas, mengapa kau bertanya pada ku?" tanya Zira yang mulai mendatarkan nada suara nya.
"Woe.. Apa maksud-
Shion menggenggam lengan kiri Liam, dan membuat Liam menghentikan ucapan nya pada gadis bersurai putih perak itu.
"Liam menghentilah berteriak seperti itu.. Saat ini aku telah mengerti apa yang di maksud oleh Haruko dan juga Hikaru. Jadi ku minta berhentilah berteriak seperti pada nya" ucap Shion dengan tatapan datar nya.
Mendengar hal itu, Liam terdiam, lalu mendecih tak suka. batin nya juga terus menggeram dalam diam. Merasa bahwa dunia tak adil memperlakukan diri nya.
"Ahggg- Lalu?? Sekarang apa?" tanya Liam sembari menahan geraman di hati nya.
"Bersikaplah seolah kau tak mengetahui apa pun. Lihat, amati, dan pahami." sambung Hikaru yang mulai berjalan menuju pintu kelas nya.
Liam sangat kebingungan. Ia sama sekali tak mengerti dengan apa yang di pinta oleh gadis bersurai putih perak, dia bersikap sangat datar pada nya. "Hah??"
"Shttt- pelankan suara mu.. Dan ikuti ke mana Hikaru pergi" pinta Shion
"Hah?? Mengapa harus aku?" protes Liam tak terima.
"Kau akan mengerti setelah berjalan dengan nya" jawab Shion dengan tenang.
"Bagaimana dengan mu?" tanya Liam lagi.
"Aku akan pergi ke gedung utara sekolah kita. Mencari keberadaan kelas tambahan Haruko, jadi ku ingatkan sekali lgi pada mu.."
"Uh??"
"Bertingkah lah seolah tak terjadi apa pun" tegas Shion mengingatkan Liam.
Meski masih berada dalam ambang kebingungan, Liam berusaha menyatukan keadaan diri nya dengan situasi nya saat ini. Karena dirinya melihat raut serius Shion saat di kelas membuat diri nya tak lagi ingin bertanya. Dia hanya bisa pergi meninggalkan Shion yang masih berada di kelas nya, hanya untuk pergi menyusul Hikaru yang telah pergi terlebih dahulu.
( Next Time )
Hikaru dan Liam pergi menuju ke kantor guru di lantai 2. Tatapan nya tak kunjung mengubah, dia masih berada dalam ketenangan nya. Hingga membuat tatapan serta aura tubuh nya terasa menyeramkan.
Liam ingin sekali berbicara pada gadis di sebelah nya ini, dia juga berniat menenangkan perasaan Hikaru yang terlalu terbawa suasana serius saat ini.
Namun, setelah mereka berjalan agak lama. Mereka berpaspasan dengan pak Erwin yang baru saja turun dari mobil nya. Ini terlihat sangat menjanggal bukan?? Saat ini Haruko sedang melakukan kelas tambahan dengan pak Erwin.
Di waktu yang bersamaan, Hikaru dan Liam juga bertemu dengan pak Erwin di dekat lapangan sekolah mereka. Dia baru saja turun dari mobil nya. Dan tak membawa buku apa pun di tangan nya.
Liam yang akhirnya menyadari hal itu, sepontan menolehkan kepala nya ke arah gadis yang berjalan di sebelah nya.
"Hi-hikaruu..." panggil nya dengan suara pelan yang terbata.
"Bodoh!! Berhenti memasang ekspresi seperti itu" ujar Hikaru tanpa menolehkan kepala nya ke arah lelaki di sebelah yang sedang menahan rasa takut di pikiran nya.
'Be-Bertingkah seolah tak terjadi apa pun?? Apa maksud perkataan si bodoh Shion itu, Jika aku dapat menyadari hal ini lebih awal. Mungkin saat ini aku sudah berada di ruang kelas tambahan Haruko.' batin Liam bergerumuh menyalahkan diri nya sendiri.
"Ohh...Hai Hikaru..Liam" sapa pak Erwin dari kejauhan sembari melambaikan tangan nya ke arah kedua murid nya ini.
"....." Terdiam?? Ya, hanya itulah yang dilakukan Hikaru dan Liam saat ini. Mereka berjalan menghampiri Pak Erwin tanpa menunjukkan ekspresi kekhawatiran nya.
"Wahh.. Sedang apa kalian di sini, mengapa belum pulang? Apa kalian sedang berkencan sepulang sekolah?" tanya pak Erwin mengoda kedua murid di depan nya. Hingga membuat Liam yang mendengarnya sepontan terkejut.
"T-Tidak!! Kami tidak sedang-
"Iya, Kami sedang berkencan sebentar. Lagi pula hal ini tak kan sering terjadi" sela Hikaru di tengah ucapan Liam.
Pak Erwin tersenyum lebar. "Woahh.... Anak seusia mu sudah mengerti apa itu cinta ya.. Mengagumkan" puji pak Erwin setelah mendengar ucapan gadis bersurai putih perak yang mengeletik hati nya.
"Apakah hal ini terdengar sangat aneh?" tanya Hikaru saat dia melihat pak Erwin tertawa geli mendengar ucapan nya.
"Tentu saja!! Apa kau sudah gila" protes Liam yang sedikit kesal.
"Gila? Apa maksud mu? Apa saat ini kau sedang tergila-gila pada ku?" tanya Hikaru dengan nada datar nya. Meski terdengar sangat datar, ucapan Hikaru itu termaksud godaan untuk Liam.
"Hah?!!!"
"Hahaha....Sudah sudah!! Kalian ini sepasang kekasih untuk apa bertengkar seperti ini??" sambung Pak Erwin mencoba menghentikan tawa nya.
"...."
"Kalian lanjutkan saja kencan nya, maafkan bapak telah mengganggu waktu kalian. Bapak akan pergi ke ruang kepala sekolah" kata pak Erwin setelah tawa di wajah nya telah dia selesaikan.
"Ruang kepala sekolah?" tanya Hikaru dengan tatapan datar nya.
Pak Erwin mengangguk. "Tentu, hari ini bapak ada rapat antar guru. Ya mungkin membicarakan kapan hari ujian kalian" jawab pak Erwin dengan senyum lembut nya.
"Lalu?? Bagaimana dengan kelas tambahan nya??" sambung Liam yang terlepas dengan kendali nya bahkan gadis di sebelah nya yang mendengar Liam yang keceplosan dengan pertanyaan, membuat suasana hati nya makin kacau.
"Kelas tambahan?" pak Erwin kebingungan dengan pertanyaan Liam.
Di pihak lain, Hikaru dan Liam yang melihat ekspresi pak Erwin yang kebingungan, membuat mereka sepontan saling menoleh dan menatap satu sama lain. Tebakan nya saat ini salah, bahwa sebenarnya yang saat ini berada bersama saudari kembar nya adalah sosok yang menyamar menjadi pak Erwin.
Padahal dari awal, Hikaru sangat yakin bahwa saat ini Haruko masih menunggu pak Erwin. Itulah mengapa dia lebih memilih pergi menuju ke kantor sekolah, yang sudah pasti pak Erwin palsu akan berada di sana.
Sangat mengecewakan. Hikaru dan Liam segera berlari meninggalkan pak Erwin di belakang nya. Mereka tak punya banyak waktu lagi, niat yang awal nya menjebak malah terjebak dengan situasi ini.
Mengapa di saat saat seperti ini, Hal bodoh malah terjadi, ini kacau. Menyedihkan sekali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments