"apa ini sepadan?" giny bertanya dengan rasa penasaran, risa menatap giny menunggu pertanyaan selanjutnya dari gadis itu, giny melanjutkan pertanyaannya dengan wajah yang serius "kau melibatkan senopati, hanya untuk menghancurkan jasmine?" tangannya menyerahkan semua bukti yang telah di kumpulkannya kepada risa
risa menatap giny dengan mata cerah dan puas "apapun jalan yang di pilih, pasti ada konsekuensinya" dia menunduk dan menatap bukti bukti di tangannya.
"tapi ini sangat besar, jika kau gagal senopati tidak akan melepaskanmu" sebagai seseorang yang telah tidur di ranjang yang sama dengan senopati giny sangat mengetahui bagaimana pendendamnya senopati, dia adalah orang buruk yang selalu membalas musuhnya dengan cara kejam. membayangkannya saja giny merasa ketakutan
'pertanyaannya akankah senopati memiliki kesempatan menangkapanya'
Risa tampak santai, tidak terpengaruh dengan kegelisahan giny. bagaimanapun setiap permainan memiliki resiko, tapi ini baru permulaan akan memalukan jika di gagal, risa pasti akan menang
"dia tidak akan bisa"
dan yang akan dia ganggu dengan buas adalah jasmine, senopati hanya alat dia tidak akan pernah sadar bahwa dia sedang di gunakan. biarkan tangan jasmine yang menarik senopati pada kehancurannya.
"Apa kau akan melakukannya dengan cepat"
risa tersenyum dengan dingin dan menatap giny yang tampak tercenganh "ya hanya satu gerakan, dan mereka akan hancur" dia berjanji pada kata katanya "apa jasmine benar benar akan datang malam ini?" Dia bertanya topik yang lain.
giny mengangguk dengan yakin "ya, senopati sudah mengingatkanku untuk tidak datang, padahal aku ingin melihat rencanamu malam ini" wajahnya yang cantik tampak sangat polos, tidak akan ada yang tahu bahwa di balik kepolosannya banyak laki laki telah tertipu.
"kau bisa melihat jika mau"
giny menarik napasnya dengan berat, dia membuang mukanya kearah jendela, meskipun dia penasaran tapi dia masih sayang pada nyawanya "aku tidak suka jasmine, melihatnya membuat hariku sial" ada perasaan pahit dan api kecil di dalam perutnya, membuat dia tidak ingin mendekati jasmine.
risa terdiam seperti merasakan sesuatu yang aneh, dia bergerak menatap giny pelan pelan, tiba tiba saja hatinya terasa kosong saat melihat wajahnya yang kosong, dia bertanya dengan suara yang jauh "apa dia pernah menamparmu?" Kata kata ini tidak bisa di tahannya.
giny berbalik dan menatap risa terkejut. wajahnya penuh keraguan, dia lalu berkata dengan suara rendah "tidak hanya menampar, saat aku dan dia bertemu dan tidak ada senopati aku selalu berakhir mengenaskan" tubuhnya bergidik tanpa sadar, mengingat hal hal gila yang di lakukan jasmine padanya itu benar-benar mengerikan "kau tahu bahkan dia hampir membuat seorang gadis hampir mati, karena gadis itu tidur dengan senopati"
risa menarik alisnya dia lalu berkata dengan sungguh sungguh "aku akan menamparnya untukmu" dia berjanji pada giny
giny berkedip beberapa kali seperti seseorang yang linglung, mencoba mencerna kata kata risa. perasaannya terasa hangat tiba tiba saja "tidak perlu, aku hanya perlu bahwa rencanamu berhasil, aku mengorbankan banyak hal" dia berkata kembali dengan wajah riang. perasaannya kembali penuh semangat.
risa mendorong sebuah cek ke arah giny, "ini untuk bukti yang kau cari?" Dia tersenyum miris melihat giny yang tercengang.
mata giny melotot melihat nominal uang dalam cek, dia menatap risa ragu ragu, hatinya penuh rasa penasaran mengenai sosok gadis di depannya, jika dia memang kaya kenapa dia tidak menyewa pembunuh bayaran saja langsung, untuk menyingkirkan jasmine tapi malah mengambil jalan seperti ini, menyusun rencana, membuat jebakan, bukankah ini melelahkan dan membuang waktu saja. dia benar benar lupa bahwa gadis di depan seorang pemain. "Terima kasih banyak" giny mengambil ceknya dengan senyuman lebar, sebelum pergi dia mengedipkan matanya pada risa.
Risa menarik kaosnya yang sudah usang untuk menutupi sebagian tubuhnya, matanya menatap dingin pada cermin yang menunjukan sebagian pundaknya, hari ini dia memiliki jam kerja shift malam, harusnya dia masuk jam 8 malam, tapi kali ini risa datang lebih cepat.
sejak jam 6 sore dia sudah sampai di tempat kerjanya, dia tidak langsung masuk tapi pergi ke atap untuk melihat matahari yang tenggelam dengan angin sore yang hangat, duduk dengan tenang tidak memperdulikan kebisingan di bawah matanya. hanya diam dengan sabar, seperti pemburu yang sedang menunggu mangsa datang padanya.
Bibirnya tersenyum lebar dan matanya menjadi hidup saat melihat sosok cantik dan elegan berjalan di jalan utama, matanya terasa semakin tajam seperti panah yang sedang membidik musuh saat melihat sosok yang memakai gaun hitam dengan rambut lurus yang tertata rapi berjalan dengan langkah penuh emosi, seorang pria muda berlari terpogoh pogoh datang menyambutnya, mereka tampak berdiskusi sebentar sebelum memasuki gedung bersama.
risa menggerakan jari jari tangannya, kepalanya miring ke satu sisi, sudah hampir jam delapan ini sudah waktunya dia untuk bekerja,
risa berjalan memasuki ruangan tepat pada saat jasmine sedang memeriksa semua karyawan "akh risa kau baru datang, kemari ikut berbaris" manajernya memanggil dengan ramah, dia sangat menyukai risa karena kerjanya yang cekatan dan rapih,
risa menganggukkan kepalanya, lalu berjalan dan mengikuti barisan, jasmine yang sedang mengecek karyawan senopati berbalik untuk melihat gadis yang baru datang, seperti ada yang menyentil hatinya saat melihat mata bintang milik gadis yang baru datang, dia kembali bergerak dengan ragu ragu sambil memperhatikan gadis kurus yang mengenakan masker, gadis itu mengenakan kaos usang dengan celana jeans belel, dan rambut yang terikat rapih, jasmine merasa penampilannya sangat menyedihkan tapi jasmine tidak menyukai mata bintang miliknya yang terlalu cerah. ini mengingatkannya pada seseorang yang selalu membuatnya merasa gelisah dan marah.
risa berdiri di depan jasmine, tubuh jasmine yang lebih tinggi beberapa inci dari risa membuat penampilan mereka terasa begitu berbeda, "Siapa namamu?" jasmine bertanya, dia memandang wajah risa dengan serius. hatinya berdetak lebih cepat saat menatap wajahnya.
risa mengangkat wajahnya menatap jasmine tegas, ada senyuman yang jelas di dalam matanya "risa, nona jasmine"
Mendengar suaranya yang jernih, tangan jasmine terkepal dengan erat, ada kemarahan namun kepuasan di dalam hatinya, bagaimana bisa dia melupakanya, jasmine telah menandai sosoknya di dalam kepalanya dan memikirkan ratusan cara untuk melenyapkannya.......kini melihatnya langsung di depan matanya, seperti ada Api di dalam hatinya yang berkobar kobar dengan ganas berderak ingin membakar gadis di depannya.
Matanya bergerak menatap orang yang mengikutinya, hanya dengan sekali lirikan asistennya langsung mengerti, dia mengusir semua karyawan senopati hanya menyisakan risa.
semua orang pergi dengan tanda tanya besar di dalam hati masing masing, tapi tidak ada yang berani membuka mulutnya. mereka masih Perlu pekerjaan.
"Apa kau teman kakakku, rendi?" jasmine bertanya pelan, tapi saat mengucapkan kata rendi ada kesan posesif yang luar biasa, matanya menyapu risa dari ujung kepala hingga kaki. memastikannya dengan yakin.
risa tersenyum cerah menikmati amarah pertama jasmine, dia menggerakan bola matanya dengan pandangan sedikit bingung, lalu menatap jasmine dengan mata melengkung yang cantik "akh" risa berseru dengan cepat, tampak menyadari sesuatu "apa kau jasmine adik rendi, aku tidak tahu maafkan aku" risa berkata dengan kerlingan mata polos.
senyum jasmine menghilang dia menatap risa dengan wajah jijik, Api kemarahannya semakin besar di dalam hatinya "kenapa meminta maaf, aku menyapamu juga hanya karena penasaran" jasmine tidak menahan kebenciannya, matanya melotot garang pada risa,
Hanya penasaran, jika dia penasaran kenapa dia harus mengusir yang lainnya, bukankah itu karena dia memiliki niat terselubung, risa balik tersenyum jijik di balik maskernya dia masih mempertahankan tatapan polosnya saat menatap jasmine "benar" risa mengangguk kepalanya penuh semangat, dia memasang tampilan seperti murid polos yang sedang di tegur oleh guru.
"Apa yang benar?" jasmine bertanya dengan kasar, tangannya benar benar gatal ingin menampar gadis ular di depannya, dia memasang tampang polos tapi hatinya benar benar busuk.
"nona jasmine hanya penasaran karena aku dekat dengan rendi" risa menjawab santai, dia mengangkat wajahnya pelan pelan. ada sirat kenakalan di dalam matanya yang terpancar jelas.
tangan jasmine terkepal erat dia menembak risa dengan tatapan yang dingin, dia kembali membuka mulutnya untuk mencibir risa "betul, aku penasaran bagaimana caramu untuk dekat dengan kakakku, tapi sekarang aku sudah tidak penasaran?" tubuhnya bergetar saking jijiknya, pada sikap lagu gadis di depannya
"apa itu cukup, kenapa anda tidak bertanya langsung pada rendi agar semakin puas?" risa sengaja menjawab dengan kata kata seperti, dia tahu semakin tenang dirinya akan semakin marah jasmine.
tatapan jasmien semakin garang dia bergerak mendekati risa, kakinya yang tertutup high eels menekan ujung sepatu risa, risa berdesis tapi untungnya dia mengenakan masker jadi jasmine tidak mendengarnya "kenapa aku merasa nona risa tidak menyukaiku?" jasmine bertanya dengan bola mata yang membesar tampak mengerikan
risa menatap wajah tegas jasmine matanya seterang bintang dan dia bersuara tanpa ragu ragu, seperti seorang pendemo yang di tanya kenapa dia melakukan aksi unjuk rasa "Karena aku menyukai rendi" risa menjawab sama berbisiknya dengan jasmine
jasmine terdiam mencoba mencerna kata kata risa, lalu tiba tiba saja dia ingin tertawa kecil, seperti seseorang yang baru saja mendengar lelucon yang menggelikan tapi tidak pas, tawanya pelan tapi terdengar sangat mengerikan "aku baru kali ini melihat gadis tidak tahu malu sepertimu?" wajah jasmine semerah hati, menandakan puncak emosinya "akh bukan, lebih tepatnya gadis tidak tahu diri?" dia buru buru meralat ucapannya
risa mengangkat wajahnya, merasakan perasan dingin merayap di dalam hatinya, bibirnya kaku di balik masker dan matanya menembak dingin pada jasmine "apa itu kesalahan?" Dia bertanya dengan tenang dan dingin
jasmine terdiam mendengar nada suaranya, kakinya tiba tiba saja terasa gemetar seperti sadar bahwa sesuatu yang salah telah terjadi, tapi dia harus kuat dia tidak boleh lemah di depan wanita ular di depannya. dia tidak akan kalah dari wanita rendah dan busuk ini "berkacalah sebelum berbicara? apa menurutmu kau pantas dengan status keluarga aditama?" Dia berbicara penuh kesombongan
"tapi rendi bukan keluarga aditama?" risa berbalik menyerang jasmine dengan kata kata tenangnya,
wajah jasmine menjadi kaku dia menatap risa dengan mata melebar terkejut. hatinya penuh ketakutan dan gelisah, kenapa gadis ini mengetahuinya, apa rendi yang memberitahunya, dia semakin ketakutan melihat dalamnya hubungan risa dan jasmine.
"Lalu kenapa?" jasmine menjaga suaranya agar tidak terdengar bergetar, "justru karena dia anak angkat, dia harus lebih menjaga kelakuannya, dia harus sadar jika bukan karena keluarga aditama dia tidak akan sesukses sekarang?" Dia meraung dengan penuh penghinaan
"Apa kau selalu seperti ini?" risa tiba tiba bertanya dengan ganas, matanya melotot garang pada jasmine, "tidak heran rendi sangat membencimu, jasmine kau sangat menyebalkan" risa memberitahukan dengan wajah tegas
"kak, rendi tidak membenciku" jasmine berteriak, tidak terima sama sekali dengan kata kata risa yang sembarangan rendi menyayanginya dan akan selalu seperti itu. tidak ada yang bisa merebutnya.
"Apa kau pernah menanyakannya?" risa balik memepertanyakan "lihat apa yang telah kau lakukan padanya" risa bergerak mendekati jasmine dan berdiri di depannya, wajah mereka sangat dekat "keluargamu menipunya, memanfaatkannya, dan kau memaksanya, menyakitinya, memperlakukannya dengan buruk menurutmu rendi adalah anjing di dalam keluargamu?" risa bergetar hebat karena marah, melihat rendi yang di tipu bertahun tahun, meskipun dia dan rendi berada dalam hubungan yang ambigu, tapi melihat rendi yang menderita ditipu oleh keluarga aditama, rasanya risa tidak bisa menerimanya. dia juga telah di tipu dan mengetahui bagaimana rasanya, ketidak berdayaan yang melukai harga diri. mereka pikir mereka siapa?;
"apa yang kau katakan?" Dia bergegas mendatangi risa dan ingin memukulnya tapi langsung berhenti saat risa mengangkat wajahnya dengan pancaran mata yang terang, tidak ada ketakutan sama sekali dalam matanya
"percayalah jika kau menyentuhku bahkan sehelai rambutku, rendi tidak akan pernah melepaskanmu"
keberaniannya hilang di gantikan oleh dingin di hatinya, jantungnya berdetak saat matanya yang terang seperti bintang dengan lapisan jernih, rasanya seperti menatap seekor serigala buas yang sedang menunggunya di tengah hutan. dengan cakar yang tajam.
risa menggerakan wajahnya untuk menempel di telapak tangan jasmine yang masih terangkat "Apa kau takut?" Dia bertanya dengan wajah acuh tak acuh, tidak ada ketakutan sama sekali pada tatapannya, justru yang ketakutan sekarang adalah jasmine. tubuhnya bergetar hebat dan dia menggeliat seperti cacing kepanasan.
risa menyodorkan wajahnya mendekati jasmine dan berbisik pelan, "tapi mungkin jika aku mati, tidak akan ada yang memberitahukan masalah ini, bagaimanapun aku pasti akan tetap hidup dan hidup bahagia dengan rendi" dia mengedipkan matanya lalu pergi meninggalkan jasmine yang termenung di dalam ruangan.
wajah jasmine pucat seperti orang yang baru mengalami serangan kejahatan, hatinya penuh emosi dan dia benar benar ingin membunuh gadis itu,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
choe mix
risa oh risa.kamu pindah kerja kok gampang amat
2022-09-25
1