12 (1)

"Risa apa yang kalian bicarakan tadi?"

wajah risa berbalik, dia menatap manajernya yang berdiri di depannya dengan wajah bingung dan juga penasaran.

bibir risa tertarik tanpa sadar melihat sikap penasarannya "dia bertanya kenapa aku datang terlambat?" risa menjawab dengan tenang, tangannya masih sibuk mencuci piring piring kotor di depannya

manajernya menatap risa dengan alis mengkerut, matanya menatap risa dengan sedikit tidak percaya. hanya karena itu? tapi kenapa reaksi jasmine sangat aneh, dia terlihat pucat dan ketakutan seperti orang yang baru saja mengalami perampokan "risa, katakan dengan jujur, kau masih baru disini dan belum mengerti apapun?" Dia sekali lagi mendesek risa. bagaimanapun dia mengenal jasmine, jika risa memiliki masalah dengannya akan lebih baik risa mengalah.

risa menghentikan kegiatannya dan menatap air yang mengalir dari kran "ibu friska, aku sama sekali tidak berbohong" dia menjawab dan melanjutkan kembali kegiatannya,

ibu friska terdiam selama beberapa saat, matanya terus mengawasi risa dia lalu memutuskan untuk melupakan masalah ini, "Baiklah jika memang tidak ada apa apa, aku tadi hanya takut kau kena tegur hal yang berat" dia berkata dengan pelan dan tatapan aneh, bagaimanapun dia sudah berniat membantu, tapi jika pihak yang ingin di bantu tidak merepotkan dia tidak akan memaksa.

risa meliriknya sebentar, mengawasi ibu friska yang berwajah pasrah "ibu friska tidak perlu khawatir, aku tidak melakukan kesalahan apapun"

ya dia memang tidak bersalah, justru jasminelah yang bersalah , itu sebabnya dia ketakutan seperti orang yang di kejar kejar hantu, tenang saja jasmine ini baru permulaan, risa akan memastikan bahwa jasmine tidak akan pernah tidur dengan damai.

"besok, bisakah ibu memberi saya ijin?" risa mengubah topik pembicaraan

ibu friska tersenyum kecil "Apa kau akan pergi berkencan?" Dia bertanya dengan antusias besok adalah malam minggu waktu yang pas untuk berpacatan, melihat risa yang bekerja keras dalam pekerjaannya, tapi memiliki kekasih ibu friska benar benar lega, setidaknya ada seseorang di sampingnya.

risa terdiam lalu memutuskan tersenyum kecil untuk menjawab pertanyaan ibu friska sebagai jawabannya, dia tidak memiliki kewajiban untuk menjelaskan apapun?

ibu friska tersenyum semakin lebar dia lalu berkata tanpa beban "besok, aku mengijinkanmu" dia menepuk pundak risa lalu berbalik pergi dan melanjutkan pekerjaannya,

risa memiringkan kepalanya, dia menatap ibu friska dengan dalam dalam. ternyata di dunia masih ada orang baik yang peduli terhadap orang orang sekitarnya,

tapi sayangnya risa adalah gadis berhati dingin, dia menjaga perasaanya dan tidak akan membiarkan siapapun untuk melihat dan menyentuhnya, dia menatap tangannya yang penuh busa sabun, lalu mendesah pelan membuang sedikit beban yang mengganjal di hatinya.

jam 5 pagi risa bergegas keluar dari bangunan tempat kerjanya, suasana yang masih cukup lengang, hanya sedikit kendaraan yang melintas di jalanan, risa berjalan dan mengeratkan jaketnya saat tubuhnya merasakan udara pagi yang dingin, halte busway yang di tujunya dapat di tempuh dalam waktu lima menit, dia terus berjalan dengan tenang, matanya melirik ke arah sisi kiri, risa sama sekali tidak bisa menahan seringaiannya.

orang baik, mungkin itu memang ada di dunia ini, tapi risa tidak pernah berharap bertemu orang baik itu, karena dia sendiri adalah orang jahat yang tidak akan peduli dengan orang baik.

seperti yang di harapkan risa, jasmine benar benar tidak bisa tidur dengan damai malam ini, dia mondar mandiri di dalam kamarnya yang besar dengan perasaan campur aduk, sesekali dia melirik jendela, lalu menatap bayangannya yang pucat di cermin, tangannya terus terkepan erat di sisi tubuhnya.

kemana rendi? kenapa seharian ini jasmine tidak melihatnya apa benar seperti yang di laporkan ibu friska bahwa risa pergi berkencan dan itu dengan rendi, pikirannya terasa liar memikirkan situasi sialan ini. rendi tidak mungkin menyukai gadis itu, dia hanya gadis miskin yang memiliki sifat jelek, seseorang seperti itu tidak pantas untuk rendi, tapi bagaimana jika rendi benar benar menyukai, bahkan sekarang rendi sudah mulai berubah, pikiran jasmine terasa semakin kalut.

dia tidak bisa seperti ini, dia merasa akan menjadi gila hanya berdiri di kamar memikirkannya, jasmine harus mencari rendi, dia harus menyelidiknya, seperti apa hubungan mereka, dia harus menyadarkan rendi bahwa risa bukanlah gadis baik, terlebih lagi dia gadis miskin yang tidak pantas masuk dalam keluarga aditama, dia bergegas keluar dari kamarnya, langkahnya tidak teratur dan matanya menatap ke segala penjuru rumahnya yang megah mencari rendi, dia menemukannya rendi sedang duduk di ruang tengah dengan pakaian santai, di lihat dari pakaiannya harusnya dia tidak pergi kemana mana,

"ka, rendi" jasmine bergegas mendatangi pria itu, dia benar benar lega saat melihat rendi yang sedang duduk dengan pakaian santai

rendi, pria itu mendongkak dan menatap jasmine yang berlari ke arahnya, dia sebenarnya ingin menghindarinya, dia sudah muak dengan gadis ini, tapi dia harus sadar. ini adalah wilayah aditama, dia tidak boleh gegabah dan menimbulkan kecurigaan "ada apa?" setelah beberapa detik berpikir rendi akhirnya bertanya.

wajah jasmine terasa kaku saat melihat tatapan rendi padanya, semua perkataan gadis itu mengisi pikirannya, benarkah rendi membencinya? tapi kenapa, apa gadis itu menghasut rendi, jasmine benar benar ingin menampar gadis itu "hari ini kakak pergi kemana?" jasmine bertanya penasaran telapak tangannya terkepal erat di setiap sisi tubuhnya

rendi merasa bingung mendengar pertanyaan jasmine, dia menjawab dengan datar "aku tidak pergi kemana-mana"

jasmine merasa pikirannya kosong, jika rendi tidak pergi kemana mana, itu berarti risa tidak berkencan dengan rendi, lalu dengan siapa? seperti ada batu yang di angkat dari tubuhnya jasmien merasa bebas "Benarkah?" Dia bertanya sekali lagi, ingin memastikan mungkin dia salah mendengarnya.

rendi semakin merasa bingung dengan sikap jasmine, dia sama sekali tidak mengerti apa yang sedang di pikirankan jasmine, apa gadis ini mulai mengendus rencananya "ya aku, tidak pergi kemana mana" rendi menjawab dengan tegas

jasmine memandang rendi dengan mata segar, dia benar benar lega, lagipula mana mau kakaknya dengan gadis rendah dan busuk seperti itu, kakaknya pasti sudah mengetahui sifatnya yang seperti ular berkepala dua......jasmine merasa lega, tubuhnya terasa ringan, dia tidak bisa menahan senyumannya. kalau begitu dengan siapa gadis kampung itu berkencan, jasmine melirik rendi, tunggu apa rendi mengetahui risa pergi berkencan, jika dia tahu, itu berarti mereka hanya berteman dan yang berharap lebih adalah risa, wajah jasmine penuh cibiran saat memikirkannya, tapi jika mereka saling menyukai bukankah itu artinya risa mengkhianati rendi saat ini. perasaannya kembali gelisah.

"ka rendi, bagaimana kabar temanmu risa?" jasmine menatap rendi dengan hati hati, menunggu reaksi pria di depannya,

rendi berbalik dan menatap jasmine intens, pikirannya terasa terganggu, kenapa jasmine menyebutkan nama risa? ini sudah dua bulan lebih sejak pertemuan mereka, bahkan rendi sendiri sudah lama tidak bertemu risa, gadis itu seperti menghilang di telan bumi, dia akhirnya bertanya dengan perasaan tidak jelas "kenapa kau menanyakannya?"

jasmine terdiam selama beberapa saat dia lalu menjawab dengan suara jelek "kemarin aku bertemu dengannya?"

"dimana kau bertemu dengannya?" hati rendi terasa gusar tanpa sebab, entah kenapa dia merasa bahwa sesuatu akan terjadi, risa diibaratkan seperti seekor singa, jadi saat singa turun gunung itu berarti dia sudah siap untuk berburu, apakah kali ini risa sudah akan menyerang lagi. tapi kenapa dia langsung menemui jasmine, dan tidak menjelaskan rencananya kepada rendi, bahkan gadis itu setelah dia membahas masalah mahesa tidak pernah mengabarinya lagi. tangan rendi terkepal tanpa sadar.

rahang jasmine terasa mengeras, hatinya terasa panas melihat reaksi rendi, dia bisa melihat bagaimana pedulinya rendi pada gadis itu "apa yang kakak harapkan darinya?" jasmine tidak bisa menahan kebenciannya, ****** itu kenapa dia harus hadir di hidup rendi.

"apa maksudmu?" rendi balik bertanya, dia merasa terganggu dengan sifat jasmine yang terlalu mengaturnya, dia sudah muak,

"apa yang kakak suka darinya?" tangan jasmine bergetar dan matanya penuh kemarahan, tapi sekuat tenaga dia menahannya "dia gadis miskin yang tidak jelas asal usulnya, apa menurut kakak dia pantas masuk dalam keluarga kita?" jasmine mencibir dengan wajah memerah, matanya terasa panas saat ini

rendi merasa marah, matanya menatap jasmine dingin, benar ini adalah sifat asli jasmine setiap ada gadis yang dekat dengannya jasmine pasti akan menjelek jelekannya dan meminta rendi untuk menjauhinya dan begonya rendi dia pasti akan langsung menurutinya, karena dulu dia tidak mengetahui apapun "jangan merendahkan orang seperti itu, kau tidak mengenalnya jasmine" rendi memperingatkan jasmine

jasmine terdiam melihat bantahan rendi, merasa tidak percaya, dia tiba tiba saja merasa tubuhnya panas seperti ada yang menyalakan Api kecil di hatinya, dia tidak akan memperdulikan apapun lagi, dia akan berbicara dengan keras agar rendi sadar "kakak yang tidak mengenalnya, apa menurut kakak dia gadis baik? dia hanya gadis busuk dengan sifat ular, aku tidak akan membiarkan ka rendi bersama dengannya"

"jangan ikut campur urusanku?" rendi benar benar marah saat ini, matanya berkobar seperti api dan ada aura dingin yang membuat jasmine terdiam,

apa yang telah di katakan gadis itu hingga rendi seperti ini, bahkan rendi kini sudah tidak mempercayai kata katanya lagi dan tidak mau mendengarkannya, apa rendi benar benar menyukai risa, kepala jasmine terasa panas seperti ada yang membakarnya, dia benar-benar membenci gadis buruk itu "ini bukan ikut campur, aku hanya ingin menyadarkan kakak, gadis itu bukan gadis baik baik, apa kakak tahu dia sekarang bekerja di bar senopati?"

senopati, kepala rendi semakin pusing memikirkannya, kenapa risa bisa ada disana, sebenarnya apa yang di rencanakan gadis itu? rendi menarik napasnya mencoba mengendalikan suasana hatinya "Lalu apa masalahmu, apa dia bekerja disana sebagai pelacur?" ?

jasmine tercengang dia benar benar tidak menyangka rendi akan menjadi seperti ini, dia merasa kaku saat akan menjawab pertanyaan rendi, dia benar benar marah saat ini "dia gadis menjijikan, aku tidak akan membiarkan kalian bersama?" seluruh tubuh jasmine mengejang dan di benaknya dia benar benar ingin menginjak nginjak gadis itu sampai berdarah darah

"ada apa denganmu?" rendi bertanya dengan rendah, dia menembak mata jasmine menyalurkan rasa bencinya pada gadis itu

"aku peduli dengan kakak, itu sebabnya aku memberitahukan hal ini, kakak harus sadar bahwa risa tidak pantas untuk kakak"

hati rendi benar benar dingin matanya yang kecoklatan seperti lumpur kering, bibirnya kaku lalu dia berkata dengan suara yang terkesan dingin "pantas atau tidak, itu masalah kami, bukan kau yang memutuskan?"

jasmine menarik napasnya, yang terasa berat, paru parunya terasa sempit "baik jika kakak tidak ingin mendengarkanku" jasmine berkata dengan suara bergetar, jasmine akan mengatakannya bagaimana kelakuan gadis busuk itu, dia benar benar tidak sabar melihat reaksi rendi saat mendengar bahwa risa pergi berkencan, "ka rendi kenapa tidak menghubungi risa, lalu tanyakan dia sedang dimana?" jasmine berkata dengan serius, alisnya yang cantik melengkungg tajam membuat tampilannya terasa arogan.

alis rendi menukik tajam mendengar perintah jasmine dia lalu bertanya dengan wajah malas "kenapa aku harus melakukannya?" Dia tahu bahwa jasmine pasti sedang merencanakan sesuatu.

jasmine memasang senyum sombong di wajahnya "karena aku mendengar bahwa dia sedang pergi berkencan, tadinya itu ku pikir dengan ka rendi, tapi ternyata ka rendi berada dirumah, jadi dengan siapa pergi?" jasmine memberitahukan dengan penuh semangat melihat mata rendi yang gelisah entah kenapa dia merasa senang "apa kakak tidak berani?" Dia kembali bertanya dengan puas saat melihat wajah rendi yang bingung.

rendi mengusap wajahnya dengan bingung, berkencan, kenapa pula hatinya terasa tidak rela saat mendengarnya, hak risa untuk berkencan dengan siapapun, apalagi dia sekarang sangat cantik, pasti banyak yang mengejarnya "aku tidak ingin mengganggunya?" rendi berkata dengan bingung, perasaanya sesak seperti ada yang mencubit hatinya.

"kenapa mengganggunya, ka rendi adalah orang yang di sukainya" jasmine memberitahukan dengan tidak rela,

rendi menarik napasnya, dia menatap jasmine dan tahu bahwa gadis ini tidak akan melepaskan masalah ini, meskipun api sebenarnya dia juga penasaran, apa benar risa pergi berkencan, dengan siapa dia pergi berkencan, kenapa risa tidak pernah membahasnya, rendi akhirnya memutuskan mengambil telpon genggamnya untuk menghubungi risa dan menyelidiki kebenaran dari kata kata jasmine

panggilan pertama langsung di jawab, risa menjawab dengan suara serak yang menandakan dia baru sja bangun tidur

"ada apa rendi?" nadanya hangat seperti masalalu, tangan rendi terasa bergetar tanpa sadar saat mendengarnya, bibirnya tanpa sadar tertarik pelan.

jasmine yang melihat interaksi itu menjadi tidak sabar, dia mencubit rendi untuk melakukan apa yang di perintahkannya, tunggu saja sampai kebenaran terungkap.

"apa yang kau lakukan hari ini?"

ada Keheningan lama seolah olah risa sedang berpikir, membuat wajah rendi dan jasmine tegang, rendi menelan ludahnya, sementara jasmine matanya tampak liar.

"aku pergi mengunjungi ibuku, sudah lama aku tidak mengunjunginya"

perasaan rendi terasa plong, dia berbalik melirik jasmine yang kini berwajah merah penuh amarah, tampak tidak terima

jasmine tidak terima gadis ini pasti berbohong, dia pasti tahu bahwa jasmine yang mengadukan masalah kencannya pada rendi, dia menarik lengan rendi tidak sabar mendesak rendi untuk memastikannya sekali lagi

"selain itu kau pergi kemana lagi?"

"aku tidur seharian, aku kemarin bekerja malam dan merasa tubuhku sangat lelah"

"betul seperti itu?"

"apa kau ingin menyalakan video, aku baru bangun tidur saat ini dan masih memakai piyamaku. aku juga pergi dengan temanku apa kau ingin bertanya dengannya?"

"aku hanya penasaran dengan harimu?"

"kenapa kau tidak kemari jika merindukanku" nada centil yang menggoda itu membuat rendi seperti kehilangan kesadarannya, tanganya kembali bergetar

"besok aku akan mengunjungimu" rendi memutuskan dengan segera, dia mematikan telfonnya lalu menatap jasmine yang memiliki ekpresi tidak terbaca

"di pasti berbohong" jasmine berkata langsung dengan ekpresi keras, matanya penuh kebencian, tangannya terkepal erat di sisi tubuhnya,

rendi menatap jasmine lelah, dia bergerak menghindari jasmine melangkah masuk ke kamarnya

Terpopuler

Comments

choe mix

choe mix

sementara kasih mawar dulu yaaa...tetap semangat!

2022-09-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!