Tuan andi, mengadukan ngaduk berkas di dalam tasnya, matanya sesekali menatap sekitar dengan waspada, hari ini dia sedang dalam tugas untuk menyelidiki rumah sakit yang di kelola Aditama,
semua berawal dari ucapan bagas yang mengatakan melihat nyonya bhaskara yang sedang berobat di rumah sakit aditama, meskipun bagas sering berbicara asal dan tidak berguna tapi bagi mahesa yang selalu curiga dengan nyonya bhaskara bagaimana mungkin dia akan melewatkan petunjuk sekecil ini,
Tuan andi duduk tenang, dan menatap seorang gadis yang keluar dari sebuah ruangan, dia yang berdiri di lantai tiga bisa melihat dengan jelas bagaimana memukiknya alis gadis yang berjalan itu, di belakangnya berlari seorang pria tua yang tampak tergesa gesa
"mahesa"
Tuan andi, memanggil mahesa yang sedang duduk dengan mata terpejam menikmati dinginnya angin malam yang bercampur aroma rumah sakit.
mata mahesa terbuka, mutiara hitam miliknya bercahaya di tengah kegelapan malam, pakaiannya yang berwarna hitam membuat sosoknya menyatu dalam kegelapan malam. dia melirik tuan andi datar, bibirnya lurus kaku menunjukan ketidakpedulian
"dia anak buah, mahendra?" Tuan andi berbicara dengan penuh semangat, mengabaikan mata tajam milik mahesa
mata mahesa hidup dia bergerak lalu menatap ke arah pria yang masih mengikuti gadis di depannya, tubuhnya yang gempal tampak seperti bola lambat di tengah kegelapan malam.
senyum mahesa mengembang dia menatap bola kusut itu, dia berbicara dengan penasaran dan kepuasan "kenapa dia keluar? ku pikir mahendra akan menyembunyikannya dengan rapat"
mata tuan andi memicing saat melihat pria bulat di bawah menarik gadis di depannya dengan penuh semangat, wajahnya tampak menyeramkan dengan kumis hitam membuat dia tampak bengis. Gadis itu mencoba berjuang tapi kekuatannya yang lemah tidak berarti apa apa
mahesa tersenyum dingin, matanya menatap pria di depannya jijik "orang orang di sekitarnya sangat sampah"
Tuan andi mengangguk setuju "jadi sesuai dugaanmu, nyonya bhaskara bekerja sama dengan aditama" dia berbicara dengan kagum
"persis seperti itu" mahesa berkata puas, tapi hatinya terasa dingin. seberapa dalam kolam lumpur ini, jenis monster apa saja yang hidup di dalamnya?
aditama dan selly, bekerja sama dengan black king, selly bekerja sama untuk menyingkirkan ibunya tapi aditama apa yang ingin di raihnya dengan bekerja sama dengan black king, firma? tapi adiguna masih hidup,
"ada berapa kepala, di firma?" mahesa bertanya dengan ragu
Tuan andi melirik mahesa, lalu berkata pelan "dua, adiguna dan aditama"
"cari tahu, apa adiguna pernah mengalami kecelakaan"
Tuan andi mengangguk, dia kembali menatap pria bulat di bawah, hatinya merasa tidak tenang saat melihat bagaimana berusahanya gadis itu agar terlepas dari cengkraman pria bulat itu dia merasa bahwa dirinya seorang pengecut yang hanya diam saja saat melihat seorang gadis kesusahan
"kita tidak akan menolongnya?" Tuan andi melirik mahesa ragu ragu,
mahesa menatap cerah ke depan, tubuhnya yang tegap tampak mempesona dalam kegelapan malam, "kita jangan merusak kesenangan orang lain" mahesa menjawab santai. dia mencodongkan tubuhnya dan mengelus pagar rumah sakit dengan keras.
Tuan andi yang tidak mengerti menatap mahesa bingung, dia ingin bertanya lebih lanjut tapi langsung terkejut, sejak kapan?
"Sejak kapan dia disana?" Dia berseru tertahan, bingung dan juga heran.
mahesa masih menatap ke depan bibirnya tertarik pada satu sisi, membuat wajahnya yang tampan terasa dingin dalam kegelapan malam.
Risa paling benci pria yang menindas wanita lemah, dia jijik dan ingin sekali membunuh pria pria sampah yang berperilaku seperti itu, matanya mengeluarkan tatapan seperti ingin membunuh saat melihat keadaan di depannya,
gadis di depannya meminta tolong dan ada beberapa luka memar di lengannya yang menunjukan bahwa dia mencoba melawan sekuat tenaga, pria yang menariknya seperti kesetanan, wajahnya merah penuh amarah dan tekad,
risa berjalan dengan santai, tangannya membawa kardus besar yang menutupi setengah badannya dia berjalan dengan sampoyongan seperti membawa beban yang besar, dia tidak melihat lihat jalan dan akhirnya menabrak orang depannya, orang itu terjungkal lalu jatuh dengan menyedihkan kepala menyentuh jalan aspal yang kasar.
"bangsat, siapa yang berjalan sembarangan?" Dia berbalik dengan wajah ganas dan memelototi Risa galak,
matanya menangkap seorang gadis kurus dengan pakaian perawat, wajahnya terlihat lembut dengan mata besar seperti bintang, dia sempat berpikir mungkinkah wanita cantik dan kecil ini yang mendorongnya, dia sekali lagi meneliti dan melihat kardus besar di tangannya, dan langsung menyadari bahwa gadis cantik itu tidak sengaja, amarahnya sedikit mereda saat melihat wajahnya yang cantik.
risa menatap pria yang tengkurap di bawah dan tersenyum dingin "apa ini Tuan Mario?" suaranya yang jernih seperti air membuat pria itu terdiam, dia meneliti risa dari ujung kepala dan kaki, hatinya penuh amarah tapi matanya penuh ketertarikan pada kecantikannya, sial kenapa selama ini dia tidak melihat gadis cantik ini, dia pasti akan langsung menangkapnya
Mario bangun, dia melupakan rasa sakit dan kemarahannya "Siapa kau? apa kau tidak memiliki mata, berjalan dengan benar nona." Dia bertanya masih dengan nada jengkel. tapi semakin dia melihat wajah gadis itu kemarahannya dengan cepat menguap.
risa, melirik gadis di belakangnya yang merintis "aku meminta maaf tuan Mario, barang yang kubawa sangat berat"
Mario terdiam dan menatap risa dengan penuh perhatian, sikap yang pemalu dan lemah lembut, gadis di depannya persis seperti anak kucing "Ya, kau tidak sengaja itu bisa di maklumi" dia bangun buru buru dan mendekat ke arah marisa
Risa tersenyum malu, matanya jernih dan berkedip beberapa kali dengan lemah, dia melirik gadis di belakangnya dan melihat bagaimana penampilannya yang menyedihkan "sekali lagi maafkan aku tuan Mario" dia membungkuk sopan dan berjalan kembali ke depan, kardus yang besar menghalangi pandangannya membuat dia tersandung pelan, tuan Mario buru buru menangkapnya "Terima kasih tuan Mario, anda sangat baik"
Tuan Mario terkekeh kecil melihat tampilannya yang manja, sangat menggemaskan, "hey, tidak apa apa, ayo biarkan aku membantumu, kardus ini pasti sangat berat bukan?" dia dengan senang hati mengangkat beban di tangan risa
mata risa berbinar, dia tersenyum dengan lebar, matanya memberikan arahan pada gadis mengenaskan di belakangnya untuk pergi "Terima kasih banyak, aku tidak menyangka tuan Mario sebaik ini"
senyum mario semakin mengembang giginya yang kenang terkena pantulan sinar jalan, dan perutnya yang buncit bergoyang goyang "tidak seberapa, ayo ini akan kau taruh kemana?"
risa memimpin jalan dan tersenyum, dia berkata dengan ramah "apa yang tuan dan gadis itu lakukan?"
Tuan Mario sepertinya beru menyadari sesuatu dia melirk gadis yang kabur dengan kesal padahal sedikit lagi dia bisa menangkapnya, tuan Mario melirik risa dan rasa kemarahannya langsung menguap melihat betapa cantiknya risa. "Bukan apa apa, tadi aku menolongnya dan sekarang sudah selesai"
bau obat tercium semakin kuat, risa mendorong pintu kecil di depannya ruangan begitu gelap, hanya cahaya jalan yang memberikan sedikit penerangan "Tuan Mario sekali lagi terima kasih banyak, aku akan melakukannya sendiri" risa mengambil alih kardus di tangan tuan mario
Tuan Mario yang mengikuti seperti anjing membusungkan dadanya, kepalanya menyala dengan ide ide gila, di dalam sangat gelap, bukankah keadaan ini sangat pas, dia melirik risa yang sedang berjalan di antara dua rak tinggi, matanya semakin menyala penuh nafsu "bukan masalah besar, aku senang membantu. biarkan aku membantumu nona"
risa membalikan badannya lalu menatap tuan Mario, "hati hati tuan Mario disini gelap....." Sebelum kata katanya selesai tuan Mario jatuh berguling guling, seperti ada yang mendorongnya dengan kekuatan yang keras
risa berbalik dengan tergesa gesa dan mendengar rintihan seperti landak dari tuan Mario, dia sepertinya terkena sesuatu yang tajam "Anda tidak apa apa?" risa bertanya pelan, suaranya penuh keprihatinan
Tuan Mario melolong seperti anjing yang di tusuk pantatnya "tidak apa apa" dia berkata dengan susah payah.
"maafkan aku disini gelap, aku tidak melihatnya" risa berkata terburu buru saat menyadari kakinya menginjak kaki tuan Mario "Tuan Mario ayo biarkan saya membantu anda" risa melepaskan kardus di tangannya dan menghantam perut tuan mario
"maafkan aku, aku benar benar tidak sengaja" risa berseru panik "apa anda kesakitan?"
Tuan Mario tidak bisa berkata kata, perutnya sakit, kakinya dan tangannya perih. tapi tubuhnya bergetar karena marah dia melihat risa yang berjalan kearahnya dengan meraba raba "ayo tuan Mario bangun" risa mengangkat tangan Mario, tapi perbandingan tubuh mereka sangat jauh seperti sapi dan kucing, risa berpegangan pada rak di sampingnya dan menarik tubuh tuan Mario dengan sekuat tenaga, guncangannya terlalu besar dan itu membuat rak bergoyang, sebuah ember besar jatuh dan hampir mengenai kepala mereka, risa melepaskan tangannya dan mendorong tuan Mario, dia tidak menyadari bahwa ternyata tuan Mario akan menabrak rak satunya lagi "Tuan mario" risa berteriak histeris dan berlari kearahnya "Anda tidak apa apa?"
"berhenti, berhenti membantuku" Tuan Mario berteriak geram, dia tidak tahu harus marah apa sedih saat ini.
"Tuan Mario apakah anda marah?" risa bertanya hati hati, matanya yang besar bersinar dalam kegelapan malam
Tuan Mario tertegun tidak tahu harus marah apa terpesona, gadis ini benar benar membuatnya linglung "aku tidak marah, disini sangat gelap berhenti melakukan apapun"
risa mengangguk pelan, "disini sangat gelap ayo kita segera pergi"
Tuan Mario mengangguk dengan bantuan risa di berjalan tertatih tatih menuju pintu keluar, tuan Mario tidak bisa untuk menahan tatapannya, semakin dia menatapnya bayangan dan fantasi gila muncul di kepalanya, rambutnya sangat hitam dengan mata cerah yang bersinar dalam kegelapan malam, hidungnya tinggi dengan bibir merah yang segar, matanya bergerak pada area dadanya dia sangat kurus tapi memiliki lekuk tubuh yang pas, dia mungkin tidak sexy tapi wajahnya tetap saja sangat menawan.
Tuan Mario melirik sedikit sudut gelap di pojokan, tempatnya sangat pas dia hanya perlu menariknya ke sudut gadis ini tidak akan bisa melawan, dia tersenyum lebar dan mengepalkan tinjunya lalu menarik risa ke sudut ruangan yang gelap,
tuan andi dan mahesa yang berdiri di luar gudang menunggu dengan menahan dingin udara malam, mereka saling melirik beberapa kali saat mendengar suara rintihan menjijikan dan barang barang jatuh,
"aku sangat penasaran?" wajah tuan andi terus menatap ruangan yang tertutup dengan mata cerah
mahesa bersidekap dada, bibirnya lurus kaku, "Ayo kita masuk"
Tuan andi tersenyum lebar lalu mendorong pintu dengan hati hati, mereka mengendap ngendap dan mencoba menyesuaikan pandangan mereka, mata mereka memutar dan menemukan seorang gadis sedang berjongkok dan seorang pria terlentang bau amis menyeruak menerpa hidung mereka
"Tuan mario, seorang pembunuh dan pemerkosa keponakannya?" Suara gadis itu terdengar dingin dan ada sedikit nada ejekan yang pahit
mario sangat terkejut dan menatap risa yang berjongkok dengan marah "apa yang kau katakan?"
risa bergeser satu langkah dan menatao marlo, tangannya memainkan kayu di tangannya "Akh apa ini tuan mario, yang melecehkan tiga perawat dan memukulinya hingga koma"
Mario bergetar marah, kepalanya menjadi dingin dan dia menatap risa dengan mata melotot.
risa tersenyum dingin dan mendorong kayu di tangannya pada aliran darah di tangan tuan mario, ruangan kesakitan terdengar jelas "sakit?" risa bertanya dengan polos "bukankah ini yang kau lakukan pada gadis yang koma itu"
lolongan Mario semakin keras dia tidak bisa melawan, tubuhnya sakit dimana mana "omong kosong, aku akan membawamu ke penjara, lihat bagaiamana caramu mengalahkanku di pengadilan, kau pikir dirimu bisa mengalahkanku kau hanya orang biasa, sementara aku," dia bersumpah dengan jelas
risa menunduk dan menatap tuan marlo dengan jelas "lakukanlah" risa menjawab tanpa takut "Lalu lihat apa yang akan kulakukan padamu juga, aku akan datang kerumahmu menyumpahi semua keluargamu lalu memberitahukan semua tetanggamu bahwa kau seorang penjahat menjijikan yang suka melecehkan wanita. lihat apakah kau dan keluargamu bisa keluar dengan kepala tegak?"
Mario ingin bangun dan menyerang risa tapi tanpa di sangka sangka risa menekan lukanya membuat dia terjatuh kembali ke lantai yang dingin, darah kembali mengalir dari tubuhnya, "Kau jahanam"
risa bangun lalu bergerak mendorong pembatas di depannya seorang wanita dewasa terlihat bersembunyi pakaiannya acak acakan, wajahnya pucat dengan mata berkedut
"Terima kasih sudah membantuku" risa tersenyum pada wanita yang bergetar itu "tuan Mario apa anda mengenalnya?"
Mario mengangkat tubuhnya, wajahnya tercengan beberapa kali dia berkata dengan suara bergetar
risa tersenyum pelan melirik dua orang di bawah kakinya, game over
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments