11 (1)

malam yang sedikit cerah, bulan mengintip dari balik awan awan kelabu, angin musim panas yang dingin berhembus, asap yang tebal antara rokok dan kendaraan bercampur, Risa duduk di atas kursi usang, matanya menatap lurus kebawah dengan pada jalanan yang di penuhi kendaraan yang berlalu lalang, menikmati ketenangan malam yang panjang, hari sudah larut tapi dia semakin menyukainya. semakin tenang keadaan semakin nyaman hatinya.

"sampai jam berapa shitfmu?" seorang gadis datang dan duduk di sebelah risa, bibirnya yang kemerahan menghisap rokok yang tinggal setengah di tangannya, dari tubuhnya tercium bau alkohol yang samar, matanya yang cerah mengawasi risa, ada senyum samar di mulutnya. tangannya bergerak merogoh saku jas dan melemparkan sebuah cek di tangannya kearah risa.

risa menatap gadis di depannya dengan mata yang bersinar terang, membuat matanya sangat cantik dan menarik perhatian "jam 5" risa menjawab santai, tangannya menatap kertas di atas kursi dengan malas.

"kenapa kau masih memakai masker, tidak ada siapapun di sini?" gadis di depannya berkata dengan tidak sabar, tangannya gatal ingin menarik masker di wajah kecil milik risa,

jika saja dia memiliki wajah seperti risa, dia akan memamerkannya pada dunia, biarkan semua pria tertipu oleh wajahnya yang tampak segar dan hidup, biarkan para gadis gadis iri sampai menangis dengan kecantikannya yang menawan.

"mungkin ada atau tidak yang mengawasiku" risa menjawab dengan pikiran tidak peduli, biarkan mereka mengawasinya lalu terjebak olehnya.

gadis itu menghela napas dengan pasrah, "katakan padaku?" matanya menatap risa dengan sungguh sungguh "apa kau seorang penipu, yang di cari orang orang?" Dia bertanya dengan ekpresi serius yang jelas

risa mengangkat alisnya mengamati wajah gadis di depannya, dia lalu tersenyum kecil di balik maskernya "menurutmu aku penipu?" Dia balik bertanya dengan suara sejernih air yang menenangkan "apa ini kurang?" matanya menatap dengan penuh maksud pada cek yang tergeletak di atas kursi

gadis itu menekan rokoknya ke asbak dengan kasar, matanya bergerak menilai risa dengan bibir sedikit kaku, dan menyadari ada sesuatu yang salah "tentu saja, penampilan lemah dengan sikap kejam, siapapun akan tertipu," dia berkata cukup tajam, ingin melihat ekpresi risa di depannya, tapi sama sekali tidak ada reaksi, dia tetap tenang. perasanya menjadi semakin tidak tenang "aku tidak suka melakukan transaksi tanpa tahu tujuannya, aku takut kau akan menipuku?" Dia berkata dengan jujur.

"apa menurutmu senopati juga bisa aku tipu?"

gadis di depannya terdiam seperti mencoba mencerna kata kata yang di ucapkan risa, matanya menatap risa dengan hati hati, bibirnya tertarik puas tapi ada sedikit kedutan pada ujung bibirnya membuat penampilannya terasa sinis "aku sudah menebaknya" dia tampak cantik dan memikat "kau mendekatiku ingin mencari tahu tenang senopati" tangannya terkepal pada setiap sisi, jika saja dia tidak melihat tindakan risa yang menaruh cek di kantong jasnya, giny pasti akan mengira bahwa gadis di depannya benar benar datang untuk bekerja buka untuk menyelidiki senopati. tapi pertanyaannya kenapa harus Dia?

risa menatap gadis di depannya dengan santai, tidak terpancing oleh kesinisan yang di tunjukkan gadis di depannya "aku tahu kau sangat pintar" risa memberikan pujian yang tidak berarti, matanya menembak dingin pada gadis di depannya "jika tidak bagaimana caramu untuk bertahan disisi senopati selama ini?" risa bertanya dengan nada dingin, matanya semakin terang seperti matahari yang akan membakar gadis di depannya.

ada Keheningan yang tercipta di antara mereka, baik giny dan risa saling bertatapan tampak sedang mengukur kekuatan masing masing "aku tidak bisa berbasa basi, katakan apa yang kau inginkan?" giny memutuskan dengan perasaan tidak yakin,

Risa bergerak mendekat dia lalu berbisik di kuping gadis itu, kata kata yang di ucapkan sederhana, tapi giny merasa bulu kuduknya berdiri semua matanya melebar merasa terkejut, dia merasa kata katanya gila tapi perasaanya terasa panas seperti ada yang menyalakan api di dalam hatinya membuatnya terbangun dalam rasa penasaran.

"Apa untungnya itu untukku?" giny menatap risa dengan pandangan tidak yakin.

risa menatap gadis di depannya lalu menyeringai pelan melihat tatapan matanya yang tampak bimbang, tidak tuannya tidak peliharaannya sifatnya sangat sama, sama sama tidak mau rugi. berikan makanan yang banyak pada peliharaannya maka dia akan mengkhianati majikannya.

"surat kontrak antara dirimu dan senopati, aku akan menghilangkannya" risa berbalik tidak menatap giny, suaranya sangat kalem.

mata giny melebar dengan terkejut, tiba tiba dia merasa napasnya terasa sesak, bibirnya kering, dia merasa wajahnya terasa panas dan kaku "aku benar benar tertipu olehmu, jadi kenapa aku harus percaya padamu?" Dia bertanya pelan dan merasa marah tanpa sadar, membayangkan seseorang mengetahui rahasianya dan memanfaatkannya. itu seperti terasa membiarkan seseorang memainkannya di telapak tangannya.

risa bangun, lalu berdiri dan berjalan beberapa langkah "karena senopati tidak akan pernah berubah, dan tidak akan pernah melepaskanmu? kenapa kau tidak pernah sadar" risa berbalik dan berkata dengan wajah tidak peduli

seperti seseorang yang baru saja di tampar, matanya berkedip dengan bingung mencoba mencerna kata katanya, lalu giny merasakan seluruh tubuhnya terasa bergetar hebat dan ada emosi yang terbangun di dalam hatinya, dia rasanya ingin berbalik menyerang gadis di depannya, tapi dia tidak bisa karena dia tidak mengetahui tentang gadis di depannya. dia menghisap rokoknya dengan kekuatan penuh lalu menghembuskan asapnya dengan keras untuk menekan emosinya.

"tidak perlu marah, aku bukan bermaksud menghinamu, aku hanya ingin mengatakan yang sebenarnya, senopati tidak akan pernah berubah, baik perilakunya maupun sikapnya"

"apa kau mengenal senopati?" giny mencibir dengan dingin, dia menatap gadis di depannya, pikirannya terasa aneh saat melihat sikap tenangnya.

risa menarik bibirnya kecil, kepalanya bergerak memikirkan sesuatu, dia kembali melanjutkan kata katanya dengan wajah tidak peduli "aku mengetahuinya, senopati menahanmu karena mengetahui bahwa kau yang paling menguntungkan, jika bukan karena kecantikan dan kepintaranmu tempat ini tidak akan berkembang"

mata giny seperti laser tajam, menembak risa dengan kejam, tangannya bergetar dia tidak bisa menerima kata katanya sangat kejam ini, ini benar benar telah melukai harga dirinya, tapi seperti ada sesuatu yang berteriak di dalam pikirannya itu benar, yang di ucapkan risa adalah kebenaran, giny tahu kenapa senopati masih mempertahankannya, karena dia adalah gadis nomor satu dalam bar milik senopati, kecantikannya membuat pria penasaran dan mengantri untuk mencarinya, dia mudah membaca situasi membuat orang orang senang berintrtaksi dengannya.⁵

"apa itu masalah, selama aku masih menguntungkan aku masih aman, kenapa aku harus berulah" dia berkata dengan wajah tidak suka, seperti seseorang yang baru di tusuk oleh jarum kecil.

"terlalu nyaman dan tidak mengetahui dunia luar, itu sebabnya kau begitu ceroboh dan gegabah" risa berkomentar dengan nada tajam yang jaram

"mulutmu sangat tajam, nona" giny benar sekuat tenaga menahan tangannya agar tidak bergegas menjambak gadis di depannya.

Risa menatap dengan mata yang begitu jernih, membuat gini terdiam dan terpesona melihat lapisan jernih yang menyegarkan ini. seperti melihat sebuah sungai yang jernih dan dalam, menggoda siapapun untuk meloncat dan mencoba kejernihannya "prajurit yang sudah tua akan di hentikan, barang yang sudah rusak dan usang akan di buang, dan bunga yang sudah layu akan di tinggalkan"

seperti air hujan dingin yang jatuh di wajah giny, mendengar kata katanya membuat pikirannya tiba tiba jelas dan cerah. benar! sampai kapan dia akan bertahan di sisi senopati? sampai kapan dia harus terikat oleh pria itu? saat ini dia masih cantik, muda dan menarik. giny tidak perlu mengkhawatirkan apapun, tapi saat dia sudah tidak muda? kecantikannya luntur dan banyak gadis muda yang lebih menarik berdatangan, akankah dia tetap menjadi nomor satu,

hidup itu kejam, roda hidup selalu berputar, hidup tidak selamanya di atas. matanya bergerak menatap risa dan sesuatu timbul di hatinya. tiba tiba saja dia merasa gadis di depannya menarik, kata katanya kejam tapi pikirannya jernih dan segar, seseorang seperti ini giny meliriknya sekali lagi menganalisanya dengan lebih dalam, bibirnya tertarik puas, saat menyadari sesuatu, orang seperti ini bukan orang yang tahu bermain saja, tapi dia orang yang benar benar mengerti permainan.

giny menyeringai dengan lebar, lalu bangun melangkah mendekati risa dan memgambil tempat di sebelahnya, melihat matanya yang seperti bintang dia merasa tidak buruk untuk membantunya "pastikan rencanamu berhasil karena jika gagal aku mungkin akan berbalik untuk melawanmu" dia berbisik dengan sungguh sungguh.

"aku tidak akan gagal, karena aku tahu bagaimana strategi musuhku dan juga kelemahannya"

giny menarik alisnya dengan penuh semangat, matanya sekali lagi memandang risa perasaanya terasa gelisah seperti melihat hewan buas dengan kejam dan buas, tapi entah kenapa dia menyukainya, melihat dia mengintai musuh dan mecabik cabiknya terasa menarik, dia bersyukur gadis ini bukan salah satu gadis yang dimiliki senopati, dia tidak bisa membayangkan jika lawannya adalah gadis dengan karakter seperti ini, giny pasti telah menderita kekalahan yang hebat,

"Sekarang, apa yang harus aku lakukan?" giny menyalakan rokoknya yang baru, lalu menghisapnya dengan tenang tampak menikmati rasa dalam rokok. matanya yang memiliki tatapan polos menatap langit yang gelap. menikmati suasana yang aneh di sekitar mereka.

risa melirik giny dengan tenang, "carikan aku bukti perjalanan senopati dan anggun ke newyork tiga minggu yang lalu"

giny menatap risa dengan terkejut, wow bahkan dia mengetahui rahasia seperti ini. benar benar mengagumkan "anggun, temannya jasmine?" Dia memastikan sekali lagi, masih merasa tidak percaya "wow, bagaimana bisa?" giny benar sangat senang, mendengar cerita cinta segitiga mereka, sebagai selir senopati giny sudah sering menderita karena jasmine, jika bukan karena perlindungan senopati dia pasti sudah di bakar hidup hidup oleh gadis tengil itu, dan sekarang jasmine di khianati sahabatnya, giny merasakan ledakan kepuasan di dalam hatinya.

risa mengangguk yakin, bibirnya rapat dan ada tekad yang jelas di matanya target utamanya bukan senopati tapi itu adalah jasmine, tapi beruntungnya jasmine, dia begitu di jaga aditama dan juga posisi rendi masih lemah jika risa menyentuh jasmine secara langsung maka itu terlalu beresiko, satu satunya cara untuk menyentuh jasmine adalah menggunakan tangan senopati. anggap saja ini nasib sial senopati karena bertunangan dengan gadis jahat seperti jasmine.

"jangan melakukan apapun pada jasmine" risa berkata dengan tiba tiba membuat giny terdiam, dia terkejut bagaimana risa bisa melihat isi pikirannya "dia harus bertahan sampai akhir, dia harus melihat bagaiamana orang orang di sekitarnya menderita karena perbuatannya" risa mengepalkan tangannya dengan erat erat, hingga jari jarinya memutih.

"aku, tadinya bertanya tanya?" giny melihat risa dengan penuh semangat, wajahnya tampak puas, tapi tatapan matanya yang bahagia tidak bisa di sembunyikan "kenapa kau melacak senopati, ternyata itu untuk jasmine" giny mengatakan pemikirannya,

Risa mencibir dengan wajah tenang "aku membencinya" dia berkata dengan jujur dan tanpa ekpresi .

jasmine harus hancur dan menderita, karena jika risa membiarkan dia hidup dengan bahagia, seperti ada Api kemarahan di dalam hatinya, tidak ikhlas dan tidak puas, Api itu terasa membakaranya, membuat hatinya mendidih setiap melihat bagaimana bahagianya jasmine, gadis itu harus merasakannya, apa itu di tipu, di permalukan dan di rendahkan risa menggertakan giginya dengan penuh amarah. saat mengingat bagaimana kejadian dulu hadir di pikirannya, dia tidak bisa melepaskannya. tangannya terkepal di setiap sisi tubuhnya dengan kencang hingga memutih.

dia ingat saat pertama kali dia kembali ke sekolah, wajahnya rusak dan gadis itu berjanji akan melindunginya dan memastikan semua akan baik baik saja, risa benar benar tidak sadar bahwa dia sudah di tipu oleh jasmine? justru dia adalah orang pertama yang menyeretnya seperti anjing cacat. membuatnya menjadi bahan candaan semua teman temannya.

"gila, apa dia tidak sadar?" suara yang penuh kemarahan bertanya dengan penuh ejekan, matanya menatap pada risa yang terduduk di lantai dengan jijik.

baju sekolahnya basah kotor dan bau rambutnya yang kusut menutupi sebagian wajahnya yang rusak,

gadis yang satunya menyahut dan tertawa dengan suara lebih keras dari yang pertama "bukankah memang seperti itu sejak dulu, dia tidak pernah sadar bahwa orang orang hanya melihat saudaranya" dia meludah dengan jijik di depan risa "tidak tahu malu"

"bukan tidak tahu malu, tidak tahu diri lebih tepatnya" yang memakai Bandu menyahut dengan mata bahagia alisnya menukik tajam "jika aku menjadi dia, aku tidak akan pernah keluar dari kamarku, apa dia tidak sadar bahwa wajahnya itu akan membuat orang ketakutan"

risa menunduk lebih rendah mencoba menyembunyikan wajahnya, dia sebisa mungkin menahan isakannya agar tidak keluar

salah satu dari mereka berjongkok, tangannya menarik rambut risa hanya sedetik dia langsung mendorong wajah kepala risa, dia mengusap ngusap tangannya dengan keras seperti baru saja memegang kotoran "aku takut tertular nasib sialnya" dia mencibir

"betul kita harus jauh jauh, saudaranyapun bahkan kabur meninggalkannya"

mata risa bergerak mencari pertolongan tapi tidak ada satupun yang datang, dia melihat bagaiamana mata orang orang disana menatapnya, dengan jijik, kasihan dan penasaran. tapi ekpresi jijik lebih mendominasi membuat dia terdiam tidak berani melakukan tindakannya lagi

"ini hadiah terakhir dari kami" seair ember bau meluncur lagi di kepalanya, risa mengepalkan tangannya dan menggigit bibirny agar tangisannya tidak terdengar

"air comberan paling pas buat orang cacat sepertimu"

mata risa bergerak menatap kepergian mereka dengan hancur, semua orang yang menonton pergi meninggalkannya dan tidak ada yang berniat menolongnya matanya melirik sepasang pria dan wanita yang berdiri di lantai dua yang sedang memperhatikan risa, hati risa mencelos saat melihat ekpresi sang wanita wajahnya tampak puas dan senyumnya sangat lebar, meskipun yang pria tidak memiliki ekpresi bahagia seperti gadis di sebelahnya, tapi matanya yang jijik dan mulutnya yang kaku lebih membuat risa terluka.

"kakak, apa kau sudah melihatnya, wajahnya benar benar hancur, kasihan sekali" dia menutup mulutnya dengan salah satu telapak tangannya

"bahkan kakaknya juga meninggalkannya" gadis itu jasmine mendesah penuh penyesalan, tapi matanya yang bahagia sama sekali tidak bisa di tutupi.

rendi pria yang berdiri di sebelahnya memiliki wajah yang kaku, dia berbalik tanpa kata kata jasmine yang melihat sikap rendi tersenyum puas dia mengejar rendi dan mencoba menghiburnya.

"Apa yang terjadi di antara kau dan jasmine?" giny bertanya sambil menopang dagunya,

ini adalah hari ketiga sejak mereka menjadi aliansi. mereka jarang bertemu saat di dalam Cafe dan jarang berinteraksi juga, tapi giny selalu memberikan informasi setiap kalo ada yang baru, bahkan di banding risa yang tampak tenang dan sabar, giny lebih penuh semangat.

Risa yang masih setia menggunakan masker menatap giny dengan tenang, "aku menagih hutangku padanya?" Dia menjelaskan dengan tenang.

giny mengangguk mengerti, tidak perlu di jelaskan lebih detail lagi. bagaimanapun dia adalah orang yang pandai membaca karakter seseorang, dengan sifat jasmine yang bermuka dua dan munafik, pasti banyak yang membencinya dan ingin membalas dendam, dia beruntung karena keluarganya yang berpengaruh bisa melindunginya.

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

oke thor.. smoga lancar dn sukses novelnya yah,, 👏

2022-10-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!