“Jangan ragu, ceritakan saja..”
Ameera tengah duduk di kursi tunggu ruang pemulihan, waktu sudah hampir subuh namun belum ada satu petugas yang mempersilahkan dirinya untuk masuk menemui Ibu Fina. Seorang pria paruh baya yang pernah ia tolong kemudian datang menghampiri Ameera, sedikit rasa takut dalam diri Ameera karena beliau yang
tiba-tiba datang seolah ia mengikuti kemna Ameera pergi.
“Saya hanya sedang menunggu Ibu saya pak.. dan beban pikiranku tengah menumpuk, doakan saja pak semoga segala urusanku selesai dengan baik..” Ucap Ameera dengan senyum tipisnya.
“Apa kamu sudah bekerja?”
Ameera menggelengkan kepalanya..”Belum, saya masih kuliah semester tujuh..” Ucapnya.
“Apa kamu sedang butuh pekerjaan?”
Ameera menatap serius wajah pria itu, wajahnya sangat tak asing namun daya ingatnya tidak mampu membawanya kedalam masa dimana dia pernah bertemu pria paruh baya itu.
“Saya ingin bekerja, tapi saya harus mengurus ibu..mungkin saat ibu sudah sehat saya akan mulai mencari pekerjaan…” Ucap Ameera, lalu kemudian seorang suster datang dari sebuah
ruangan yang terlihat sangat rapat dan steril itu..
“Keluarga Ibi Fina? Ameera?” Tanya suster.
“Iya saya anaknya..” Ucap Ameera berdiri.
“Mbak silahkan masuk, ibu Fina Kritis dan mencari mbak..” Jantung Ameera berdebar kencang, mendengar hal itu pria paruh baya itu bergegas mengikuti langkah Ameera untuk masuk kedalam ruangan tersrbut.
“Meera.. “ Rintihan itu terdengar samar namun cukup menusuk hati kecilnya, tangis
Ameera pecah saat melihat ibunya sangat pucat penuh dengan alat medis yang
menempel di tubuhnhya.
“Bapak?” Ucapnya lagi saat melihat sosok Pria paruh baya di samping Ameera saat itu.
“Bu.. jadi, ini anak perepuanmu yang ibu ceritakan itu ya? Ameera ?” Tanya Pria itu yang kemudian di angguki oleh Ibu Fina.
"Dia Ameera gadis kecilku.." ucap ibu Fina dengan sulitnya.
“ Mah.. mama cepet sehat yaa, Meera sedih kalau mama seperti ini , mama harus kuat ya mah..” Pinta Ameera mennagis sambil menatap sangat dekat dengan wajah ibu Ameera.
Ibu Fina menggelengkan kepalanya, sangat lemas.
“Meeraa… pakk..” Ucap Ibu Fina pada Ameera juga Pria itu.
“Meeraa, Pak Rudi yang menolong mama saat mama kesulitan mnedapat ruangan di rumah sakit kemarin, Pak rudi juga yang berjanji akan menemani kamu, anak perempuan mama satu-satunya permintaan terakhir ibu” ucapan Ibu Fina menambah sesak dalam dadanya.
“Mama, Meera tidak suka mendengar ucapan mama yaa.. tolong mama bertahan, meera masih membutuhkan mama dan Meera masih belum puas untuk melepas rindu ini, mah..”
Pria tua itu merasa haru melihat keadaan yang sebenarnya tidak ingin ia lihat..
“Pak, seeprti yang sudah saya katakan, dan ceritakan.. maka saya akan sangat senang jika bapak bisa membawa kebahagiaan untuk anak saya..” Ucap Ibu Fina.
“Meera, mau kamu mendengar permintaan terakhir mama, nak?” Tanya Ibu Fina sambil menahan sesak dadanya. Ameera mengis terus, wajahnya sudah basah di penuhi oleh air matanya.
“Bantu Pak Rudi, dan menikah dengan anaknya.. hanya itu permintaan mama yang terakhir, Ameera.. mama sudah tidak tahan lagi..” Ucap Ibu Fina membuat Ameera teriak memanggil mamanya yang kemudia Ibu fina langsung tak sadarkan diri. beberapa dokter dan petugas mendekat memeriksa Ibu Fina, sementara Ameera melangkah mundur dalam pelukan pria paruh baya itu.
“Mama.. jangan tinggalkan Ameera mah, Mahhhh.. tolong jangan sekarang.. Tuhan bantu aku..” Terus terdengar suara tangis menjerit Ameera, hingga tubuhnya lunglai terjatuh di lantai saat dokter menyatakan Ibu Fina sudah
meninggal dunia.
Perasaan Ameera sangat hancur, bahakna pikirannya kini kosong tak ada apapun yang membuatnya fokus. Tatapannya kosong, bahkan ia seakan sudah tak mampu lagi berkata-kata kala itu. Dengan bantuan Pak Rudi, proses pemakaman Ameera harus di lakukan segera mungkin di jakarta, persis disamping makam ayah
kandungnya.
Segala persiapan pemakaman di urus oleh bapak Rudi yang mengerahkan beberapa anak buahnya, perjalanan menuju Jakarta juga memakn waktu yang cukup lama meskipun pengawalan perjanlanan sudah di lakukan.
Kedua sahabat Ameera dan orang tuanya membuka kediaman Ameera, memberi informasi duka pada tetangga sekitar. Saat itu Yarra dan ayahnya tidak dapat di hubungi, entah kemana mereka pergi, karena kesal dalam
hatinya, Ameera berucap pelan pada pak rudi, cari dia Pak, bawa saja dia masuk kedalam jeruji besi..” Ucap Ameera kesal, tatapannya seakan penuh rasa kesal dan kebencian pada sosok Baskoro dan juga Yarra.
*
“Key, gimana? Sudah bisa?” tanya Faiz pada Keyla.
“Belum Iz.. Argha gak biasanya kaya gini, apa terjadi sesuatu juga ya sama dia?” Tanya Keyla yang tidak bisa menghubungi Argha saat itu.
“Terakhir dia bilang tidak bisa menemui Ameera, udah itu telfon dia semalam.. setelah itu pagi tadi gue chat hanya ceklis satu” Ucap Keyla menjelaskan pada Faiz.
"Yaudah jangan khawatir gitu muka lo, kenapa lo kayaknya khawatir banget sama Argha.." Faiz meledek sahabatnya itu yang terlihat penuh kekhawatiran karena Argha tidak dapat di hubungi.
Mendengar ucapan Faiz, Keyla sedikit salah tingkah di buatnya.
"gue Khawatir denganameeraa.." Ucap kesal Keyla pada Faiz.
“Gue juga mikirin kok, terus bagaimana yaa Key nasib Ameera setelah ini? Lo bisa bayangin gak sih beban hidupnya dengan hutang tiga miliar, hutang yang di limpahkan padanya..” Ucap Keyla begitu sedih.
“Seomga orang itu memberi keringanan pada Ameera, ya setidaknya jangan membebani dan menyita Aset pribadinya..” Harapan Faiz kala itu.
“Semoga saja..”
Perjalanan yang seharusnya di tempuh dnegan waktu lima jam, kini Ameera tempuh dengan kurun waktu tiga jam saja.. pukul sembilan pagi ia sudah tiba di seubuah pemakaman umum di dekat rumahnya, persis di samping makamAyahnya kini Ibu Fina akan di semayamkan. Tangis Ameera pecah saat melihat kedua sahabatnya, pelukan yang sangat erat penuh dengan kesedihan ketiganya.
“Yakin yaa, yakin ini adalah jalan terbaik..” Ucap Keyla dalam pelukan itu.
Ameera masih berada dalam wajah sedihnya, matanya sudah membengkak akibat terus menangis, tatapannya kini fokus pada sebuah keranda yang masih tertutup itu.
Kenapa hanya satu menit aku merasakan kembali dekap peluk mama? Kenapa mama bawa pergi rasa rindu yang akan terus menjadi rindu tanpa bertemu? Mama, apa Meera akan kuat? Apa Meera bisa bertahan? Tangis Ameera
pecah saat jenazah Ibu Fina mulai di angkat dan hendak di masukan kedalam liang lahat.
“Maaaaahhhhhh, Mamaaaaaa…” teriak Ameera.
“Key, kasihan mama gue key, dia sendirian, gelap desana keyyy” Ucapan Ameera terdengar sangat kacau, tubuhnya lemas tak berdaya karena tidak ada asupan yang masuk kedalam tubuhnya.
“Mahhhhh…. Mamaaa..” Hanya teriakan memanggil Ibu Fina yang sangat terdengar jelas hingga mengundang tangis haru menyaksikan sikap ameera yang sulit untuk tenang.
*
*
Haii Terimakasih sudah mampir, jangan lupa like dan komentar positifnya untuk membangun semnagat aku agar lebih baik lagi yaa..
Salam Cintaku.
MEI..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
𝐀⃝🥀❤️⃟Wᵃf🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣ𝗚ˢ⍣⃟ₛ
ya ampun aku ikut baper Thor sampai berkaca kaca nih mataku😭😭😭semoga Ameera bisa melepaskan kepergian mamanya dengan ikhlas sapu tangan mana sapu ✋🤭😭😭😭
2023-09-21
1
CebReT SeMeDi
ditinggal mama nya utk selama² nya ditambah beban utang ayah tiri nya seabreg²
dan harus memenuhi wasiat mama nya utk menikah Ama anak pak Rudi 🥺 entah bagaimana perasaan Meera
2022-10-08
3
🍌 ᷢ ͩ༄༅⃟𝐐 🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🍁Henny❣️
d sini lah ameera tau klu mamah memikul beban berat.
keyla suka ama Argha??
2022-09-24
2