Pagi itu ketegangan terjadi, Ameera sudah bersiap menjalankan operasi besarnya. Sejak kecil ia tidak pernah sakit yang terbilang serius, hanya demam dan pusing biasa saja. Sebelum operasi di lakukan dokter kembali menjelaskan metode yang akan ia gunakan sekaligus menjelaskan dengan sebuah kemungkinan buruk yang akan terjadi.
Saat itu Keyla dan Ibunya duduk di hadapan dokter mendengarkan penjelasan yang diberikan kemudia mereka menandatangani beberapa berkas yang sudah di siapkan sesuai dengan prosedur yang ada.
Satu jam lagi operasi akan segera dilaksanakan, Ameera terasa sangat tegang kala itu bersama dengan Faiz yang masih setia menemani Ameera.
“Don’t cry.. pliss.. gue nanti bisa ikut menangis.. sudah ya..” faiz memeluk erat sahabatnya itu.
“Apa gue bisa menjadi seorang wanita yang layak di miliki laki-laki jika keadaan gue seperti ini? Gue akan sulit memiliki keturunan, iz..” ucap Ameera dengan tangis nya.
“Huss.. Please deh Meer, lo seperti tidak mengenal Tuhan kalo lo meratapi hal ini, ini kan hanya prediksi dokter, mana tau jika kelak lo akan punya tujuh keturunan, yakan?” kata Faiz memberi ketenangan pada Ameera.
Tak lama, Keyla dan ibunya datang keruang perawatan Ameera.
“Tante Diana.. terimakasih sudah mau datang” ucap santun Ameera, Ibu Diana langsung sja memeluk Ameera dengan tangisnya, dekapan yang sangat Ameera harapkan bisa ia dapatkan dari ibunya.
“Meer, kamu yang kuat yah, doakan mama sehat ayah juga sehat.. segala urusan akan baik-baik saja disana.. Meera gak perlu khawatir, ada tante, ada Keyla dan Faiz..” Suara isak tangis semakin gemuruh terdengar. Terasa haru namun menyakitkan sekali bagi gadis belia ini harus kehilangan ayahnya juga kehilangan kasih sayang ibu kandungnya.
“Bagaimana nasib Meera kedepan nya tante? Meera sudah tak sempurna lagi..” Ucap Ameera yang memikirkan masa depannya kelak sebagai sejatinya seorang wanita.
“ini bukan hal yang besar, tenang.. kamu masih muda kamu adalah orang baik, Allah tidak akan menguji kamu kalo kamu tidak terlihat mampu di mata-Nya.. Tante mohon, hilangkan kekhawatiran kamu itu ya? Jadikan saja ini
Sebagai ujian yang harus kamu jalani seperti biasa kamu ujian di kampus.. Tante akan mendampingi kamu disini..” Ucap Tante Diana saat itu.
Ameera rasanya sudah cukup tenang kala itu, ia menghapus air mata nya dan mencoba lebih ikhlas menghadapi cobaan saat ini. Keyla, Faiz dan tante Diana setia menunggu proses operasi yang di perkirakan akan memakan waktu dua sampai tiga jam lamanya. Mereka tak henti memanjatkan doa, harapan terbaik untuk orang baik.
"Ponsel Ameera terus bergetar nih" kata Keyla memperlihatkan sebuah panggilan masuk dari nomer yang tidak di kenal.
"Sudah tidak usah di jawab, itu hak privacy Ameera.. dia juga minta kita untuk merahasiakan hal ini" Kata Ibu Diana.
"Iya mah.. aku hanya akan menerima panggilan telfon dari mamanya Ameera saja.." Kata Keyla.
"Gue ga yakin deh Key, mungkin nyokapnya disana lagi haha hihi dengan suaminya" kesal Faiz seolah tak ada image baik Ibu Fina di matanya.
"Hati, perasaan dan feeling seorang ibu itu kuat.. sangat kuat! Maka itu tante yakin, ada perasaan yang sedikit menganggu aktivitas beliau di sana.. kita doakan saja agar perasaan itu membawa dia untuk kembali pulang, atau yaa sekedar memberi kabar pada kita disini.. "
Ucap Ibu Diana mengambarkan hati seorang ibu, memberi harapan dalam ucapannya.
"Biarkan hati saja yang berbicara" tambah Ibu Diana.
*
Di tempat lain..
“Mas, ada banyak misscall dari Ameera, dia tidak pernah serwel ini.. aku yakin ada sesuatu.. biarkan aku menghubunginya ya?” Izin Ibu Fina pada suaminya yang tengah memandang serius laptopnya.
“Kita sudah sepakat untuk tidak menghubungi anak-anak kita.. kita harus temukan dulu solusinya, lagian pasti mereka menghubungi kita pasti karena butuh uang..” Ketusnya suami ibu Fina berbicara.
“Astagfirullah, Ameera tidak pernah meminta uang di luar bagiannya, mas” Bela Ibu Fina.
“tapi dia hidup juga dengan uang aku kan?! Ucapnya membentak Ibu Fina.
“Kamu selalu mengatakan hal itu seolah-olah pengorbanan aku selama ini tidak ada artinya, Mas!” Ibu Fina merasa kesal saat kesabarannya di uji oleh sikap suaminya sendiri.
“Diam kamu! Jangan tambah pusing kepalaku..” kesal nya menjawab dengan nada tinggi.
“Mas, aku ingin pulang.. aku ingin menjaga anak-anak.. aku rasa, keberadaan aku disini menambah bebanmu saja kan..?” ucap Ibu Fina kesal.
“Jangan coba-coba kamu melanggar aturan ku..” ucap suaminya kesal.
Ibu Fina hanya terdiam tak ingin lagi ia memulai sebuah perdebatan baru sementara pikiran juga hatinya kini sedang tak tenan.
Ameera, apa kamu baik-baik saja? Kenapa hati mama menjadi tak tenang? Kenapa pikiran mama hanya tertuju padamu saja.. Maafkan mama, harapan dan doa mama semoga kamu senantiasa dalam keadaan sehat dan baik-baik saja disana.. Ibu Fina membatin sambil memegang dadanya yang tengah merasakan sesuatu hal yang tidak membuatnya nyaman.
Hatiku berbicara seolah ada hal yang tengah menimpah anakku, tapi aku bisa apa saat ini?
Ibu Fina tidak dapat berbuat banyak kala itu, ia tidak ingin ada masalah baru dalam kehidupan berumah tangganya. Ia memilih tetap tinggal menemani suaminya dari pada pergi menemui anak-anaknya.
*
Kala cinta pada pandangan pertama memberi sebuah rindu yang membara menambah semangat bagi seorang pemuda.
“Sorry.. Ameera ada?” tayanya pada seorang mahasiswa yang tengah duduk di koridor kelas.
“Ameera? Kayaknya dia gak masuk, gak lihat dia dari pagi..” ucap salah satu mahsiswa.
Jawabnya menambha resah hati seorang Argha. Arga berjalan menjauh lalu melihat ponselnya, nampak raut wajah kecewanya saat tak ada notifikasi balasan pesan singkat yang ia kirimkam untuk Ameera.
“bikin penasaran aja.. apa gue samperin aja ya kerumahnya? Gue masih save alamat rumahnya kemarin..” Ucapnya sambil berjalan dengan pasti sambil membayangkan wajah cantik Ameera dengan kesederhanaanya.
Perjalanan membawa Argha tiba di sebuah kediaman yang sepi tak berpenghuni bahkan teras itu kotor terlihat seperti tak berpenhuni.
Argha turun dari mobilnya, ia melihat ke arah kanan dan kiri, ya memang komplek itu terlihat sangat sepi, tidak ada yang lalulalang di jalan.
"Ameera.. kenapa kamu membuatku hapir mati penasaran?? Ayolah Meera.." ucap Argha sambil memukul kencang stir mobilnya.
Kenapa hatiku seolah memberi tanda bahwa ada sesuatu yang tengah menimpah Ameera?
"Kemana dia ya?" Tanya Argha dalam hatinya yang tengah berbalut rasa khawatir.
Sesaat ponselnya berbunyi, pekejaan yang menuntut sikap profesional Argha kali ini membuat dirinya sekilas melupakan bayang seorang Ameera.
*
*
*
Terimakasih sudah membaca karya terbaruku..
Allhamdulillah terimakasih atas dukungannya yaa.
Salam Cintaku,
Mei..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
𝐀⃝🥀❤️⃟Wᵃf🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣ𝗚ˢ⍣⃟ₛ
untung ada ibu Diana emaknya Keyla yang mau membantu dan menemani di saat mau operasi kasian sekali kamu Ameera 😭😭😭
2023-09-20
1
CebReT SeMeDi
mending hidup berdua dengan anak besarin dengan sungguh² dr pada punya suami tapi tekanan batin
2022-10-02
3
CebReT SeMeDi
ternyata ibu Fina juga merasakan ada yg g beres dengan Ameera tapi terkekang Ama suami nya
begitulah terlalu memberatkan suami sampe mengabaikan anak
2022-10-02
3