Melepas Rindu

Di sebuah rumah yang cukup mewah..

"Kamu sudah gila, Rumi?" Bentak seorang pria dengan tubuh yang sudah terlihat tak gagah lagi. Bertumpuh pada satu tongkat, namun suaranya masih sangat lantang dan penuh tekanan.

"Papa sudah katakan, selesaikan dengan cara kekeluargaan, bukan dengan cara bar-bar ala diskotik yang menjadi andalan kamu?!" Tambahnya dengan penuh amarah.

"Kalau kita kembali di tuntut, dengan sebuah tuduhan ancaman, kekerasan, apa itu tidak mencoreng???? Bodoh!" Ucap nya kesal sambil melayanglan tongkatnya di pergunakan untuk memukul seorang laki-laki bernama Rumi.

"Terserah papa! Semua harus dengan baik, dengan tulus, dengan cinta.. papa melakukan itu ujungnya pun di khianati banyak orang? Termaksud mama!!! Tidak selamanya baik akan berbuah baik!!" Ucap Pria yang tinggi badanya mencapai 178cm dengan tubuh kekar berkulit putih.

"Baik kalau begitu, semua terserah papa sesuai inginmu.. jika kamu tidak bisa mengikuti kata papa, maka bersiaplah untuk menyaksikan sendiri namamu tidak ada di dalam ahli waris keluarga.

Rumi memilih pergi meninggalkan ruang kerja itu, bosan ia mendengar ancaman ayahnya itu yang terus di ulang namun nyatanya itu tidak pernah terjadi selama ini.

"VICTORRR!!" Teriak pria paruh baya itu.

"SIAP TUAN!!" Jawab Pria dengan tubuh kekar berkulit sawo super matang dengan lantang.

"Keras suramu, tapi menangani Rumi saja tidak becus!!" Ucapnya kembali memukul pria di hadapannya dengan tongkat nya.

"SIAP.. Maaf Tuan" Ucapnya dengan sangat tegas sambil menahan sakit pada betis kakinya.

"Maafmu Basi, Basi selayaknya ucapan seorang Buaya Darat!!! Lihat Rumi, makin membangkang! apa saja yang kamu lakukan?! Memalukan sekali kamu ini, berkali-kali Rumi masih datang ke club malam bersama wanita juga di sana, dimana tugasmu?" kesal nya menimpali.

"SIAP.. Maaf tuan, Den Rumi selalu memberi saya obat tidur setiap pukul sebelas malam, sehingga saya tidak mengetahui kemana saja Den Rumi Pergi.. " Ucapnya membuat pria paruh baya itu menggelengkan kepalanya.

"Kenapa tidak kamu saja yang memberikan dia obat tidur?? Bisa-bisanya kamu kalah cerdik!"

Iapun terdiam sejenak, ia duduk untuk menenangkan diri.. Kita mengnalnya dengan Tuan Rudi.

"Victor!!!" Teriaknya lagi..

"SIAP TUAN.." Jawabnya dengan sangat lantang..

"Victor! Antar saya segera ke tempat mereka berada.. jangan sampai masalah ini malah menjadi masalah besar!" Kesal Tuan Rudi berbicara, ia tak habis pikir dengan anak pertamanya yang begiru arogan.

"SIAP TUAN.."

"Sakit telingaku mendengar kata-katamu itu, Victor!" Ucapnya sambil berjalan meninggalkan posisi awalnya.

*

Ameera tiba di sebuah rumah sakit setelah menempuh perjalanan hampir lima jam lama nya. Ia mulai mengaktivkan ponselnya sambil berjalan.

Jalannya sangat cepat ingin bergegas menemui Ibu Fina, begitulah naluri baik seorang anak pda ibunya, rasa rindu Ameera tunjukan kala itu dengan niat dan tekatnya untuk bertemu Ibu Fina.

Setelah bertanya, Ameera harus naik ke lantai 5, dengan langkah pasti ia menaiki sebuah lift seorang diri sampai pada di lantai nomer 5 tempat dimana ibu Fina berada.

"Aku jadi ingat beberapa waktu lalu aku yang berbaring di atas ranjang rumah sakit" ucap Ameera bermonolog.

Tiba Ameera di kamar 515abc dimana di dalam berada 3 pasien, salah satunya Ibu Fina.

Tangan Ameera seketika gemetar juga jantungnya yang berdebar cepat saat ia hendak menekan tuas pintu tersebut.

"Assalammualaikum " ucapnya pelan. Melihat ranjang pertama bukan di huni oleh ibunya, kemudian di lanjutkan lagi ke ranjang kedua, yaa bukan ibu fina juga nampaknya.

Dan Jantung Ameera berdebar cepat saat ia melihat sosok wanita yang sangat ia rindukan terbaring lemah di ranjang ke 3. Ameera memeluk erat Ibu Fina sambil menangis tersedu, begitu juga dengan ibu Fina yang melepas tangisnya dalam pelukan Ameera.

"Maafkan mama...." hanya kata itu yang terlontarkan. Ameera mengetahui ibunya jatuh sakit karena stres, darah tinggi dan menerima beberapa kekerasan fisik karena mencoba beberapa kali untuk melarikan diri dari Bapak Baskoro, suaminya.

"Mah. Sudah yaa.. jangan bahas lagi, mama tenang mama sehat nanti kita akan pulang, ya?" Gemetar bibir Ameera sedikit mengingat luka batinnya, seperti bertolak belakang dengan sikapnya saat ini yang mengharuskan dirinya untuk menerima Ibu Fina dengan lapang dada.

"Kamu sendiri? Mana Yarra?" Tanya Ibu Fina.

Masih saja mama menyebut nama itu.. Batin Ameera merasa sedikit terluk.

"Yarra tidak dapat di hubungi , mungin sibuk dengan UAS di fakultasnya yang belum rampung.." ucap Ameera beralasan, ia benar-benar tidak ingin menambah beban Ibu Fina saat itu.

"Mama belum makan, ya?" Tanya Ameera melihat satu nampan berisi makanan pasien.

"Mama tidak ingin makan, mama hanya ingin makan roti" ucap Ibu Fina menambah sedih hati Ameera.

Andai aku tadi terfikir untuk membawa roti buatan aku..

"Merra beliin ya mah.. mama tunggu ya.." ucap Ameera melepas tas ranselnya yang terasa sangat berat itu.

Ameera bergegas, ia menghapus air matanya, terbesit sebuah kebahagiaan bisa melihat wajah ibunya, meski kini sedikit berbeda wajah cantik ibunya. Terlihat pucat, kurus dan memiliki kantung mata yang cukup menghitam.

Ameera mengambil tiga buah roti kesukaan ibunya, beberap cemilan juga ia ambil. Tidak perlu waktu yang lama, Ameera segera menuju kasir.

Sedikit keributan kecil tengah terjadi disana.

"Saya butuh makanan ini, tapi saya memang tidak ada uang cash" ucap seorang pria tua di hadapan meja kasir.

"Iya maaf pak tapi semua sedang gangguan sinyal, maaf banget pak" ucap kasir itu menjelaskan.

Ameera melihat tidak ada seorangpun yang peduli, maka ia maju dan berusah membantu pria paruh baya itu.

"Biar saya yang bayar" ucap Ameera sambil tersenyum hingga tampak kedua lesung pipinya.

"Ahh tidak usah tidak usah, saya jaminkan saja jam tangan saya.. ini mampu membayar seluruh isi mini market ini" ucap pria paruh baya itu.

Kasir kembali menolak melihat penampilan pria itu yang sangat sederhana.

"Sudah pakai uang saya saja pak.." ucap Ameera..

"Tolong mbak, berapa semuanya?" Tanya Ameera saat itu.

"Tiga ratus lima belas ribu, kak" ucapnya.

Anak baik, masih ada yaa anak semuda ini mau menolong orang lain apalagi mengeluarkan uang..

Ameera terdiam sejenak.. ia mengingat uang di dompetnya hanya ada satu juta dua ratus ribu, tapi lagi dan lagi Ameera tetap membayarkan total belanjaan pria itu, bahkan usai membayar belanjaan tersebut ia mengurangi jumlah belajaan miliknya..

Aku rasa tiga roti dan air mineral ini cukup.. Ucapnya.

Ameera keluar mini market itu lalu ia terkejut, langkah nya di hadang oleh beberapa orang di hadapannya. Jantungnya berdebar kencang seketika tubuhnya pun jadi gemetar.

Siapakah mereka????

*

*

*

Hai.. terimakasih sudah mendukung aku,..

Salam Cintaku,

Mei🥰

Terpopuler

Comments

𝐀⃝🥀❤️⃟Wᵃf🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣ𝗚ˢ⍣⃟ₛ

𝐀⃝🥀❤️⃟Wᵃf🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣ𝗚ˢ⍣⃟ₛ

sepertinya yang menghadang Ameera adalah pengawal dari bapak2 yg dibayarin belanjaannya tadi...mungkin🤔😁🤭

2023-09-21

1

𝐀⃝🥀❤️⃟Wᵃf🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣ𝗚ˢ⍣⃟ₛ

𝐀⃝🥀❤️⃟Wᵃf🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣ𝗚ˢ⍣⃟ₛ

wah sepertinya Ameera bakal ketemu orang tajir melintir yang tadi ditolong pas belanja ...mungkin mau dikenalkan dengan Rumi mungkin lo yaaaa🤭😁🧐

2023-09-21

1

CebReT SeMeDi

CebReT SeMeDi

owalah

2022-10-07

2

lihat semua
Episodes
1 Perkenalan
2 Puteri Ursula
3 Sakit
4 Tidak menyangka
5 Terpukul
6 Terpesona Pada Pandang Pertama
7 Candu Asmara
8 Hati Yang Berbicara
9 Rasa Pilu
10 Faiz Yang Konyol
11 Perhatian Argha
12 Kesal Ameera
13 Lagu Cinta
14 Terimakasih Sayang
15 Rencana Baru
16 Pesan Singkat
17 Keyakinan Argha
18 Melepas Rindu
19 Berusaha Tegar
20 DUKA
21 Penolakan Faiz
22 Berpisah
23 Rasa Takut
24 Cinta Tak Harus Memiliki
25 Terenggut
26 Misteri Baru
27 Keputusan Ameera
28 Kekecewaan Argha
29 Sikap Asli Rumi
30 Mantan Kekasih
31 Tinggal Berdua
32 Suara Desahan
33 Ulah Ursula
34 Menjual Mas Kawin
35 Masa Bodo
36 Risca
37 Amarah Rumi
38 Amarah Ameera
39 Nasib Victor
40 Apakah Tujuan Rumi?
41 Masih Tersimpan Cinta
42 Cerita Victor
43 Belum Tertarik
44 Tidur Satu Ranjang
45 Tupai Penggoda
46 Amarah Rima
47 Terbongkar
48 Hantu
49 Cucu Untuk Pak Rudi
50 Ameera Tampak Kecewa
51 Kelakuan Risca
52 Jatuh Sakit
53 Sikap Rumi
54 Kedatangan Argha
55 Tekat Rima
56 Feeling
57 Kedatangan Risca
58 Suara Hati Ameera
59 Kejadian Enam Bulan Lalu
60 Ancaman
61 Roti Cinta
62 Ngidam
63 Si Pembuat Roti Cinta
64 Kesempatan Dalam Kegelapan
65 Sepenggal Cinta
66 Kecupan
67 Luka di Pipi
68 Panah Asmara
69 Yang Terbaik Versi Tuhan
70 Lembar Baru
71 Pear Hijau dan Pisang
72 Gemas
73 Pelukan
74 Bijak
75 Berisik
76 Janji Rumi
77 Feeling Ameera
78 Keceplosan
79 Si Mulut Naga
80 Kejujuran Keyla
81 Gertakan Rumi
82 Sebuah Rasa
83 Sosok Misterius
84 Paket Misterius
85 Rasa Curiga
86 Membujuk
87 Presentasi Ameera
88 Mandi Malam
89 Memikirkan
90 Menunggu Rumi
91 Tanya Hatimu
92 Luka Masa Lalu
93 Ibu Anjani
94 Pilu
95 Bertemu Lagi
96 Terkuak
97 Feeling Berbicara
98 Terbongkar
99 Jalur Langit
100 Up
101 Nasib Argha
102 Kawin Lari
103 Ameera Sakit
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Perkenalan
2
Puteri Ursula
3
Sakit
4
Tidak menyangka
5
Terpukul
6
Terpesona Pada Pandang Pertama
7
Candu Asmara
8
Hati Yang Berbicara
9
Rasa Pilu
10
Faiz Yang Konyol
11
Perhatian Argha
12
Kesal Ameera
13
Lagu Cinta
14
Terimakasih Sayang
15
Rencana Baru
16
Pesan Singkat
17
Keyakinan Argha
18
Melepas Rindu
19
Berusaha Tegar
20
DUKA
21
Penolakan Faiz
22
Berpisah
23
Rasa Takut
24
Cinta Tak Harus Memiliki
25
Terenggut
26
Misteri Baru
27
Keputusan Ameera
28
Kekecewaan Argha
29
Sikap Asli Rumi
30
Mantan Kekasih
31
Tinggal Berdua
32
Suara Desahan
33
Ulah Ursula
34
Menjual Mas Kawin
35
Masa Bodo
36
Risca
37
Amarah Rumi
38
Amarah Ameera
39
Nasib Victor
40
Apakah Tujuan Rumi?
41
Masih Tersimpan Cinta
42
Cerita Victor
43
Belum Tertarik
44
Tidur Satu Ranjang
45
Tupai Penggoda
46
Amarah Rima
47
Terbongkar
48
Hantu
49
Cucu Untuk Pak Rudi
50
Ameera Tampak Kecewa
51
Kelakuan Risca
52
Jatuh Sakit
53
Sikap Rumi
54
Kedatangan Argha
55
Tekat Rima
56
Feeling
57
Kedatangan Risca
58
Suara Hati Ameera
59
Kejadian Enam Bulan Lalu
60
Ancaman
61
Roti Cinta
62
Ngidam
63
Si Pembuat Roti Cinta
64
Kesempatan Dalam Kegelapan
65
Sepenggal Cinta
66
Kecupan
67
Luka di Pipi
68
Panah Asmara
69
Yang Terbaik Versi Tuhan
70
Lembar Baru
71
Pear Hijau dan Pisang
72
Gemas
73
Pelukan
74
Bijak
75
Berisik
76
Janji Rumi
77
Feeling Ameera
78
Keceplosan
79
Si Mulut Naga
80
Kejujuran Keyla
81
Gertakan Rumi
82
Sebuah Rasa
83
Sosok Misterius
84
Paket Misterius
85
Rasa Curiga
86
Membujuk
87
Presentasi Ameera
88
Mandi Malam
89
Memikirkan
90
Menunggu Rumi
91
Tanya Hatimu
92
Luka Masa Lalu
93
Ibu Anjani
94
Pilu
95
Bertemu Lagi
96
Terkuak
97
Feeling Berbicara
98
Terbongkar
99
Jalur Langit
100
Up
101
Nasib Argha
102
Kawin Lari
103
Ameera Sakit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!