Berada jauh dari dekapan kasih sayang seorang ibu dalam keadaan sulit, sakit sendiri menjadi moment yang sungguh menyayat hati jiwa serta pikiran Ameera, rasa putus asa, hendak menyerah menjadi pemikiran cepatnya sebagai bentuk rasa lelah diri. Kendati demikian, Ameera mendapat uluran tangan kedua sahabatnya yang
senantiasa mendampingi Ameera hingga ia berada di dalam titik terkuatnya saat ini.
Pah, Mah.. mungkin samar dalam ingatanku bagaimana canda tawa itu bisa tercipta.. Tapi, masih terasa dalam relung cintaku kasih sayang kalian dulu sangat tulus, memelukku dengan kasih selayaknya kasih kedua orang
tua yang mendamba puterinya. Aku merenung dalam malamku, dalam sepi jiwaku yang kosong akan kasih sayang kalian yang hilang seolah bumi menelannya. Kenapa harus aku? Sering tanya itu membatin dalam hati ini.. tapi lagi-lagi aku di tekan kembali oleh kekuatan orang-orang yang memberi aku pondasi pertahanan diri.. Mah, kalau saja mama bisa merasakan betapa sakit, pedih dan merana aku di setiap malam yang merindukan peluk dan kecupan manismu, Mah.. Kalau saja mama tau aku rindu suara lembut mama memanggilku Sayang, dan kalau saja mama tau rasa sayangku masih jauh lebih besar dari rasa sakit ini, apakah masih mau mama mengulang kembali segala yang indah dulu mah? Meera anak manja mama kini sudah menjadi yang paling tertindas hatinya, jiwa dan mentalnya.. Mah, masih ada waktu.. kembali pada Meera, kembali pada jiwaku, Mah..
Ammera menangis dalam mimpinya, hanya dalam mimpi ia bisa meluapkan rasa berat dalam hidupnya yang sudah berubah ini.. Ameera terbangun dari kondisi tak sadarnya usai Faiz dan juga Keyla membangunkannya.. Yaa Ameera baru saja sadar usai proses opersai.
“Meer…” tangis Keyla yang sejak tadi mendengar Ameera mengigau memangil Papa dan Mamanya dalam isak tangisnya.
“Akkhhh..” Ameera merasakan sakit luar biasa pada perutnya.
“Meer, tenang yaa.. relax.. sakit ya? Gue panggilkan suster yaa” Kata Keyla yang sudah tak kuasa melihat kepedihan yang di alami Ameera.
“Minumm..” pinta Ameera lirih.
“Meer, gue gak berani kasih lo minum, nanti izin dokter dulu yaa Meer.. sabar yaa Meer..” Ucap faiz yang tak kalah sendu kala itu.
Sesaat waktu berlalu, Ameera nampak lebih tenang dan dapat berbicara santai dengan kedua sahabatnya saat itu.
“Meer, kamu gak cari mamaku?” Goda Keyla.
“Astaga, iya yaa? Kemana tante Diana?” Tanya Ameera.
“Mama jemput adikku dulu Meer, Insya Allah malam nanti akan datang lagi bersama papahku..” ucap Keyla menjelaskan.
“Iya mami, papi gue juga mungkin akan datang menjenguk sore atau malam nanti meer..” Ucap Faiz.
Tangan Keyla melayang memberi pukulan pada Faiz sambil berkata “ Mami Papi? Malu tuh sama jempol kaki lo, masih pake sendal pasar malam aja manggil mami papi..” kesal Keyla namun mengundang senyum manis Ameera
melihat tingkah dua sahabatnya yang juga sering kali menciptakan canda tawa untuk menghibur dirinya.
“sembarangan, ini sendal promo lohh.. beli kutex gratis sendal cantiikk.. “ ucap Faiz dengan gemulainya ia mempamerkan kuku lentiknya.
“Amit-amit dah Iz.. pengen gue potong kuku lo pake gergaji besi..” Ucap Keyla seolah tak ada habisnya jika meladeni sikap konyol Faiz.
“Oh iya Meer, itu ponsel lo gak mau di Check? Ada telfon terus tuh dari nomer yang tak di kenal..” Ucap Keyla.
“Biarkan saja dulu, gue belum mood main ponsel, Key..” Ucapnya seolah trauma melihat ponselnya yang tak kunjung menerima telfon atau pesan singkat dari ibunya.
“biaya rumah sakit gimana Key? Apa cukup?” Tanya Ameera merasa sangat khawatir.
“Tenang saja Meer, semua sudah di perkirakan.. Insya Allah cukup, mamaku juga mau membantu kok..dan kedua orang tuaku bilang setelah selesai perawatan di rumah sakit, lo tinggal dulu ya dirumah gue? Biar ada yang
jagain, ada yang masakin..” Ucap Keyla menambah rasa haru pada Ameera.
“Gue malu, gue punya ibu tapi tak peduli sekali dengan keadaan gue saat ini ya?” Ucap Ameera kembali ia menitihkan air matanya.
“Hushhh jangan begitu.. kita ikhlas membantu dan kita juga mau yang terbaik untuk lo Meer.. sudah
gak perlu di pikirkan lagi ya? Semua akan baik-baik saja kok.. semangat sehat” ucap Keyla yang membuat Ameera sangat terenyuh hatinya mendapatkan sebuah rejeki berupa sahabat-sahabat yang baik untuknya di balik rasa kecewanya terhadap ibundanya.
*
Di tempat lain, Ibu Fina tengah berdebat hebat dengan suaminya, Baskoro.
“Apah?? Sudah gila ya kamu? Mas, Yarra adalah anak kamu, dia masih sangat belia Mas untuk menerima ini semua..” Ucap Ibu Fina pada suaminya.
“Justru karena dia anakku aku akan membawanya hidup dalam kecukupan.. dia akan senang, aku yakin itu..” ucap pria dengan sikap arogannya.
“Kamu sudah gila ya Mas? Kamu sama saja mengadai masa muda anakmu.. tinggal di pulau terpencil itu bukan kebahagiaan untuk Yarra, Mas..aku sangat mengenal anak itu, aku paham karakteristiknya..” Ucap Ibu Finna membuat amarah Bapak Baskoro memuncak.
“Diam kamu!! dia anakku, aku berhak atas hidupnya, dan Sudah aku katakan, jangan sesekali kamu
membatah perintah dan menolak kemauan aku, atau kamu yang akan menerima akibatnya..” acam Pak Baskoro pada Fina Istrinya.
Ibu Fina hanya menangis, sesak dadanya belum hilang karena merindukan Ameera kini ia harus berdebat dengan suaminya. Sikap arogan suaminya kali ini benar-benar membuat Ibu Fina muak menghadapi keadaannya saat ini, ingin mengikuti kata hatinya untuk pergi meninggalkan, tapi ada satu hal yang membuatnya harus bertahan demi dirinya juga Ameera..
*
Terimakasih sudah membaca, sudahkah kalian meninggalkan jejak membaca kalian?
Like komen dan rate jika berkenan..
Salam Cintaku,
Mei..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
💦 maknyak thegech 💦✔️
kok ada ayah seperti Baskoro ya
2023-12-08
1
CebReT SeMeDi
apa hidup mama Fina dan Ameera sangat tergantung Ama Baskoro sudah ditindas di perlakukan seenaknya masih bertahan?
bukannya mm Fina punya usaha sendiri ya
mending hidup berdua sederhana tapi bahagia
2022-10-02
4
Nurlela Nurlela
menitiskan
2022-09-22
2