Terimakasih Sayang

Satu jam perjalanan mereka tiba di sebuah tempat romantis, pantai yang bersih dengan pasir putih indah di pandang.. tempat itu memang tengah ramai di kunjungi karena viral di beberapa sosial media , namun beruntungnya mereka karena saat itu keadaan pantai tidak seramai akhir pekan..

"Astaga.. pantai???" Happy Ameera, ia merindukan suasana alam seperti ini.

Argha memarkirkan mobilnya, mereka pun turun dan memutuskan duduk di tepi pantai itu, sambil Argha memesan dua buah kelapa muda.

Mereka berbincang, Ameera bercerita banyak atas harapannya bisa kembali bermain di pantai, karena Ameera bahkan lupa kapan terakhir dirinya menginjakkan kakinya di atas pasir pantai.

Satu jam berlalu.. Matahari perlahan turun sambil memancarkan gradasi warna yang sangat indah.

Argha kembali memegang tangan Ameera, kali ini keduanya Argha gengam.

Jantung Ameera berdebar kencang, rasanya matanya ingin terpejam saja saat itu karena malu melihat tatapan Argha.

"Hai.. lihat aku dong" Pinta Argha dengan sangat lembut. Ameera pun menatap wajah tampan Argha, dan membalas senyuman Argha.

"Lihat dia bola mataku" ucap Argha..

Lihat, Dimataku ada dirimu.

Di pikiranku terbesit wajahmu.

Di benakku kamu kehangatanku.

Dalam mimpiku ada kisah indab bersamamu.

"Ameera.. senja ini terlihat indah bukan?" Ameera yang tengah menahan nafasnya melepas kasar nafasnya karena gugup terasa.

"Iya, sangat Indah.." ucapnya singkat.

Argha tersenyum..

"Ameera.. jangan marah padaku atas kejujuranku, ya?" Pinta Argha.

"Cukup abaikan, lupakan jika kejujuranku membuatmu tidak nyaman.." Tambah Argha dengan sangat gentel.

Ameera tersenyum sambil mengangguk..

"Amerra.. biar senja menjadi saksi, biar ombak menjadi perwakilan perasaanku kini yang bergejolak tidak manentu" ucap Argha dengan sangat puitisnya.

"Ameera, maaf jika aku menyayangimu dan aku ingin memilikimu lebih dari sekedar ini.. aku ingin menjdi salah satu pria yang bisa menjagamu, saat ini...dan aku akan berdoa kelak akan menjadi orang yang paling berhak atas dirimu" ucap Argha dengan sangat serius.

Jantung Ameera yang sejak tadi sudah berdegup kencang, telapak tangan dan kakinya sangat dingin, pipinya merah merona.

Ameera berfikir sejenak, terlalu polos dirinya untuk mencerna ucapan Argha kala itu.

"Maaf, boleh lebih mengerucut? To the poin gitu" ucap Ameera polos.

Argha terkekeh kecil lalu mengecup kedua tangan Ameera, hingga membuatnya rerkejut.

"Ini sangat simple dan yaa ABG banget.. dengeri yaa" ucap Argha sambil membenahi sedikit posisi duduknya agar lebih nyaman dan gagah.

"Ameera, aku menyayangimu lebih dari seorang teman atau pun adik.. maka, maukah kamu menjadi Kekasihku, Ameera??" Ucap Argha dengan sangat santai namun jangungnya juga berdebar menanti jawaban baik dari Ameera.

Mata Ameera tak berkedip, pikirannya blank seketika. Gugup ia menghadapi pertanyaan yang sudah sangat mengerucut dan to the poin itu.

"Tenang, tanya hatimu.. jawab sesuai kata hatimu, ya?"

Ameera terdiam sejenak lalu ia menghela nafasnya.

"Apa kita akan berpacaran?" Polosnya bertanya.

Argha terkekeh sambil mencubit pipi Ameera.

"Iya jika kamu juga memiliki perasaan yang sama denganku.." ucap Argha.

"Tapi, aku tidak pernah berpacaran.. aku tidak memiliki teman laki-laki selain Faiz, karena mama melarang" ucap jujur Ameera.

"Tapiii......" kata Ameera menahan ucapannya.

Kata Tapi seolah menjadi penentu yang tengah di nantikan Argha kala itu, tapi yang ia harapkan menjadi pengecualian yang berujung manis terdengar.

"Tapi apa? Katakan saja" kata Argha.

"Tapi, aku mulai nyaman akan hadirmu.. aku mulai rindu saat tak ada kabarmu, aku mulai malu saat kamu menatapku, dan aku mulai cemburu bahkan dengan ponselmu yang sejak tadi berdering" ucap Ameera dengan sangat polosnya. Argha tertawa kecil sambil memeluk Ameera, pelukkan tanpa penolakan Ameera.

"Dan apa kamu mulai nyaman dengan pelukan ini, Ameera??" Tanya Argha yang kemudian terasa anggukan kepala Ameera di dada bidang Argha.

"So.. ungkapkan saja jawabanmu, jawablah dalam pelukan ini, sambil mendengar detak jantungku, sambil merasakan aliran darahku mengalir.." ucap Argha mendekap Ameera.

Ameera terdiam sejenak, jantungnya berdebar dan ia juga merasakan debar jantung Argha yang berdetak cukup cepat.

"Apakah rasa ketergantungan ini, rasa nyamanku, rindu dan cemburu akan dirimu itu bukan jawaban ya? Haruskah aku perjelas kalau aku juga menyimpan rasa yang tak biasa? Haruskah aku mengatakan aku mau menjadi kekasihmu??" Ucap Ameera berbicara sambil memejamkan matanya, tanpa ia sadar ucapannya adalah jawaban yang di harapkan oleh Argha.

Argha tersenyum lebar sambil terkekeh mendengar ungkapan hati Ameera.

"Tidak perlu, kamu sudah menjelaskannya" ucap Argha membuat Ameera terdiam lalu ia menutup mulutnya dan melepaskan diri dari pelukan Argha.

"Astaga, apa yang aku katakan tadi?" Kata Ameera menahan malu.

"Yang kamu ungkapkan yaa perasaanmu itu" ucap Argha terkekeh hingga Ameera semakin malu, ia menutup mukanya dengan kedua telapak tangannya.

"Astaga, aku malu sekali" ucap Ameera mengundang tawa Argha.

Di tengah tawa canda keduanya, tiba-tiba hujan turun.. berlari keduanya ke dalam mobil yang berjarak sekitar sepuluh meter dari posisinya saat ini.

Rambut Ameera basah wajahnya juga terlihat merah karena lelah berlari, mereka saling menatap hingga melepas tawa mereka bersamaan.

"Ada handuk di belakang, kamu boleh ambil" ucap Argha sambil ia menyiapkan uang receh untuk biaya parkir.

Ameera mencari handuk di kursi belakang yang nampak kurang rapih itu.

"Agak berantakan, meer.. mobilku habis di jajah oleh kakak sepupuku semalam" ucap Argha sambil ia sibuk mengendarai mobilnya dari posisi parkir.

Ameera yang baru saja meraih satu handuk kecil sedikit terkejut dengan satu buah benda yang berada disana, sebuah benda yang tentu Ameera tahu itu apa, kemasannya kecil dan pipih berwarna merah dengan merk dagang "pesta" yang cukup terkenal dan di jual bebas di minimarket atau supermarket.

Ameera terdiam sesaat..

Lalu ia mencerna kembali ucapan Argha "Mobilku habis di jajah oleh kakak sepupuku" Ameera melepas pikiran buruknya, bergegas ia kembali pada posisinya dan mengeringkan tangan hingga rambutnya yang basah karena terkena air hujan.

Ameera juga memberi perlakuan yang cukup mengejutkan pada Argha. Ameera mengeringkan rambut Argha dengan handuk yang tengah ia pegang.

"Terimakasih sayang..."

Ucapan Argha membuat Ameera bergidig, tubuhnya seakan mendapatkan sebuah respon yang baru ia rasakan, senang, bahagia dan salah tingkah.. Ameera tidak dapat berkata apapun, ia hanya menikmati ucapan itu dengan rasa senang di hatinya.

*

*

*

Allhamdulillah jadian, yok kita tunggu Pajak Jadiannya hehe

Siapa yang mau mie ayam? Bakso? Atau es teh manis aja? Hehehe

Readers??? Sok komen, aku baca satu satu hehehe

Ngomong-ngomong, Terimakasih sudah membaca Ameera, semoga kalian terhibur ya.. jangan lupa dukungan kalian membuat aku semakin senang dan semangat menulis..

Salam Cintaku..

Mei ❤️

Terpopuler

Comments

Feeza_MCI

Feeza_MCI

apakah Argha adalah anak dari sahabat Alm Papanya Ameera?? jadi dia ingin menjaga Ameera dan dia juga tahu kalau selamat ini Ameera diperlakukan tidak baik oleh keluarganya..

2023-10-05

1

𝐀⃝🥀🍁🦂⃟τᷤяᷤιᷫαꪶꫝ𝓐𝔂⃝❥❣️

𝐀⃝🥀🍁🦂⃟τᷤяᷤιᷫαꪶꫝ𝓐𝔂⃝❥❣️

Argha sweet banget si nembaknya benar2 cowok gentleman nih😍👍👍👍sampai ikut gimana gitu padahal yg ditembak Ameera🤣🤣🤭🤭

2023-09-21

1

𝐙⃝🦜 CebReT 🐊⃝⃟ 🍒

𝐙⃝🦜 CebReT 🐊⃝⃟ 🍒

eh kok ada balon sih
jgn sampe pelakunya nanti Argha ya dengan alasan kakaknya 🤭

2022-10-07

3

lihat semua
Episodes
1 Perkenalan
2 Puteri Ursula
3 Sakit
4 Tidak menyangka
5 Terpukul
6 Terpesona Pada Pandang Pertama
7 Candu Asmara
8 Hati Yang Berbicara
9 Rasa Pilu
10 Faiz Yang Konyol
11 Perhatian Argha
12 Kesal Ameera
13 Lagu Cinta
14 Terimakasih Sayang
15 Rencana Baru
16 Pesan Singkat
17 Keyakinan Argha
18 Melepas Rindu
19 Berusaha Tegar
20 DUKA
21 Penolakan Faiz
22 Berpisah
23 Rasa Takut
24 Cinta Tak Harus Memiliki
25 Terenggut
26 Misteri Baru
27 Keputusan Ameera
28 Kekecewaan Argha
29 Sikap Asli Rumi
30 Mantan Kekasih
31 Tinggal Berdua
32 Suara Desahan
33 Ulah Ursula
34 Menjual Mas Kawin
35 Masa Bodo
36 Risca
37 Amarah Rumi
38 Amarah Ameera
39 Nasib Victor
40 Apakah Tujuan Rumi?
41 Masih Tersimpan Cinta
42 Cerita Victor
43 Belum Tertarik
44 Tidur Satu Ranjang
45 Tupai Penggoda
46 Amarah Rima
47 Terbongkar
48 Hantu
49 Cucu Untuk Pak Rudi
50 Ameera Tampak Kecewa
51 Kelakuan Risca
52 Jatuh Sakit
53 Sikap Rumi
54 Kedatangan Argha
55 Tekat Rima
56 Feeling
57 Kedatangan Risca
58 Suara Hati Ameera
59 Kejadian Enam Bulan Lalu
60 Ancaman
61 Roti Cinta
62 Ngidam
63 Si Pembuat Roti Cinta
64 Kesempatan Dalam Kegelapan
65 Sepenggal Cinta
66 Kecupan
67 Luka di Pipi
68 Panah Asmara
69 Yang Terbaik Versi Tuhan
70 Lembar Baru
71 Pear Hijau dan Pisang
72 Gemas
73 Pelukan
74 Bijak
75 Berisik
76 Janji Rumi
77 Feeling Ameera
78 Keceplosan
79 Si Mulut Naga
80 Kejujuran Keyla
81 Gertakan Rumi
82 Sebuah Rasa
83 Sosok Misterius
84 Paket Misterius
85 Rasa Curiga
86 Membujuk
87 Presentasi Ameera
88 Mandi Malam
89 Memikirkan
90 Menunggu Rumi
91 Tanya Hatimu
92 Luka Masa Lalu
93 Ibu Anjani
94 Pilu
95 Bertemu Lagi
96 Terkuak
97 Feeling Berbicara
98 Terbongkar
99 Jalur Langit
100 Up
101 Nasib Argha
102 Kawin Lari
103 Ameera Sakit
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Perkenalan
2
Puteri Ursula
3
Sakit
4
Tidak menyangka
5
Terpukul
6
Terpesona Pada Pandang Pertama
7
Candu Asmara
8
Hati Yang Berbicara
9
Rasa Pilu
10
Faiz Yang Konyol
11
Perhatian Argha
12
Kesal Ameera
13
Lagu Cinta
14
Terimakasih Sayang
15
Rencana Baru
16
Pesan Singkat
17
Keyakinan Argha
18
Melepas Rindu
19
Berusaha Tegar
20
DUKA
21
Penolakan Faiz
22
Berpisah
23
Rasa Takut
24
Cinta Tak Harus Memiliki
25
Terenggut
26
Misteri Baru
27
Keputusan Ameera
28
Kekecewaan Argha
29
Sikap Asli Rumi
30
Mantan Kekasih
31
Tinggal Berdua
32
Suara Desahan
33
Ulah Ursula
34
Menjual Mas Kawin
35
Masa Bodo
36
Risca
37
Amarah Rumi
38
Amarah Ameera
39
Nasib Victor
40
Apakah Tujuan Rumi?
41
Masih Tersimpan Cinta
42
Cerita Victor
43
Belum Tertarik
44
Tidur Satu Ranjang
45
Tupai Penggoda
46
Amarah Rima
47
Terbongkar
48
Hantu
49
Cucu Untuk Pak Rudi
50
Ameera Tampak Kecewa
51
Kelakuan Risca
52
Jatuh Sakit
53
Sikap Rumi
54
Kedatangan Argha
55
Tekat Rima
56
Feeling
57
Kedatangan Risca
58
Suara Hati Ameera
59
Kejadian Enam Bulan Lalu
60
Ancaman
61
Roti Cinta
62
Ngidam
63
Si Pembuat Roti Cinta
64
Kesempatan Dalam Kegelapan
65
Sepenggal Cinta
66
Kecupan
67
Luka di Pipi
68
Panah Asmara
69
Yang Terbaik Versi Tuhan
70
Lembar Baru
71
Pear Hijau dan Pisang
72
Gemas
73
Pelukan
74
Bijak
75
Berisik
76
Janji Rumi
77
Feeling Ameera
78
Keceplosan
79
Si Mulut Naga
80
Kejujuran Keyla
81
Gertakan Rumi
82
Sebuah Rasa
83
Sosok Misterius
84
Paket Misterius
85
Rasa Curiga
86
Membujuk
87
Presentasi Ameera
88
Mandi Malam
89
Memikirkan
90
Menunggu Rumi
91
Tanya Hatimu
92
Luka Masa Lalu
93
Ibu Anjani
94
Pilu
95
Bertemu Lagi
96
Terkuak
97
Feeling Berbicara
98
Terbongkar
99
Jalur Langit
100
Up
101
Nasib Argha
102
Kawin Lari
103
Ameera Sakit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!