beberapa tahun berlalu, setelah kepergian Lina Hermanto memutuskan untuk menikah kembali.
karena kesibukan nya ia sering pergi keluar kota dan meninggalkan anak-anak nya.
'' dasar anak tidak tahu diri, bisa cuma ngerusak. apa kamu tahu bahwa harga vas ini sangat mahal '' terdengar suara keributan diruang tengah.
gadis itu hanya tertunduk diam tak menyahut, ia sangat ketakutan, bukan niatnya untuk menjatuhkan vas mahal milik ibunya itu.
'' maafkan Alisa bu... '' ucap nya namun mata nya masih saja melihat kebawah tanpa berani melihat wajah wanita yang ada didepannya
'' ibu, ibu asal kamu tahu aku bukan ibu mu. ibu mu sudah lama mati, masih syukur aku mau membesar kan kamu '' hardik wanita itu lagi, yang tidak lain adalah Anggi.
sahabat dari Lina, Hermanto menikah dengan Anggi setelah tiga tahun Lina meninggal kan nya, ia sangat ingin anak-anak nya tetap ada yang mengawasi selama ia bekerja diluar kota, sistem kerja yang berubah membuat Hermanto harus rela berpisah dengan buah hati nya Alisa.
sedangkan kedua putranya kuliah di luar kota dan jarang sekali pulang karena jarak yang cukup jauh.
Alisa sedih mendengar jawaban dari ibu sambung nya itu, yang selalu saja menghina dan mencacinya jika sang ayah tidak dirumah, sejak bik Sari meninggal Alisa semakin mendapat perlakuan buruk dari ibu sambung nya itu.
bahkan setiap hari ada saja kesalahan nya Dimata sang ibu, Alisa saat ini tengah duduk dibangku SMA pun hanya bisa pasrah menerima keadaan ini.
ia juga tidak berani cerita kepada ayah dan dua kakak nya jika mereka sedang berkumpul.
Alisa hanya menyimpan sendiri luka yang ia dapatkan tiap hari, banyak bekas lebam dan memar ditubuhnya namun Alisa berusaha untuk selalu menyembunyikan nya.
ia tidak ingin membuat ayah dan kedua kakak nya khawatir akan dirinya.
'' sudah cepat bereskan, karena kamu sudah menghancurkan vas bunga ku ini, maka sebagai hukumannya kamu tidak boleh makan malam selama satu Minggu ini. paham kamu!!'' bentak nya
'' bbbaik ibu..'' hukuman seperti ini sudah sering Alisa dapatkan, bahkan ia juga sering tidak makan jika sang ibu sedang pergi bersama dengan teman-temannya dan hanya tanpa meninggalkan apapun bagi Alisa.
jika hal ini terjadi, maka Alisa akan pergi mencari pekerjaan paruh waktu. agar bisa mendapatkan makanan walaupun hanya dibayar dengan sepiring nasi.
Anggi pun berjalan dengan congkaknya melewati Alisa yang membersihkan bekas pecahan vas tersebut.
Alisa bekerja dengan cepat ia tidak ingin terlambat lagi pagi ini seperti hari-hari sebelumnya.
Alisa bukan sengaja datang terlambat, tapi ia harus mengerjakan pekerjaan rumah sebelum berangkat ke sekolah.
jika ibu sambung nya dirumah Alisa merasa bersyukur setidaknya pagi nya ia tidak akan kelaparan karena pasti ibu sambung nya itu menyuruh nya membuat sarapan atau membelinya dikedai sarapan.
meskipun Alisa hanya mendapatkan sisa makan dari ibu sambung nya itu, Alisa tidak mengapa asalkan perutnya sudah terisi dan bisa belajar dengan tenang disekolah.
meski mendapat nilai yang pas-pasan Alisa tak putus semangat ia tetap berharap bisa kuliah seperti kedua saudaranya.
kedua saudaranya kuliah diluar kota karena mendapat beasiswa, Alisa juga bertekad ingin mendapatkan itu untuk kuliah.
ia tidak bisa berharap banyak pada ayahnya, karena semua keuangan, ibu sambung nya lah yang mengatur.
untuk jajan sekolah pun ia tidak mendapatkan nya, tak jarang Alisa hanya bisa duduk di kelas saat semua teman-teman sekolahnya duduk dikantin di jam istirahat.
'' Alhamdulillah ... sudah beres, aku harus berangkat sekarang '' gumamnya sambil menyandang tas sekolah.
sebelum berangkat Alisa tak lupa pamit kepada Anggi, berharap akan diberi uang saku untuk sekolah
'' Bu... Alisa berangkat sekolah dulu '' ucap nya sambil menyodorkan tangannya hendak menyalami Anggi namun belum sempat ia menyalami Anggi sudah menepis tangan Alisa.
'' sudah pergi sana '' ucap nya ketus
'' Bu... Alisa boleh minta uang saku, untuk ongkos ojek saja Bu, karena Alisa sudah terlambat '' ucap nya sambil meremas jari tangan nya
'' enak saja kamu, udah mecahin vas saya, sekarang malah minta uang saku, ga ada ya sama pergi kamu, kesel saya lama-lama lihat wajah kamu ''
Alisa pun tak banyak bicara ia langsung berlalu sebelum mendapatkan kekerasan fisik dari Anggi.
'' hah... hah aku pasti terlambat, ini sudah puku setengah delapan, semoga saja pak satpam mau membuka pagar sekolah untuk ku, lebih baik aku dihukum dari pada tidak masuk sekolah '' sebut Alisa sambil terus mempercepat larinya.
sesekali ia menyeka keringat yang membasahi dahinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments