Malam menyapa Hermanto masih duduk diam disalah satu warung kopi yang tidak jauh dari rumah nya, sore tadi saat ia pulang kerumah ia tidak mendapati anak-anak dan istrinya begitu juga dengan bik sari.
semua pergi tanpa ada yang tersisa, Hermanto sudah beberapa kali menghubungi ponsel istrinya tersebut namu ia tidak bisa tersambung.
hatinya hancur, lelah yang ia rasakan saat bekerja seakan bertambah dengan kepergian anak-anak dan istrinya.
'' lina... kemana kamu membawa anak-anak, siapa yang sudah membuat ka.u berubah seperti ini '' batin nya bertanya
awal mula ia bertemu dengan Lina, ia adalah gadis yang baik dan penurut bahkan sejak mereka menikah pun Lina tidak berubah.
tiga bulan belakangan ini istrinya itu banyak berubah dan suka membantah apa yang dikatakan oleh sang suami.
Hermanto merasa frustasi, akhirnya ia memutuskan untuk pulang kerumahnya, setelah membayar tagihan nya ia pun pulang mengendarai sepeda motornya.
tak lama ia pun sampai dirumahnya, Hermanto memandangi sejenak rumahnya, rumah yang dulunya sangat ia rindukan saat ditempat ia bekerja sekarang malah membuat ia merasa sedih saat berada dirumah itu.
Hermanto memutuskan untuk masuk rumah setelah memarkir sepeda motornya.
'' hah... bagaimana aku bisa tanpa kalian '' ucapnya pelan, air matanya menganak mengalir tanpa bisa ia tahan.
'' alisa... Yoan, Adi ayah rindu kalian nak... kemana ibu membawa kalian, kenapa ia tega berbuat seperti ini '' ucapnya
Hermanto pun memasuki kamar anaknya dan membaringkan tubuhnya disalah satu ranjang, tepat nya ria tidur di ranjang Alisa.
ia mengusap bantal dan boneka Alisa yang tertinggal disana.
'' kamu lagi apa sayang '' gumamnya
'' ayah akan cari kalian, ayah tidak mau kehilangan kalian '' ucapnya kembali sambil menatap langit-langit kamar.
...----------------...
'' Alisa mau gendong sama ayah bu..., ayah dimana '' tanya Alisa sambil terus menangis
sudah menjadi kebiasaan Alisa sebelum ia tidur ia digendong dan didendangkan oleh sang ayah, sementara Adi dan Yoan mereka memang tidak menangis tapi mereka terus-menerus saja bertanya keberadaan ayah mereka sedari tadi.
'' cup... cup udah dong sayang, kan ada ibu disini ayah mungkin lagi banyak kerjaan sebentar lagi juga pasti datang '' bujuk Lina
'' dari tadi ibu telus bilang begitu, tapi ayah belum juga datang Alisa mau digendong ayah, Alisa maunya sama ayah '' kata Alisa sambil terus menangis
bik sari mencoba membujuk kedua adi dan Yoan untuk pergi tidur karena hari sudah cukup larut bagi anak-anak seumur mereka.
'' Adi, Yoan ayo nak, nenek temani tidur, kasian ibu mu dia pasti lelah '' ajak bik sari
'' baik nek..'' sahut mereka menurut,
'' nah ini bantal untuk Adi dan ini untuk Yoan, tidur yang nyenyak ya '' sebut bik sari sambil mengusap rambut keduanya
'' nek... kenapa kita harus pindah kerumah baru sih, ayah kan ga tau kita disini Adi rindu ayah '' sebut Adi sambil menunduk
'' Yoan juga, Yoan ga mau tinggal disini, Yoan mau nya sama ayah saja '' sahut Yoan
bik sari menatap iba keduanya, beliau juga sakit mendengar perkataan Adi dan Yoan.
'' sabar ya ganteng, bibik yakin ayah kalian akan datang '' ucap bik sari
'' ya sudah sekarang kalian tidur dulu ya, nanti setelah kalian tidur pasti ayah kalian akan datang '' bujuk bik sari lagi
'' bibik ga bohong kan bik, seperti ibu dari tadi bilang begitu tapi ayah belum juga datang '' ujar Adi sementara Yoan hanya mengangguk membenarkan ucapan kakak tertuanya itu.
bik sari terdiam, ia merasa berdosa karena telah memberi harapan palsu pada keduanya.
belum sempat buk sari menjawabnya, terdengar suara Lina memanggil nya dari luar.
'' nenek keluar dulu ya, kalian harus segera istirahat karena ini sudah larut '' ucap nya sebelum keluar dari kamar itu.
'' kak... kenapa ibu dan nenek berbohong, padahal bohong itu kan dosa '' tanya Yoan
'' kakak juga tidak tahu dek, kita berdoa saja yuk biar besok kita bisa bertemu lagi dengan ayah '' ajak Adi
mereka berdua pun berdoa meminta dipertemukan kembali dengan sang ayah,
setelah selesai berdoa mereka pun tidur.
'' iya nak Lina '' ucap bik sari saat sudah didepan majikannya itu
'' bik... tolong rapikan tempat tidur nya, saya mau menaruh Alisa ''
bik sari pun segera merapikan tempat tidur yang akan ditempati Alisa, gadis kecil itu sudah tertidur digendongan ibunya.
wajah nya tampak basah karena terlalu lama menangis, sesekali ia masih terisak dalam tidurnya.
setelah bik sari membersihkan tempat tidur Lina pun menaruh Alisa diatas ranjangnya.
'' nak Lina... apa sebaiknya kita kembali saja? bibik tidak tega melihat keadaan anak-anak seperti ini '' ucap bik sari
Lina terdiam mendengar perkataan bik Sari, sebagai seorang ibu dia juga sangat sakit dan sedih melihat keadaan anak-anaknya.
'' entahlah bik, aku juga belum berpikir sejauh itu '' ucap nya pelan sambil menatap wajah Alisa
'' jika memang kamu ingin memiliki usaha, kamu bisa utarakan itu pada nak Hermanto, jikalau pun dia tidak mengizinkan kamu. bibik tahu pasti ada alasannya '' nasehat bik sari
Lina hanya diam mencerna apa yang dikatakan bik Sari, sebelumnya ia juga sudah pernah meminta sang suami untuk mengizinkan dirinya untuk memulai usaha, tapi ia tidak mengizinkan karena ketiga anak nya sedang membutuhkan perhatian nya sebagai ibu.
karena tidak mendapat kan jawaban dari Lina bik sari pun permisi keluar dari kamar tersebut, ia hanya bisa memberi saran tanpa bisa memaksa majikan itu.
'' bibik keluar dulu nak Lina, kamu juga harus istirahat, pasti kamu lelah ''
'' hemmm baik bik, bibik juga istirahat ya '' sahut Lina
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments