pergi dari rumah

Setelah memastikan kepergian Suaminya Lina keluar dari kamar, tujuan nya ialah untuk mengemas pakaian ketiga anak-anak nya.

entah apa yang merasuki pikiran nya hingga tega berbuat seperti itu kepada sang suami yang sepenuh hati mencintai nya.

'' aku harus gerak cepat sebelum Abang pulang '' ucap Lina.

ia menurunkan tas pakaian yang ada diatas lemari lalu mengambil pakaian anak-anak nya tanpa menyusun nya, Lina hanya memasukkan asal semua pakaian itu.

'' sudah siap, aku harus pesan taksi online agar segera berangkat '' Lina pun membuka ponsel nya mencari aplikasi taksi online, tak butuh waktu lama ia selesai memesan taksi untuk mengantarkan dirinya ke terminal bis.

Lina mengeluarkan semua koper pakaian dan menaruh nya di teras rumah.

''hah akhirnya beres semua, kemana anak-anak tumben mereka lama sekali '' ucap Lina sambil melihat ke sudut jalan depan rumah nya.

'' perhiasan sudah, surat berharga sudah, surat penting anak-anak juga sudah, sekarang aku hanya menunggu anak-anak setelah itu aku akan terbebas dari kampung sempit ini, aku akan tinggal di kota dan tidak akan tertinggal lagi seperti Abang dan kakak ku '' ujar lina.

Lina memang masih tinggal di perkampungan berbeda dengan kedua saudara nya yang tinggal di pusat kota, dan mereka memilikinya bisnis yang cukup maju, hal itu juga yang membuat Lina nekat meninggalkan suaminya.

sang kakak memiliki bisnis jual beli pakaian sementara sang Abang memiliki bisnis beberapa rumah makan.

dibandingkan dirinya kehidupan kedua saudaranya lebih maju karena dirinya hanya mengandalkan gaji dari suami.

meski begitu ia tidak pernah kekurangan sang suami selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, tapi tetap saja Lina merasa malu jika ada pertemuan keluarga.

dimana kedua saudara nya sudah memiliki kendaraan roda empat sementara dirinya hanya bisa menggunakan mobil rental jika ada pertemuan keluarga.

'' lina-lina coba kamu mau usaha seperti abang pasti kamu juga akan sukses seperti kami, kamu harus bisa punya usaha agr hidup kamu bisa lebih maju '' ucap si Abang saat mereka bertemu

'' Lina juga mau usaha bang, tapi anak Lina masih terlalu kecil, Lina tidak tega jika membiarkan mereka '' sahut Lina

'' kamu saja yang bodoh, terlalu nurut sama suami, sekarang kamu lihat kan langkah kamu untuk maju jadi terhambat '' timpal sang kakak lagi

Lina hanya bisa diam jika kedua kakaknya itu menghakimi nya.

niat hati ingin melepas rindu bertemu mereka namun malah hal menyakitkan yang selalu ia dapat kan, hingga suatu hari Lina mendapatkan tawaran dari teman nya untuk membuka bisnis bersama dengan modal berdua dan sistem bagi hasil.

Lina pun tertarik akan hal itu, ia ingin membuktikan pada kedua saudaranya bahwa ia juga bisa sukses seperti mereka bahkan lebih.

racun itu juga yang menyusup di diri Lina selama ini, ia berusaha menyimpan dan menabung untuk modal usahanya.

tanpa sepengetahuan sang suami nya bahkan Lina sudah mengajukan surat permohonan cerai ke pengadilan karena ia ingin benar-benar bebas dari ikatan pernikahan.

ia sangat tahu sang suami pasti tidak akan memberi nya izin untuk usaha.

tapi Lina telah salah dengan pemikiran nya, ia tidak tahu jika usaha bisnis itu bukanlah langsung maju semua butuh proses dan waktu.

ia tidak pernah memikirkan jika usaha yang akan ia jalani nanti akan bagaimana karena sudah termakan bujuk rayu teman nya.

hingga ia rela meninggalkan suami dan memisahkan sang anak dari ayah yang sangat menyayangi mereka.

setelah lima belas menit menunggu taksi yang Lina pesan pun datang, ia segera mengangkat koper ke dalam mobil.

'' tunggu sebentar ya pak '' ucap Lina karena ke tiga anaknya belum juga datang.

'' kemana sih mereka, atau aku susul saja '' gumam Lina

'' ah lebih baik aku susul saja, pasti ketemu dijalan ''

'' pak, kita jalan saja, nanti kita mampir sebentar di warung depan ya pak, karena anak-anak saya ada disana ''

'' baik mbak '' sahut supir online itu

mobil itu pun perlahan meninggalkan rumah lina, tepat disebelah Lina sudah menumpuk bahan bangunan, ia dan suami berencana ingin membangun rumah yang lebih besar namun belum terlaksana.

'' maafkan aku bang, aku sudah lelah selalu direndahkan oleh mereka '' ucap Lina, ada rasa sakit saat ia melihat kembali rumah yang sudah sepuluh tahun ini ia tempati bersama sang suami.

namun karena ego dan keinginan yang tinggi ia menutup mata hati nya untuk tetap bertahan di samping sang suami.

'' disini aku yang bersalah bang maafkan aku '' batin Lina, air matanya pun jatuh, Lina segera mengusap air matanya dan berusaha untuk tetap kuat agar keinginannya tercapai.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!