Perjalanan yang memakan waktu lebih cepat dari semestinya kini Hermanto bersama teman kantor nya Deri telah tiba dirumah sakit yang telah dikirim Anggi melalui pesan wa.
'' bang Hermanto sini '' panggil Anggi dari depan kamar Lina
'' ayo Deri seperti nya ruangan Lina disana '' ajak Hermanto pada Deri
Deri pun mengikuti langkah cepat Hermanto dari belakang.
'' bagaimana keadaan Lina '' tanya Hermanto saat sudah didepan Anggi, tampak jelas raut khawatir dari wajahnya, dan itu membuat Anggi sakit hati.
'' dokter sudah menangani Lina, tapi keadaannya belum membaik ia belum sadarkan diri sampai saat ini '' ujar Anggi
'' apa separah itu???'' tanya Hermanto sedih
'' aku juga tidak tahu bang, aku dapati Lina sudah berlumuran darah karena benturan yang keras dikepala nya ''
Hermanto hanya terdiam, pandangan nya tertuju pada kamar Lina saat ini.
Deri pun membawa Hermanto untuk duduk disalah satu kursi ruang tunggu.
ia tahu keadaan Hermanto saat ini sedang tidak baik.
Deri mengusap bahu teman sekantornya itu.
'' kenapa jadi begini '' ucap Hermanto lirih
'' bersabar lah, kita doakan saja semoga Lina cepat pulih '' kata Deri menyemangati Hermanto
Hermanto hanya mengangguk, tak sanggup lagi berkata, bagaimana pun Lina adalah wanita yang sangat ia cintai dan masih tersimpan namanya di hati Hermanto sampai saat ini.
dokter yang menangani Lina keluar dari kamar tersebut '' keluarga pasien '' tanya perawat yang mendampingi dokter tersebut memanggil orang yang bersangkutan dengan Lina.
karena ada kabar yang harus diberitahu kan langsung kepada nya menyangkut keadaan Lina saat ini.
'' saya dok, saya suaminya '' aku Hermanto tanpa sadar, seakan ia lupa dua hari yang lalu telah bercerai dengan istrinya itu
'' ayo pak, ikut keruangan saya, ada hal yang harus saya sampaikan, tentang keadaan pasien '' ujar dokter itu saat Hermanto didepannya
'' tapi aku ingin melihatnya '' sebut Hermanto
'' baiklah, tapi setelah nya harap bapak keruangan saya '' imbuhnya lagi lalu meninggalkan Hermanto yang mengangguk menjawab ucapan nya.
'' mari pak '' ajak perawat itu membukakan pintu kamar tersebut
Hermanto pun segera masuk kedalam, Anggi dan Deri hanya menunggu diluar karena belum diizinkan untuk menjenguk.
perawat pun hanya menunggu sebatas pintu, ia membiarkan Hermanto mendekati Lina yang terbaring tak sadarkan diri saat ini.
'' Lina... ini aku, kamu harus sembuh aku janji akan memperbaiki hubungan kita, aku akan menjaga mu dan tidak akan membiarkan kamu merasa sendiri lagi '' ucap nya lirih, tatapan mengembun menahan air mata yang ingin tumpah.
'' Lina... kamu masih ingat kan, saat kamu bilang kamu akan belajar menerima hubungan kita, dan kamu juga ingin belajar mencintai aku. kamu belum memenuhi itu Lina, aku menuntut janji mu itu. aku mohon bangun lah Lina.
Adi, Yoan dan Alisa pasti akan takut dan sedih melihat keadaan kamu seperti ini, apa kamu mau melihat wajah mereka seperti itu '' ucap Hermanto lagi seakan Lina bisa mendengar ucapannya.
air mata mengalir dipipi Lina namun mata wanita itu masih enggan untuk terbuka.
ia seakan merasakan kesedihan yang dirasakan Hermanto saat ini.
'' suster...'' panggil Hermanto saat melihat Lina mengeluarkan air matanya.
'' iya pak, ada apa?'' tanya perawat itu menghampiri Hermanto
'' isteri saya menangis, apa itu tandanya dia sudah siuman '' tanya Hermanto karena Lina masih tetap terlelap dan tidak ada gerakan apapun dari anggota tubuhnya yang menandakan bahwa ia telah bangun.
perawat itu pun menghampiri dan mengambil sebuah tisu untuk mengusap air mata Lina yang membasahi pipinya.
'' beliau memang belum sepenuhnya sadar pak, tapi mungkin saja ia bisa mendengar apa yang bapak katakan, jadi ucap kan lah kata yang bisa menghibur nya '' ujar perawat itu
Hermanto pun mengangguk, lalu menggegam dan mencium tangan mantan istrinya itu, kata maaf berkali-kali keluar dari mulut Hermanto karena merasa gagal menjaga istrinya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Download
Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Comments