Setelah menjual semua perhiasan nya Lina pun melanjutkan perjalanan ke rumah Anggi sahabat nya.
'' ayo kita jalan pak '' ajak Lina pada sopir taksi online
'' baik buk '' sahutnya
mobil itu pun bergerak perlahan meninggalkan toko mas tersebut.
'' aku ingin menelpon Alisa '' gumam Lina lalu mengambil ponselnya dan menghubungi buk Sari
tak menunggu lama panggilan pun tersambung '' halo buk.. '' ucap bik sari saat mengangkat ponselnya
'' halo bik... bibik apa kabar ? '' tanya Lina
'' Alhamdulillah saya baik buk, ibuk gimana kabarnya '' tanya bik Sari
'' Alhamdulillah saya baik bik..., Alisa dimana bik, aku sangat merindukan dia '' ujar Lina langsung pada intinya
'' ada buk, neng Alisa lagi nonton tv ''
'' berikan ponselnya bibik pada Alisa bik, aku ingin mendengar suaranya '' seru lagi Lina tidak sabar
'' baik buk '' bik sari pun menghampiri Alisa yang tengah asik menonton film kesukaan nya itu.
'' Alisa... ini ada telepon dari ibu '' ujar bik sari
'' ibu.... ??'' tanya Alisa
'' iya... neng, ibu mau bicara sama Alisa '' imbuhnya lagi
'' Alisa Ndak mau..., nanti ibu bawa Alisa pelgi lagi dali sini, Alisa mau disini aja sama ayah '' kata Alisa menolak panggilan ibunya
Lina dapat mendengar penolakan putrinya itu, hatinya hancur karena kesalahannya putrinya sendiri menjadi trauma terhadap nya.
begitu juga dengan Adi dan Yoan, mereka bahkan tidak merasa kehilangan saat ibu mereka tidak bersama mereka.
'' buk... '' ujar bik Sari berat hati
'' iya bik... tidak apa-apa, wajar mereka membenci ku, aku bukan ibu yang baik bagi mereka '' ucap Lina sedih, ia segera menghapus air matanya yang sempat jatuh
'' ya sudah bik, aku tutup dulu telpon nya, salam buat Adi dan Yoan ya bik, tolong jaga anak-anak saat aku tidak bisa bersama mereka ya bik, aku percaya pada bibik '' ucap Lina
'' baik buk, ibuk jaga kesehatan ya... '' sebut bik Sari, ia merasa tak tega mendengar suara Lina saat ini.
sudah bisa dipastikan oleh bik Sari jika Lina pasti tengah menangis saat ini.
'' terimakasih bik, atas perhatiannya. aku tutup dulu bik '' ucap Lina lalu mematikan ponselnya.
air matanya tumpah begitu saja, ia tidak kuasa menahan sedih. niat hati ingin melepas rindu namun kenyataannya tidak seperti harapan Lina.
'' ini semua salahku, andai aku bisa menerima bang Hermanto dengan tulus waktu itu mungkin hal ini tidak akan terjadi '' batin Lina menatap kosong pada jalanan yang ia lalui
pak sopir hanya bisa melihat Lina dari kaca spion nya. Lina tampak rapuh meski ia menyembunyikan nya.
'' kalian sudah siap '' tanya Anggi dari ponsel nya
'' siap bos...'' ujar orang suruhannya
'' ok, saat dia turun dari taksi nya kalian harus bertindak cepat, aku tidak ingin rencana ini gagal '' seru Anggi kembali
'' baik bos '' sahut nya kembali
Anggi pun memutuskan panggilan nya, lalu menghubungi Lina.
Lina pun tersentak kaget saat mendengar suara ponselnya, disana tertera nama Anggi Lina berusaha menetralisir perasaan nya, ia tidak ingin sahabat nya Anggi khawatir dengan keadaannya.
'' iya Anggi, sebentar lagi aku akan sampai '' ucap Lina seakan tahu apa yang akan ditanya kan oleh Anggi
'' ooh kalo begitu baiklah , aku hanya ingin memastikan saja '' kata Anggi, lalu mereka pun mengakhiri panggilan tersebut.
Lina pun menyimpan kembali ponselnya kedalam tas jinjing yang ia bawa.
'' perasaan ku sungguh tidak enak, sebenarnya ada apa ini '' batin Lina gelisah karena mulai pagi hari ia merasa tidak nyaman, namun Lina beranggapan bahwa perasaan nya itu hanya karena ia jauh dari anak-anak nya.
taksi yang ditumpangi Lina pun berbelok memasuki gang kecil, setelah melewati beberapa rumah akhirnya Lina sampai didepan rumah sahabat nya Anggi.
'' terimakasih pak, '' ucap Lina sambil memberikan ongkos tagihannya
'' sama-sama buk '' sahutnya
Lina pun turun dari taksi tersebut, tanpa diketahui Lina dua orang preman suruhan Anggi telah menunggu kedatangan ya dan siap menjalankan aksinya mereka.
'' kelihatannya mangsa kita sudah datang, ayo... !!'' ajak nya sambil menaiki sepeda motor dan memakai masker penutup wajah dan helm mereka.
Lina pun menutup pintu mobil tersebut lalu menyandang tas jinjing nya di bahu kanannya.
taksi itupun berjalan meninggalkan Lina, baru saja taksi tersebut hilang dari pandangan Lina.
sepeda motor yang dikendarai oleh dua orang preman itupun langsung menabrak tubuh Lina hingga terpental kuat ke badan jalan, tak cukup disitu pemotor itu pun langsung mengambil tas jinjing Lina yang terjatuh ditengah jalan aspal tersebut.
Lina yang mengalami kecelakaan itu pun tak bisa berbuat banyak matanya buram karena banyak darah yang keluar dari kepalanya.
kepala Lina terhempas kuat diatas aspal tersebut, dalam samar Lina dapat melihat beberapa orang mulai berkerumun menghampiri nya.
sebelum kesadaran nya benar-benar hilang Lina sempat memanggil nama anak-anak nya dan mengucap maaf pada Hermanto seakan semua yang ia sebut ada didepan nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments