Baru saja Hermanto hendak menuju ruang perawatan Lina, namun Hermanto dikejutkan dengan keluarnya perawat dari kamar tersebut.
'' maaf pak, saya harus menghubungi dokter karena keadaan pasien menurun '' ucap nya sambil berlari
Hermanto terkejut ia ingin masuk namun dicegah oleh perawat lainnya.
'' arggg... '' teriak Hermanto sambil memukul dinding rumah sakit tersebut.
Anggi menghampiri Hermanto yang sedang kalut tersebut.
'' sabar bang, kita percaya kan saja pada dokter '' ujarnya seraya tersenyum sinis, karena rencana nya untuk menyingkirkan Lina akan segera terwujud.
'' Lina bertahan lah, aku dan anak-anak membutuhkan kamu...'' ucap nya pelan
rasa cemas dan takut kehilangan pun menjalar dihatinya, berbeda pada saat persidangan.
ia tahu bahwa akan kehilangan Lina juga, tapi hari ini ia akan kehilangan untuk selamanya, jujur Hermanto belum siap akan hal ini.
tak lama dokter pun memasuki kamar Lina, guna melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
sebelum masuk Hermanto sempat mengatakan agar dokter menyelamatkan istrinya itu.
dokter itu pun mengangguk paham akan permintaan Hermanto, ia hanya bisa berusaha semaksimal mungkin.
sedangkan untuk hasilnya sudah Allah yang menentukan.
'' Hermanto banyak lah berdoa untuk kesembuhan Lina, kamu jangan seperti ini '' seru Deri sambil mengusap bahu teman nya itu
'' terimakasih Deri ...'' Deri pun mengajak Hermanto untuk duduk disalah satu kursi, dan memberikan botol air mineral padanya.
...****************...
'' nenek Alisa mau ibu... Alisa mau ketemu ibu, Alisa mau bobo sama ibu...'' ucap Alisa sambil terus menangis
'' cup... cup.. udah dong sayang, nanti kita telpon ayah ya. untuk membawa ibu pulang '' sahut bik sari sambil terus mengusap air mata Alisa yang sedari tadi menangis
'' udah dek... kasian nenek, kalo kamu menangis terus '' ucap Abang tertua
'' iya dek..., kalo kamu nangis terus, ntar ga cantik lagi lo...'' ucap Yoan menimpali nya
'' Alisa mau ibu bang..., Alisa lindu sama ibu...'' sebutnya lagi sambil terus terisak
bik sari sendiri bingung kenapa tiba-tiba Alisa sangat ingin bertemu dengan ibunya, padahal tadi saat ibunya menelpon Alisa tidak ingin sama sekali berbicara dengan Lina.
'' Yoan... Adi ... kalian tidur siang ya... nenek akan bujuk Alisa dulu ''
'' baik nek...'' sahut keduanya patuh
mereka pun berjalan beriringan kekamar, sesampainya dikamar mereka berbincang
'' bang... Yoan juga rindu pada ibu... ''
'' sabar ya Yoan, ibu bilang kan akan mengunjungi kita besok, mungkin hari ini ibu sedang ada keperluan lain '' sebut Adi menenangkan adiknya, entah mengapa perasaan Adi juga sama seperti kedua adiknya.
namun karena dia merasa lebih tua dari kedua adiknya ia berusaha menutupi rasa rindu nya.
ibunya pernah mengajarkan bahwa anak yang lebih tua harus belajar memahami adik-adik nya agar mereka merasa terlindungi oleh saudara tertua nya itu.
kembali kerumah sakit 💢
'' maaf pak, istri anda sudah tidak tertolong lagi, sekali lagi maafkan kami '' ucap dokter tersebut
'' tidak.... ini tidak mungkin terjadi, dokter katakan jika ini tidak benar '' ucap nya serak
'' maafkan kami pak, benturan yang terjadi dikepala istri anda sangatlah kuat, kami tidak bisa menyelamatkan nya'' ucap dokter itu dengan berat hati, ia harus tetap menyampaikan kabar ini meskipun pahit bagi keluarga pasien
tanpa banyak bicara lagi, Hermanto langsung memasuki kamar Lina, '' Lina ... kenapa kamu pergi..., apa yang harus aku katakan pada mereka '' sebutnya sambil menangis didepan tubuh Lina yang sudah terbaring tak bernyawa.
'' Alisa ..., Yoan..., Adi... maafkan ayah nak... ayah tidak bisa menjaga ibu kalian '' sesalnya sambil terus menangis didepan tubuh Lina
Deri hanya bisa menyaksikan dari kejauhan ia memberi waktu pada Hermanto yang sedang terpukul saat ini.
sementara Anggi dia bersorak ria didalam hatinya, karena semua rencana nya berhasil .
'' sekarang aku akan lebih mudah mendapatkan kamu Hermanto '' batinnya senang
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments