Hermanto berkeliling mencari alamat yang diberikan Anggi hingga matahari sudah beranjak dan berganti malam.
dengan berat hati Hermanto pun mengakhiri pencarian nya, ia memilih beristirahat untuk saat ini, disalah satu penginapan yang ada dikota tersebut.
setelah memesan kamar Hermanto pun diantar petugas hotel ke kamarnya.
'' ini kuncinya pak '' ucap petugas hotel
'' terimakasih '' sahut Hermanto lalu memasuki kamar tersebut.
Hermanto membaringkan tubuhnya di atas kasur tersebut.
lelah menyapa tubuhnya namun ia masih belum bisa tenang karena pencarian nya belum berhasil .
'' kenapa kamu sampai mengajukan permohonan cerai Lina ... apa tekad mu sudah bulat ingin berpisah, apa aku terlalu membatasi kamu hingga kamu memilih meninggalkan aku, tapi aku hanya ingin yang terbaik untuk anak-anak kita '' ucap Hermanto, ia masih terngiang dengan ucapan Anggi dan permintaan perpisahan yang pernah Lina lontarkan waktu itu sebelum Lina membawa pergi ketiga anaknya.
'' ah... lebih baik aku mandi dulu, sebentar lagi juga akan adzan magrib '' gumam Hermanto lalu bangkit dan memasuki kamar mandi.
💢 dikediaman Lina 💢
'' nenek kenapa ayah belum juga datang '' tanya Yoan pada bik Sari
'' nenek juga tidak tahu nak... lebih baik sekarang kita bersiap untuk sholat Maghrib dulu ya... '' ajak bik sari pada keduanya
'' baik nek... '' sahut Adi, Adi pun menarik tangan adiknya mengajak berwudhu
'' Ya Allah apa aku telpon saja pak Hermanto, kasian sekali mereka '' gumam bik sari sambil menatap iba pada kedua beradik itu
bik Sari pun menggelar sajadah untuk dirinya dan kedua bocah tersebut.
tampak Adi dan Yoan sudah keluar dari kamar mandi dengan rambut yang sedikit basah karena bekas wudhu mereka.
bik sari tersenyum dan menghampiri mereka sambil membawakan handuk untuk mengusap rambut keduanya yang terlihat basah.
'' aduh wudhu nya kok sampai basah gini sayang '' ucap bik sari
Adi dan Yoan hanya tertawa tanpa menyahuti pertanyaan bik sari.
'' ya sudah ayo kita sholat Maghrib setelah itu kita doakan kesehatan Alisa ya... '' sebut bik sari sambil menggiring keduanya .
'' Yoan mau doa agar bisa ketemu ayah nek '' sebut Yoan
Adi hanya melirik pada adiknya itu, ia tak banyak bicara.
'' boleh, kalian boleh berdoa apa saja sama Allah '' ucap bik sari
Yoan pun tersenyum menyahuti bik sari sementara Adi tetap dalam diamnya.
mereka pun melakukan sholat Maghrib bersama.
Adi tampak khusuk mengikuti gerakan bik sari sementara Yoan lebih banyak melakukan gerakan-gerakan diluar sholat.
wajar memang mengigat Yoan lebih muda ketimbang Adi yang saat ini sudah duduk dikelas dua.
jika Yoan dan Adi tengah menjalani ibadah sholat Maghrib bersama bik sari sementara Lina di klinik tengah panik karena keadaan Alisa memburuk hingga ia harus dipindahkan kerumah sakit yang lebih besar agar mendapatkan perawatan yang lebih lengkap.
saat ini Lina dan Alisa tengah berada di ambulance ia menangis melihat keadaan putrinya Alisa yang semakin menurun hingga kesadaran nya hilang.
ambulance pun berjalan dengan cepat membelah keramaian dengan suara sirine nya.
tak lama mereka pun sampai di sebuah rumah sakit besar yang berada di tengah kota tersebut.
para perawat pun segera menurunkan Alisa dan memindahkan nya ke atas bed yang sudah disiapkan oleh perawat rumah sakit itu.
'' sebaiknya ibuk tunggu disini dulu ya, kami akan melakukan yang terbaik untuk anak ibuk '' ucap dokter yang menangani Alisa
Lina hanya bisa mengangguk lemah, dalam kebingungannya Lina pun mengeluarkan ponsel nya, Hermanto harus tahu keadaan Alisa saat ini , ia sangat takut dengan keadaan Alisa.
dengan gemetar Lina menekan satu persatu nomor ponsel suaminya itu.
tak lama panggilan nya pun terhubung.
'' bang... ini aku Lina '' ucap nya pelan
Hermanto yang sedang berbaring pun langsung bangkit dari tempat tidurnya
'' Lina... diman kamu dan anak-anak ?'' tanya Hermanto langsung
'' bang maafkan aku, Alisa sekarang sedang dirawat '' ucap Lina memberi tahu nama rumah sakit dan kota tempat ia berada saat ini
'' apa ...?? kenapa dengan putri ku '' ujar Hermanto kaget
'' Alisa semalam hanya demam panas bang, tapi sore tadi kondisi nya menurun bahkan ia tidak sadarkan diri '' sebut Lina terisak
mendengar hal itu langsung saja Hermanto mengambil kunci motor dan dompet nya, '' ya sudah aku akan segera kesana '' ucap Hermanto lalu keluar dari kamar hotel
Lina merasa terkejut mendengar jawaban suaminya, ia tahu jarak antara kampung nya dan kota ini harus menempuh perjalanan selama enam jam, '' bagaimana mungkin ia berangkat malam-malam begini '' pikir Lina ia sedikit khawatir.
'' Ya Allah lindungilah bang Hermanto '' ucap Lina dalam hatinya, jujur ia masih menyayangi suaminya itu, namun ia juga tidak tahu kenapa ia ingin selalu berpisah dan jika bersama Hermanto hanya kebencian yang ia lihat pada suaminya itu.
Benci karena Hermanto selalu melarang nya untuk melakukan hal yang selama ini ia inginkan.
padahal Hermanto hanya ingin Lina bisa fokus mengurus anak-anak mereka, karena jadwal kerja Hermanto yang tidak menentu.
Sebelum berangkat Hermanto memasang gmaps terlebih dahulu agar memudahkan dirinya untuk menemukan rumah sakit yang di sebutkan Lina tadi.
'' Alisa kamu yang kuat ya sayang , ayah akan datang. rupanya hal ini yang terjadi padamu makanya ayah selalu kepikiran kamu beberapa hari ini '' batin Hermanto bicara seolah Alisa berada didekat nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments