Pagi ini tampak sibuk dikediaman Hermanto, bik sari terlihat mengemas perbekalan untuk Adi dan Yoan, sementara Alisa masih setia tidur dengan lelap dikamar sang ayah.
'' Adi, Yoan ini bekal kalian ya, belajar yang rajin '' ucap bik sari saat memberikan tas bekal pada dua bocah itu.
'' terimakasih nek... '' sahut mereka serempak
bik Sari mengusap kepala keduanya lalu kembali ke dapur mengerjakan tugas nya.
Hermanto yang sudah siap dengan pakaian kerjanya pun menghampiri kedua anaknya.
dalam hatinya ia sedih saat melihat keduanya yang terlihat sedang merapikan pakaiannya.
seharusnya ada sang ibu yang mendampingi mereka disaat seperti ini, namun takdir berkata lain.
Hermanto pun menghampiri keduanya '' wah.. anak ayah hebat ya, bisa merapikan pakaian sendiri '' pujiannya sambil mencium pucuk kepala Adi dan Yoan bergantian.
'' iya dong ayah, Adi kan udah besar '' sahut Adi bangga
'' Yoan juga ayah, Yoan juga udah gede '' sahutnya tak mau kalah
'' Alhamdulillah .... anak-anak ayah sangat pandai terimakasih ya sayang '' ujar Hermanto merangkul keduanya
'' entah apa yang membuat ibu kalian tega meninggalkan kalian, ayah tidak habis pikir mengapa ia sanggup berpisah dengan kalian hanya demi menuruti kemauan nya '' batin Hermanto mengucap sedih
'' ya sudah sekarang kita berangkat ya... '' ujar Hermanto melerai pelukannya
'' siap ayah '' seru keduanya
'' bik sari ...'' panggil Hermanto
'' iya pak.. '' sahut bik sari dari dapur, lalu menghampiri majikannya itu
'' bik kami berangkat dulu ya, nanti kalo Alisa terbangun dan mencari Saya, bibik hubungi saja saya '' ujar Hermanto
'' baik pak '' sahut bik Sari
'' salam dulu sama nenek ''
Adi dan Yoan pun menyalami bik Sari, wanita yang sudah mengasuh mereka dari kecil, bik sari selalu merasa terharu mendapatkan perlakuan seperti ini dari majikannya dan anak-anak nya, ia tidak menyangka jika rumah tangga sang majikannya akan berakhir seperti ini.
padahal mereka hampir tidak pernah cekcok selama bik sari bekerja dirumah ini.
'' baiklah bik... kami pergi dulu, titip Alisa ya bik '' sebut Hermanto pada bik sari
'' iya pak, hati-hati '' sahut nya
Hermanto dan kedua anaknya pun berangkat meninggalkan kediaman nya .
💢 dikediaman Lina 💢
'' aduh... kenapa Anggi ga jadi kemari sih, '' ucap Lina gusar
'' ah tidak mengapa, setidaknya aku bisa pergi ke toko perhiasan untuk menjual ini dulu agar nanti saat aku membutuhkan tidak repot lagi,
dan surat ini sebaiknya aku simpan saja disini '' ucap Lina menyimpan kembali dua map surat Tanah tersebut.
'' kenapa perasaan ku tidak enak begini ya...'' ucap Lina
'' ah mungkin karena aku tidak biasa sendiri , aku kehilangan mereka sesaat makanya perasaan ku ga karuan seperti ini '' sebutnya lagi
sementara Anggi tengah sibuk mengatur orang suruhannya untuk mencelakai Lina nanti nya.
'' ingat kalian harus membuat dia mati dan kejadian ini jangan sampai menimbulkan kecurigaan buat ia mati seperti kecelakaan dan jangan sampai ada jejak, kalian paham '' seru Anggi pada dua orang suruhannya
'' baik bos... Anda tenang saja, tidak akan ada yang tahu, jika ia mati karena dibunuh, ini sudah menjadi tanggung jawab kami asalkan bayaran nya setimpal '' sahut salah satu orang suruhannya
'' kalian tenang saja, akua akan bayar kalian, tapi ingat setelah kejadian ini, anggap kita tidak pernah saling mengenal kalian mengerti '' kata Anggi melempar sebuah amplop diatas meja
salah satu orang suruhan Anggi pun langsung mengambil amplop tersebut, lalu menghitung jumlah uang yang diberikan Anggi.
'' bagaimana cukup, bukan?? '' ujar Anggi tersenyum sinis
'' cukup bahkan lebih '' sahutnya
'' kalian bisa dapatkan tambahan lagi nanti dari korban, karena aku dengar ia akan membawa uang yang akan digunakan untuk memulai bisnisnya '' ujar Anggi
'' wah... wah ternyata kali ini kita dapat untung banyak bro '' ujar nya pada temannya
'' tentu saja, jika kalian berhasil, tapi kalau tidak maka aku tidak akan melepaskan kalian '' ancam Anggi mengancam
'' tentu, anda tidak usah khawatir '' sahut nya meyakinkan Anggi
'' baiklah sekarang kalian boleh pergi, nanti jika aku menghubungi kalian, maka kalian harus bersiap dengan tugas ini '' ujar Anggi
'' baik bos, kalau begitu kami pami dulu '' sebut keduanya meninggal kan kediaman Anggi
'' hahaha... sebentar lagi Lina, hanya sebentar lagi maka kamu tidak akan pernah bisa bertemu lagi dengan Hermanto '' ucap nya senang
'' aku tidak terima jika kamu hanya bercerai dengan nya, kamu harus benar-benar menghilang dari kehidupan nya '' ujar Anggi lagi
flash back ''
'' bang Hermanto ada yang mau aku sampai kan sama Abang '' ucap Anggi saat mereka sudah sama-sama duduk di salah bangkit taman tersebut
'' tunggu Anggi, aku ada hal juga yang ingin aku sampaikan aku harap kamu mau membantu ku ya...'' sebut Hermanto
Anggi terdiam niat hati ia ingin mengungkapkan perasaan selama ini pada Hermanto, namun ternyata ia harus kembali bersabar.
Hermanto sengaja mengajak Anggi keluar malam ini, karena ia tidak diijinkan oleh Dani untuk mengajak Lina keluar malam.
makanya Hermanto memutuskan untuk mengajak Anggi agar Anggi dapat membantu nya untuk mendekati Lina.
'' ada apa sih bang, kelihatannya serius banget '' tanya Anggi kemudian
'' begini... sebenarnya aku ingin mengajak Lina malam ini, tapi bang Dani tidak memberi izin, makanya aku meminta izin untuk mengajak mu dan syukur lah bang Dani mengizinkan '' ucap Hermanto menjelaskan
'' lalu apa hubungannya dengan Lina bang?'' tanya Anggi bingung
'' hemm... begini Anggi, kamu bantu aku ya ...'' ucap Hermanto masih menggantung
'' iya ada apa, kalo Abang ga bilang masalah nya gimana aku mau bantu '' tanya Anggi tak sabar, selama ini Hermanto hanya dilayani oleh nya setiap kali mampir kerumah makan bang Dani, dan hampir tidak pernah Anggi melihat Hermanto dan Lina berinteraksi, karena Anggi selalu mendahului pelayan lain nya jika Hermanto yang datang kerumah makan itu.
'' begini Anggi, kita kan sudah lama kenal aku ingin kamu membantu ku untuk menyampaikan perasaan ku pada Lina '' ucap Hermanto akhirnya
'' perasaan ...'' tanya Anggi kaget, dan seketika hatinya sakit saat mendengar Hermanto memilik perasaan pada sahabatnya itu.
'' iya... selama ini aku mengganggumu Lina, namun aku tidak bisa mendekatinya ''
'' ah.. baiklah bang, Anggi akan sampaikan nanti pada Lina '' sahut Anggi pelan
'' kamu kenapa Anggi '' tanya Hermanto, karena tiba-tiba saja Anggi kelihatan tidak bersemangat seperti tadi
'' ah tidak apa-apa bang, aku baik-baik saja , tidak usah khawatir '' jawab Anggi menutupi rasa kecewanya
'' baiklah, ayo kita beli minuman '' ajak Hermanto
'' ah iya bang '' sahut Anggi mengikuti langkah Hermanto
sejak malam itu Anggi membenci sahabat nya itu, ia menaruh dendam pada Lina karena Hermanto lebih memilih meminang Lina, padahal Anggi tahu jika Lina tidak mencintai Hermanto.
Lina mau menikah dengan Hermanto hanya ingin bebas dari Abang Dani dan kakak iparnya.
yang selama ini selalu menekan nya, dari dulu Anggi sangat tahu apapun tentang sahabat nya itu , termasuk ingin memiliki bisnis sendiri seperti kedua saudaranya.
dengan cara itu juga Anggi menghancurkan Lina.
flash back off...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments