Eps. #20 Pulang

Hari beranjak siang, matahari kian terik menyinari jagat raya. Udara panas berbaur dengan polusi, adalah hal yang senantiasa ada menyertai setiap kehidupan di kota besar.

Cuaca memang cukup gerah hari itu. Akan tetapi, suasana berbeda terasa di rumah kediaman Keluarga Waradana. Rumah itu terlihat sejuk dan asri karena banyak tanaman perindang yang tumbuh terawat di halaman rumah yang sangat luas dan mewah itu.

Dari dapur rumah itu, tercium aroma masakan yang mengguar memenuhi semua ruangan.

"Mama Mutiara, lagi masak apa, Ma?" Seorang gadis langsung masuk ke dapur karena tergoda dengan wangi makanan lezat yang tengah dimasak oleh seseorang di sana.

"Eh, tumben kamu sudah pulang jam segini, Dila?" sambut wanita itu, tetapi fokusnya tetap pada adonan tepung dan telur yang tengah diuleninya saat itu.

"Iya, Ma. Tadi hanya ada satu mata kuliah, jadi aku bisa pulang lebih cepat," sahut Ardila sambil mendekati Mutiara yang tengah sibuk membuat adonan kue.

"Wow, kelihatannya Mama masak banyak banget hari ini, apa ada sesuatu yang istimewa?" tanya Ardila sambil memperhatikan beberapa jenis masakan yang sudah selesai dimasak oleh Mutiara.

"Mama masak makanan kesukaan Baruna, kan sore ini dia pulang dari Sydney," sahut Mutiara tersenyum sumringah.

"Sudah setahun dia nggak pulang, pasti dia kangen masakan rumah," lanjut Mutiara. Dia sudah sangat merindukan kepulangan putra sulungnya sehingga senyum bahagia selalu terpasang di bibirnya saat dia membayangkan putranya itu akan segera kembali ke rumahnya.

Ardila hanya mengangguk dan tersenyum kecut mendengar penjelasan Mutiara. Walau sebenarnya dia tahu kalau Baruna, adik tirinya itu sudah ada di kota itu dari seminggu yang lalu, tetapi dia tidak melanggar janjinya untuk tetap tidak menceritakan semua hal tentang Baruna kepada kedua orang tua mereka.

"Oh ya ... sore ini ya, Ma? Ah, aku kenapa bisa lupa!" sungut Ardila, berpura-pura tidak ingat akan tanggal kepulangan Baruna.

"Iya, Sayang," sahut Mutiara.

"Apa ada yang bisa aku bantu, Ma?" tanya Ardila, lalu ikut mengambil adonan tepung dari tangan Mutiara dan berniat membantunya agar lebih cepat bisa menyelesaikan pekerjaannya di dapur.

"Ini, tolong kamu masukkan adonan cookies ini ke dalam oven, Sayang!" Mutiara menyerahkan sebuah loyang yang berisi adonan cookies kepada Ardila dan Ardila pun segera memasukkannya ke dalam oven sesuai perintah mamanya.

Keduanya lalu sama-sama sibuk melanjutkan menyelesaikan semua masakannya sambil sesekali bersenda gurau.

Meski bukan anak dan ibu kandung, Ardila dan Mutiara memang sangat dekat dan saling menyayangi. Mutiara selalu memberikan kasih sayang yang sama kepada ketiga anaknya, tanpa membeda-bedakan satu sama lain.

"Akhirnya beres juga!" seru Ardila sambil menyeka keringat yang membasahi keningnya setelah selesai menata semua makanan dan menyajikannya di meja makan.

"Makasih banyak ya, Dila. Untung kamu bantu Mama, kalau tidak Mama pasti kewalahan masak sebanyak ini sendiri," ujar Mutiara merasa senang karena Ardila sudah membantunya.

.

"Wah, ada banyak makanan hari ini. Sepertinya ada yang sangat spesial hari ini?" Seorang pria yang baru saja masuk ke ruang makan, juga terlihat terpukau melihat banyaknya makanan yang tersaji di atas meja makan hari itu.

"Eh, Papa! Hari ini Papa juga pulang lebih awal, Pa?" Ardila tersenyum saat melihat Arkha sudah pulang dari kantor dan langsung menghampiri dia dan Mutiara yang sudah hampir menyelesaikan semua pekerjaannya di ruang makan kala itu.

"Pastinya papamu juga pengen cepat balik dari kantor dan menunggu Baruna yang akan pulang hari ini, Dila," sahut Mutiara tanpa memberi kesempatan kepada suaminya untuk menjawab pertanyaan Ardila.

"Betul begitu kan, Bang?" sambungnya bertanya sambil tersenyum menatap Arkha yang juga mengangguk, tidak menampik apa yang dikatakan oleh istrinya.

"Iya! Dan kali ini, Baruna akan pulang untuk bersama kita selamanya di rumah ini. Dia sudah lulus dan tidak akan kembali lagi ke Australia." Senyum bahagia itu juga mengembang di bibir Arkha. Menyadari putranya akan kembali, rasa senang juga melingkupi hatinya saat itu.

.

Menjelang petang, Baruna pulang ke rumah itu sesuai jadwal dan disambut hangat oleh kedua orang tuanya, termasuk juga Ardila.

"Apa kabar kamu, Una? Mama kangen banget sama kamu, Sayang." Mutiara memeluk erat putranya itu dengan penuh kerinduan.

"Aku juga kangen sama Mama," sambut Baruna, ikut memeluk erat mamanya.

"Bagaimana perjalananmu, Nak? Papa sangat senang kamu pulang dan mulai saat ini kamu akan terus bersama kami disini," ujar Arkha juga ikut memeluk erat dan menepuk-nepuk punggung putranya.

Arkha juga sangat bahagia menyambut kedatangan putra pertamanya pulang kembali ke rumahnya.

"Kak Dila! Kakak apa kabar? Aku kangen banget sama Kakak. Entah sudah berapa tahun kita tidak ketemu, Kak!"

Setelah disambut dengan pelukan penuh kerinduan oleh Arkha dan Mutiara, Baruna juga berhambur untuk memeluk erat kakaknya, Ardila.

"Sandiwara!" bisik Ardila mencibir, tepat di telinga Baruna saat mereka berpelukan.

"Kakak makin hari makin cantik saja," balas Baruna mengalihkan dan sengaja tidak menanggapi cibiran Ardila. Sambil menatap lekat wajah kakaknya itu, Baruna mengedipkan sebelah matanya lalu tersenyum cengengesan. Dia sangat yakin, walau Ardila tahu dia hanya berpura-pura, tetapi Ardila pastilah tidak mengatakan kepada Arkha dan Mutiara semua kebenaran tentangnya.

Ardila hanya mencebikkan bibirnya melihat tingkah konyol adiknya.

Mereka semua lalu duduk di ruang tengah dan bercengkrama disana untuk beberapa saat. Suasana penuh kerinduan sangat terasa di antara empat orang itu. Arkha dan Mutiara terlihat sangat bahagia karena putra sulungnya itu kini sudah pulang dan tidak akan lagi meninggalkan rumah itu untuk kembali ke Australia.

"Bagaimana kabar Arnav, Pa? Apa dia betah tinggal di Perancis?" tanya Baruna saat ia teringat akan adik kandungnya yang saat itu juga masih di luar negeri untuk menuntut ilmu.

"Pastinya dia betah disana, Una. Adikmu itu sangat suka belajar, dia pasti sangat sibuk dengan tugas-tugas kuliahnya," ungkap Arkha. Senyum bangga juga terlukis di bibirnya karena menyadari kedua putranya sudah mendapatkan pendidikan yang sangat baik sesuai dengan apa yang dicita-citakannya selama ini.

"Aku juga kangen sama Bocah Kutu Buku itu," kelakar Baruna juga merasa rindu dengan adiknya yang sudah hampir dua tahun berpisah darinya.

"Huuh, dasar kamu, Una! Kau selalu saja mengejek adikmu seperti itu!" potong Mutiara tidak suka mendengar Baruna yang selalu mengejek adiknya dengan panggilan 'Kutu Buku'.

"Iya, kan kenyataanya Arnav memang begitu, hobinya hanya belajar dan belajar saja!" seloroh Baruna sambil terkekeh.

Keempat orang itu lalu terkekeh bersamaan. Arkha dan juga Mutiara hanya tersenyum tipis, saat mereka menyadari kalau memang benar Arnav, putra kandung kedua mereka memiliki sifat yang jauh berbeda dengan Baruna. Arnav cenderung lebih tertutup dan lugu, tetapi sangat cerdas dan sangat suka belajar tentang berbagai macam ilmu pengetahuan.

"Oh ya, selamat ya, Una! Kamu sudah menyelesaikan kuliahmu di Sydney. Papa akan segera mengajarkan kamu untuk mengurus perusahaan Papa," urai Arkha bersemangat. Tentunya, setelah Baruna menyelesaikan pendidikannya di Negeri Kanguru, dia menyimpan harapan besar kepada putranya, agar bisa melanjutkan roda perusahaanya kelak.

"Terima kasih, Pa." Baruna hanya tersenyum tipis menanggapi ucapan selamat dari papanya. Ada sedikit rasa tidak senang di benaknya, saat mendengar Arkha membahas tentang mengurus perusahaan kepadanya, sementara dia sendiri belum puas menikmati masa mudanya.

"Sebaiknya sekarang kita makan. Mama dan Ardila sudah masak makanan kesukaan kamu, Una!" pungkas Mutiara. "Pastinya kamu kangen masakan rumah kan?" sambung Mutiara seraya mengajak ketiganya menuju ruang makan.

Terpopuler

Comments

Rosni Lim

Rosni Lim

Samangat Thor

2022-08-22

0

Don't Ask Myname

Don't Ask Myname

kompak 👍👍

2022-08-15

0

Hanifa Wilda Amrullah

Hanifa Wilda Amrullah

Baruna akhirnya pulang ke istana skaligus bagai penjara wkwkwkwk

2022-08-04

1

lihat semua
Episodes
1 Eps. #1 Mabuk
2 Eps. #2 Berkelahi
3 Eps. #3 Sama-Sama Berbohong
4 Eps. #4 Salah Sangka
5 Eps. #5 Hampir Diperkosa
6 Eps. #6 Cepatlah Pulang
7 Eps. #7 Di Kediaman Waradana
8 Eps #8 Baruna's Lifestyle
9 Eps. #9 Sexy Dancer
10 Eps. #10 Menolong Seseorang Yang Tidak Dikenal
11 Eps. #11 Terpesona Pada Pandangan Pertama
12 Eps. #12 Perkenalan Penuh Kesan
13 Eps. #13 Menyimpan Dendam
14 Eps. #14 Bekerja Sama
15 Eps. #15 Transaksi Kotor
16 Eps. #16 Niat Menolong
17 Eps. #17 Wajah Di Balik Topeng
18 Eps. #18 Pengakuan Jujur Floretta
19 Eps. #19 Perasaan Berbeda
20 Eps. #20 Pulang
21 Eps. #21 Menyimpan Rasa
22 Eps. #22 Ziarah Ke Makam Mama
23 Eps. #23 Terlalu Dimanja
24 Eps. #24 Mendapat Pekerjaan
25 Eps. #25 Jadian
26 Eps. #26 Siapakah Pria Itu?
27 Eps. #27 Hanya Ciuman
28 Eps. #28 Tidak Jadi Pulang
29 Eps. #29 Khilaf
30 Eps. #30 Dihadang Pria Asing
31 Eps. #31 Orang Yang Menembak Baruna
32 Eps. #32 Jauhi Dia!
33 Eps. #33 Kebenaran Tentang Baruna
34 Eps. #34 Sampai Hati
35 Eps. #35 Hanya Bisa Pasrah
36 Eps. #36 Sudah Tidak Suci
37 Eps. #37 Merasa Cemas
38 Eps. #38 Bahaya Mengancam
39 Eps. #39 Pertemuan
40 Eps. #40 Rasa Tidak Terima
41 Eps. #41 Peringatan Kedua
42 Eps. #42 Melarikan Diri
43 Eps. #43 Diusir
44 Eps. #44 Tidak Diizinkan Bertemu
45 Eps. #45 Kita Berpisah
46 Eps. #46 Sebuah Harapan
47 Eps. #47 Mencoba Mencari Tahu
48 Eps. #48 Hampir Terjadi Lagi
49 Eps. #49 Ancaman Lain
50 Eps. #50 Berbalik Membela
51 Eps. #51 Membuat Perhitungan
52 Eps. #52 Rasa Penasaran Ardila
53 Eps. #53 Menemukan Sebuah Rahasia
54 Eps. #54 Terjadi Kebakaran
55 Eps. #55 Curiga
56 Eps. #56 Serangan Daniel
57 Eps. #57 Persembunyian Daniel
58 Eps. #58 Sudah Dikepung
59 Eps. #59 Tamat Riwayatmu
60 Eps. #60 Menemukan Jawaban
61 Eps. #61 Kematian Alfin
62 Eps. #62 Kehidupan Baru
63 Eps. #63 Mencari Keberadaan Mereka
64 Eps. #64 Menolak Dijodohkan
65 Eps. #65 Tidak Bergairah
66 Eps. #66 Bekerja Di Restaurant
67 Eps. #67 Kapten Kapal Yang Baik Hati
68 Eps. #68 Anak Siapa?
69 Eps. #69 Menemukan Titik Terang
70 Eps. #70 Mimpi Buruk
71 Eps. #71 Berita Kecelakaan
72 Eps. #72 Kandas Di Tengah Laut
73 Eps. #73 Keadaan Darurat
74 Eps. #74 Hanyut Terbawa Arus
75 Eps. #75 Merasa Kehilangan
76 Eps. #76 Menyadari Kekeliruan
77 Eps. #77 Merelakan
78 Eps. #78 Menata Hidup Baru
79 Eps. #79 Pernikahan Bahagia
80 Eps. #80 Menyatunya Kembali Dua Hati
81 Eps. #81 Bukan Malam Pertama
82 Eps. #82 Floating Breakfast
83 Eps. #83 Apakah Cinta Ini Kesalahan?
84 Eps. #84 Bersedia Menerima
85 Eps. #85 Kejutan Bahagia
86 Eps. #87 Pagi Yang Bahagia
87 Eps. #87 Akhir Yang Penuh Kebahagiaan
88 Pengumuman Karya Baru
89 Pengumuman Karya Baru : JANDA BOLONG TAK LAGI TRENDING
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Eps. #1 Mabuk
2
Eps. #2 Berkelahi
3
Eps. #3 Sama-Sama Berbohong
4
Eps. #4 Salah Sangka
5
Eps. #5 Hampir Diperkosa
6
Eps. #6 Cepatlah Pulang
7
Eps. #7 Di Kediaman Waradana
8
Eps #8 Baruna's Lifestyle
9
Eps. #9 Sexy Dancer
10
Eps. #10 Menolong Seseorang Yang Tidak Dikenal
11
Eps. #11 Terpesona Pada Pandangan Pertama
12
Eps. #12 Perkenalan Penuh Kesan
13
Eps. #13 Menyimpan Dendam
14
Eps. #14 Bekerja Sama
15
Eps. #15 Transaksi Kotor
16
Eps. #16 Niat Menolong
17
Eps. #17 Wajah Di Balik Topeng
18
Eps. #18 Pengakuan Jujur Floretta
19
Eps. #19 Perasaan Berbeda
20
Eps. #20 Pulang
21
Eps. #21 Menyimpan Rasa
22
Eps. #22 Ziarah Ke Makam Mama
23
Eps. #23 Terlalu Dimanja
24
Eps. #24 Mendapat Pekerjaan
25
Eps. #25 Jadian
26
Eps. #26 Siapakah Pria Itu?
27
Eps. #27 Hanya Ciuman
28
Eps. #28 Tidak Jadi Pulang
29
Eps. #29 Khilaf
30
Eps. #30 Dihadang Pria Asing
31
Eps. #31 Orang Yang Menembak Baruna
32
Eps. #32 Jauhi Dia!
33
Eps. #33 Kebenaran Tentang Baruna
34
Eps. #34 Sampai Hati
35
Eps. #35 Hanya Bisa Pasrah
36
Eps. #36 Sudah Tidak Suci
37
Eps. #37 Merasa Cemas
38
Eps. #38 Bahaya Mengancam
39
Eps. #39 Pertemuan
40
Eps. #40 Rasa Tidak Terima
41
Eps. #41 Peringatan Kedua
42
Eps. #42 Melarikan Diri
43
Eps. #43 Diusir
44
Eps. #44 Tidak Diizinkan Bertemu
45
Eps. #45 Kita Berpisah
46
Eps. #46 Sebuah Harapan
47
Eps. #47 Mencoba Mencari Tahu
48
Eps. #48 Hampir Terjadi Lagi
49
Eps. #49 Ancaman Lain
50
Eps. #50 Berbalik Membela
51
Eps. #51 Membuat Perhitungan
52
Eps. #52 Rasa Penasaran Ardila
53
Eps. #53 Menemukan Sebuah Rahasia
54
Eps. #54 Terjadi Kebakaran
55
Eps. #55 Curiga
56
Eps. #56 Serangan Daniel
57
Eps. #57 Persembunyian Daniel
58
Eps. #58 Sudah Dikepung
59
Eps. #59 Tamat Riwayatmu
60
Eps. #60 Menemukan Jawaban
61
Eps. #61 Kematian Alfin
62
Eps. #62 Kehidupan Baru
63
Eps. #63 Mencari Keberadaan Mereka
64
Eps. #64 Menolak Dijodohkan
65
Eps. #65 Tidak Bergairah
66
Eps. #66 Bekerja Di Restaurant
67
Eps. #67 Kapten Kapal Yang Baik Hati
68
Eps. #68 Anak Siapa?
69
Eps. #69 Menemukan Titik Terang
70
Eps. #70 Mimpi Buruk
71
Eps. #71 Berita Kecelakaan
72
Eps. #72 Kandas Di Tengah Laut
73
Eps. #73 Keadaan Darurat
74
Eps. #74 Hanyut Terbawa Arus
75
Eps. #75 Merasa Kehilangan
76
Eps. #76 Menyadari Kekeliruan
77
Eps. #77 Merelakan
78
Eps. #78 Menata Hidup Baru
79
Eps. #79 Pernikahan Bahagia
80
Eps. #80 Menyatunya Kembali Dua Hati
81
Eps. #81 Bukan Malam Pertama
82
Eps. #82 Floating Breakfast
83
Eps. #83 Apakah Cinta Ini Kesalahan?
84
Eps. #84 Bersedia Menerima
85
Eps. #85 Kejutan Bahagia
86
Eps. #87 Pagi Yang Bahagia
87
Eps. #87 Akhir Yang Penuh Kebahagiaan
88
Pengumuman Karya Baru
89
Pengumuman Karya Baru : JANDA BOLONG TAK LAGI TRENDING

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!