"Jangan coba-coba mendekat lagi!" teriak Ardila sambil menunjukkan kedua telapak tangannya menghadang Jeffrey yang semakin mendesak ke arahnya.
"Ooo ... jinak-jinak merpati rupanya gadis ini?" Jeffrey tersenyum menyeringai. Tanpa memperdulikan teriakan Ardila, dia semakin menghimpit dan merapatkan tubuhnya ke tubuh Ardila.
"Lepaskan aku!" Ardila berusaha sekuat tenaga melepaskan tangan Jeffrey yang memojokkannya di dinding kamar itu.
"Jangan berani menyentuhku!" ronta Ardila. Dengan kedua tangannya, dia mendorong dada Jeffrey sekuat tenaga. Akan tetapi, tenaga Ardila tidaklah sekuat Jeffrey, sehingga dengan mudah Jeffrey membalas mencengkram kedua lengan Ardila lebih kuat.
"Jangan sok jual mahal, Cantik! Saatnya kita bersenang-senang sekarang," cibir Jeffrey semakin genit menatap mata Ardila yang terlihat sangat ketakutan.
Jeffrey lalu mendorong tubuh Ardila hingga terjatuh ke atas tempat tidur dan dengan segera Jeffrey menindih serta menahan kedua tangan Ardila di atas kasur sehingga, Ardila benar-benar sudah tidak dapat meronta lagi.
"Tolong! Jangan lakukan ini terhadapku. Aku mohon, lepaskan aku!" rengek Ardila semakin ketakutan.
"Kamu sangat cantik dan menggairahkan. Baruna pasti sudah membayarmu sangat mahal, jadi tidak mungkin aku akan melepaskanmu!" sembur Jeffrey terus terkekeh dan mendominasi.
"Lepaskan! Aku bukan wanita seperti itu. Jangan sentuh aku!" Ardila terus memelas dan semakin ketakutan. Akan tetapi, dia tidak dapat berkutik, cengkraman Jeffrey begitu kuat mengungkungnya.
"Ayo, Sayang! Malam ini kita akan ke surga bersama-sama," desah Jeffrey semakin ganas menindihnya dan terlihat sangat berhasrat ingin segera melepaskan semua hal yang membuncah di jiwanya setelah melihat kecantikan dan kemolekan tubuh gadis di hadapannya. Sesuatu yang tersembunyi di balik handuk yang melingkar di pinggangnya itu pun menyembul tegak berdiri dan siap mencari celah kehangatan di tubuh Ardila.
Jeffrey mendekatkan wajahnya ke wajah Ardila dan dengan kasar bibirnya mellumatt bibir Ardila penuh gairah. Jeffrey membenamkan kepalanya di ceruk leher Ardila seraya mencumbunya dengan sangat brutal.
"Cuh!"
Walau di bawah tekanan Jeffrey, Ardila masih bisa mengeluarkan cairan kental dari mulutnya dan diarahkan ke wajah Jeffrey.
"Ahh ... sialan!" umpat Jeffrey geram akan penolakan Ardila seraya mengusap wajahnya dengan lengannya. Matanya semakin jallang menatap wajah Ardila yang kembali terlihat pucat karena ketakutan setengah mati di hadapannya.
"Tolong ... aku mohon padamu, lepaskan aku dan jangan lakukan hal kotor ini terhadapku!" lirih Ardila memelas dan terlihat pasrah. Air mata berlinang membasahi pipinya. Mencoba melawan dan memberontak, dia sudah tidak sanggup lagi. Jeffrey sudah menguasainya sepenuhnya.
"Baruna, cepatlah kembali! Jangan biarkan laki-laki ini menghancurkan hidupku malam ini!" harapnya dalam hati. Tubuhnya bergetar, keringat dingin mengucur deras dari sekujur tubuhnya. Pasrah, hanya itu yang bisa dilakukannya saat itu.
Di saat yang sama, Baruna yang sudah kembali dari butik langsung masuk ke kamarnya.
"Apa-apaan ini?" Mata Baruna terbelalak saat melihat Jeffrey sedang menindih tubuh Ardila.
"Hentikan, Jeff! Lepaskan dia!" pekik Baruna dan dengan cepat menarik pundak Jeffrey.
"Benar-benar memalukan! Kurang ajar kamu, Jeff!" dengus Baruna sangat marah.
Plaakk!
Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Jeffrey. Baruna sudah tidak bisa menahan emosinya melihat perbuatan menjijikan yang dilakukan oleh sahabatnya sendiri.
"Kau apakan kakakku, hah? Berani-beraninya kau coba menyentuhnya!" Baruna menatap tajam ke arah Jeffrey dan merasa sangat geram dengan apa yang sudah dilakukan Jeffrey terhadap kakaknya.
Plaakk!
Tamparan kedua kembali dihadiahkan oleh Baruna di pipi Jeffrey yang satunya.
"Apa kau ingin aku menghabisimu disini?" Tangan Baruna kembali terangkat dan mengepal, siap memberi pukulan ke arah Jeffrey. Dia sangat tidak bisa terima atas perlakuan tidak senonoh sahabatnya itu terhadap kakaknya.
"Tunggu, Baruna! Kenapa kau jadi marah padaku seperti ini? Memangnya siapa dia, mengapa aku tidak boleh menyentuhnya? Bukannya wanita ini sengaja kau bayar untuk kita ajak bersenang-senang disini?" cegah Jeffrey seraya menahan tangan Baruna agar tidak memukulnya lagi.
"Jangan sembarangan kamu, Jeff! Dia ini kakakku. Jadi, jangan pernah lagi berpikir kamu bisa seenaknya berbuat tidak senonoh kepadanya!" bentak Baruna dengan sangat kesal dan terus menatap Jeffrey dengan matanya yang menyala.
"Apa, wanita ini kakakmu?" Jeffrey membelalakkan matanya tidak percaya.
"Kenapa dia bisa ada di kamar ini?" tanya Jeffrey seraya menggeleng tidak percaya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
mama yuhu
si jefri sudah tempeleng masih setengah sadar😁🤣🤣
kenapa baruna jadi nakal yoo?
2023-08-01
0
Retno
hampir saja... bikin deg degan....
2022-09-06
0
Hanifa Wilda Amrullah
huuhh...untung saja. aq tegang tau....ikut panik
2022-08-03
1