Eps. #7 Di Kediaman Waradana

Malam semakin larut, tetapi jalanan kota masihlah terlihat ramai. Aktifitas malam masih mendominasi kehidupan kota yang selama dua puluh empat jam penuh seakan terus hidup dan tidak pernah tidur.

Tik! Tik! Tik!

Di rumah besar dan mewah Kediaman Waradana, tampak sepasang suami istri tengah duduk di sebuah sofa di ruang tengah rumah itu sambil memperhatikan jarum jam yang terus berdetik dan berputar pada sebuah jam dinding antik penghias sudut ruangan yang sangat luas itu.

Sesekali sang suami berdiri dan mondar-mandir dengan raut wajah tidak tenang.

"Sudah selarut ini tapi Ardila belum pulang juga. Entah kemana anak itu? Ponselnya juga tidak aktif." Pria itu menekan keningnya dan tampak sangat gelisah.

"Jangan terlalu mengkhawatirkan Ardila, Bang! Dia sudah dewasa, dan aku yakin dia pasti bisa menjaga dirinya sendiri," hibur sang istri berusaha mengurangi kecemasan suaminya.

"Bagaimana aku nggak khawatir, Ra. Ponsel Ardila dari tadi tidak bisa dihubungi. Aku takut terjadi apa-apa dengannya."

"Kita berdoa saja semoga tidak sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, Bang."

Ting! Tung ...!

Beberapa menit kemudian, terdengar bel rumah itu berdenting.

"Itu pasti Ardila pulang!" Pria itu segera melangkahkan kakinya menuju pintu utama di rumah itu.

Ardila menundukkan wajahnya tidak berani menatap wajah Arkha, papanya yang sedang berdiri di hadapannya, dan sudah membukakan pintu untuknya.

"Kemana saja kamu jam segini baru pulang?" cecar Arkha, memberi tatapan tidak senang ke arah Ardila.

"Ma-maafkan aku, Pa. Ta-tadi ... tadi ada itu, ee ... a-ada bimbingan tambahan dari dosen. Makanya aku terlambat pulang," terang Ardila tergagap dan gugup karena tengah berbohong kepada papanya.

"Apa kamu tidak lihat ini sudah jam berapa? Apa pantas seorang gadis masih berkeliaran di luar rumah malam-malam begini?" bentak Arkha, seraya menunjuk jam tangan yang melingkar di tangan kanannya. Dia merasa jengkel dengan kelakuan putrinya yang sudah membuatnya gelisah menantikan kepulangannya hingga hampir tengah malam seperti saat itu.

"Sudahlah, Bang. Biarkan Ardila masuk dulu. Kita bicara di dalam saja," sela Mutiara, mencegah suaminya memarahi putrinya.

"Ayo, Dila, cepat masuk!" ajak mutiara sambil merangkul pundak putrinya dan membawanya masuk ke dalam rumah.

"Duduk! Papa ingin bicara sama kamu!" suruh Arkha menegaskan perintahnya agar Ardila ikut duduk di sofa ruangan itu. Ardila hanya bisa mengangguk patuh, tidak berani melawan perintah papanya.

"Sekarang jelaskan ke Papa, kenapa kamu pulang selarut ini tanpa kasih kabar sama Papa?" tuntut Arkha dengan penuh penekanan seraya menatap tajam ke arah Ardila.

"Ponselku lowbat dan aku lupa bawa charger, Pa," kilah Ardila kembali berbohong dan terus menundukkan wajahnya.

"Apa kamu tidak bisa meminjam ponsel dari temanmu sekedar untuk mengabari papa atau mama?" Arkha tersenyum kecut, semakin kesal akan alasan tidak masuk akal yang diberikan Ardila.

"Sekali lagi maafkan aku, Pa! Tadi aku sangat sibuk mengerjakan tugas akhir, sampai-sampai aku lupa kasih kabar ke papa dan mama," sanggah Ardila mencari alasan untuk membela diri.

"Berapa kali harus papa ingatkan sama kamu, papa paling tidak suka melihat anak gadis keluyuran di luar rumah malam-malam begini! Apa kamu belum mengerti juga, kalau semua itu sangat membahayakan keselamatanmu?" tegas Arkha. Dia merasa kecewa karena Ardila tidak mengindahkan nasehat yang dia sering sampaikan kepada putrinya itu.

"Lain kali kalau kamu berani melanggar nasehat papa lagi, papa tidak akan segan kasih kamu hukuman!" Arkha menudingkan telunjuknya ke wajah Ardila.

"Sudah, jangan marahi Ardila lagi, Bang! Yang penting kan sekarang Ardila sudah tiba di rumah dalam keadaan baik-baik saja," potong Mutiara membela putri sambungnya itu. Dia tidak ingin Arkha terus-terusan memarahinya.

"Sekarang sudah malam, sebaiknya kamu ke kamar dan istirahat, Dila!" Mutiara memberi isyarat agar Ardila segera masuk ke kamarnya dan beristirahat.

Ardila mengangguk patuh dan segera melangkah menuju ke kamarnya.

"Kamu terlalu memanjakan anak itu, Ra. Karena itu lah dia jadi terbiasa melakukan apa saja sesuai kehendaknya sendiri," hardik Arkha kepada istrinya, saat Ardila sudah meninggalkan mereka di ruang tengah rumah itu.

"Jangan terlalu keras terhadap Ardila, Bang. Dia masih muda, tidak baik jika kita terlalu mengekangnya. Biarkan dia menikmati masa mudanya dulu," sahut Mutiara tidak terlalu risau akan kelakuan Ardila.

"Yang penting kan sekarang Ardila sudah pulang dan tidak terjadi apa-apa dengannya," pungkas Mutiara tidak ingin memperpanjang rasa jengkel suaminya.

"Sudah hampir tengah malam, kita juga harus istirahat, Bang. Ayo kita ke kamar, sebaiknya kita segera tidur!" ajak Mutiara sambil menarik tangan Arkha dan membawanya ke kamar mereka.

Tiba di kamar, Arkha dan Mutiara sama-sama merebahkan tubuh mereka di atas tempat tidur dan berbaring menengadah memandangi langit-langit kamarnya.

"Tidak terasa sudah dua puluh tahun kita hidup bersama di rumah ini, Ra," ucap Arkha mengenang perjalanan hidup mereka yang sudah selama dua puluh tahun hidup berbahagia bersama.

"Walau kita sudah punya tiga orang anak, entah mengapa aku sering merasa kesepian disini," keluh Arkha.

"Kenapa begitu, Bang? Memangnya kehadiranku tidak Abang anggap ya, kenapa bisa merasa kesepian seperti itu? Aku kan selalu ada buat Abang," protes Mutiara berseloroh manja.

"Bukan seperti itu, Sayang!" tangkis Arkha seraya membalikkan badannya dan tidur miring menghadap ke arah istrinya.

"Saat anak-anak kita sudah besar, justru kita sangat jarang bisa bersama mereka. Baruna masih di Sydney, sedangkan Arnav, sudah dua tahun ini melanjutkan kuliahnya di Perancis. Untunglah Ardila sudah tinggal lagi bersama kita di rumah ini. Itu sebabnya, aku sangat khawatir kalau sampai terjadi apa-apa dengannya. Walau Ardila bukan darah daging kita, tapi aku sudah menganggapnya seperti anak kandungku sendiri," celoteh Arkha berkeluh kesah dengan istrinya.

Sudah tiga tahun Ardila kembali ke rumah Kediaman Waradana. Sebelumnya, dia sempat tinggal bersama kakek dan neneknya yaitu orang tua dari Livina, ibu kandung Ardila, yang tinggal di kota lain. Alasan Ardila tinggal disana adalah karena perlakuan Oma Yuna yang selalu membeda-bedakannya dalam memberi kasih sayang dengan Baruna dan juga Arnav yang merupakan anak kandung Arkha dan Mutiara yang sebenarnya.

Ardila memang bukan cucu kandung Oma Yuna. Ardila hanyalah putri angkat yang dianggap sebagai anak kandung oleh Arkha. Setelah Oma Yuna memutuskan menghabiskan masa tuanya di Singapura bersama saudaranya, saat itulah Ardila bersedia kembali ke Kediaman Waradana dan tinggal bersama Arkha dan Mutiara serta melanjutkan kuliah untuk meraih gelar magisternya di kota itu.

"Baruna juga sebentar lagi pulang, Bang. Setelah dia menyelesaikan kuliahnya di Aussi, dia akan selamanya bersama kita lagi disini," balas Mutiara menanggapi curahan isi hati suaminya.

Mutiara lalu ikut memiringkan badannya sehingga keduanya tidur dengan posisi saling berhadapan.

"Iya, Ra. Saat Baruna sudah kembali nanti, aku akan mulai mengajarkannya untuk mengurus perusahaan. Setelah dia bisa menjalankan perusahaan sendiri dan menikah, kita akan lebih bebas menjalani masa tua kita. Aku juga ingin seperti Mama Yuna. Aku ingin menghabiskan masa retired di Singapore dan menetap disana." Arkha tersenyum menatap wajah istrinya, mengutarakan semua harapannya setelah mereka sudah tua nanti dan sudah tidak produktif lagi.

"Iya, Bang!" Mutiara hanya menjadi pendengar yang baik dan tidak terlalu serius menanggapi semua curhatan Arkha.

Sudah dua puluh tahun mereka menjalani rumah tangga dan hidup bersama, selama itu hanya kebahagiaanlah yang mereka nikmati bersama. Meski terkadang ada saja batu kerikil yang menjadi penghalang, semua itu dengan mudah mereka lalui, karena ketulusan cinta yang mengikat mereka selalu menjadi kekuatan mereka menghadapi semua aral melintang di hadapan mereka.

...----------------...

.

Jangan lupa untuk tetap dukung karya ini ya, Guys!

Give away akan Author berikan untuk pembaca setia yang paling banyak memberi dukungan setelah nanti karya ini berhasil di kontrak.

Vote, like, comment dan juga gift-nya selalu dinantikan ya...

So, jangan cuma jadi silent reader... Karena silent reader tidak berkesempatan mendapat give away 😍

Terpopuler

Comments

mama yuhu

mama yuhu

kenapa anak kalian hanya 2?
g Mau nambah k😁😁🤗

2023-08-02

0

mama yuhu

mama yuhu

salut buat ara dan arka

2023-08-02

1

mama yuhu

mama yuhu

arka tipe orang tua yg protektif..meskipun bukan darah dagingnya tp dia bertanggung jawab

2023-08-02

1

lihat semua
Episodes
1 Eps. #1 Mabuk
2 Eps. #2 Berkelahi
3 Eps. #3 Sama-Sama Berbohong
4 Eps. #4 Salah Sangka
5 Eps. #5 Hampir Diperkosa
6 Eps. #6 Cepatlah Pulang
7 Eps. #7 Di Kediaman Waradana
8 Eps #8 Baruna's Lifestyle
9 Eps. #9 Sexy Dancer
10 Eps. #10 Menolong Seseorang Yang Tidak Dikenal
11 Eps. #11 Terpesona Pada Pandangan Pertama
12 Eps. #12 Perkenalan Penuh Kesan
13 Eps. #13 Menyimpan Dendam
14 Eps. #14 Bekerja Sama
15 Eps. #15 Transaksi Kotor
16 Eps. #16 Niat Menolong
17 Eps. #17 Wajah Di Balik Topeng
18 Eps. #18 Pengakuan Jujur Floretta
19 Eps. #19 Perasaan Berbeda
20 Eps. #20 Pulang
21 Eps. #21 Menyimpan Rasa
22 Eps. #22 Ziarah Ke Makam Mama
23 Eps. #23 Terlalu Dimanja
24 Eps. #24 Mendapat Pekerjaan
25 Eps. #25 Jadian
26 Eps. #26 Siapakah Pria Itu?
27 Eps. #27 Hanya Ciuman
28 Eps. #28 Tidak Jadi Pulang
29 Eps. #29 Khilaf
30 Eps. #30 Dihadang Pria Asing
31 Eps. #31 Orang Yang Menembak Baruna
32 Eps. #32 Jauhi Dia!
33 Eps. #33 Kebenaran Tentang Baruna
34 Eps. #34 Sampai Hati
35 Eps. #35 Hanya Bisa Pasrah
36 Eps. #36 Sudah Tidak Suci
37 Eps. #37 Merasa Cemas
38 Eps. #38 Bahaya Mengancam
39 Eps. #39 Pertemuan
40 Eps. #40 Rasa Tidak Terima
41 Eps. #41 Peringatan Kedua
42 Eps. #42 Melarikan Diri
43 Eps. #43 Diusir
44 Eps. #44 Tidak Diizinkan Bertemu
45 Eps. #45 Kita Berpisah
46 Eps. #46 Sebuah Harapan
47 Eps. #47 Mencoba Mencari Tahu
48 Eps. #48 Hampir Terjadi Lagi
49 Eps. #49 Ancaman Lain
50 Eps. #50 Berbalik Membela
51 Eps. #51 Membuat Perhitungan
52 Eps. #52 Rasa Penasaran Ardila
53 Eps. #53 Menemukan Sebuah Rahasia
54 Eps. #54 Terjadi Kebakaran
55 Eps. #55 Curiga
56 Eps. #56 Serangan Daniel
57 Eps. #57 Persembunyian Daniel
58 Eps. #58 Sudah Dikepung
59 Eps. #59 Tamat Riwayatmu
60 Eps. #60 Menemukan Jawaban
61 Eps. #61 Kematian Alfin
62 Eps. #62 Kehidupan Baru
63 Eps. #63 Mencari Keberadaan Mereka
64 Eps. #64 Menolak Dijodohkan
65 Eps. #65 Tidak Bergairah
66 Eps. #66 Bekerja Di Restaurant
67 Eps. #67 Kapten Kapal Yang Baik Hati
68 Eps. #68 Anak Siapa?
69 Eps. #69 Menemukan Titik Terang
70 Eps. #70 Mimpi Buruk
71 Eps. #71 Berita Kecelakaan
72 Eps. #72 Kandas Di Tengah Laut
73 Eps. #73 Keadaan Darurat
74 Eps. #74 Hanyut Terbawa Arus
75 Eps. #75 Merasa Kehilangan
76 Eps. #76 Menyadari Kekeliruan
77 Eps. #77 Merelakan
78 Eps. #78 Menata Hidup Baru
79 Eps. #79 Pernikahan Bahagia
80 Eps. #80 Menyatunya Kembali Dua Hati
81 Eps. #81 Bukan Malam Pertama
82 Eps. #82 Floating Breakfast
83 Eps. #83 Apakah Cinta Ini Kesalahan?
84 Eps. #84 Bersedia Menerima
85 Eps. #85 Kejutan Bahagia
86 Eps. #87 Pagi Yang Bahagia
87 Eps. #87 Akhir Yang Penuh Kebahagiaan
88 Pengumuman Karya Baru
89 Pengumuman Karya Baru : JANDA BOLONG TAK LAGI TRENDING
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Eps. #1 Mabuk
2
Eps. #2 Berkelahi
3
Eps. #3 Sama-Sama Berbohong
4
Eps. #4 Salah Sangka
5
Eps. #5 Hampir Diperkosa
6
Eps. #6 Cepatlah Pulang
7
Eps. #7 Di Kediaman Waradana
8
Eps #8 Baruna's Lifestyle
9
Eps. #9 Sexy Dancer
10
Eps. #10 Menolong Seseorang Yang Tidak Dikenal
11
Eps. #11 Terpesona Pada Pandangan Pertama
12
Eps. #12 Perkenalan Penuh Kesan
13
Eps. #13 Menyimpan Dendam
14
Eps. #14 Bekerja Sama
15
Eps. #15 Transaksi Kotor
16
Eps. #16 Niat Menolong
17
Eps. #17 Wajah Di Balik Topeng
18
Eps. #18 Pengakuan Jujur Floretta
19
Eps. #19 Perasaan Berbeda
20
Eps. #20 Pulang
21
Eps. #21 Menyimpan Rasa
22
Eps. #22 Ziarah Ke Makam Mama
23
Eps. #23 Terlalu Dimanja
24
Eps. #24 Mendapat Pekerjaan
25
Eps. #25 Jadian
26
Eps. #26 Siapakah Pria Itu?
27
Eps. #27 Hanya Ciuman
28
Eps. #28 Tidak Jadi Pulang
29
Eps. #29 Khilaf
30
Eps. #30 Dihadang Pria Asing
31
Eps. #31 Orang Yang Menembak Baruna
32
Eps. #32 Jauhi Dia!
33
Eps. #33 Kebenaran Tentang Baruna
34
Eps. #34 Sampai Hati
35
Eps. #35 Hanya Bisa Pasrah
36
Eps. #36 Sudah Tidak Suci
37
Eps. #37 Merasa Cemas
38
Eps. #38 Bahaya Mengancam
39
Eps. #39 Pertemuan
40
Eps. #40 Rasa Tidak Terima
41
Eps. #41 Peringatan Kedua
42
Eps. #42 Melarikan Diri
43
Eps. #43 Diusir
44
Eps. #44 Tidak Diizinkan Bertemu
45
Eps. #45 Kita Berpisah
46
Eps. #46 Sebuah Harapan
47
Eps. #47 Mencoba Mencari Tahu
48
Eps. #48 Hampir Terjadi Lagi
49
Eps. #49 Ancaman Lain
50
Eps. #50 Berbalik Membela
51
Eps. #51 Membuat Perhitungan
52
Eps. #52 Rasa Penasaran Ardila
53
Eps. #53 Menemukan Sebuah Rahasia
54
Eps. #54 Terjadi Kebakaran
55
Eps. #55 Curiga
56
Eps. #56 Serangan Daniel
57
Eps. #57 Persembunyian Daniel
58
Eps. #58 Sudah Dikepung
59
Eps. #59 Tamat Riwayatmu
60
Eps. #60 Menemukan Jawaban
61
Eps. #61 Kematian Alfin
62
Eps. #62 Kehidupan Baru
63
Eps. #63 Mencari Keberadaan Mereka
64
Eps. #64 Menolak Dijodohkan
65
Eps. #65 Tidak Bergairah
66
Eps. #66 Bekerja Di Restaurant
67
Eps. #67 Kapten Kapal Yang Baik Hati
68
Eps. #68 Anak Siapa?
69
Eps. #69 Menemukan Titik Terang
70
Eps. #70 Mimpi Buruk
71
Eps. #71 Berita Kecelakaan
72
Eps. #72 Kandas Di Tengah Laut
73
Eps. #73 Keadaan Darurat
74
Eps. #74 Hanyut Terbawa Arus
75
Eps. #75 Merasa Kehilangan
76
Eps. #76 Menyadari Kekeliruan
77
Eps. #77 Merelakan
78
Eps. #78 Menata Hidup Baru
79
Eps. #79 Pernikahan Bahagia
80
Eps. #80 Menyatunya Kembali Dua Hati
81
Eps. #81 Bukan Malam Pertama
82
Eps. #82 Floating Breakfast
83
Eps. #83 Apakah Cinta Ini Kesalahan?
84
Eps. #84 Bersedia Menerima
85
Eps. #85 Kejutan Bahagia
86
Eps. #87 Pagi Yang Bahagia
87
Eps. #87 Akhir Yang Penuh Kebahagiaan
88
Pengumuman Karya Baru
89
Pengumuman Karya Baru : JANDA BOLONG TAK LAGI TRENDING

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!