Beberapa hari sudah berlalu semenjak kepulangan Baruna kembali ke tanah air.
Sore itu di sebuah luxury private villa, Baruna sedang asyik merelaksasi tubuhnya dengan cara berendam air hangat di dalam jacuzzi pribadi di dalam villanya itu. Sensasi pijatan dari aerator di dalam whirlpool, memberi ketenangan tersendiri baginya.
"Minum dulu, Bar! Tadi aku pesankan fresh orange juice buat kamu."
Seorang gadis muda yang sangat cantik masuk ke dalam ruang jacuzzi membawakan segelas jus jeruk untuk Baruna. Gadis itu berpenampilan sangat seksi, mengenakan sebuah bikini yang hanya menutup sedikit bagian paling sensitif di tubuhnya. Dada padat dan bokong yang sintal, membuat gadis itu terlihat sangat sempurna di mata setiap orang yang melihatnya, terutama kaum lelaki.
"Terima kasih," ucap Baruna singkat tanpa berniat beranjak sedikitpun dari dalam jacuzzi. Baruna lalu meraih gelas jus dari tangan gadis itu dan meneguknya perlahan.
"Thanks for everything today, Honey (Terima kasih untuk semuanya hari ini, Sayang)." Gadis itu duduk di pinggir jacuzzi seraya mengalungkan tangannya dengan manja di bahu Baruna.
Baruna tersenyum menatap wajah gadis cantik di hadapannya. Baruna lalu sedikit menegakkan punggungnya dan bersandar di dinding jacuzzi sambil membalas melingkarkan kedua tangannya di pinggang gadis itu.
"Apa kau puas hari ini, Jess? Atau kau ingin kita melakukannya sekali lagi disini?" bisik Baruna genit sambil memberi kecupan di telinga gadis cantik itu.
"Hari ini cukup, Bar. Kau sudah sangat membuatku kelelahan," balas gadis yang bernama Jessica itu, seraya ikut tersenyum menatap wajah pria tampan di hadapannya.
Baruna lalu mengusap lembut tengkuk gadis itu dan menekannya dengan lembut sehingga wajah mereka kini sangat dekat tanpa jarak. Perlahan Baruna mendekatkan bibirnya ke bibir seksi milik Jessica. Untuk beberapa saat, bibir mereka beradu. Dengan penuh gairah Baruna mellumat bibir Jessica sehingga suara khas kecupan terdengar menggema di dalam ruangan itu.
"Ini sudah hampir gelap, Bar. Aku harus pulang sebelum mommy dan daddy memarahiku," celoteh Jessica.
"Dan ingat, kapanpun kau membutuhkanku lagi, kau tinggal telepon saja aku!" sambung Jessica sambil melepaskan pelukan Baruna lalu melangkah keluar dari ruangan jacuzzi dan meninggalkan Baruna yang masih enggan beranjak dari hangatnya air di dalam jacuzzi itu.
Tidak lama kemudian, Jessica yang sudah mengenakan kembali pakaiannya, masuk lagi ke ruang jacuzzi.
"Aku akan pulang sekarang, Bar," pamit Jessica.
"Sekali lagi, thank you so much, Darling! Semua yang kamu berikan hari ini benar-benar membuatku puas. Aku akui kamu memang sangat perkasa, Bar," puji Jessica, lagi-lagi berbisik genit di telinga Baruna.
"See you soon and I'm gonna miss you (Sampai jumpa dan aku akan merindukanmu)," pungkas Jesicca seraya mengecup pipi Baruna.
"Hmm ..." Baruna hanya tersenyum tipis menanggapi bisik manja Jessica.
"Wanita manapun, sekali pernah tidur denganku pasti akan terus kecanduan dan nggak akan bisa lepas. Salah satunya yaitu kamu, Jessica!" batinnya bergumam penuh rasa sumbang, bangga akan dirinya. Baruna tidak ada niat sedikitpun untuk melarang Jessica, yang akan melangkah pergi meninggalkannya di villa itu.
Beberapa menit sesudah Jessica berlalu dari villanya, Baruna beranjak bangun dari dalam jacuzzi. Dia sudah merasa cukup rileks setelah tubuhnya sempat beberapa kali menegang saat mengeluarkan cairan keperkasaanya bersama Jessica.
Baruna berdiri memandangi tubuhnya yang tanpa busana di depan cermin. Baruna tersenyum kecut saat melihat beberapa noda merah yang membekas di beberapa bagian dada dan lehernya akibat kenakalan bibir Jessica, menggigitnya.
"Jessica memang gadis yang sangat liar," gumamnya lagi.
Baruna terus tersenyum jumawa memandangi dirinya. Baruna memang lah sangat tampan, kulit bersih dan rahang yang tegas serta senyum manisnya, membuat semua mata betah memandangi wajahnya. Bahu kokoh, lengan kekar, dada bidang serta perut sickpack yang dimilikinya, membuat setiap kaum hawa pasti akan terpesona bila melihatnya.
Di balik semua kesempurnaan yang dimiliki Baruna, kehidupan seorang Baruna sesungguhnya sangatlah berbeda dari anak muda pribumi pada umumnya. Menetap beberapa tahun di negeri kanguru, membuatnya merasa hidup penuh kebebasan. Free lifestyle ala anak muda disana sudah mengkontaminasi kesehariannya.
Melakukan s*x bebas sudah menjadi hal yang biasa baginya. Seperti itulah yang dilakukannya hari itu bersama Jessica, seorang gadis yang selalu sedia menjadi teman kencannya.
Jessica hanyalah seorang teman biasa bagi Baruna, mereka sama-sama pernah tinggal di Australia, dan menjadi pelajar disana.
Jessica bukanlah kekasih Baruna. Meski keduanya sering berhubungan, sejatinya mereka tidak pernah ingin mengikat komitmen apapun. Keduanya hanya terikat hubungan saling memenuhi kepuasan batin semata.
Selain Jessica, selama masih tinggal tinggal di Sydney, banyak gadis lain yang pernah bersamanya. Ada banyak wanita yang bersedia suka rela diajak one night stand olehnya. Akan tetapi, Baruna bukanlah pria gampangan.
Kendati banyak gadis yang menginginkannya, Baruna sangatlah selektif dalam memilih seorang wanita yang akan diajaknya berkencan.
Baruna juga tidak suka celap-celup sembarangan, hanya wanita yang bersih, wangi dan pastinya sehat lah yang bisa menjadi teman ranjangnya. Selain itu, Baruna juga selalu membekali dirinya dengan pelindung. Sehingga, dia bisa memastikan dirinya tetap sehat tidak akan sampai tertular penyakit k*lam*n meski sering berganti pasangan.
****
Drrtt! Drrtt!
Ponsel Baruna bergetar di atas meja nakas. Saat itu dia sedang merebahkan tubuhnya, bermalas-malasan di atas ranjang. Selain berkencan dengan Jessica, hari itu dia memang hanya berniat menghabiskan waktunya di villa yang disewanya.
"Siapa lagi sih yang menelpon? Aargh, mengganggu saja!" sungut Baruna dengan wajah malasnya. Baruna sama sekali tidak ingin mengangkat teleponnya. Dia justru membalikkan badannya dan menutup telinganya dengan bantal, agar suara dering telepon itu tidak mengusik telinganya.
Hari itu teman-temannya memang beberapa kali menghubunginya, mengajaknya nongkrong dan minum bersama seperti biasanya. Namun, Baruna memilih untuk tidak menanggapinya, karena dia sedang tidak ingin minum-minum ataupun clubbing hari itu.
Drrtt! Drrtt!
Ponselnya kembali bergetar.
"Aaah, apa lagi sih maunya orang-orang ini? Sudah kubilang hari ini aku lagi malas," gerutu Baruna kesal.
Jengkel akan suara ponselnya yang terus bergetar mengguncang meja nakas, Baruna lalu perlahan meraih ponsel itu.
"Iya Jeff, ada apa?" Dengan suara malasnya Baruna menjawab panggilan di ponselnya.
"Enggak! Aku lagi nggak ingin kemana-mana hari ini," balas Baruna menanggapi ajakan Jeffrey, yang sedang meneleponnya.
"Ya sudah, tunggu aku setengah jam lagi. Aku akan langsung kesana menyusul kalian." Setelah bujukan Jeffrey, Baruna akhirnya bersedia menerima ajakan itu.
Bergegas dia bangun dari ranjangnya dan mengganti pakaiannya.
Setelah memesan taksi online, Baruna menuju ke sebuah night club yang cukup terkenal di kota itu, untuk bertemu teman-temannya disana.
...----------------...
Jangan lupa tap favorite, vote, like, comment dan gift ya, Guys.... 🙏♥️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
mama yuhu
ckckck..una ikut kelakuan sapa?
bapak arka gak gitu kok semasa muda
2023-08-02
1
Retno
belum ketemu yg cocok kali ya, Bar..
2022-09-06
0
Rizal Zainal
lanjutkan
2022-08-31
0