"Kak Arsen akan pergi lagi?"
Kami telah sampai di rumah. Tapi Kak Arsen tidak turun dari mobil.
"Aku masih ada urusan, nggak usah masak, aku makan di luar, dan nggak usah nungguin juga. Kamu tidur saja."
Usai mengatakan itu, Kak Arsen menginjak gas melajukan mobil kembali pergi lagi.
"Sampai kapan Kak Arsen akan terus mengabaikanku? Aku lelah, kak. Aku sangat mencintaimu, tapi Kakak selalu mengacuhkanku."
Benar kata orang, siapa yang paling banyak menunjukkan cinta, maka dia yang akan paling banyak berkorban dan tersakiti.
Guntur yang menggelegar mengagetkanku, membuyarkan lamunanku tentang sakit hati, langit sore kembali menghitam oleh gulungan awan mendung, rintik kecil pertanda hujan akan segera turun, aku bergegas masuk ke dalam rumah. Aku tidak bisa terkena air hujan terlalu lama meski aku ingin, karena aku alergi.
Dan mencintai Kak Arsen itu ibarat aku yang bermain hujan, awalnya aku sangat senang, namun akhirnya aku akan jatuh sakit.
Andai aku bisa menghindari Kak Arsen seperti aku menghindari hujan dengan berteduh masuk ke dalam rumah, mungkin aku tidak akan terus-terusan tersakiti, lagi dan lagi seperti sekarang ini.
***
Aku tidak bisa tidur, berbaring menyamping kanan di atas ranjang sambil bermain ponsel. Berbalik lagi menyamping kiri.
Menjelajah aplikasi satu ke aplikasi yang lain. Dan notifikasi pengikut baru akun Ig menarik perhatianku.
@Hngky_Fungky12 mulai mengikuti anda.
"Kak Hengky?"
Kustalk akunnya sebelum mengikuti balik, sebuah akun Ig yang memilki follower ribuan seperti milik Kak Arsen yang bahkan sudah menembus ratusan ribu follower, berbanding jauh dengan akunku yang hanya memiliki 22 follower, itu pun teman-temanku, mulai dari teman sekolah yang lumayan dekat dan ketiga karyawan cafe yang juga sudah menjadi orang-orang terdekatku.
'Ping!' satu pesan DM masuk.
"Hai, follback dong." @Hngky_Fungky12
"Eh, Kak Hengky. Iya," @Elena_01
Aku pun mengklik follback dan status kami berubah menjadi berteman.
"Tadi kamu balik sama Arsen?" @Hngky_Fungky12
"Iya, kok Kak Hengky tahu?" @Elena_01
"Tadi aku balik, sebenarnya mau ngajak kamu ngobrol. Tapi kamu udah naik mobil Arsen, aku liyat." @Hngky_Fungky12
"Ngobrol? Ada apa kak?" @Elena_01
"Sebenarnya hubungan kamu sama Arsen itu apa sih? Aku nggak yakin kalau kalian cuma sekedar kerabat, cara Arsen menatapmu jelas menggambarkan jika kalian ada sesuatu," @Hngky_Fungky12
Aku terkejut membaca pesan DM Kak Hengky, bagaimana ini? Aku tidak pandai berbohong dan menutupi sesuatu.
"Elena, apa kalian sebenarnya punya hubungan spesial selain kerabat?" @Hngky_Fungky12
Tanya Kak Hengky karena aku masih belum membalas pesannya yang tadi.
"Tidak kok, Kak. Kami hanya keluarga," @Elena_01
"Keluarga macam apa? Suami-istri juga hubungannya disebut keluarga loh, Elena," @Hngky_Fungky12
Aku terpaku, sekentara itukah? Atau karena Kak Hengky yang memang pandai menebak.
"Tadi Arsen memintaku menjauhimu, membuatku semakin yakin jika ada sesuatu di antar kalian, jujurlah, Elena. Agar aku tidak berharap lebih dan mengharapkanmu terlalu jauh, karena jujur saja, aku tertarik padamu sejak kita pertama kali bertemu, dan aku semakin menyukaimu tanpa kutahu bagaimana bisa." @Hngky_Fungky12
"Kak Hengky?" @Elena_01
"Jawab, Elena. Biar aku lega." @Hngky_Fungky12
"Iya, aku dan Kak Arsen, sebenarnya kami adalah suami istri, sejak dua tahun yang lalu," @Hngky_Fungky12
"Sh.i.**! Aku menyukai istri orang, terlebih istri sahabatku sendiri." @Hngky_Fungky12
Kedua mataku membola, apakah Kak Hengky menyatakan perasaannya? Secepat ini?
"Tapi kenapa Arsen akan menikah dengan Nindy? Dan mereka, teman-teman kami, mereka tidak ada yang tahu jika kalian adalah suami istri?" @Hngky_Fungky12
"Kak Arsen tak menginginkan pernikahan kami, dia tidak mencintaiku, dia mencintai Nindy, Kak, jadi kami tidak bisa mempublik hubungan kami, terlebih depan taman Kak Arsen. Aku mohon, tolong tetap jaga rahasia ini, Kak, kalau tidak, Kak Arsen akan marah besar sama Elena." @Elena_01
"Kamu tenang saja, aku akan menyimpannya rapat, Arsen dan Nindy memang sudah pacaran sejak SMP dulu, tapi, kenapa kamu masih bertahan dalam ikatan pernikahan seperti ini, Elena? Bukankah ini menyakitkan?"
"Atau kau telah jatuh cinta pada Arsen? Kau mencintainya? @Hngky_Fungky12
"Iya, aku mencintai Kak Arsen!" @Elena_01
Aku terus berbalas pesan DM bersama Kak Hengky, melewati malam sunyi yang menghukum diri setiap hari. Sampai tanpa kusadari jam sudah melewati waktu tengah malam, dan kudengar deru mesin mobil yang datang, Kak Arsen pulang. Tapi aku tidak bisa datang menyambutnya meski aku ingin, ia memperingatiku tadi sebelum pergi.
"Kak Hengky, aku tidur dulu, ya! Ini sudah sangat malam, aku ngantuk," @Elena_01
"Oke, selamat tidur, selamat malam." @Hngky_Fungky12
"Malam!" @Elena_01
Kuletakkan gawaiku di atas nakas, menarik selimut bersiap tidur, hingga kudengar suara pintu yang ditutup kasar, Kak Arsen telah masuk kamar.
"Selamat tidur, Kak Arsen!" gumamku lirih kemudian memejamkan kedua mata.
***
Kami sarapan bersama, Kak Arsen kembali membuka obrolan seputar kedekatanku dengan Hengky.
"Ingat ucapanku, jauh-jauh dari Hengky, dia bukan pria baik-baik."
Kulihat Kak Arsen yang bicara sambil fokus pada piring makannya.
"Selama aku mengenalnya, dia sangat baik, kenapa Kak Arsen terus melarangku? Kak Arsen cemburu?"
Tawa Kak Arsen terdengar menggema. Aku mengernyit heran. Ada apa?
"Kamu jangan kepedean, buat apa aku cemburu, aku cuma nggak mau aja nanti kamu nangis-nangis nggak jelas karena si player itu, dan pada akhirnya kamu lagi-lagi nyusahin aku, sudah cukup kamu menyusahkanku selama ini, jangan menambah beban lagi."
Refleks aku menghentakkan sendok dan garpu hingga suara dentingan atas dua benda berbenturan itu sukses menghentikan makan Kak Arsen.
"Apa?" tanyanya menatapku tajam.
"Kamu mau melawan?"
"Tidak, maaf!" lirihku menunduk.
Terdengar helaan napas kasar dari Kak Arsen, ia kesal.
Kak Arsen meraih jas hitamnya di punggung sandaran kursi lalu berangkat pergi begitu saja tanpa menghabiskan makanannya, atau pun menghiraukanku, lupakah dia bahwa motorku aku tinggal di cafe karena dia yang meminta? Sekarang bagaimana aku pergi ke cafe jika dia tak mengantarku, taksi online? Ojek online lebih baik.
Kumainkan ponsel untuk memesan ojol sebagai transportasi yang akan mengantarku menuju cafe.
***
Aku berangkat diantar oleh seorang pria berjaket hijau, helm hijau pun menjadi pelindung kepalaku, sialnya, langit kembali mendung, dan hujan mulai turun sebelum aku sampai di cafe.
"Terimakasih, pak!" kuserahkan helm pada pak ojol, sedangkan uang pembayaran kulakukan melalui transfer.
"Sama-sama, Neng!" Pak Ojol pergi dan aku lekas masuk.
Cafe masih sangat sepi, tapi anak-anak sudah pada datang bersih-bersih.
"Mbak Elena, kehujanan?" Hadi menghampiriku tergesa sambil membawakan handuk bersih, aku sedikit menggigil.
"Aku mau ganti baju dulu, tolong siapin wedang jahe, ya?"
"Iya, mbak!"
Aku berjalan melewati Yoyo yang menyapaku tidak jelas karena dalam mulutnya ia mengunyah makanan.
"Elena! Kamu kehujanan?" Sisca melihatku saat aku berjalan melewati meja pantry.
"He em, aku masuk dulu, mau ganti baju. Dingin!"
"Kok Mas Arsen nggak anterin kamu, sih? Naik ojek? Sampek kehujanan, kenapa nggak naik taksi online aja, sih?"
Kuabaikan Sisca yang ngoceh, dan terus masuk ke ruang ganti staf. Terpaksa memakai baju karyawan karena aku memang tak memiliki pakaian ganti di sini.
***
Menjelang siang, hujan sudah berhenti, matahari mulai nampak menghangatkan dunia, dan cafe ramai.
Aku stay di meja kasir, sesekali aku bersin karena masih kedinginan, padahal dua cangkir jahe anget sudah menemani.
"Sakit?"
"Hmm?"
Aku mendongak, melihat Hengky yang sudah berdiri di depan meja kasir.
"Kamu sakit? Kenapa nggak istirahat aja, sih? Bersin-bersin gitu,"
"Nggak papa, kok. Nanti juga baikan, tadi aku kehujanan pas berangkat ke sini."
"Kehujanan? Emang nggak dianterin sama Arsen?"
Aku menggeleng pelan.
"Keterlaluan." geram Hengky.
Aku mengembangkan senyum.
"Coffee latte gratis?" tawarku, mengingat aku yang masih memiliki hutang satu coffee padanya.
"Sure!"
***
Kusajikan secangkir coffee latte panas di atas meja Hengky, dan sepiring roti tawar karena Hengky gak menyukai makanan manis, katanya, saat semalam kami saling berbalas pesan DM.
"wah, ada bonusnya," seru Hengky melihat sepiring roti.
"Biar lebih afdhol, kan lebih enak kalau ada temennya." jawabku sembarangan.
"Kalau begitu duduk, kan lebih enak kalau aku ada temennya juga!"
Aku tertawa kecil, Hengky menarik tanganku agar duduk di kursi di depannya, dan aku tak melawan.
Kami ngobrol banyak hal, bahkan dengan jail Hengky mengambil gambarku beberapa kali melalui kamera ponselnya.
"Iih, apaan sih? Nggak ada ya,,,, di up di sosmed?" peringatku yang tak berarti apa-apa. Karena satu notifikasi IG sudah berbunyi di ponselku yang ada di kantong baju.
Dan ya, Hengky memposting fotoku di laman IG-nya, menandaiku, dengan caption.
"Teruslah tersenyum, dengan begitu dunia akan ikut bahagia bersamamu."
"Kak Hengky...."
Hengky hanya tertawa renyah karena aku memprotes namun tak bisa melakukan apa-apa.
Kubalas postingan Kak Hengky, dengan memposting fotonya yang kuambil sekali jepret. Dengan caption.
"Teruslah tertawa, sampai aku lupa betapa banyaknya masalahku di dunia." dan aku menandainya.
"Eh, apa ini?" seru Kak Hengky melihat balasan postinganku.
Kami semakin larut dalam kebersamaan, sangat menyenangkan. Saat bersama Hengky, seringkali aku melupakan masalahku dengan Kak Arsen. Bisa kukatakan dia adalah obat dosis ringan namun sangat mujarab untuk menyembuhkan luka-lukaku.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Rose_Ni
Tetaplah tertawa,sampai lupa betapa brengsekny Arsen
2022-08-07
1
𝕸y💞Alrilla Prameswari
tertawa lah terus jangan hirau kan arsen 😂❤❤❤🌹🌹🌹
2022-07-07
2
Juwita Itha
semoga Hengky bisa menjadi obat luka untuk elena
2022-07-04
0