Arsen pulang

Cafe sangat ramai, indah oleh dekorasi tim organizer yang disewa seleb tok yang akan merayakan ulangtahunnya di sini.

Balon, bunga, lampu kelap-kelip, bertebaran di setiap sudut ruang cafe. Plank screen di halaman depan menandakan cafe tutup sementara waktu dan hanya menerima tamu yang memiliki undangan dari sang pemilik acara.

Aku turut senang menyaksikan perayaan yang menyalurkan kebahagiaan, sangat menyenangkan, bisa merayakan sweet seventeen bersama teman-teman, sahabat, dan juga orang-orang yang dicintai.

Memudarkan senyumku perlahan yang teringat hari ulang tahunku kemarin, tak ada ucapan selamat dari Kak Arsen, melainkan sebuah hadiah yang ia beli untuk Nindy, sepasang anting yang tak Nindy sukai dan aku yang menerima turahnya.

Ponselku berdering, 'Teman.'

"Halo,,,," kuangkat panggilan dari Kak Hengky.

"Cafenya tutup? Dibooking, ya? Di dalam nampak ramai tapi scurity menghalangi aku masuk," ucap Kak Hengky.

"Kak Hengky di depan cafe?"

"Iya, mau ketemu kamu, bisa?"

"Iya, bisa. Tunggu sebentar, Kak. Elena keluar!"

Kututup sambungan telepon, kemudian berlari kecil keluar dari cafe, Kak Hengky berdiri di halaman depan.

Oh, biar kugambarkan sedikit, di depan pintu kaca keluar masuk terdapat red carpet ala bintang yang terhubung sampai ke dalam. Dengan dua scurity berbadan tegap yang menjaga di depan pintu.

"Kak Hengky?"

"Hai,"

"Hai, ada apa?"

"Ehm,,,, nggak ada, sih! Cuma mau ketemu aja, kangen ngobrol sama kamu,"

Aku menoleh ke belakang, suasana cafe masih sangat ramai. Mau mengajak Kak Hengky masuk juga tidak mungkin, tidak enak tentu saja.

"Jalan?" tanyaku yang langsung ditanggapi dengan anggukan.

***

Kami berdua jalan kaki menyusuri trotoar menjauh dari cafe, menikmati waktu sore sedikit bersantai, membiarkan semilir angin berhembus menerpa wajah kami dan menggoyang rambut panjangku yang lurus bergerak gontai.

"Es krim?" tawar Kak Hengky padaku, ada penjual es krim campin.a, seorang bapak-bapak yang sudah tua.

"Boleh," jawabku sambil mengulas senyum.

Kak Hengky menggandeng tanganku, mendekat ke arah bapak-bapak penjual es krim.

"Dua, pak. Vanilla sama?" tanya Kak Hengky padaku yang ingin memesan rasa apa.

"Coklat susu." jawabku.

Tak butuh waktu lama si bapak penjual memberikan dua buah es krim contong pada kami, vanilla untuk Kak Hengky, dan coklat susu untukku.

"Enak?" tanya Kak Hengky saat kami sudah kembali berjalan menyusuri trotoar, entah mau kemana, yang penting jalan saja.

"Hemm!" aku hanya bergumam hem ria menjawab pertanyaannya. Menikmati es krim yang memanjakan lidah.

"Kamu tahu Arsen dan Nindy_?"

"Ke Singapura!" sahutku cepat.

Sontak langkah Kak Hengky terhenti. Melihatku dengan tatapan kasihan, sedangkan aku justru mengembangkan senyuman tanpa backing powder. Menutup sakit yang sebenarnya.

"Kamu yakin akan tetap bertahan dalam hubungan seperti ini? Bukankah ini terlalu menyakitimu, Elena? Berhentilah nyakitin diri sendiri." Kak Hengky bicara dengan serius. Tapi aku tak menanggapinya sama seriusnya, aku justru hanya mengulas senyum cengir kuda.

"Aku nggak ngerti sama kamu, terbuat dari apa sih, mental kamu?" gerutu Kak Hengky pelan yang masih bisa aku dengarkan, melangkah mengekor di belakangku yang kembali berjalan.

"Aku nggak berhak buat maksa kamu, tapi aku menilai ini sudah lebih dari keterlaluan."

Kami berdiri di tepi pagar taman tengah kota, itu artinya kami sudah berjalan cukup jauh. Setidaknya sekarang langit sore sudah berganti senja, dan malam akan segera menyapa.

"Aku tahu, Kak. Ini memang teramat sangat menyakitkan, tapi aku tidak mau kehilangan Kak Arsen, aku terlalu sangat mencintainya, mungkin, aku akan berhenti mencintainya, hanya di saat aku menghembuskan napas terakhirku." lirihku pilu, mengusap pipi yang basah oleh setetes air mata.

Kak Hengky terus menatapku dalam, kemudian ia menyeka air mataku yang kembali menetes, refleks aku pun menatapnya, dan pandangan mata kami saling bertemu, mengunci beberapa saat.

Perlahan wajah Kak Hengky mulai mendekat, aku terpaku, hingga kurasakan hembusan napas kami yang terasa panas saling beradu. Kak Hengky akan menciumku?

'Drrttt drrtt drrtt' dering ponsel menyadarkan kami. Aku mengerjap beberapa kali, memalingkan muka yang hampir saja, mengumpulkan kembali akal sehatku.

Apa yang barusan aku pikirkan? Ciuman? Yang benar saja.

Aku memalingkan muka, malu. Pasti pipiku sudah merona merah saat ini.

Kulihat layar ponsel, sebuah panggilan video.

"Siapa? Arsen?" tanya Kak Hengky terdengar kurang suka. Aku mengangguk cepat menjawabnya.

"Iya, Kak! Sebentar, ya!" aku sedikit menjauh. Duduk di bangku panjang trotoar bawah lampu.

"Di mana?" serbu Kak Arsen saat kugeser panel hijau ke atas, menyembulkan wajah Kak Arsen yang memenuhi layar ponsel.

"Di luar, cari angin." jawabku tak bisa bohong, karena aku memang sedang di luar dan Kak Arsen meminta panggilan video.

"Sama siapa?"

"Ehm,,,, s-se sendiri."

"Jangan bohong! Kamu itu nggak pinter bohong."

Aku menunduk.

"Balik, nggak usah cari angin. Yang ada nanti kamu sakit masuk angin."

"Nanti, sebentar lagi. Aku suka di sini,"

"Elena! Nurut, pulang!"

Aku terdiam. Tiba-tiba kurasakan seseorang sudah berada di belakangku. Kak Hengky.

"Sudah gua duga, pasti Lo gangguin istri gua saat gua nggak di rumah, Lo memang temen brengsek, Ky!"

Kak Hengky merebut ponsel dari tanganku, kemudian ia mematikan sambungan telepon itu sambil tersenyum sinis ke arah layar, bahkan ia menonaktifkan ponselku.

"Kak Hengky!" sontak aku berdiri, hendak protes, apa yang ia lakukan bisa membuat Kak Arsen marah nanti.

"Kamu ingin Arsen pulang?" tanya Kak Hengky.

"Maksud Kak Hengky?"

"Aku sangat mengenal dia, kupastikan besok pagi dia sudah sampai di rumah, pasti sekarang dia merasa tidak tenang dan langsung melakukan penerbangan pulang. Sudahlah, berhenti memikirkan bajingan itu, ayo. Kita balik ke cafe, ini sudah malam. Atau, mau makan dulu?" tawar Kak Hengky.

Aku mengangguk, jujur, perutku sudah mulai lapar, biasanya, saat Kak Arsen di rumah, kami akan malam jam 5 sore.

Kami melanjutkan perjalanan ke sebuah restoran terdekat, makan malam, kemudian kembali ke cafe.

Sesampainya di cafe, acara meriah perayaan ulang tahun seleb tok telah usai dilaksanakan, Sisca, Yoyo, dan Hadi semua lembur membersihkan sisa acara.

"Mbak, dari mana?" tanya Yoyo saat aku datang bersama Kak Hengky.

"Maaf, ya! Tadi mbak pergi jalan."

"Cieee cieee,,,,!" Sisca mulai. Suka banget ngecengin kami berdua.

"It's okay lagi, mbak. Mbak juga butuh refresh." sahut Hadi yang mengelap meja.

Aku lekas bergerak membantu mereka, mengemas sampah, begitupun Hengky.

"Nggak usah, kamu duduk aja!" larangku, tapi dia justru mengambil alih kresek dari tanganku.

"Akan lebih cepat selesai jika dilakukan bersama." ucap Hengky bijak.

"Baiklah, coffe latte gratis?" tanyaku.

"Tentu, akan kutagih besok siang."

"Siap!"

Kami saling melempar senyum. Dan Sisca menyalakan musik BTS sebagai teman lembur kami.

***

"Iisanghan kkoma, sumshwideut naraehaetne, eudideun joa, eumagi hago shipeotne,"

Aku menyanyikan lagu BTS sambil memasak di dapur, tanpa menyalakan musik karena ponselku sedang kucharge.

Dengan masih memakai bathrobe dan handuk putih yang menggulung rambutku yang basah.

Menyanyikan lirik demi lirik dengan semangat, mengumpulkan energi positif dari lagu -kata Kak Hengky.

"Kau terlihat sangat bahagia!"

Sontak aku menoleh, suara berat Kak Arsen mengagetkanku, aku berdiri mematung, dengan degup jantung yang kurasakan berhenti berdetak, bukan hanya suara kak Arsen yang mengagetkanku, namun kehadiran wanita itu yang berdiri di samping Kak Arsen, bergelayut manja di lengannya, sambil mengulas senyum manis ke arahku.

Mataku terasa panas, dan pandanganku buram, oleh desakan air mata yang rasanya ingin berlinang.

"Kenapa Kak Arsen membawanya kemari?" tanyaku dengan suara bergetar setelah aku mengumpulkan kekuatan.

"Jaga cara bicaramu, Elena, bicaralah yang sopan dengan istriku, panggil dia Kak Nindy."

Hatiku bagai tercabik, air mataku benar-benar luruh tak dapat lagi kucegah.

"Kenapa tidak? Ini rumahku, Nindy berhak datang ke mari kapan pun dia mau, karena dia istriku,"

Aku memalingkan muka. Ayah,,,, aku terluka parah oleh kelakuan putramu.

"Seseorang merusak bulan madu kami, jadi kami terpaksa segera kembali, dan akan melanjutkan bulan madu kami di rumah saja, tidak apa-apa kan, sayang?" tanya Kak Arsen lembut pada Nindy yang ia rengkuh mesra pinggangnya.

"Berhenti bicara ngawur, Arsen! Kau membuatku malu" Nindy mendorong pelan tubuh Kak Arsen. Ia lantas melangkah ke arahku. Berdiri di hadapanku dan berbicara dengan nada pelan.

"Aku sudah tahu semuanya, kalian menikah karena terpaksa, Arsen terikat janji dengan almarhum ayahnya untuk selalu menjagamu, awalnya aku tidak terima, tapi aku sangat mencintai Arsen, jadi, bisakah kau menerimaku sebagai istri Arsen? Seperti aku yang telah menerimamu sebagai tanggung jawab suamiku?"

Bangsat! Andai aku bisa mengumpat, kenapa Nindy justru bersikap selembut ini?

Aku pergi meninggalkan mereka, kembali masuk ke kamarku tanpa berniat menjawab celotehnya.

Aku hanya ingin menangis, tentu ini sangat berbeda, Nindy bisa menerimaku karena dia tahu Kak Arsen tidak mencintaiku dan hanya mencintai dirinya, lantas bagaimana dengan diriku? Aku mencintai Kak Arsen sebagai seorang pria, bukan seorang Kakak atau orang yang memikul beban menjagaku.

Minat mereka bersama secara terang-terangan di hadapanku jauh berkali lipat membuatku patah.

Kak Arsen, kenapa kau tidak bisa mengerti perasaanku? Aku sangat mencintaimu, kumohon cintai aku?

***

Terpopuler

Comments

Alfin Alfiari

Alfin Alfiari

seumur hidup,tumben aq tau ada wanita super duper goblok,trllu mghamba pd cinta,

2023-06-19

1

Rini Mustika

Rini Mustika

biasa nya di novel kak Author ini cewek nya tangguh ko ini bikin lemes si.

2022-12-16

0

Frida Fairull Azmii

Frida Fairull Azmii

mau kasian SMA Alena tp pilihan nya sendiri mau mau nya d gituin..

2022-08-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!