Bab 20: Pulang

🌻H 4 P P Y R 3 4 D I N G🌻

🌹✨💞✨🌹

Wulan menatap pria di depan yang terus menghina nya, ingin rasanya ia membungkam mulut pria gila tersebut.

Jika tidak percaya dengan pengakuan nya ya tidak masalah, tapi jangan berkata kasar seperti itu.

"Terbuat dari apa pria tua ini? kenapa mulut nya begitu kasar apa dia tak memiliki perasaan? aku sangat membenci nya sangat membenci, aku berjanji kau akan mendapatkan balasan dari semua sikap mu ini padaku," batin Wulan menatap rizal yang terus menertawai pengakuan.

"Tatap lah sepuas mu, sampai kapan pun saya tak sudi menyentuh jalan*g murahan seperti mu, itu sama saja saya menyentuh kotoran yang hukum nya najis," hina Rizal membenci tatapan yang di berikan wulan padanya.

"Tidak masalah, saya juga tidak sudi di sentuh pria iblis seperti bapak," balas Wulan tak kalah dari rizal.

Entah kenapa mendengar tanggapan wulan seperti itu, rahang nya mengeras tidak terima dengan hinaan wulan.

Dengan api amarah yang tidak bisa di kendalikan lagi, rizal mencengkeram kuat dagu wulan, hingga wanita itu meringis kesakitan.

"Kau memang jalan*g murahan! kau seharusnya tidak di lahir kan di dunia ini, hadir mu di sini hanya kesialan untuk orang yang berada di dekat mu," marah rizal dengan kedua bola memerah tidak berkedip.

"Sakit lepaskan." pinta wulan.

Wanita itu berusaha untuk tidak menangis, ia teringat akan janjinya sama ayah bunda tidak menangis di hadapan musuh.

Takut dan terpuruk akan menjadi kemenangan dan kepuasan musuh, untuk itu berusaha lah tegar dengan apa yang terjadi.

"Sakit? lepaskan? apa kau pikir semudah itu saya lakukan? jangan mimpi jalan*g seperti kau itu pantas mendapatkan ini. Di perlakukan dengan baik itu tidak pantas untuk kau seorang wanita murahan lebih tepat nya gembel berkeliaran mencari kesenangan di tubuh banyak pria," Cengkraman rizal tambah di kuatkan lagi hingga wulan tak bisa membalas hinaan pria gila itu.

"Sekali lagi saya mendengar mulut kotor mu mengatakan hal seperti itu tidak akan senggang saya melakukan hal yang lebih dari ini." rizal memperingati wulan melepaskan cengkraman dan mendorong tubuh wanita itu hingga terbentur di dinding.

"Auwh ... " wulan meringis kesakitan.

Dorongan rizal begitu kuat, hingga tubuh nya terasa sakit dan cengkraman rizal tadi meninggalkan bekas di wajahnya.

Kepala wulan terasa pusing, namun ia tidak ingin ketahuan jika diri nya tidak baik-baik saja.

"Kamu bisa wulan jangan lemah seperti ini, selesei kan semua ini agar hidup mu terbebas dari nya," batin Wulan menyemangati diri sendiri.

"Kenapa masih di situ sana keluar tunggu apalagi!" bentak Rizal mengusir wulan yang masih berdiri.

"Tunggu," tahan Rizal menghentikan langkah wulan.

Wanita itu pun mengikuti perkataan rizal, ia bingung sebenarnya apa mau rizal, tadi mengusirnya sekarang menghentikan nya.

Kenapa pria itu tidak pernah jelas dalam berkata, selalu saja berbelit-belit hingga rasanya dia pusing harus menyikapi seperti apa lagi.

Dia berbalik menatap rizal tanpa berkata melainkan menaikkan lagi sebagai kode bertanya ada apa lagi?

"Langsung pulang satu jam belum tiba terima sendiri resikonya," kata Rizal tidak main-main dengan ancamannya ini.

Melihat tidak ada tanggapan dari wulan, pria itu kembali bersuara.

"Kau paham tidak? kenapa terus diam seperti patung? bosan hidup? kayaknya tidak kau perempuan pemberani salah satunya masalah ranjang, benar bukan?"

"Saya kembali sekarang," ucap Wulan tidak ingin menanggapi rizal.

Tubuh dan rahangnya saat ini masih terlalu sakit.

Jika di paksa ribut semua akan berakibat fatal untuk nya.

Sebenarnya rizal geram dengan tanggapan wulan seperti ini, apalagi dengan melihat wajah wulan yang selalu datar padanya, tapi jika sudah bersama pria lain berubah ceria.

Wulan tidak peduli lagi dengan hinaan rizal, ia segera balik dan melangkah pergi meninggalkan ruangan.

Dia pun tak lagi menghampiri ketiga sahabatnya di kantin, dan langsung memilih pergi dengan meninggalkan pesan di group.

"Seperti nya ini lebih baik dari pada aku harus menemui mereka, aku takut mereka khawatir dengan keadaan ku sekarang," batin Wulan.

Dia tidak ingin ketiga sahabatnya itu curiga melihat bekas memar di wajahnya, apalagi panji ia sangat yakin pria itu tidak akan berhenti sampai ia menjawab.

***

"Wulan kenapa belum balik juga ya, emangnya ada urusan apa sih sama pak rizal?" tanya Santi.

"Apa sebaiknya kita nyusul wulan di ruangan pak rizal?" usul dito penasaran.

"Tunggu sebentar lagi lima menit wulan belum kembali kita langsung susul," kata Panji mencegah kedua sahabatnya bangkit dari kursinya.

Jujur saat ini panji sudah sangat khawatir dengan wulan yang belum juga kembali, tapi pria itu berusaha tenang.

"Kenapa tidak sekarang saja sih, lo gak khawatir gitu sama wulan? bagaimana jika terjadi sesuatu sama wulan?" tanya Dito menakut-nakuti panji.

"Gak usah sembarang, omongan adalah doa jadi gak usah ngacau," tegur Panji sedikit kesal dengan perkataan dito.

"Gue hanya berbicara apa yang bisa terjadi, emang salah?" tanya Dito menatap panji.

"Sudah lo diam saja gak usah bicara kalau hanya bikin gue pusing," kata Panji.

"Situ yang pusing kenapa gue yang di salahin, dasar aneh."

"Eh, bambang. Panji pusing juga karena dengar perkataan lo yang gak pernah benar," ucap Santi.

"Siapa yang ngajak lo bicara maemunah kenapa ikut saja sih, gak habis pikir gue sama lo."

"Eloh ya gue bilangin yang benar malah gak percaya."

"Sudah diam kenapa pada ribut seperti ini sih, lihat di grup wulan sudah balik pulang," kata Panji menghentikan keributan seperti biasa.

Panji yang khawatir dengan wulan saat itu berniat mengirim pesan, tapi tak jadi melihat pesan grup dari wulan jika wanita yang di khawatir kan itu telah pulang.

Dan dia juga mencapai kan maaf tidak bisa menemui mereka di kantin, karena ponakan nya sedang sakit dan dia harus segera kembali.

"Balik, sejak kapan?" tanya Dito.

"Kenapa baru di kabari sekarang? wulan gak tau apa kita dari tadi mengkhawatirkan nya," ucap kesal Santi.

"Sudah wulan gak salah, dia sudah mengirim pesan sejak tadi tapi kita nya saja yang tidak membuka pesan grup dari nya," bela Panji karena benar adanya ini bukan wulan.

"Mentang-mentang wulan gebetan nya apa-apa di belain," kata Santi.

"Bukan belain, kalau lo gak percaya lihat saja pesan dari wulan dari jam berapa?" kata Panji memberi solusi agar dirinya tak di salah kan.

Santi tak membalas lagi, wanita itu mengambil ponsel dan melihat kebenaran apa perkataan panji sungguhan atau bohong.

Dan ternyata perkataan panji semua benar tidak bohong, wulan sudah mengirim pesan di group sejak tadi, tapi karena terlalu khawatir hingga tidak ada salah satu dari mereka memperhatikan ponsel.

"Bagaimana benar bukan?" tanya Panji melihat ekspresi santi aneh.

...Bᴇʀsᴀᴍʙᴜɴɢ......

...✨____________ 🌼🌼_______________✨...

Terpopuler

Comments

Masuli Nainggolan

Masuli Nainggolan

karakter Wulan dibuat lemah, gandengan tangan dg laki2 lain membuat karakter Wulan kurang menarik

2024-03-25

0

lovely

lovely

terlalu bertele-tele dan banyak beragumen ngos2an bacanya mkanya bnyk yg di skip

2022-11-28

0

Eva Rubani

Eva Rubani

kok suami ny nyisa melulu

2022-10-17

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Menganggap patung
2 Bab 2: Aku bukan wanita lemah
3 Bab 3: Wulan VS Lestari
4 Bab 4: Kebenaran masa lalu
5 Bab 5: Makan malam
6 Bab 6: Satu spesies
7 Bab 7: Drama Rizal
8 Bab 8: Adik kecil hanya bereaksi padamu seorang
9 Bab 9: Tubuh polos
10 Bab 10: Satu Permintaan
11 Bab 11: Minta uang
12 Bab 12: Jatuh hati
13 Bab 13: Jawaban
14 Bab 14: Cerita
15 Bab 15: Hanya teman tidak lebih
16 Bab 16: Panas
17 Bab 17: bermimpi
18 Bab 18: Satu permintaan
19 Bab 19: Menemui wulan
20 Bab 20: Pulang
21 Bab 21: Bangkit untuk melawan
22 Bab 22: Balasan untuk pria gila
23 Bab 23: Hampir keceplosan
24 Bab 24: Cinta nya hanya untuk dinda bukan untuk ku
25 Bab 25: Kisah Sebenarnya
26 Bab 26: Memanfaatkan keadaan
27 Bab 27: Roda akan selalu berputar
28 Bab 28: Ketahuan akhirnya
29 Bab 29: Kopi arang asin spesial
30 Bab 30: Bahagia
31 Bab 31: Aku menginginkan mu
32 Bab 32: Ketagihan hanya sekali permainan
33 Bab 33: Keberangkatan mengungkap kebenaran
34 Bab 34: Lebih dari satu
35 Bab 35: Di Penthouse
36 Bab 36: Pakaian kurang bahan
37 Bab 37: Misi Pembuktian
38 Bab 38: Sedikit Meleset
39 Bab 39: Menyaksikan dari balik pintu
40 Bab 40: Kebenaran yang terungkap
41 Bab 41: Memperlihatkan Video
42 Bab 42: Mabuk
43 Bab 43: Memasak untuk Wulan
44 Bab 44: Jalan Berdua
45 Bab 45: Menyesal yang terlambat
46 Bab 46: Orang Asing
47 Bab 47: Ragu jika benar
48 Bab 48: Terluka tapi tak berdarah
49 Bab 49: Gugat Cerai
50 Bab 50: Ingin Rujak
51 Bab 51: Apa benar hamil?
52 Bab 52: Rumah Sakit
53 Bab 53: Amukan Mama Alma
54 Bab 54: Tidak mengakui anak lagi
55 Bab 55: Menjambak rambut?
56 Bab 56: Pelajaran untuk pelakor berbisa
57 Bab 57: Sakit bertubi-tubi
58 Bab 58: Mendadak tak enak badan
59 Bab 59: Apartemen
60 Bab 60: Ikut merasakan yang di rasakan
61 Bab 61: Mencari Wulan
62 Bab 62: Tetap dengan keputusan
63 Bab 63: Telpon
64 Bab 64: Kembali Mual
65 Bab 65: Bertemu
66 Bab 66: Mengakui
67 Bab 67: Sentuhan Tawon
68 Bab 68: Hakim merasa di permainkan
69 Bab 69: Bibir seksi
70 Bab 70: Membawa pergi
71 Bab 71: Selalu ada
72 Bab 72: Besok?
73 Bab 73: Mengemas
74 Bab 74: Lagi dan lagi kebohongan
75 Bab 75: Akan berkunjung
76 Bab 76: Bandara
77 Bab 77: Kecewa
78 Bab 78: pencuci perut
79 Bab 79: Menyesal yang tak ada guna
80 Bab 80: Lepas kendali
81 Bab 81: Mengakhiri
82 Bab 82: Korsel
83 Bab 83: Apa itu dia?
84 Bab 84: Takdir yang mempertemukan
85 Bab 85: Memperjuangkan Mu
86 Bab 86: Kenapa bisa ada air?
87 Bab 87: Sempurna hanya Milik Allah
88 Promo: Novel Di Balik Cadar ( Istriku Orang Kedua)
89 Bab 88: Masih Sama
90 Bab 89: Asisten Dosen
91 Bab 90: Izin bertemu baby askar
92 Bab 91: Paman Shin?
93 Bab 92: Butuh sandaran
94 Info
95 Bab 93: Tidak ada kesempatan ke tiga lagi
96 Bab 94: Selamat Datang
97 Bab 95: Menyambut
98 Bab 96: Masak berdua
99 Bab 97: Rujuk
100 Bab 98: memasak
101 Bab 99: Pembukaan
102 Bab 100: Mengatakan sejujurnya.
103 Bab 101: Cemburu
104 Bab 102: Janji?
105 Bab 103: Terungkap
106 Bab 104: Mulai terapi kecil
107 Bab 105: Pin Tanggal lahir
108 Bab 106: Deg-degan
109 Bab 107: Pengakuan Papa Yusuf
110 Bab 108: Bukti rekaman
111 Bab 109: Kantor polisi
112 Bab 110: Menyalahkan
113 Bab 111: Menyerahkan diri
114 Bab 112 : Akhir yang bahagia
115 Pengumuman pemenang Giveaway
116 pengumuman
117 Novel baru: Terjebak Cinta Tuan Mafia
118 Novel Guardian Knight
119 Pengumuman
120 Novel baru: Wanita Kesayangan CEO Dingin
121 Promo Novel: Sebatas status
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Bab 1: Menganggap patung
2
Bab 2: Aku bukan wanita lemah
3
Bab 3: Wulan VS Lestari
4
Bab 4: Kebenaran masa lalu
5
Bab 5: Makan malam
6
Bab 6: Satu spesies
7
Bab 7: Drama Rizal
8
Bab 8: Adik kecil hanya bereaksi padamu seorang
9
Bab 9: Tubuh polos
10
Bab 10: Satu Permintaan
11
Bab 11: Minta uang
12
Bab 12: Jatuh hati
13
Bab 13: Jawaban
14
Bab 14: Cerita
15
Bab 15: Hanya teman tidak lebih
16
Bab 16: Panas
17
Bab 17: bermimpi
18
Bab 18: Satu permintaan
19
Bab 19: Menemui wulan
20
Bab 20: Pulang
21
Bab 21: Bangkit untuk melawan
22
Bab 22: Balasan untuk pria gila
23
Bab 23: Hampir keceplosan
24
Bab 24: Cinta nya hanya untuk dinda bukan untuk ku
25
Bab 25: Kisah Sebenarnya
26
Bab 26: Memanfaatkan keadaan
27
Bab 27: Roda akan selalu berputar
28
Bab 28: Ketahuan akhirnya
29
Bab 29: Kopi arang asin spesial
30
Bab 30: Bahagia
31
Bab 31: Aku menginginkan mu
32
Bab 32: Ketagihan hanya sekali permainan
33
Bab 33: Keberangkatan mengungkap kebenaran
34
Bab 34: Lebih dari satu
35
Bab 35: Di Penthouse
36
Bab 36: Pakaian kurang bahan
37
Bab 37: Misi Pembuktian
38
Bab 38: Sedikit Meleset
39
Bab 39: Menyaksikan dari balik pintu
40
Bab 40: Kebenaran yang terungkap
41
Bab 41: Memperlihatkan Video
42
Bab 42: Mabuk
43
Bab 43: Memasak untuk Wulan
44
Bab 44: Jalan Berdua
45
Bab 45: Menyesal yang terlambat
46
Bab 46: Orang Asing
47
Bab 47: Ragu jika benar
48
Bab 48: Terluka tapi tak berdarah
49
Bab 49: Gugat Cerai
50
Bab 50: Ingin Rujak
51
Bab 51: Apa benar hamil?
52
Bab 52: Rumah Sakit
53
Bab 53: Amukan Mama Alma
54
Bab 54: Tidak mengakui anak lagi
55
Bab 55: Menjambak rambut?
56
Bab 56: Pelajaran untuk pelakor berbisa
57
Bab 57: Sakit bertubi-tubi
58
Bab 58: Mendadak tak enak badan
59
Bab 59: Apartemen
60
Bab 60: Ikut merasakan yang di rasakan
61
Bab 61: Mencari Wulan
62
Bab 62: Tetap dengan keputusan
63
Bab 63: Telpon
64
Bab 64: Kembali Mual
65
Bab 65: Bertemu
66
Bab 66: Mengakui
67
Bab 67: Sentuhan Tawon
68
Bab 68: Hakim merasa di permainkan
69
Bab 69: Bibir seksi
70
Bab 70: Membawa pergi
71
Bab 71: Selalu ada
72
Bab 72: Besok?
73
Bab 73: Mengemas
74
Bab 74: Lagi dan lagi kebohongan
75
Bab 75: Akan berkunjung
76
Bab 76: Bandara
77
Bab 77: Kecewa
78
Bab 78: pencuci perut
79
Bab 79: Menyesal yang tak ada guna
80
Bab 80: Lepas kendali
81
Bab 81: Mengakhiri
82
Bab 82: Korsel
83
Bab 83: Apa itu dia?
84
Bab 84: Takdir yang mempertemukan
85
Bab 85: Memperjuangkan Mu
86
Bab 86: Kenapa bisa ada air?
87
Bab 87: Sempurna hanya Milik Allah
88
Promo: Novel Di Balik Cadar ( Istriku Orang Kedua)
89
Bab 88: Masih Sama
90
Bab 89: Asisten Dosen
91
Bab 90: Izin bertemu baby askar
92
Bab 91: Paman Shin?
93
Bab 92: Butuh sandaran
94
Info
95
Bab 93: Tidak ada kesempatan ke tiga lagi
96
Bab 94: Selamat Datang
97
Bab 95: Menyambut
98
Bab 96: Masak berdua
99
Bab 97: Rujuk
100
Bab 98: memasak
101
Bab 99: Pembukaan
102
Bab 100: Mengatakan sejujurnya.
103
Bab 101: Cemburu
104
Bab 102: Janji?
105
Bab 103: Terungkap
106
Bab 104: Mulai terapi kecil
107
Bab 105: Pin Tanggal lahir
108
Bab 106: Deg-degan
109
Bab 107: Pengakuan Papa Yusuf
110
Bab 108: Bukti rekaman
111
Bab 109: Kantor polisi
112
Bab 110: Menyalahkan
113
Bab 111: Menyerahkan diri
114
Bab 112 : Akhir yang bahagia
115
Pengumuman pemenang Giveaway
116
pengumuman
117
Novel baru: Terjebak Cinta Tuan Mafia
118
Novel Guardian Knight
119
Pengumuman
120
Novel baru: Wanita Kesayangan CEO Dingin
121
Promo Novel: Sebatas status

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!