🌻H 4 P P Y R 3 4 D I N G🌻
•
•
🌹✨💞✨🌹
Wulan sejak tadi murung tidak banyak bicara, perubahan nya membuat ketiga sahabatnya bingung dengan apa sebenarnya yang terjadi dengan sahabat satunya ini.
Wanita itu memang datar, dingin dan juga tak banyak bicara, namun kali ini sedikit berbeda wajahnya kusut seperti kenebo kering.
Semangat hidup tidak terlihat di wajah wulan.
"Ada apa dengan wulan?" tanya Santi pelan kepada dua pria tersebut.
"Kagak tau tanya sendiri napa, emangnya gue tinggal serumah dengan nya," jawab sewot Dito.
"Dih jawabnya gak usah gitu juga kali. Biasa aja," balas Santi menjadi kesal dengan tanggapan nada dito tak enak di dengar di kuping nya.
"Tidak, bawaan gue bicara sama lo kesal mulu."
"Eloh kira lo doang? gue juga kali bawaan nya malas bahkan pengen tabok tuh muka biar tambah jelek."
"Kayak situ cakep amat, jelek mungkin iya," celetuk Dito asal membuat santi tambah kesal bukan main.
Santi menatap seakan ingin rasanya dia memakan dito pria kecap itu dengan rakus.
Mulut dito sudah hampir sama dengan rel kereta api cerocos terus.
Pria itu bahkan tidak pernah mau kalah setiap berdebat dengan nya, bukan kah itu hal yang menyebalkan?
Panji yang mendengar keributan seperti biasa yang sering terjadi antara kedua orang tersebut tidak kaget.
Dia menganggap tidak terjadi apa-apa dan lebih memperhatikan wulan.
"Lan, kalau kamu ada masalah cerita saja gak usah di simpan sendiri nanti bisa tambah kepikiran," kata Panji khawatir melihat diam nya wulan.
"Tidak, gak perlu khawatir. Aku baik-baik saja," jawab Wulan.
Wanita itu sekilas tersenyum kemudian wajahnya kembali kusut.
"Lan tidak perlu membohongi ku lagi, aku tau kamu sedang ada masalah, please cerita jangan diam, kamu seperti ini hanya akan membuat ku semakin cemas," ungkap Panji sedih melihat perempuan yang di cintai murung tidak seperti biasanya.
"Panji kamu jangan khawatir, ini hanya masalah kecil dan sebentar lagi akan aku selesaikan jadi tidak akan ada yang ku pikirkan lagi," bohong Wulan.
Wanita itu bingung apa bisa dia menyelesaikan semua kesalahpahaman begitu banyak yang dituduh kan orang pada nya dengan waktu singkat? rasanya itu tidak mungkin, mencari bukti pada masa lalu nya yang sudah terjadi cukup lama begitu sulit.
Pria itu menatap lekat wajah wulan mencari kebenaran apa perkataan wulan tadi benar atau bohong.
"Benar aku gak bohong, kamu gak usah cemas oke," paham Wulan dengan tatapan panji tak lepas menatap nya.
"Baiklah, aku minta satu hal sama kamu," jeda panji menatap serius wulan lalu kembali melanjutkan. "Apapun masalah yang kamu hadapi nanti please cerita sama aku, aku janji akan menemani mu sampai tuntas, aku tidak ingin melihat perempuan yang ku cintai melalui masalahnya sendiri," kata Panji tulus.
Panji ingin menjadi sosok pria yang selalu ada menemani wulan dalam keadaan apapun.
"Iya."
"Yah sudah sekarang kita ke kelas lima menit lagi kelas sudah di mulai," ajak Panji menggandeng tangan wulan.
"Yuk," ucap Dito.
Dalam perjalanan menuju kelas, semua pasang mata mahasiswa/i menatap wulan dan panji yang jalan bergandeng tangan.
Panji mahasiswa cukup berprestasi di kampus, bahkan dia juga banyak di sukai para kaum hawa dari senior maupun junior.
Panji tidak hanya memiliki wajah tampan cerdas, tapi dia juga pria yang sopan.
Hal tersebut membuat para kaum hawa semakin jatuh hati.
"Gila tuh, gak salah lihat apa kita? panji gandengan tangan sama wulan?"
"Apa mereka berdua pacaran?"
"Gak mungkin mereka kan sahabat? masa pacaran?"
"Bisa jadi iya, dalam persahabatan tidak ada larangan untuk jatuh cinta sama sahabat sendiri."
"Benar sih, tapi apa iya mereka begitu?"
"Seperti yang kita lihat, panji selama ini gak pernah seperti ini dan sekarang bukan sudah jelas."
"Sakit hati berjamaah dong kita."
Seperti itu lah besar kecil percakapan mereka.
Wulan sedikit risih dengan tatapan mahasiswa/i mengarah pada mereka sejak tadi masuk.
Wanita itu tidak suka menjadi pusat perhatian, hingga dia membuka suara meminta panji melepaskan tangannya.
Dia yakin yang menjadi pusat perhatian saat ini adalah panji pria populer di kampus menggandeng tangan wanita yang tidak lain sahabatnya sendiri.
"Panji lepasin, lihat tuh semua menatap kita," ucap pelan Wulan.
"Biarkan saja wulan, kita tidak perlu memikirkan mereka," sahut Panji.
"Please aku gak nyaman seperti ini, kamu tau kan ini pertama kali untuk ku," kata Wulan berharap kali ini panji dapat memahami.
Langkah panji seketika berhenti, dan menoleh menatap wulan.
"Mulai lah terbiasa seperti ini, jika tidak mau sampai kapan, hmmm? aku hanya ingin menunjukkan pada semua orang jika aku sudah memiliki wanita cantik yang ku cintai dan akan selalu ada di sisi ku," jeda Panji meraih kedua tangan wulan dan menggengam nya.
"Kamu tau aku sebelum nya tidak seperti ini wulan, aku bukan pria yang romantis, tapi aku akan selalu berusaha yang terbaik untuk wanita yang ku cintai bahagia dan nyaman." lanjut Panji.
Wulan terharu dan perkataan panji semua memang benar adanya, pria itu sebelumnya tidak pernah bersikap romantis pada perempuan mana pun.
"Aku semakin merasa bersalah sama kamu, bagaimana jika kamu mengetahui aku sebenarnya, apa kamu masih bisa menerima ku dan bersikap manis seperti ini? bagaimana jika semua berubah saat aku jujur? aku belum siap untuk itu," batin Wulan ragu dan cemas dengan kebenaran yang di sembunyikan ini.
"Wulan kamu kenapa? maaf jika apa yang ku lakukan membuat mu tidak nyaman, aku tidak bermaksud seperti itu," jujur Panji segera melepaskan genggaman tangan nya.
"Tidak," wulan mencegah.
Dia membalas menggenggam tangan panji.
"Kamu tidak salah, aku yang harusnya minta maaf sama kamu, maaf belum bisa memberi kepastian untuk mu," ucap Wulan sejenak diam menatap wajah serius panji menatap nya.
Lalu wanita itu kembali melanjutkan ucapannya ....
"Aku harap suatu saat nanti setelah mengetahui kebenaran dari ku, semua ini tidak akan berubah, aku tidak masalah jika sikap mu kembali ke awal, tapi satu yang ku minta persahabatan kita harus terus berjalan."
"Kebenaran apa yang kamu maksud? kenapa ucapan kamu seperti itu? apa ada sesuatu yang serius hingga kamu mengatakan seperti ini?" tanya Panji bingung maksud perkataan wulan.
"Suatu saat kamu dan yang lain juga bakal tau, tapi bukan sekarang," jawab Wulan.
"Sok misterius lo Lan, kenapa gak sekarang aja? sekarang atau nanti sama saja kan, bakal sama-sama tau," kata Santi
"Tidak, sekarang bukan waktu yang tepat," tolak Wulan.
"Buruan ke kelas dua menit lagi kelas di mulai gak mau di hukum kan?" tanya Wulan menatap bergantian pada ketiga sahabatnya yang menatap nya tanpa kedip.
"Gak mau, tapi lo harus janji jika sudah waktu nya langsung cerita jangan di tunda lagi," jawab Santi jalan berdampingan sama wulan.
Dan panji dan dito masih diam mematung menatap kepergian kedua cewe tersebut.
"Lo benaran gak tau apa yang di kata wulan?" tanya Dito.
"Tidak," panji menggeleng kepala lalu berlari mengejar kedua cewek tersebut meninggalkan dito.
...Bᴇʀsᴀᴍʙᴜɴɢ......
...✨____________ 🌼🌼_______________✨...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Masuli Nainggolan
Wulan knp ga jaga nama baiknya juga y,sdh punya suami, keluarganya menghina dia pegangan tangan dg laki2 lain
2024-03-25
0
Eny Nurul
jujur aj lan lebih cepat akan LBH baik kasian juga panji
2022-08-12
0
Dinda Kharisma
wulan mending jujur knpanji tentang perasaan mu...jangan PHPIn orang...yg ada kmu nambah masalah.. kalau g mau jangan memberi harapan...
2022-08-12
1