🌻H 4 P P Y R 3 4 D I N G🌻
•
•
🌹✨💞✨🌹
Rizal memutuskan untuk nginap di Mansion orang tuanya, dan semua itu atas permintaan mama alma memaksa nya.
Sedangkan wulan wanita itu hanya bisa mengikuti semua keputusan rizal.
Wulan masih duduk bengong di kamar, dia bingung harus melakukan apa, dia tak memiliki persiapan hingga tak membawa apapun kesini seperti pencuci muka dan sejenis lain untuk membersihkan diri.
Kulit wulan begitu sensitif hingga tak bisa memakai asal merek pencuci muka, dan bahkan bukan cuman pencuci muka, wulan tidak boleh memakai shampoo, handbody, sabun, krim dan sejenis apapun yang di kenakan di kulit dengan produk asalan.
"Huft," wulan menghembus nafas panjang.
"Apa yang harus ku perbuat sekarang? bagaimana aku bisa istirahat jika seperti ini? kenapa dia begitu menyebalkan, kenapa selalu melakukan sesuatu sesuka nya tanpa bertanya," batin Wulan kesal namun tak bisa di ungkap kan langsung pada rizal.
"Apa yang kau lakukan di situ? sana situ, jangan harap untuk bisa tidur di kasur empuk ini," ucap Rizal menatap sinis wulan.
"Jangan khawatir saya tak pernah berpikir seperti itu," jawab Wulan lalu berjalan begitu saja masuk ke kamar mandi.
Wanita itu tidak ingin berdebat dengan rizal, karena akhir perdebatan dan sudah menjadi kebiasaan pria itu menyakiti nya.
"Lebih baik seperti ini, dari pada aku harus berada di sana," ucap Wulan menatap wajah pada pantulan cermin di kamar mandi.
"Aku harus segera keluar dari pernikahan ini, tapi bagaimana jika papa, mama dan kak dinda tanya? apa aku harus berkata jujur?" tanya Wulan ragu dengan keputusan nya sekarang.
"Sial! kenapa seperti ini, kenapa dia harus hadir dalam kehidupan ku. Aku membenci mu pria tua, kau iblis, kau telah merenggut semuanya dari ku," marah Wulan penuh kebencian terpancar dari kedua bola mata nya.
Rizal yang belum bisa memejamkan mata bingung ada apa dengan nya? matanya sejak tadi tidak juga merem, rasa ngantuk yang di rasakan mendadak hilang.
Pria itu bangun dan duduk bersandar pada bantal.
"Sial ada apa dengan ku!" kesal rizal mengacak kasar rambut nya.
Meraih ponsel di meja, pria itu langsung mengotak-atik, mungkin dengan cara seperti ini berhasil dan dia bisa tidur.
15 menit sudah, namun tidak juga berhasil, dan rizal bingung harus melakukan apa.
Wulan yang baru selesai membersihkan diri keluar dengan wajah lebih segar.
Wanita itu tidak menggunakan produk pembersih apapun, dia hanya menggunakan air hangat pada wajah dan tubuh nya.
Cekrek...
Wulan berjalan begitu saja, lalu menjatuhkan bokong di sofa.
Dia tak sekali melihat rizal, dan pria itu melihat wulan tidur di sofa menjadi kesal.
"Enak saja dia mau tidur dengan tentram," batin Rizal mengambil segelas air lalu bangkit mendekati wulan.
Byurrr...
Rizal menyiram segelas air yang berada di tangan ke wajah wulan.
"Apa yang kau lakukan!" kesal Wulan bangkit dan melihat pelaku nya berdiri santai tanpa berdosa menatap nya.
"Kenapa kau menyiram ku? kau sudah gila, apa?" marah Wulan bajunya menjadi basah, entah kenapa dirinya di perlakukan seperti ini.
Padahal saat ini dia tak memiliki baju selain yang di kenakan. Namun sekarang pria menyebalkan itu malah membasahi nya.
"Membersihkan mu, apa kau lupa perkataan papa tadi?" tanya Rizal sengaja menjeda sambil mengingat kan wulan pada perkataan papa nya.
"Kau hanyalah sampah yang di pungut dan akan di kembali pada tempatnya," sambung Rizal.
"Lalu kenapa tidak kau kembali kan pada tempatnya? kenapa masih kau simpan? apa sebegitu berharga nya sampah itu hingga masih kau pertahankan?" tanya ejek Wulan.
"KAU!" geram rizal menaikan tangan ingin menampar wulan.
"Silakan tampar, mau yang mana kiri apa kanan?" ucap Wulan menunjukkan wajah nya mempersilahkan rizal memilih.
"Lakukan sepuas nya, jika masih ingin silakan pukul atau ingin lebih puas lagi silakan bunuh saya? silakan lakukan sesuka mu, saya istri mu bukan? jadi kau bebas melakukan apapun yang kau suka," ucap Wulan muak dengan tingkah rizal kekanakan dan semau nya.
"Kenapa diam? lakukan saja!" teriak Wulan muak, sudah cukup, sekarang dia tak peduli akan keselamatan nya jika terus melawan rizal.
Dan pria itu berbalik dan langsung meninggalkan wulan masuk ke kamar mandi.
"Akkkkksss ... dasar jalan*g! saya sangat membenci mu, kenapa kau harus menjadi wanita malam itu? kenapa kau juga menjadi salah satu anggota keluarga dia," marah Rizal meninju cermin dengan tangannya.
Prakkkk...
Dari luar wulan yang mendengar suara pecahan berlari dan mengetuk pintu kamar mandi.
Tok... tok... tok...
"Mas apa kau baik-baik saja di dalam?" khawatir Wulan.
Ketika mendengar suara pecahan, dia segera mengetuk pintu, wulan tidak khawatir pada rizal tapi pada benda yang rusak di dalam kasihan tak ada salah jadi kena imbas pria tua.
"Apa peduli mu! urus dirimu sendiri dasar jalan*g!" teriak Rizal dari dalam.
Mendapat bentak kan rizal, wanita itu berbalik dan kembali duduk di sofa.
"Dasar pria gila, pria tua memalukan, pria iblis," umpat Wulan kesal niat baik nya tetap saja mendapat cacian meski perasaan khawatir bukan untuk nya.
Rizal tak sekali mempedulikan tangan nya yang berdarah, dia marah dengan kehidupan nya begitu berantakan.
Hidup nya terasa sial setelah bertemu wulan.
15 menit merasa cukup lebih tenang, dia akhirnya keluar. Dan ternyata wulan sudah tidur.
"Bisa-bisa nya dia tidur dengan nyenyak dengan keadaan saya seperti ini," kesal Rizal sejenak menatap wajah teduh wulan.
"Dia terlihat cantik jika tidur," ucap Rizal tanpa sadar mengatakan wulan cantik.
"Astaga, apa yang kau katakan rizal, bagaimana kau mengatakan dia cantik, jelas-jelas wanita itu buruk rupa dan masih lebih bagus orang gila dari pada dia," memukul kecil jidat, menggeleng kepala protes dengan perkataan nya sendiri.
Rizal merasa geli dan bagaimana jika tadi wulan dengar pasti bisa besar kepala wanita tersebut.
Pakaian wulan yang basah karena guyuran air nya tadi membuat isi dalam wulan terlihat jelas.
Mata rizal tak lepas memandang, tangannya ingin memengang benda kenyal itu namun otak nya langsung tersadar.
Pria itu akan menjadi gila jika terus berada di dekat wulan, otaknya tak henti berpikir hal-hal berbau ranjang.
Setelah mengobati luka di tangan, rizal segera tidur, dia tak ingin terus berjaga dan itu tidak baik untuk otak nya.
Namun usahanya gagal, entah kenapa hanya melihat benda kenyal milik wulan saja berhasil membuat nya gelisah dan adik kecil nya sudah seperti cacing kepanasan.
Sebelumnya rizal tak pernah mengalami hal seperti ini, dan ini baru pertama yang di rasakan hingga membuat nya bingung memikirkan apa yang terjadi pada dirinya.
Dan rizal tidak mungkin melakukan nya dengan wulan.
Bangkit dan segera masuk ke kamar mandi. Pria itu mencoba menenangkan adik kecil nya agar tidak melakukan hal bodoh yang akan mempermalukan nya.
"Tenanglah, jangan mempermalukan diri mu boy, dia jalan*g. Aku tak ingin kau berada di gua nya itu sangat menjijikkan," ucap Rizal menasehati aset berharga nya.
"Tapi kenapa aset ku hanya bereaksi pada nya saja? kenapa perempuan lain yang tak mengenakan sehelai benang aset ku tak bereaksi? sungguh aneh," gumam Rizal bingung sambil mengelus burungnya.
...Bᴇʀsᴀᴍʙᴜɴɢ......
...✨____________ 🌼🌼_______________✨...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
epifania rendo
sepertinya aset mu lebih pintar rizal
2023-01-19
1
lovely
dasar munafik lo
2022-11-27
0
kay-kay
sukurin😝😝
2022-09-23
2