🌻H 4 P P Y R 3 4 D I N G🌻
•
•
🌹✨💞✨🌹
Wulan tidur, sudah banyak air mata yang di keluar kan karena siksaan rizal tak berperasaan begitu sadis padanya,
Tidak ada yang bisa di lakukan sekarang selain menerima dan menunggu waktu yang tepat untuk membalas.
Di alam bawah sadar wanita itu bermimpi bertemu ayah bunda nya.
"Ayah, bunda, Wulan rindu kenapa baru datang mengunjungi ku?"
"Maafkan bunda dan ayah yang baru menemui mu sayang, bunda dan ayah tidak bisa lama-lama kita harus segera pergi," tutur Bunda.
"Kenapa? apa kalian tidak merindukan wulan? kenapa harus segera pergi? wulan mohon tetaplah di sini bersama ku," pinta Wulan, tetesan bening sudah bercucuran jatuh membasahi wajahnya.
"Tidak bisa sayang alam kita berbeda, hidup mu masih panjang, banyak yang harus kamu luruskan semua kesalahpahaman yang ada."
"Kalau begitu bawa wulan ikut bersama kalian, wulan tidak ingin di sini, wulan tidak sanggup, please bunda."
"Putri ayah pasti sanggup dan bisa melewati semua, ayah dan bunda tidak pernah meninggalkan wulan sendiri, kita selalu ada di dekat wulan di dalam hati," kata Ayah mengelus rambut wulan.
"Tidak ayah, wulan tetap ingin ikut kenapa kalian tidak mengizinkan ku?"
"Belum waktu nya, jika sudah waktunya ayah dan bunda akan menjemput mu, dan kita bisa berkumpul bersama dengan keluarga yang lain," ungkap Ayah.
"Kapan? wulan tidak ingin sendiri, wulan kesepian."
"Jangan sedih sayang, semua ini belum berakhir masih banyak rintangan menunggu mu di luar sana. Buang semua ketakutan dan isi dengan keberanian, ayah janji kalau wulan berhasil menjadi anak yang kuat, ayah akan beri hadiah."
"Wulan tidak butuh hadiah, Wulan hanya ingin ikut bersama ayah dan bunda."
"Baiklah, tapi wulan harus kuat dulu dan selesai kan semua yang ada di sini."
"Ayah janji tidak akan ingkar kan?"
"Janji."
"Sayang, bunda dan ayah harus segera pergi, jaga dirimu jangan terlalu terpuruk begitu lama kesedihan tak akan membuat mu bangkit dan kuat, tapi kesedihan hanya membuat mu menjadi wanita lemah yang tidak bisa melakukan apapun untuk melawan," kata Bunda berpesan pada putri.
"Iya bunda, wulan akan mengingat itu, wulan janji tidak akan menangis lama."
"Pintar, selamat tinggal."
Sosok kedua orang tersebut perlahan semakin jauh melangkah pergi meninggalkan nya, bayangan kedua nya pun sirna tak terlihat lagi olehnya.
Wulan melihat hal tersebut sedih, dan menangis pertemuan singkat tersebut membuat nya rindu.
"Wulan janji akan segera mengakhiri semua ini dan bisa berkumpul bersama kalian lagi."
*****
Matahari pagi dengan sinar nya yang terang membuat pria tersebut yang sedang tertidur terbangun karena silaunya cahaya matahari.
Rizal berdecak kesal tidur nya terganggu.
Kedua tangan mengucek kedua mata nya, lalu membelalakkan mata melihat jam di layar ponsel menunjukkan pukul 07:29.
Pria tersebut melempar ponsel sembarang arah dan bangkit dari kasur bergegas ke kamar mandi.
Hari ini dia ada meeting dengan klien, dan klien tersebut sangat penting dan berpengaruh besar untuk kemajuan perusahaan.
Bahkan pria itu tidak sampai lima menit sudah keluar dari kamar mandi, menuju ruang ganti dan mencari pakaian.
Pria itu masih berdiri dan bingung harus memilih pakaian yang mana?
Keperluan seperti ini biasa nya di lakukan wulan, tapi entah kenapa pagi ini wanita itu tidak menyiapkan nya.
"Apa dia marah dengan hukuman yang ku berikan semalam? tapi dia pantas mendapatkan itu, wanita murahan seperti nya jika di biarkan akan menjadi," ucap Rizal tanpa merasa bersalah dengan apa yang di perbuat semalam.
Pria itu memilih asal jas dan segera memakai, dia tidak punya banyak waktu untuk menceramahi wulan, pikir nya itu hanya membuang waktu dan membuang tenaga.
"Pagi Tuan, mau sarapan apa?" sopan bibi hormat.
"Seperti biasa." jawab Rizal mengedarkan pandangan ke seluruh sudut terasa sunyi.
"Kemana dia?" tanya Rizal tanya menyebut nama.
"Dia?" ucap bibi mengerutkan kening bingung tidak paham maksud perkataan tuan.
Melihat wajah bodoh dari art nya, rizal kembali bersuara.
"Wulan, kemana dia?" tanya ulang Rizal lebih jelas menyebut nama wanita yang di cari tapi tidak kelihatan juga.
"Oh, nyonya wulan baru saja pergi lima menit yang lalu sebelum tuan tiba datang."
"Hmmm, awasi nyonya selama saya tidak ada, ini jadwal kuliah wulan, laporkan pada saya jika wulan pulang telat dari jadwal tersebut." rizal menyodorkan sebuah kertas.
Semalam rizal mencari semua jadwal kuliah wulan, dia geram dengan tindakan perempuan tersebut selalu semena-mena.
Bagaimana juga saat ini wulan berstatus istri nya, dan sedikit banyak orang di luar sana mengetahui jika wulan adalah istri rizal.
"Tapi tuan, apa itu tidak berlebihan nyonya masih muda pasti banya_"
"Jadi maksud bibi saya sudah tua gitu?" tanya Rizal tersinggung dengan perkataan art secara tidak langsung mengatai nya.
"Bukan seperti tuan, maksud bibi."
"Sudah saya tidak ingin mendengar apapun lagi, sekarang bibi cukup melakukan apa yang saya perintah kan. Sedikit kesalahan bibi lakukan untuk melindungi wulan saat itu juga bibi akan saya pecat," ancam Rizal serius menatap lekat kedua art tersebut.
"Iya Tuan kami tidak akan melakukan kesalahan."
"Sana pergi lanjutkan kerjaan kalian," usir Rizal malas melihat lama kedua art tersebut yang ada akan membuat nya telat makan dan berimbas terlambat berangkat ke kantor.
______
Semua karyawan di perusahaan tunduk hormat pada rizal yang baru tiba dan memasuki gedung kantor.
"Pagi Pak."
Pagi, Pak."
Banyak sapaan dari karyawan namun rizal tetaplah rizal tidak pernah membalas sapaan para karyawan.
Pria tersebut masuk dengan wajah datar dan dingin tanpa ada senyuman terukir di sudut ujung bibir nya.
"Pak rizal semakin hari tambah dingin, jadi takut deh kalau buat salah."
"Makanya jangan melakukan kesalahan yang berakibat fatal untuk kehidupan mu. Mending cari aman dan lakukan semua dengan hati-hati."
"Tanpa di bilang semua orang juga berpikir seperti itu, tapi kalau namanya musibah kita bisa apa? mau tolak? gak bisa. Dan jalan satu-satu nya sabar dan ikhlas."
"Ya, benar juga sih."
"Sudah ngobrol nya nanti ketahuan pak rizal kena masalah lagi," tegur salah satu karyawan mengingatkan rekan kerja nya jika sekarang jam kerja bukan istirahat dimana bebas ngerumpi.
Di dalam ruangan rizal nampak gelisah, entah kenapa pria tersebut bingung dengan apa yang terjadi pada dirinya.
Mengacak frustasi rambut, pria tersebut kesal.
"Sial, ada apa dengan ku, kenapa terus memikirkan wanita murahan itu, jika seperti ini aku bisa gila," memijit kening nya merasa amat pusing.
Pagi tidak melihat wulan membuat otak nya tak henti mengkhawatirkan keadaan nya.
"Sebaiknya setelah meeting selesai aku segera ke kampus," usul Rizal.
...Bᴇʀsᴀᴍʙᴜɴɢ......
...✨____________ 🌼🌼_______________✨...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
epifania rendo
jangan harap rizal
2023-01-19
0
catur
ya ini benar kalau Rijal semakin hari semakin dingin ke Wulan, karena mengangggap Ulan itu bukan Istrinya. tapi budaknya yang bisa di perbudak dan di siksa setiap saat.
2022-11-16
0
Cophie Vie
Bukan lah Rizal itu seorang dosen ya🤔
2022-10-20
0