Bab 17: bermimpi

🌻H 4 P P Y R 3 4 D I N G🌻

🌹✨💞✨🌹

Wulan tidur, sudah banyak air mata yang di keluar kan karena siksaan rizal tak berperasaan begitu sadis padanya,

Tidak ada yang bisa di lakukan sekarang selain menerima dan menunggu waktu yang tepat untuk membalas.

Di alam bawah sadar wanita itu bermimpi bertemu ayah bunda nya.

"Ayah, bunda, Wulan rindu kenapa baru datang mengunjungi ku?"

"Maafkan bunda dan ayah yang baru menemui mu sayang, bunda dan ayah tidak bisa lama-lama kita harus segera pergi," tutur Bunda.

"Kenapa? apa kalian tidak merindukan wulan? kenapa harus segera pergi? wulan mohon tetaplah di sini bersama ku," pinta Wulan, tetesan bening sudah bercucuran jatuh membasahi wajahnya.

"Tidak bisa sayang alam kita berbeda, hidup mu masih panjang, banyak yang harus kamu luruskan semua kesalahpahaman yang ada."

"Kalau begitu bawa wulan ikut bersama kalian, wulan tidak ingin di sini, wulan tidak sanggup, please bunda."

"Putri ayah pasti sanggup dan bisa melewati semua, ayah dan bunda tidak pernah meninggalkan wulan sendiri, kita selalu ada di dekat wulan di dalam hati," kata Ayah mengelus rambut wulan.

"Tidak ayah, wulan tetap ingin ikut kenapa kalian tidak mengizinkan ku?"

"Belum waktu nya, jika sudah waktunya ayah dan bunda akan menjemput mu, dan kita bisa berkumpul bersama dengan keluarga yang lain," ungkap Ayah.

"Kapan? wulan tidak ingin sendiri, wulan kesepian."

"Jangan sedih sayang, semua ini belum berakhir masih banyak rintangan menunggu mu di luar sana. Buang semua ketakutan dan isi dengan keberanian, ayah janji kalau wulan berhasil menjadi anak yang kuat, ayah akan beri hadiah."

"Wulan tidak butuh hadiah, Wulan hanya ingin ikut bersama ayah dan bunda."

"Baiklah, tapi wulan harus kuat dulu dan selesai kan semua yang ada di sini."

"Ayah janji tidak akan ingkar kan?"

"Janji."

"Sayang, bunda dan ayah harus segera pergi, jaga dirimu jangan terlalu terpuruk begitu lama kesedihan tak akan membuat mu bangkit dan kuat, tapi kesedihan hanya membuat mu menjadi wanita lemah yang tidak bisa melakukan apapun untuk melawan," kata Bunda berpesan pada putri.

"Iya bunda, wulan akan mengingat itu, wulan janji tidak akan menangis lama."

"Pintar, selamat tinggal."

Sosok kedua orang tersebut perlahan semakin jauh melangkah pergi meninggalkan nya, bayangan kedua nya pun sirna tak terlihat lagi olehnya.

Wulan melihat hal tersebut sedih, dan menangis pertemuan singkat tersebut membuat nya rindu.

"Wulan janji akan segera mengakhiri semua ini dan bisa berkumpul bersama kalian lagi."

*****

Matahari pagi dengan sinar nya yang terang membuat pria tersebut yang sedang tertidur terbangun karena silaunya cahaya matahari.

Rizal berdecak kesal tidur nya terganggu.

Kedua tangan mengucek kedua mata nya, lalu membelalakkan mata melihat jam di layar ponsel menunjukkan pukul 07:29.

Pria tersebut melempar ponsel sembarang arah dan bangkit dari kasur bergegas ke kamar mandi.

Hari ini dia ada meeting dengan klien, dan klien tersebut sangat penting dan berpengaruh besar untuk kemajuan perusahaan.

Bahkan pria itu tidak sampai lima menit sudah keluar dari kamar mandi, menuju ruang ganti dan mencari pakaian.

Pria itu masih berdiri dan bingung harus memilih pakaian yang mana?

Keperluan seperti ini biasa nya di lakukan wulan, tapi entah kenapa pagi ini wanita itu tidak menyiapkan nya.

"Apa dia marah dengan hukuman yang ku berikan semalam? tapi dia pantas mendapatkan itu, wanita murahan seperti nya jika di biarkan akan menjadi," ucap Rizal tanpa merasa bersalah dengan apa yang di perbuat semalam.

Pria itu memilih asal jas dan segera memakai, dia tidak punya banyak waktu untuk menceramahi wulan, pikir nya itu hanya membuang waktu dan membuang tenaga.

"Pagi Tuan, mau sarapan apa?" sopan bibi hormat.

"Seperti biasa." jawab Rizal mengedarkan pandangan ke seluruh sudut terasa sunyi.

"Kemana dia?" tanya Rizal tanya menyebut nama.

"Dia?" ucap bibi mengerutkan kening bingung tidak paham maksud perkataan tuan.

Melihat wajah bodoh dari art nya, rizal kembali bersuara.

"Wulan, kemana dia?" tanya ulang Rizal lebih jelas menyebut nama wanita yang di cari tapi tidak kelihatan juga.

"Oh, nyonya wulan baru saja pergi lima menit yang lalu sebelum tuan tiba datang."

"Hmmm, awasi nyonya selama saya tidak ada, ini jadwal kuliah wulan, laporkan pada saya jika wulan pulang telat dari jadwal tersebut." rizal menyodorkan sebuah kertas.

Semalam rizal mencari semua jadwal kuliah wulan, dia geram dengan tindakan perempuan tersebut selalu semena-mena.

Bagaimana juga saat ini wulan berstatus istri nya, dan sedikit banyak orang di luar sana mengetahui jika wulan adalah istri rizal.

"Tapi tuan, apa itu tidak berlebihan nyonya masih muda pasti banya_"

"Jadi maksud bibi saya sudah tua gitu?" tanya Rizal tersinggung dengan perkataan art secara tidak langsung mengatai nya.

"Bukan seperti tuan, maksud bibi."

"Sudah saya tidak ingin mendengar apapun lagi, sekarang bibi cukup melakukan apa yang saya perintah kan. Sedikit kesalahan bibi lakukan untuk melindungi wulan saat itu juga bibi akan saya pecat," ancam Rizal serius menatap lekat kedua art tersebut.

"Iya Tuan kami tidak akan melakukan kesalahan."

"Sana pergi lanjutkan kerjaan kalian," usir Rizal malas melihat lama kedua art tersebut yang ada akan membuat nya telat makan dan berimbas terlambat berangkat ke kantor.

______

Semua karyawan di perusahaan tunduk hormat pada rizal yang baru tiba dan memasuki gedung kantor.

"Pagi Pak."

Pagi, Pak."

Banyak sapaan dari karyawan namun rizal tetaplah rizal tidak pernah membalas sapaan para karyawan.

Pria tersebut masuk dengan wajah datar dan dingin tanpa ada senyuman terukir di sudut ujung bibir nya.

"Pak rizal semakin hari tambah dingin, jadi takut deh kalau buat salah."

"Makanya jangan melakukan kesalahan yang berakibat fatal untuk kehidupan mu. Mending cari aman dan lakukan semua dengan hati-hati."

"Tanpa di bilang semua orang juga berpikir seperti itu, tapi kalau namanya musibah kita bisa apa? mau tolak? gak bisa. Dan jalan satu-satu nya sabar dan ikhlas."

"Ya, benar juga sih."

"Sudah ngobrol nya nanti ketahuan pak rizal kena masalah lagi," tegur salah satu karyawan mengingatkan rekan kerja nya jika sekarang jam kerja bukan istirahat dimana bebas ngerumpi.

Di dalam ruangan rizal nampak gelisah, entah kenapa pria tersebut bingung dengan apa yang terjadi pada dirinya.

Mengacak frustasi rambut, pria tersebut kesal.

"Sial, ada apa dengan ku, kenapa terus memikirkan wanita murahan itu, jika seperti ini aku bisa gila," memijit kening nya merasa amat pusing.

Pagi tidak melihat wulan membuat otak nya tak henti mengkhawatirkan keadaan nya.

"Sebaiknya setelah meeting selesai aku segera ke kampus," usul Rizal.

...Bᴇʀsᴀᴍʙᴜɴɢ......

...✨____________ 🌼🌼_______________✨...

Terpopuler

Comments

epifania rendo

epifania rendo

jangan harap rizal

2023-01-19

0

catur

catur

ya ini benar kalau Rijal semakin hari semakin dingin ke Wulan, karena mengangggap Ulan itu bukan Istrinya. tapi budaknya yang bisa di perbudak dan di siksa setiap saat.

2022-11-16

0

Cophie Vie

Cophie Vie

Bukan lah Rizal itu seorang dosen ya🤔

2022-10-20

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Menganggap patung
2 Bab 2: Aku bukan wanita lemah
3 Bab 3: Wulan VS Lestari
4 Bab 4: Kebenaran masa lalu
5 Bab 5: Makan malam
6 Bab 6: Satu spesies
7 Bab 7: Drama Rizal
8 Bab 8: Adik kecil hanya bereaksi padamu seorang
9 Bab 9: Tubuh polos
10 Bab 10: Satu Permintaan
11 Bab 11: Minta uang
12 Bab 12: Jatuh hati
13 Bab 13: Jawaban
14 Bab 14: Cerita
15 Bab 15: Hanya teman tidak lebih
16 Bab 16: Panas
17 Bab 17: bermimpi
18 Bab 18: Satu permintaan
19 Bab 19: Menemui wulan
20 Bab 20: Pulang
21 Bab 21: Bangkit untuk melawan
22 Bab 22: Balasan untuk pria gila
23 Bab 23: Hampir keceplosan
24 Bab 24: Cinta nya hanya untuk dinda bukan untuk ku
25 Bab 25: Kisah Sebenarnya
26 Bab 26: Memanfaatkan keadaan
27 Bab 27: Roda akan selalu berputar
28 Bab 28: Ketahuan akhirnya
29 Bab 29: Kopi arang asin spesial
30 Bab 30: Bahagia
31 Bab 31: Aku menginginkan mu
32 Bab 32: Ketagihan hanya sekali permainan
33 Bab 33: Keberangkatan mengungkap kebenaran
34 Bab 34: Lebih dari satu
35 Bab 35: Di Penthouse
36 Bab 36: Pakaian kurang bahan
37 Bab 37: Misi Pembuktian
38 Bab 38: Sedikit Meleset
39 Bab 39: Menyaksikan dari balik pintu
40 Bab 40: Kebenaran yang terungkap
41 Bab 41: Memperlihatkan Video
42 Bab 42: Mabuk
43 Bab 43: Memasak untuk Wulan
44 Bab 44: Jalan Berdua
45 Bab 45: Menyesal yang terlambat
46 Bab 46: Orang Asing
47 Bab 47: Ragu jika benar
48 Bab 48: Terluka tapi tak berdarah
49 Bab 49: Gugat Cerai
50 Bab 50: Ingin Rujak
51 Bab 51: Apa benar hamil?
52 Bab 52: Rumah Sakit
53 Bab 53: Amukan Mama Alma
54 Bab 54: Tidak mengakui anak lagi
55 Bab 55: Menjambak rambut?
56 Bab 56: Pelajaran untuk pelakor berbisa
57 Bab 57: Sakit bertubi-tubi
58 Bab 58: Mendadak tak enak badan
59 Bab 59: Apartemen
60 Bab 60: Ikut merasakan yang di rasakan
61 Bab 61: Mencari Wulan
62 Bab 62: Tetap dengan keputusan
63 Bab 63: Telpon
64 Bab 64: Kembali Mual
65 Bab 65: Bertemu
66 Bab 66: Mengakui
67 Bab 67: Sentuhan Tawon
68 Bab 68: Hakim merasa di permainkan
69 Bab 69: Bibir seksi
70 Bab 70: Membawa pergi
71 Bab 71: Selalu ada
72 Bab 72: Besok?
73 Bab 73: Mengemas
74 Bab 74: Lagi dan lagi kebohongan
75 Bab 75: Akan berkunjung
76 Bab 76: Bandara
77 Bab 77: Kecewa
78 Bab 78: pencuci perut
79 Bab 79: Menyesal yang tak ada guna
80 Bab 80: Lepas kendali
81 Bab 81: Mengakhiri
82 Bab 82: Korsel
83 Bab 83: Apa itu dia?
84 Bab 84: Takdir yang mempertemukan
85 Bab 85: Memperjuangkan Mu
86 Bab 86: Kenapa bisa ada air?
87 Bab 87: Sempurna hanya Milik Allah
88 Promo: Novel Di Balik Cadar ( Istriku Orang Kedua)
89 Bab 88: Masih Sama
90 Bab 89: Asisten Dosen
91 Bab 90: Izin bertemu baby askar
92 Bab 91: Paman Shin?
93 Bab 92: Butuh sandaran
94 Info
95 Bab 93: Tidak ada kesempatan ke tiga lagi
96 Bab 94: Selamat Datang
97 Bab 95: Menyambut
98 Bab 96: Masak berdua
99 Bab 97: Rujuk
100 Bab 98: memasak
101 Bab 99: Pembukaan
102 Bab 100: Mengatakan sejujurnya.
103 Bab 101: Cemburu
104 Bab 102: Janji?
105 Bab 103: Terungkap
106 Bab 104: Mulai terapi kecil
107 Bab 105: Pin Tanggal lahir
108 Bab 106: Deg-degan
109 Bab 107: Pengakuan Papa Yusuf
110 Bab 108: Bukti rekaman
111 Bab 109: Kantor polisi
112 Bab 110: Menyalahkan
113 Bab 111: Menyerahkan diri
114 Bab 112 : Akhir yang bahagia
115 Pengumuman pemenang Giveaway
116 pengumuman
117 Novel baru: Terjebak Cinta Tuan Mafia
118 Novel Guardian Knight
119 Pengumuman
120 Novel baru: Wanita Kesayangan CEO Dingin
121 Promo Novel: Sebatas status
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Bab 1: Menganggap patung
2
Bab 2: Aku bukan wanita lemah
3
Bab 3: Wulan VS Lestari
4
Bab 4: Kebenaran masa lalu
5
Bab 5: Makan malam
6
Bab 6: Satu spesies
7
Bab 7: Drama Rizal
8
Bab 8: Adik kecil hanya bereaksi padamu seorang
9
Bab 9: Tubuh polos
10
Bab 10: Satu Permintaan
11
Bab 11: Minta uang
12
Bab 12: Jatuh hati
13
Bab 13: Jawaban
14
Bab 14: Cerita
15
Bab 15: Hanya teman tidak lebih
16
Bab 16: Panas
17
Bab 17: bermimpi
18
Bab 18: Satu permintaan
19
Bab 19: Menemui wulan
20
Bab 20: Pulang
21
Bab 21: Bangkit untuk melawan
22
Bab 22: Balasan untuk pria gila
23
Bab 23: Hampir keceplosan
24
Bab 24: Cinta nya hanya untuk dinda bukan untuk ku
25
Bab 25: Kisah Sebenarnya
26
Bab 26: Memanfaatkan keadaan
27
Bab 27: Roda akan selalu berputar
28
Bab 28: Ketahuan akhirnya
29
Bab 29: Kopi arang asin spesial
30
Bab 30: Bahagia
31
Bab 31: Aku menginginkan mu
32
Bab 32: Ketagihan hanya sekali permainan
33
Bab 33: Keberangkatan mengungkap kebenaran
34
Bab 34: Lebih dari satu
35
Bab 35: Di Penthouse
36
Bab 36: Pakaian kurang bahan
37
Bab 37: Misi Pembuktian
38
Bab 38: Sedikit Meleset
39
Bab 39: Menyaksikan dari balik pintu
40
Bab 40: Kebenaran yang terungkap
41
Bab 41: Memperlihatkan Video
42
Bab 42: Mabuk
43
Bab 43: Memasak untuk Wulan
44
Bab 44: Jalan Berdua
45
Bab 45: Menyesal yang terlambat
46
Bab 46: Orang Asing
47
Bab 47: Ragu jika benar
48
Bab 48: Terluka tapi tak berdarah
49
Bab 49: Gugat Cerai
50
Bab 50: Ingin Rujak
51
Bab 51: Apa benar hamil?
52
Bab 52: Rumah Sakit
53
Bab 53: Amukan Mama Alma
54
Bab 54: Tidak mengakui anak lagi
55
Bab 55: Menjambak rambut?
56
Bab 56: Pelajaran untuk pelakor berbisa
57
Bab 57: Sakit bertubi-tubi
58
Bab 58: Mendadak tak enak badan
59
Bab 59: Apartemen
60
Bab 60: Ikut merasakan yang di rasakan
61
Bab 61: Mencari Wulan
62
Bab 62: Tetap dengan keputusan
63
Bab 63: Telpon
64
Bab 64: Kembali Mual
65
Bab 65: Bertemu
66
Bab 66: Mengakui
67
Bab 67: Sentuhan Tawon
68
Bab 68: Hakim merasa di permainkan
69
Bab 69: Bibir seksi
70
Bab 70: Membawa pergi
71
Bab 71: Selalu ada
72
Bab 72: Besok?
73
Bab 73: Mengemas
74
Bab 74: Lagi dan lagi kebohongan
75
Bab 75: Akan berkunjung
76
Bab 76: Bandara
77
Bab 77: Kecewa
78
Bab 78: pencuci perut
79
Bab 79: Menyesal yang tak ada guna
80
Bab 80: Lepas kendali
81
Bab 81: Mengakhiri
82
Bab 82: Korsel
83
Bab 83: Apa itu dia?
84
Bab 84: Takdir yang mempertemukan
85
Bab 85: Memperjuangkan Mu
86
Bab 86: Kenapa bisa ada air?
87
Bab 87: Sempurna hanya Milik Allah
88
Promo: Novel Di Balik Cadar ( Istriku Orang Kedua)
89
Bab 88: Masih Sama
90
Bab 89: Asisten Dosen
91
Bab 90: Izin bertemu baby askar
92
Bab 91: Paman Shin?
93
Bab 92: Butuh sandaran
94
Info
95
Bab 93: Tidak ada kesempatan ke tiga lagi
96
Bab 94: Selamat Datang
97
Bab 95: Menyambut
98
Bab 96: Masak berdua
99
Bab 97: Rujuk
100
Bab 98: memasak
101
Bab 99: Pembukaan
102
Bab 100: Mengatakan sejujurnya.
103
Bab 101: Cemburu
104
Bab 102: Janji?
105
Bab 103: Terungkap
106
Bab 104: Mulai terapi kecil
107
Bab 105: Pin Tanggal lahir
108
Bab 106: Deg-degan
109
Bab 107: Pengakuan Papa Yusuf
110
Bab 108: Bukti rekaman
111
Bab 109: Kantor polisi
112
Bab 110: Menyalahkan
113
Bab 111: Menyerahkan diri
114
Bab 112 : Akhir yang bahagia
115
Pengumuman pemenang Giveaway
116
pengumuman
117
Novel baru: Terjebak Cinta Tuan Mafia
118
Novel Guardian Knight
119
Pengumuman
120
Novel baru: Wanita Kesayangan CEO Dingin
121
Promo Novel: Sebatas status

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!