🌻H 4 P P Y R 3 4 D I N G🌻
•
•
🌹✨💞✨🌹
Rizal tidak mempedulikan tangisan wulan, jeritan yang keluar dari mulut wulan di anggap hiburan yang membuat nya terhibur.
"Ini bukan apa-apa nya, saya akan membuat hidup mu lebih dari ini, jadi bersiap untuk lebih hancur dari tahun kemarin," ucap Rizal puas melihat teteskan bening jatuh membasahi wajah wulan.
"Kau bukan manusia, tapi kau iblis! apa salah saya? kenapa kau terus menyiksa saya seperti ini? kenapa tidak kau ceraikan saja saya, kenapa kau menikahi saya?" tanya Wulan di sela tangis menahan rasa sakit cengkraman rizal.
"Pertanyaan yang bagus," senyum Rizal menjeda menatap benci wulan dengan tangan mengelus lembut wajah wulan.
"Kau wanita murahan, yang pernah ku tiduri bukan? bahkan di usia remaja kau sudah melakukan hal menjijikkan itu, dan kau malah mendoakan orang yang kau layani begitu buruk, dan aku adalah salah satu pelanggan mu itu. Apa kau lupa betapa menikmati nya dirimu saat itu, jika di ingat saat itu usia mu masih 15 bukan? tapi permainan dan pelayanan mu sudah seperti orang mahir, tapi aku menyukai itu."
Tubuh wulan seketika mematung tak percaya, tak tau harus berkata apa mendengar pengakuan rizal.
Pengakuan rizal seperti petir, dada nya begitu sakit mengetahui pria di masa lalu yang merenggut kesuciannya dan bahkan membuat nya sulit mengandung sekarang berada di hadapan nya.
"Tapi sekarang saya tidak ingin menyentuh wanita jal*ng penyakitan seperti mu NAJIS," tekan Rizal di akhir kata melanjutkan ucapan nya.
"Auwh."
Dorongan kuat cengkraman rizal meninggalkan jejak di lengan wulan. Dan pria itu pergi begitu saja setelah merasa puas.
"Hiks... hiks... hiks... aku tidak sanggup menjalani ini kak, aku lelah... aku lelah kak. Suamiku adalah pria breng*ek itu," gumam Wulan menangis pilu.
Wulan menangis sejadi-jadinya, memukul dada yang terasa sesak mengetahui kenyataan masa lalu nya, dan tak tanpa dosa rizal mengatakan itu seperti tak terjadi apapun.
Pria macam apa rizal hingga tak memiliki sedikit perasaan bersalah telah menghancurkan kehidupan gadis remaja.
Di sisi lain ....
Rizal begitu puas melihat kesedihan wulan, bagi nya tak ada yang lebih bahagia dari keterpurukan wulan.
Pria itu bahkan tidak henti tersenyum, bahkan para art melihat Tuan nya keluar dari kamar nyonya dengan wajah bahagia menjadi yakin jika terjadi hal buruk pada wulan yang di lakukan rizal.
Para art sudah mengetahui hubungan pernikahan majikan nya tidak baik-baik saja.
Namun apa yang bisa dilakukan selain berdoa agar nyonya wulan di beri ketabahan dan kesabaran dalam menghadapi cobaan hidup yang menguji nya.
"Kasihan nyonya selalu di siksa, kapan tuan bisa sadar nyonya wulan wanita yang baik tidak seperti wanita jadi-jadian itu selalu bersikap dan bertindak seenak jidatnya," ucap art tersebut iba dengan nasib rumah tangga nyonya nya.
"Iya mbak, jika saya jadi nyonya wulan sudah saya tinggalin dari dulu gak betah juga berada di dekat nya udah kasar, jahat gak ada lembut nya dan juga playboy masa tega terang-terangan bawah simpanan ke rumah udah gitu ciuman di tempat umum pula. Ih saya gak mau punya pasangan kayak gitu pokoknya, mending jomblo seumur hidup dari pada dapat pria seperti itu," sahut art satu nya.
"Ush, gak boleh bicara begitu, nanti benaran jomblo seumur hidup baru tau rasa."
"Hehhe, gak gitu juga kali mbak, itu hanya perumpamaan saja."
"Wes, sekarang lanjut kerja saja nanti di dengar tuan bisa jadi masalah."
***
Wulan bangkit dari kursi meja belajar menuju kamar mandi.
Wanita itu ingin menenangkan pikirannya, dia tidak ingin berlarut dalam kesedihan yang akan membuat rizal semakin bahagia karena berhasil menjatuhkan nya.
Wulan bertekad untuk tidak menangis di hadapan rizal lagi.
"Jika keterpurukan ku membuat mu bahagia, mari kita lihat apa kebahagiaan ku ini akan membuat mu bahagia atau sebaliknya," ucap Wulan penuh tekad menatap wajah nya di pantulan cermin penuh amarah dan dendam teramat besar di hati.
Wulan mengisi air di bathtub dengan air hangat dan juga sabun cair aroma bengkuang di bathtub.
Wanita itu sangat menyukai aroma bengkuang. Bagi nya aroma itu sangat menenangkan.
Berendam cukup lama di bathtub, wulan masih enggan untuk bangkit, meski sekarang air nya sudah tidak hangat wanita itu tak peduli.
Rizal yang baru menyelesaikan ritual mandi nya keluar dengan handuk melilit di pinggang menutup aset berharga nya.
Dia merasa lebih fresh setelah mandi.
"Ah, hidup ku akan terasa damai jika dendam ku sudah terbalaskan," ucap Rizal mengacak kecil rambut basah nya dengan handuk.
Rizal terdiam sejenak memikirkan sesuatu.
Dan beberapa menit kemudian, dia baru mengingat ajakan mama tadi di telpon yang meminta nya datang bersama wulan makan malam bersama di mansion utama.
"Gawat," memukul jidat tersadar dan segera masuk ke ruang ganti.
Setelah berganti pakaian, rizal keluar menuju kamar wulan.
Cekrek...
pintu terbuka.
Namun rizal tak menemukan keberadaan wulan di sini.
"Di mana dia, kenapa tidak ada? apa sedang keluar, tapi kemana? kenapa tak memberitahu ku, dia pikir ini rumah nenek nya, atau rumah pribadi seenak jidat pergi dan berada sesuka hati, lihat saja jika kau kembali akan ku beri pelajaran agar tidak mengulangi nya," janji Rizal yang geram dengan sikap wulan selalu malas tau.
Saat dia ingin berbalik meninggalkan kamar, terdengar suara pintu kamar mandi dan keluar lah sosok wanita dari dalam yang sudah lengkap mengenakan pakaian.
Wulan sedikit terkejut dengan keberadaan rizal di kamar nya, dan dengan cepat ekspresi tersebut di rubah menjadi datar.
"Ada apa lagi? apa belum cukup menyakiti ku? apa masih ingin? silakan lakukan sepuas mu," Wulan berjalan dan menjatuhkan bokong di kursi meja rias tanpa peduli tatapan mematikan rizal padanya.
"Kau cukup berani sekarang, tapi sayangnya sekarang saya tidak ingin. Sekarang bangun dan ganti pakaian mu kita akan ke rumah mama untuk makan malam," ucap Rizal.
"Tidak." hanya satu kata keluar dari mulut Wulan menolak ajakan rizal.
"Apa maksud mu tidak, hah?" tanya Rizal sedikit meninggikan suara nya.
"Tidak, berarti saya tidak ingin ikut," wulan tau sekarang macan itu pasti sangat marah dengan tolakan nya, namun dia tak peduli apa yang akan di lakukan rizal padanya nanti.
Sudah cukup tunduk dan takut padanya, tapi sekarang tidak setelah mengetahui kenyataan pahit dari masa lalu yang membuat nya begitu hancur, dia bertekad akan membalas semua penderitaan nya dan juga kematian anaknya yang belum sempat lahir, meski tak pernah di inginkan.
"Cepat ganti atau saya yang melakukan sendiri," ancam Rizal terlihat dari kedua bola matanya tidak becanda.
Otak wulan sudah tak bisa berpikir jernih, dengan cepat dia bangkit dan berlari sebelum rizal yang melakukan nya.
"Sial, kenapa harus seperti ini," kesal wulan dalam hati tak ada pilihan lain selain menurutinya.
...Bᴇʀsᴀᴍʙᴜɴɢ......
...✨____________ 🌼🌼_______________✨...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
epifania rendo
wulan harus lawan
2023-01-19
0
lovely
masih ga habis pikir SM cewek berpendidikan yg mau di dzolimi di selingkuhi diam² wae maca didunia novel🥴
2022-11-27
0
kay-kay
setuju untuk wulan skrang hrus brani mlawan👍👍
2022-09-23
1