🌻H 4 P P Y R 3 4 D I N G🌻
•
•
🌹✨💞✨🌹
Panji mengajak wulan menemani nya ke dapur untuk membuat minum dan juga cemilan mereka makan selama mengerjakan tugas.
"Kenapa kamu gak tinggal sama keluarga? kenapa memilih tinggal sendiri di sini?" penasaran Wulan membuka suara mengambil minum dari dalam kulkas.
"Aku hanya ingin hidup mandiri saja agar kelak saat berumah tangga tidak bergantung pada keluarga," jawab Panji
"Apa itu perlu dari sekarang?"
"Iya, laki-laki sejati adalah laki-laki yang sudah siap apapun rintangan dan cobaan yang akan di lalui sesulit apapun itu. Dan tentu tidak akan menyalahkan siapapun dari kesulitan yang di lalui," jelas Panji membuat wulan menatap kagum dengan pola pikir nya.
Pria di depannya ini benar-benar pria idaman, prinsip nya begitu bagus di dengar di telinga nya.
"Kamu kenapa lan?" melambaikan tangan menatap bingung wulan melamun menatap nya.
"Eh, ada apa?" tanya Wulan tersadar dari lamunan nya.
"Kamu kenapa? apa ada yang di pikirkan?" ulang Panji.
"Tidak."
"Kemari lah." panggil Panji meminta wulan mendekati nya.
Wulan masih belum bergerak dari tempat nya hingga panji yang berjalan mendekati nya.
"Apa yang harus ku lakukan agar kamu yakin dengan perasaan mu dan juga mengetahui besar perasaan cinta ku ini," panji menangkup kedua pipi wulan dengan mesra.
"Panji jangan seperti ini nanti mereka lihat gimana?"
"Kenapa? kita tidak melakukan apapun untuk apa takut? sekarang jawab pertanyaan ku jangan mengalihkan lagi."
"Aku tau itu, tap_"
Perkataan wulan pun terhenti, panji menempel jari telunjuk nya di bibir wulan.
"Tidak perlu memikirkan mereka, sekarang yang aku ingin dengar jawaban kamu bukan tentang pendapat mereka."
"Aku tidak tau."
Wulan bingung apa yang harus panji lakukan agar dirinya percaya akan perasaan nya.
Sedangkan dia tak merasakan debaran apapun saat di dekat panji. Setahu nya dari sinetron dan juga novel yang di baca perasaan cinta itu dapat kita rasakan jika berdekatan dengan seorang pria dan jantung kita akan berdebar tak karuan.
"Aku tak merasa debaran apapun, lalu perasaan apa ini? apa yang harus ku katakan pada panji, bagaimana jika keputusan ku nanti malah merusak persahabatan kau," batin Wulan khawatir.
"Aku tidak akan memaksa mu, jika kamu sudah menentukan nya katakan saja padaku."
"Baiklah."
Cup
Sekali lagi panji memberi kecupan sayang di kening wulan.
"Ciuman sayang hanya untuk wanita yang ku cinta."
"Kamu begitu baik panji, tapi aku tidak ingin kamu kecewa jika mengetahui aku sudah menikah," batin Wulan sedih.
"Sekarang kita balik mereka pasti sedang menunggu kita," ajak Panji dan di ikuti wulan dari belakang.
"Silakan di minum, seadanya saja gak sempat belanja pasti paham dong," ujar Panji meletakkan minum bawaannya di meja.
"Terimakasih, ngapain saja kalian selama ini? jangan-jangan kalian ...."
"Gak usah ngacau, gue mencintai wulan tulus dan gak mungkin gue lakuin yang aneh-aneh sebelum halal," sela Panji cepat.
"Ya, siapa tau saja namanya juga pria nafsunya tinggi,"kata Dito sambil meraih minum yang sudah di sediakan panji.
"Itu bukan cinta namanya."
"Kata siapa bukan cinta? sekarang gue jadi ragu kalau lo benar cinta sama wulan," dito menatap panji mencari sesuatu dari mata nya.
"Seorang pria yang mencintai pasangan nya pasti menginginkan orang yang di cintai menjadi milik kita seutuhnya, dan meski tidak harus membobol, tapi DP cukup lah," sambung Dito terus terang tanpa malu mengatakan hal semacam itu depan kedua perempuan.
"Jorok lo dit udah banyak tau tentang gituan jangan bilang lo udah pernah lakuin? cepat ngaku perempuan mana yang sudah lo bobol atau ke siapa saja perempuan yang sudah lo DP?" tanya Santi ingin rasanya meninju para pria seperti dito yang memiliki pikiran kotor.
"Lo jangan asal nuduh gitu, gue biar begini masih polos dan gak berani lakuin hal sebejat itu, tapi kalau ada perempuan yang butuh kepuasan kenapa harus di tolak, benar kan panji?" sahut Dito lalu menatap panji.
"Gak benar," ketus Panji seraya mengambil laptop di pangkuan dito.
Pria itu tidak suka dengan topik pembicaraan dito sahabat nya ini.
Pembicaraan nya terlalu jauh dan masih belum pantas untuk anak-anak seusia mereka yang masih menempuh pendidikan..
Dan wulan duduk disamping panji, tanpa ingin menimpali obrolan mereka.
Tidak ada obrolan lagi semua pada sibuk dengan tugas masing-masing.
Enam jam sudah mereka berada di apartemen panji dan akhirnya selesai juga.
"Akhirnya bisa bernafas lega," merentangkan kedua tangan yang merasa penggal berkutat dengan laptop.
"Ya, dan gue bisa pulang dan tidur dengan nyenyak tanpa memikirkan tugas dari dosen gila itu," timpal Santi.
Dan wanita itu langsung membereskan semua buku dan juga laptop nya kembali di masukkan ke dalam tas.
"Gue langsung balik ya udah malam dan gue juga lagi malas dengar ceramah bosan topik nya selalu sama," ujar Santi yang mana ketiga sahabat nya itu sudah mengerti.
"Sini biar gue anterin kita kan searah, gak baik perempuan pulang malam nanti kenapa-kenapa lagi di jalan," kata Dito menakut-nakuti santi.
"Ok, selagi ada yang gratisan kenapa harus di tolak, lumayan duitnya untuk shopping," sahut Santi tak pernah menolak yang nama nya gratisan.
Santi tidak peduli mau di katain cewek murahan, gampangan, bodoh amat, toh semua itu tidak benar, selagi dia merasa benar kenapa marah.
"Aku juga balik ya," kata Wulan.
"Tunggu, biar aku yang antar, ini sudah malam dan ini sudah menjadi kewajiban ku menjaga dan melindungi wanita yang ku cintai."
"Uhuk... uhuk... masih ada orang di sini, tolong hargai kami yang jomblo," ucap Santi tanpa menoleh.
"Apaan sih santi, siapa juga yang pacaran, gue sama panji sahabat sama kayak kalian," protes Wulan.
"Ya, teman tapi mesra, bukan?" tanya Dito.
"Tau ah, kalian berdua cocok kenapa gak jadian saja."
"OGAH," ucap serentak Dito dan santi.
"Nah tuh kan kompak, jadi pikir apalagi, jadian saja langsung."
"Benar, jadian saja. Jadi gue sama wulan dan kalian berdua," timpal Panji.
"OGAH." Lagi dan lagi kedua ucap bersamaan.
"Ngapain ngikutin gue?" tatap
Santi kesal pada dito.
"Lo kali yang ngikut gue," bantah Dito malah menuduh balik.
_______________
Panji mengantar wulan pulang dalam perjalanan hanya sedikit obrolan yang di bahas.
"Tiba nanti bersih-bersih langsung istirahat ya, jangan begadang aku gak mau kamu sakit," pesan Panji perhatian sambil mengelus lembut rambut wulan.
"Kamu juga, terimakasih untuk hari ini."
"Iya, tidak perlu terimakasih aku ikhlas," jujur Panji.
"Tetap saja aku harus bilang terimakasih."
"Ya sudah terserah kamu saja, asal itu dapat membuat mu senang tidak masalah."
"Kamu pria yang baik panji aku merasa tidak enak tidak berkata jujur padamu tentang status ku yang sekarang ini," batin Wulan sedih.
...Bᴇʀsᴀᴍʙᴜɴɢ......
...✨____________ 🌼🌼_______________✨...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Dee Na
jujurlah wulan ntar droada ketaglhuan sm suami atau mertuu yg sok itu, tambah dihina dan di cap ga bener kamu
2022-10-16
0
kay-kay
slesein dulu tuh hubungan mu sm rizal baru mikirin pacarn lgi wulan biar gk mkin ribet hidupmu..
2022-09-23
0
Inkhe Rayyan
jujur lebih baik dr pada belakangan ketahuan ....
2022-09-18
0