🌻H 4 P P Y R 3 4 D I N G🌻
•
•
🌹✨💞✨🌹
Wulan sudah berganti pakaian, dan rizal setia menunggu dengan tangan memainkan ponsel membalas pesan lestari.
Keluar dari ruang ganti, wulan kembali duduk di meja rias memakai tipis make-up agar sedikit terlihat cerah.
Rambut nya sebahu tidak memungkinkan untuk di ikat, beberapa hari yang lalu dia baru dari salon menggunting rambut agar terlihat lebih segar.
Setelah merasa cukup dengan polesan nya yang tidak terlalu tebal, tapi tetap terlihat natural sebab wanita itu tak menyukai make-up yang berlebihan.
Pakai nya pun hanya seadanya, karena sesungguhnya dia tak pandai dalam menggunakan alat kecantikan tersebut.
"Apa masih lama? kita harus berangkat sekarang. Tidak ada pria yang bisa kau goda di sana, mereka sudah berkeluarga jadi tak perlu berdandan begitu lama, wajah mu juga tak berubah sekali murahan akan tetap murahan," hina Rizal tak tertarik menatap wulan segera keluar dari kamar.
Wulan tak membalas hinaan rizal, wanita itu hanya menatap kepergian nya.
"Kau begitu sombong mas, tapi aku tak peduli dengan semua ucapan mu mengenai ku," Wulan bangkit meraih tas samping dan juga ponsel nya.
Lalu keluar menyusul rizal yang sudah lebih dulu pergi meninggalkan nya.
Dalam perjalanan menuju mansion utama tak ada salah satu dari mereka yang membuka suara.
Rizal fokus menyetir, namun seketika dia teringat sesuatu yang tadi ingin di sampaikan tapi tertunda karena lupa dan semua itu karena wulan.
"Dengar jika kau di tanya mama tentang anak, katakan dengar jujur jika kau wanita penyakitan yang tidak bisa mengandung," kata Rizal tanpa menoleh.
Setiap ucapan yang di lontarkan tak pernah dia pikirkan, dan itu selalu berhasil membuat wulan sedih.
Apa pria ini tak memiliki perasaan, kenapa selalu berkata kasar? jika bukan karena kak dinda, aku sudah kabur. Wanita mana pun tidak akan betah berada lama di dekatnya, kecuali wanita gila itu. batin wulan menatap benci tak suka pada rizal.
"Turun kan pandangan mu itu, jangan sekali menatap ku seperti itu jika tidak ingin buta permanen," ancam Rizal seketika membuat wulan ketakutan dan menurunkan pandangan nya ke arah lain.
Rizal tersenyum kecil bahagia melihat wulan dari lirikan ekor mata nya betapa besar rasa takut dengan ancaman nya.
Dan semua itu sudah terpancar jelas di wajah nya.
"Dasar murahan, masih mending saya mau memperistri mu, emangnya ada pria di luar sana menerima mu, setelah mengetahui kau bukanlah wanita baik-baik, tubuh mu bahkan sudah banyak di jajah pria di luar sana hingga mengandung dan di beri hukuman dari dosa besar mu itu," batin Rizal tak sudi menyentuh wulan.
Bagi nya wulan adalah najis sampai kapan pun tidak akan di sentuh sekecil apapun itu.
"Kenapa dia begitu menakutkan, padahal dia belum melakukan apapun. Apa aku sanggup melawan nya," batin Wulan menjadi ragu.
Belum juga melakukan apapun, pria tersebut sudah mematahkan niat dan tekad nya.
Menghembus nafas panjang malas, lalu menoleh pada samping kaca jendela mobil.
Tak lama kemudian mobil rizal tiba di kediaman keluarga nya.
"Ingat lakukan sesuai perintah ku, " pesan Rizal lalu keluar dari mobil.
Wulan bingung sebenarnya apa rencana rizal menyuruhnya seperti ini, firasat nya mengatakan jika hal ini tidak baik untuk nya.
Namun karena tidak mood untuk berpikir buruk, wanita itu melupakan dan segera keluar, masuk menyusul rizal yang sudah lebih dulu pergi.
"Mantu mama sudah datang, apa kabar sayang? rizal memperlakukan mu dengan baik kan?" tanya Mama khawatir pada mantu cantik nya.
"Alhamdulillah, wulan baik Ma," jawab Wulan lalu melirik pria di samping nya yang sudah menatap tajam nya.
"Sayang kenapa menatap suami mu? apa dia memperlakukan mu buruk?" tatap Mama merasa aneh dengan anak mantu nya seperti ada yang di tutupi.
"Tidak, Ma. Aku memperlakukan istri ku dengan baik, bukan begitu sayang," rizal merangkul mesra pinggang wulan dengan erat.
Namun rangkulan rizal menyakiti wulan, wanita itu mencoba untuk melonggarkan, tapi percuma rizal malah memperkuat rangkulan nya.
"Apa benar begitu? jangan takut jika rizal mengancam mu katakan saja nanti mama yang akan beri pelajaran."
"Tidak, Ma. Mas rizal memperlakukan wulan dengan baik," bohong Wulan menahan rasa sakit dari rangkulan rizal.
Pria itu selalu memaksa kehendak nya sendiri, tak pernah berpikir mengenai orang lain.
"Mama dengar sendiri kan? tidak mungkin rizal menyakiti istri rizal sendiri. Mama lupa rizal yang memaksa kalian segera melamar wulan, lalu kenapa harus rizal pula memperlakukan wulan dengan buruk," protes Rizal bohong dengan wajah sedih.
"Sudah sekarang kita langsung makan saja. Lanjutkan nanti setelah makan," lerai Papa menghentikan obrolan istri, anak, dan mantu nya.
Semua kini sudah berada di meja makan, di sana ada kakak dan juga adik rizal, masing-masing dari mereka sudah berkeluarga dan juga memiliki anak.
Kakak pertama Rizal bernama Rian Mahesa Albertor, dan adiknya bernama Risma Mahesa Albertor.
Melihat para istri melayani para suami, menuangkan lauk pauk ke piring milik suami nya, wulan menjadi bingung apa yang harus di perbuat, apa dia harus melakukan hal yang sama atau sebaliknya?
"Sayang, kenapa diam di situ ambilkan makan untuk suami mu," perintah Mama alma pada mantu nya.
"Tidak perlu Ma, rizal tidak biasa seperti ini," tolak Rizal melirik wulan yang sudah siap untuk berdiri.
"Ya sudah jika begitu."
Selama makan tak ada perbincangan, semua sibuk dengan makanan masing-masing.
Wulan sedikit canggung, setahun menikah ini baru pertemuan kedua dan makan bersama kembali.
Terakhir kali seperti ini adalah malam di mana besoknya dia dan rizal pindah ke rumah baru yang sudah di persiapkan rizal sebagai tempat penyiksaan nya hingga sekarang ini.
Keluarga Albertor cukup baik padaku, tapi kenapa aku tak pernah menyukai mereka? kenapa aku merasa suatu keganjalan yang aku sendiri tidak tau apa itu," batin Wulan tidak tau dengan perasaan yang di rasakan.
Rizal melirik wulan yang sejak tadi membolak-balikan makanan dengan sendok dan tidak di masukkan ke dalam mulut merasa aneh.
"Ada apa dengan nya?" batin Rizal
Wulan kaget tangan nya di genggam seseorang. Dan wanita itu menoleh melihat tersangka yang menatap tajam seakan mengatakan makan yang betul jangan banyak melamun.
Dan saat itu pula, wulan kembali fokus makan.
Namun tidak dengan tangan nya yang masih di genggam rizal.
"Jalan*g ini selalu saja membuat ku kesal, apa dia sengaja melakukan ini?" batin Rizal menatap benci wulan.
"Rizal kenapa menatap istri mu seperti itu? apa kalian sedang marahan?" tanya Mama melihat tatapan rizal seperti sedang menahan kesal.
"Tidak Ma. Rizal hanya bingung kenapa hingga sekarang wulan tak kunjung hamil. Rizal sudah sangat menginginkan anak," bohong Rizal dengan wajah sedih.
"Apa kalian sudah konsultasi di dokter?"
"Sudah."
"Lalu apa yang yang dikatakan dokter?" tanya Mama alma dengan wajah serius penasaran.
...Bᴇʀsᴀᴍʙᴜɴɢ......
...✨____________ 🌼🌼_______________✨...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
epifania rendo
kasian wulan
2023-01-19
0
wena
itu rizal kok jahat bangat si
2022-09-07
0
🎤🎶 Erick Erlangga 🎶🎧
apa Jagan2 keluarga Rizal yg membunuh keluarga Wulan 🤔
2022-08-27
0