🌻H 4 P P Y R 3 4 D I N G🌻
•
•
🌹✨💞✨🌹
Wulan duduk mengerjakan tugas kuliah nya, hari sudah sore, namun rizal belum juga pulang.
Beberapa menit kemudian terdengar bunyi mesin mobil dan siapa lagi kalau bukan mobil rizal yang datang.
Rizal datang tak sendiri, melainkan bersama seorang wanita seksi yang menunjukkan gunung kembaran nya.
Wulan yang ingin mengambil minum terpaksa keluar dari kamar dan melihat pemandangan menjijikkan itu segera melangkah lebih cepat untuk tiba di dapur.
Meski tidak setiap hari, tapi rizal selalu membawa wanita itu bersama nya.
Entah apa yang mereka lakukan dan sedalam apa hubungan mereka, wulan tak peduli.
"Hei kau sini," panggil wanita tersebut angkuh.
Meski mengetahui wulan adalah istri rizal dia tak peduli, wanita itu sudah mengetahui semua penjelasan dari rizal jika wulan hanyalah boneka alat balas dendam nya.
Wulan tak mempedulikan panggilan nya, dia terus melangkah pergi, hingga suara berat menghentikan nya.
"Apa kau tuli! cepat kemari!" teriak Rizal geram melihat sikap cuek wulan.
Wulan menarik nafas panjang dan menghembus perlahan lalu berbalik berjalan menghampiri kedua orang yang berjenis kelamin pria dan wanita murahan di mata nya dengan berat hati.
"Ada apa?" tanya Wulan to the points tanpa basa-basi.
"Saya ingin minum buatkan saya jus lemon, kamu mau apa sayang," tanya Lestari bergelayut manja di lengan rizal.
"Menjijikkan," batin Wulan ingin muntah melihat pasangan tak ada otak.
"Tidak, aku tidak ingin apapun yang dia buat," tolak Rizal dengan tatapan jijik menatap wulan.
"Baiklah jika seperti itu sayang, hey kau untuk apa lagi di situ sana pergi, kau sudah mendengar nya bukan?" usir Lestari berlagak seperti majikan.
Dengan senang hati wulan pergi, dia juga tak betah berada di dekat mereka.
"Dia pikir dia siapa? dasar wanita gila, berlagak seperti nyonya saja, gak sadar apa hanya simpanan,".batin Wulan kesal dengan tingkah lestari.
"Nyonya sedang apa?" tanya art sopan.
"Lagi buatin jus, bi." jawab Wulan.
"Mari biar bibi saja, nyonya duduk di sana bibi yang akan buatkan."
"Makasih Bi."
Wulan berjalan dan duduk di meja makan memperhatikan bibi membuat jus.
Wanita itu tak tau banyak tentang memasak, yang di ketahui hanya memasak nasi, bubur, merebus air, mie, membuat jus dan juga lain yang gampang dan mudah di paham oleh anak-anak umum nya.
Bukan tak ingin berusaha untuk belajar, tapi dia bingung harus memulai belajar dari mana? dan siapa yang harus menjadi guru pembimbing nya.
Kenapa dulu aku gak belajar dari kak dinda sih, kalau udah gini aku sendiri yang ribet. batin wulan menyesal telah menyiakan kesempatan yang ada.
Mata nya intens melihat gerakan bibi yang lincah, bibi dengan talenta melakukan nya, pertama mengambil buah di dalam kulkas, memotong buah lemon menjadi dua bagian dengan pisau yang sangat tajam.
Meletakkan sebuah mangkuk di atas meja dapur, lalu peras satu demi satu potongan lemon secara bertahap.
Setelah tidak ada lagi sari buah yang keluar, bibi menekan lemon lebih kuat untuk mengeluarkan cairan yang tersisa.
Akhiri proses tersebut dengan menusuk daging buah lemon menggunakan garpu, lalu memutarnya perlahan untuk mengeluarkan sari buah yang masih terperangkap di sana.
"Sayang, kenapa kamu masih mempertahankan wanita itu? kenapa tidak kamu ceraikan saja?" tanya penasaran dengan nada menggoda.
"Kenapa bertanya hal seperti ini lagi? sudah ku katakan bukan, aku tidak akan menceraikan nya, aku ingin membuat nya menderita dan perlahan menginginkan kematian nya sendiri," jelas Rizal.
"Tapi mau sampai kapan sayang? aku tidak ingin di gantung begini aku ingin kepastian. Aku ingin hubungan kita lebih dalam."
"Jangan berharap lebih dari ini, sudah ku peringatkan dari dulu hubungan kita tidak lebih dari ini."
"Kenapa? bukannya kamu tidak mencintai nya? lalu siapa yang kamu cintai dan ingin kamu jadikan istri sesungguhnya?"
"Bukan urusan," jawab Rizal mood nya sekarang menjadi tidak baik karena pertanyaan yang di ajukan lestari.
"Silakan minum," sela Wulan meletakkan jus di meja.
Wulan sebenarnya malas mengantar dan harus melihat kedua orang tersebut, namun dia tak memiliki cara lain, lagian dia harus segera kembali ke kamar melanjutkan tugas kuliah.
"Tunggu, apa kau tidak ingin melihat pertunjukan romantis secara live dan juga gratis?" tawar Lestari sengaja mempamerkan kemesraan nya pada wulan.
"Saya sudah pernah melakukan bahkan jauh lebih dalam dari ini, jadi silakan nikmati," sahut Wulan berjalan begitu saja meninggalkan kedua nya.
"Dasar jal*ng, dengan siapa dia melakukan nya? apa dengan rizal? tidak mungkin, bukannya rizal sangat membencinya jadi tidak mungkin melakukan hal itu," batin Lestari kesal dengan tingkah sombong wulan tak merasa cemburu.
"Wanita murahan itu begitu sombong, lihat saja apa yang akan terjadi, apa dia masih bisa menunjukkan sikap sombongnya itu?" pandang Rizal memandang kepergian wulan.
Mood nya yang sudah hancur karena lestari kini bertambah hancur dengan sikap wulan.
"Apa yang ingin kamu perbuat padanya?" penasaran Lestari menatap rizal.
"Sedikit pelajaran agar hormat dan tidak sombong seperti ini," jawab Rizal." Pulang lah aku sedang tidak mood hari ini." sambung nya mengusir lestari.
Ucapan wulan menambah mood nya berantakan, tatapan wanita itu pun tadi menunjukkan ketidaksukaannya terhadap dirinya begitu jelas terpancar dari kedua bola mata dan juga ekspresi wajah menghina nya.
"Tapi kita baru berjumpa sayang, kenapa harus berpisah secepat ini?" protes Lestari tak terima.
"Besok datang lah ke kantor, aku sedang tidak ada jam mengajar di kampus."
"Baiklah jika seperti itu, aku akan segera balik. Jaga dirimu jika perlu sesuatu segera kabari aku," bangkit Lestari dari pangkuan rizal.
Sebelum itu lestari mencium bibir rizal sekilas dan pergi meninggalkan nya.
"Wanita nakal," ucap Rizal menatap kepergian lestari lalu beranjak pergi menuju kamar wulan.
Cekrek...
Rizal masuk tanpa mengetuk pintu, hingga membuat wanita yang berada di dalam kaget dengan kedatangan nya.
"Kenapa kaget seperti itu? apa saya menakutkan hingga kau melihat ku seperti sedang melihat hantu," rizal berjalan dan menjatuhkan bokong di ujung tempat tidur.
"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Wulan tak perduli perkataan rizal dan malah memberi pertanyaan.
"Saya bebas berada di mana pun saya mau, ini rumah saya, jika kau tidak suka terserah saya tidak peduli. Hari ini saya ingin tidur sini, kau tidur di lantai seperti biasa," kata Rizal.
Wulan tak menjawab, wanita itu menatap penuh kebencian pada rizal, selama satu tahun menikah pria itu tidak bosan menyiksa nya, apa dia harus tiada baru semua berakhir?
Wulan berbalik tidak peduli pada rizal yang menatap kesal dengan sikapnya ini.
Percuma protes, hasilnya akan sama tidur di lantai.
Rizal tak terima, dirinya merasa tidak di anggap dengan keberadaan nya sekarang.
"Apa kau tidak pernah di ajarkan sopan santun oleh keluarga mu? oh iya saya lupa kau wanita murahan yang memberi kepuasan pada banyak pria bukan? bahkan hal yang ku lakukan sama lestari hanyalah hal kecil, kau selalu melakukan lebih dari ku bukan?" hina Rizal mencengkram kuat lengan wulan.
Cengkraman rizal begitu kuat hingga wulan merasa kesakitan dan meringis minta di lepas kan, namun bukan di lepaskan semakin kuat cengkraman tersebut.
"Lepaskan, saya mohon sakit," pinta Wulan.
...Bᴇʀsᴀᴍʙᴜɴɢ......
...✨____________ 🌼🌼_______________✨...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
epifania rendo
sasar rizal
2023-01-19
0
lovely
cewek bodoh s Wulan mau aja di perlakukan ga Manusiawi suami lucnut dosen tapi g punya ahlaq malu²in
2022-11-27
0
Anonymous
dasar Rizal manusia kejam
2022-10-20
0