Menikah Karena Balas Dendam
🌻H 4 P P Y R 3 4 D I N G🌻
•
•
🌹✨💞✨🌹
Satu tahun sudah pernikahan rizal dan wulan sekarang, namun masih tak ada cinta antara kedua nya.
Wulan yang dulu dan yang sekarang berubah 180°, tak ada senyuman lagi di wajah nya, Hari-hari di jalani dengan penuh penderitaan, entah kapan akan berakhir wanita tersebut tak tau.
Semua luka di sembunyikan begitu rapat hingga tak ada yang tau jika rumah tangga nya tidak baik-baik saja.
Wanita itu tak ingin membuat orang terdekat yang di sayang khawatir dengan kisah hidup nya.
Biarkan kehidupan rumah tangga seperti di neraka seperti ini.
Sikap rizal semakin kesini semakin kasar, tak ada penyesalan dari setiap ucapan atau tindakan yang di perbuat.
Semua tindakan nya di anggap hal kecil bukan hal besar yang tak patuh di pikir lagi atau merasa bersalah.
Sekarang wulan berada di taman belakang menyiram bunga yang di tanam, selama satu dan lebih tepat nya setelah menikah wanita itu memutuskan untuk menyibukkan diri, dia tak ingin berlarut dalam kesedihan yang mungkin akan ada.
Dan semua dugaan nya terbukti, pernikahan nya tak ada arti, dirinya hanya seperti tawanan polisi tak bisa bergerak bebas mencari kebahagiaan.
Menjalin hubungan suami istri mengikat dirinya tak bisa mencari pria yang di cintai.
"Nyonya," panggil bibi ina, asisten rumah tangga mereka.
"Iya bi, ada apa?" sahut Wulan menoleh.
"Sarapan sudah siap."
"Yah sudah, bibi kasih tau tuan saja, saya akan makan setelah nya."
Bibi ina terdiam, wanita paruh baya itu memprihatikan kehidupan rumah tangga majikan nya begitu menyedihkan.
Tak ada satu sikap dan perbuatan buruk terlewat kan dari mata nya. Bibi ina saksi mata Satu-satunya dan ikut sedih setiap air mata Wulan terjatuh dengan penyiksaan di berikan tuanya.
"Bibi, sana cepat. Nanti tuan lapar." Menyadarkan bibi ina yang terdiam.
"Iya, nyonya. Bibi permisi."
Kepergian art nya, Wulan kembali melanjutkan aktivitas yang sudah menjadi rutinitas pagi nya sebelum makan atau pun berangkat kampus.
Tok ... to k... tok ....
Tak mendapat jawaban, bibi kembali mengetuk ulang.
Tok... tok... tok...
Dan ketukan kedua ini berhasil mendapat respon dari dalam ruangan.
"Siapa?"
"Bibi tuan. Makanan sudah siap."
"Iya, bibi bisa kembali, sedikit lagi saya turun."
Beberapa menit kemudian.
Rizal makan dengan nikmat tanpa gangguan. Setelah selesei pria tersebut bangkit dari bangku, belum juga melangkah dering ponsel sudah berbunyi.
Menggeser tombol hijau ke atas, panggilan pun terhubung dengan seseorang di sebrang sana.
📞:"Ya, katakan ada apa?" Terus terang rizal tanpa basa-basi.
📞:"Sayang, kok gitu sih. Kamu gak rindu ya sama aku," tanya seseorang di sebrang sana dengan nada manja.
📞:"Sore kamu bisa kesini jika rindu."
📞:"Baiklah sayang dengan senang hati."
📞:" Jika tak ada hal penting yang di bicarakan lagi, saya tutup telpon," ucap Rizal langsung mematikan sambungan telpon sepihak tanpa menunggu jawaban orang di sebrang sana.
Sedangkan Wulan yang sudah berada di dekat situ, lagi dan lagi mendengar dan mungkin sebentar lagi akan menyaksikan rizal dan wanita nya bersenang-senang.
Namun hal itu sudah biasa bagi wulan, satu tahun bukanlah waktu yang singkat, dan wanita itu sudah banyak melewati penderitaan hidup.
Wulan berjalan begitu saja seperti tidak mendengar apapun, seakan diri nya budek.
Berbeda hal nya dengan rizal, pria itu lebih cuek dan menganggap tak ada orang di sekitarnya.
Pria tersebut langsung pergi tanpa sepatah kata pun, atau basa-basi menegur wulan.
Meski seperti itu, Wulan tetap mencoba menjadi istri yang baik, tapi semua itu bukan berarti dia ingin di sentuh rizal.
Wulan masih menyediakan pakaian dan semua keperluan rizal meski sudah berulang kali di ingatkan untuk tidak melakukan, tapi dia tetap melakukan.
Bagaimana juga rizal suaminya, mungkin dia sangat membenci pria berstatus suami nya itu, tapi dia tak boleh melupakan kewajiban meski tak semua di berikan dalam pelayanan penuh.
Tiba di meja makan, wanita itu segera duduk di bangku dan memulai sarapan pagi.
Wulan kini telah berada di kamar bersiap-siap untuk segera ke kampus, hari ini ada mata kuliah pagi, dan dosen tersebut adalah dosen killer yaitu suaminya sendiri.
Tak ada seorang pun di kampus mengetahui jika dia adalah istri dari rizal, hubungan pernikahan keduanya begitu tertutup dan semua itu permintaan dan keinginan rizal sendiri tidak ingin ada yang tau.
Rizal dosen killer yang tampan, meski sikap dan tindakan begitu keras, semua itu tidak membuat kaum hawa membenci atau mundur dari rasa suka dan kagum, bahkan perasaan mereka semakin besar untuk rizal.
Bahkan Wulan bosan mendengar banyak omongan mahasiswa kampus mengagumi rizal seperti idola.
Dan itu terasa geli menurut Wulan, banyak orang menyukai seseorang tanpa melihat baground dalam mereka hanya sering melihat sampul depan tanpa mencari tau isi dalamnya, sungguh menyedihkan bukan?
****
Di kampus.
Wulan duduk gabung dengan sahabat nya Santi, Panji dan dito di taman kampus.
Kuliah akan di mulai 30 menit lagi sesuai jadwal.
"Tumben telat," santi memandang sahabat yang baru datang.
"Macet, lagian masih ada waktu 30 menit sebelum di mulai kan?" ucap Wulan.
"Sudah gak usah di permasalahkan lagi, sekarang Wulan sudah di sini," lerai Panji.
"Benar tuh, gak guna hal sekecil ini di permasalahkan. Lagian kalau Wulan datang cepat emang mau ngapain? palingan ujungnya juga duduk kayak gini kan?" seru Dito bingung dengan kelakuan sahabatnya.
"Diam! bukan urusan lo," marah Santi kesal.
"Sudah-sudah kenapa jadi kalian yang ribut sih?" bingung Panji melihat kedua manusia berbeda jenis kelamin debat.
"Mending kita bahas tugas yang di kasih pak rizal dari pada berbicara hal yang tidak penting. Kalian tau kan, pak rizal dosen ter killer di kampus ini, tak main-main dia kasih nilai C," sambung Panji memberi topik pembicaraan yang lebih baik dari dari pada debat tak bermanfaat.
"Benar, bahkan yang saya dengar kemarin ada mahasiswa yang di kasih nilai C," sahut Dito yang mendengar dari senior.
"Masa sih, emang lo tau dari mana? kok kita gak tau apa-apa?" tanya Santi.
"Dari senior fakultas kita," jawab Dito.
"Benar senior?" tanya Santi dengan nada menggoda.
"Benar senior."
"Iya deh yang katanya benar. Awas kalau ada sesuatu, tapi gak cerita hanya karena takut PJ. Tanggung sendiri resikonya," ancam Santi memberi tatapan mautnya pada dito dan juga sahabat cowok satunya.
Wulan hanya terdiam, entah apa yang berada di pikirannya sekarang kini wanita itu terus terdiam dan mungkin perbincangan teman-temannya tak di dengar baik oleh nya.
...Bᴇʀsᴀᴍʙᴜɴɢ......
...✨____________ 🌼🌼_______________✨...
Hay reader's yang penasaran dengan awal mula rizal sangat membenci wulan yuk baca di episode 25, tapi maaf ya author jelasin nya secara singkat gak bisa panjang seperti rel kereta🤭.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Amelia Putri
assalamu'alaikum
2023-03-30
0
Soerya Abdul Soerya
Mampir thorr
2023-03-11
0
Blue Sea
lanjutkan
2023-01-27
0