Karina melajukan mobilnya kencang menuju Rose Restoran.
Semoga dia masih di sana, batin Karina.
Di Rose Restoran Arion semakin gelisah. Makanan sudah dingin. Karina tak kunjung muncul. Berulang kali Arion mencoba menghubungi Karina namun selalu di luar jangkauan. Arion mondar-mandir sambil terus melihat jam tangannya.
Sudah jam segini ... tapi Karina belum juga datang! Apa dia lupa ya? Aiisssh ... apa aku pulang aja ya? Tapi tunggu bentar lagi lah semoga Karina datang, batin cemas Arion.
Hosh.
Hosh.
Hosh.
Karina lari tergesa memasuki restoran setelah turun dari mobil. Karina celingak-celinguk mencari Arion. Namun, tak menemukannya. Karina merasa gelisah melihat restoran kosong melompong.
Well.
Wajar karena Karina tak tahu-menahu bahwa Arion sudah menyewa satu restoran full untuk makan malam dengannya. Ckckck.
Sungguh holang kaya bagus duitnya buat Author aja😁😁.
Back story deh.
Seorang pegawai restoran menghampiri Karina.
"Apakah Anda Nona Karina?" tanya pegawai itu.
Karina yang masih celingak-celinguk hanya mengangguk saja. Sungguh sifatnya tak berubah walau dalam keadaan gelisah.
"Ahh Ya ... saya sendiri," jawab Karina.
"Bagus Anda sudah datang. Ayo saya antar ke meja Tuan Arion," ucap pegawai itu lagi.
Karina segera mengikuti pegawai itu.
"Silahkan Nona ... Tuan Arion sudah menunggu," ucap pegawai itu lagi setelah sampai.
Rupanya Arion menyiapkan makan malam romantis lantai atas yang terbuka. Malam yang indah dengan taburan bintang sangat serasi dengan makan malam romantis itu. Namun, semua tak sesuai rencana karena Karina belum juga datang.
Karina melihat punggung seorang laki-laki tengah duduk sambil memandang lilin yang sudah hampir habis dengan wajah seduh. Karina mendekati laki-laki itu dan memegang pundaknya.
"Ar ... maaf aku terlambat datang," sesal Karina tapi masih dengan nada datar.
Mata Arion melebar. Ia mendengar suara Karina. Arion menepuk-nepuk pipinya.
"Awww ... sakit!" ringis Arion.
Merasa bukan halusinasi. Arion melihat tangan di pundaknya dan mendongak keatas.
"Karina??!!" ucap kaget Arion seketika berdiri dari kursinya.
Sungguh rasa gelisah yang dari tadi menghampirinya sirna berganti dengan rasa gembira.
"Maaf aku telat ... sangat telah malah ...." Karina menunjukkan raut wajah menyesalnya.
"Ah ... iya tak apa. Aku yakin kau pasti datang ... makanya aku setia menunggumu," ujar Arion.
Diam-diam Arion tak menyesali keputusannya untuk tetap menunggu Karina. Ternyata benar kesabaran akan berbuah manis.
Tapi karena sangat bahagia Arion tidak melihat noda darah di celana dan bawah bajunya.
"Ayo duduk," ucap Arion sambil menarik bangku untuk Karina.
"Makasih Ar ...."
Suasana canggung menyelimuti. Karina yang merasa sangat lapar pun segera menyantap makanan yang ada di hadapannya.
"Ahh ... Karina ini sudah dingin akan aku pesankan yang baru ya?" ucap Arion.
"Tak ... apa ... aku ... makan ... ini .. saja," jawab Karina dengan mulut penuh makanan.
Sungguh imut menurut Arion. Arion pun ikut menyatap makanan itu. Selesai makan malam Arion segera bertanya kepada Karina.
"Kar ... kalau boleh tau apa yang
membuatmu terlambat tadi?"
"Ahhh ... tadi ya ... ada hambatan jadi jalan menuju kemari sangat macet," bohong Karina.
Kan tidak mungkin Ia mengatakan alasannya terlambat karena habis membantai Blue Moon Mafia sekaligus pimpinannya. Lagian mana mungkin Arion percaya secara Blue Moon Mafia adalah salah satu mafia terbesar di kota ini.
Arion hanya ber-oh-ria saja.
"O iya tadi aku ke cafe tapi pegawaimu mengatakan bahwa kau hanya datang satu kali dalam sebulan. Lalu kalau begitu apa kau punya pekerjaan lain?" tanya Arion lagi.
"Hmm ... itu ya ... aku memang punya pekerjaan lain," jawab Karina.
"Ohhh ... apa itu?" Arion penasaran dengan pekerjaan lagi Karina. Pasalnya cafe Karina termasuk cafe yang cukup terkenal dan ramai pengunjung.
Memang nafsu wanita itu besar ya, batin Arion.
"Aku punya hobi melukis," singkat Karina.
Karina memang hobi melukis dan sudah banyak lukisannya yang terjual dengan harga fantastis. Namun, ya begitu dia tetap misterius dan tidak menunjukkan identitasnya.
"Melukis?? Kebetulan hobi kita sama ... hemm ku rasa kita memang ditakdirkan bersama," rayu Arion.
"Kita kan memang akan bersama?" tanya balik Karina.
"Tadi aku belum memaafkanmu karena terlambat," ucap Arion santai . Dasar laki-laki plin-plan tadi katanya tak apa sekarang dia bilang belum memaafkan.
Karina tertegun.
"Jadi apa yang harus aku lakukan agar kau memaafkan keterlambatanku?" tanya Karina.
Arion tersenyum. Ia senang karena akan mendapatkan sesuatu dari Karina.
"Apa saja untuk mengembalikan moodku," jawab Arion.
Karina diam. Mengembalikan mood ya. Bukannya menjawab Karina berdiri dari kursinya mendekati Arion.
Arion bingung. Bukannya memberi hadiah malam mendekatinya.
Karina menunduk dan mendekatkan wajahnya ke wajah Arion. Sangat dekat hingga Arion dapat mendengar dan merasakan hembusan nafas Karina. Dan Cup..
Karina mencium bibir Arion. Arion tertegun. Ia dapat merasakan benda kenyal melekat di bibirnya.
Karina memperdalam ciumannya walaupun tidak mendapat respon. Matanya menatap Arion mengisyaratkan untuk membalas ciumannya.
Arion yang sudah lama tak berciuman pun membalasnya dengan kaku. Di bawah langit malam berbintang kedua insan itu tengah berciuman dengan sangat romantis. Tidak ada hasrat birahi yang ada hanyalah ketulusan.
Merasa sudah cukup Karina melepas ciumannya karena melihat Arion kehabisan udara. Arion merasa ada yang hilang. Ia tak ingin ini berakhir.
"Itu permintaan maafku," ucap Karina dengan wajah datar namun kalau diperhatikan lebih dekat ada sembura rona merah di sana. Karina segera mengambil tasnya lalu berjalan pergi. Sebelum turun Karina berbalik menatap Arion yang tengah menyentuh bibirnya.
"Kalau ingin lebih bersabarlah sebentar lagi kita akan sah," ujar Karina lalu berbalik dan turun menuju mobilnya.
"Ya aku ingin merasakan lagi bibir manis itu,"
balas Arion setengah berteriak.
Arion lalu berjalan turun menuju mobil dan pulang ke rumahnya. Sepanjang perjalanan Arion tak henti-hentinya tersenyum.
Namun, ada satu yang terlupakan. Arion lupa memberikan sesuatu yang dibawanya. Karena ia sangat bahagia maka ia pun tak ingat.
Seluruh rumah heran melihat Arion tersenyum sendiri sambil sesekali memegang bibirnya.
"La ... la ... la ... la ...." Senandung Arion bahagia.
"Ehh ... Ma ... Pa ... Arion ke kamar dulu ya," sapa Arion dan langsung menuju ke kamar.
"Pa ... anak kita kenapa senyum-senyum sendiri? Apa dia mulai gak normal ya?" tanya Maria.
"Hmm ... Ma bukan gak normal tapi dia mendapat hadiah besar dari Karina di sini ...," jawab Amri sambil menunjuk bibirnya.
"Jadi anak kita mendapat ciuman?" tanya Maria yang belum loading.
Amri menggangguk dan ....
"WHAATTTT???"
***
Hai readers tinggalkan jejak ya sehabis membaca. Jangan lupa Like dancomment.
Kalau tidak keberatan Vote dan Rate juga boleh😁😁😊
Tbc..😊🤗🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 402 Episodes
Comments
Dhina ♑
#14
2021-05-18
1
Euis Teuki
ecieee.... arion lagi seneng
author "wedding dress" mampir nih
aku udah like
2020-12-02
1
Sugianti Bisri
Lanjut Thor, keren nih ceritanya 👍👍👍
" Temani aku, Ken! " udah update loh😊😊😊
2020-08-03
2