Keesokan harinya ....
Karina kembali ke perusahaan setelah libur selama satu minggu. Lila sudah menunggu di ruangannya.
"Selamat datang kembali, Nona," sambut Lila.
Karina hanya mengangguk dan duduk di kursinya sembari memeriksa laporan data perusahaan dihandel Lila dan Raina selama ia libur. Karina tampak puas dengan performa mereka.
"Bagaimana?? Apa kau sudah mengerjakan apa yang aku perintahkah seminggu yang lalu, Lila?" tanya Karina mengalihkan pandangannya ke Lila.
"Sudah Nona. Namun sangat sedikit informasi mengenai kejadian itu. Saya hanya menemukan bahwa pelakunya kemungkinan besar adalah orang terdekat atau bisa jadi kerabat. Karena dari data yang saya temukan peristiwa itu sudah direncanakan sangat matang. Pelakunya sangat mengenal betul tata letak tempat kejadian perkara," terang Lila.
Karina mencerna keterangan Lila. Orang terdekat? Kerabat? Karina mengingat-ingat informasi dari Pak Suf, orang yang mengasuhnya dari umur satu bulan. Ayahnya hanya punya satu saudara laki-laki. Dari cerita Pak Suf hubungan mereka terbilang baik. Apa mungkin mereka tega melakukan itu? Apa hubungan baik itu hanya topeng semata? Karina bingung dengan semua itu.
Melihat kebingungan nonanya. Lila pun memberanikan diri untuk bertanya.
"Nona? Apa hubungan Anda dengan keluarga Sanjaya? Mengapa Anda sangat peduli dengan kejadian itu?" tanya Lila was-was takut dengan amarah nonanya.
"Hubungan? Aku adalah putri bungsu keluarga Sanjaya!" tegas Karina.
Lila terdiam kaget. Putri bungsu? Sepengetahuannya keluarga Sanjaya hanya mempunyai sepasang anak kembar.
"Tapi Nona mengapa Anda tidak tercatat dalam silsilah keluarga Sanjaya? Dan juga tidak diperkenalkan ke publik?" tanya Lila lagi.
Mendengar pertanyaan Lila, Karina menghela nafas pelan.
"Kerena aku memang sengaja disembunyikan. Hanya kedua orang tua dan pengasuh saya saja yang mengetahuinya. Rencananya saya akan diperkenalkan ke publik pada usia tiga belas tahun. Namun, takdir berkata lain," jelas Karina.
Lila ingin bertanya lagi. Namun, ucapannya sudah dipotong oleh Karina.
"Apa kau sangat senggang, Lila? Sehingga kau mempunyai banyak waktu untuk mewawancaraiku?? Atau kamu mau saya kirim ke Kutub Utara untuk bertemu kembaranmu?" tanya Karina dingin.
"Ehh ... maaf saya lancang Nona! Tolong jangan kirim saya ke Kutub Utara ya Nona. Kalau begitu saya permisi keluar dulu Nona," ucap Lila berkeringat dingin.
Huff ... hampir saja membuat Nona es ku menjadi semakin dingin, batin Lila.
Karina hanya melambaikan tangannya. Tapi sebelum itu ia kembali memberi perintah.
"Cari tahu semua informasi orang terdekat keluarga Sanjaya termasuk adik ayah saya," perintah Karina.
Lila mengangguk dan keluar dari ruangan Karina. Karina kembali tenggelam dalam pikirannya. Kejadian sepuluh tahun silam belum menemui titik terang. Jika memang saudara ayahnya adalah pelaku dari pembunuhan tapi apa motifnya?
"Ah ... sudahlah ... lebih baik aku kembali bekerja saja," gumam Karina.
***
Lain halnya dengan Arion. Jam makan siang ini ia berencana makan siang di cafe Karina sekalian mengenal Karina lebih jauh. Ia merasa bahwa hubungannya dengan Karina berjalan terlalu cepat, namun ia tak menyesalinya. Ia pergi bersama Ferry, sekretaris pribadinya.
" Mau pesan apa Tuan Arion?" tanya Siska yang mengenali Arion. Tentu! Siapa yang tak mengenal Tuan Muda Jaya Company, baik tua, muda, anak-anak semua mengenalnya.
"Saya pesan Bos kalian saja," jawab Arion. Mendengar jawaban Arion membuat Siska mengerutkan keningnya.
"Maaf Tuan tapi Bos kami bukan menu di cafe ini dan tidak diperjualbelikan! Bos kami limited edision tidak sembarangan orang bisa mendapatkannya!" tegas Siska.
Sontak jawaban Siska membuat Ferry menahan tawa. Memang jawaban Siska masuk akal namun Karina adalah calon istri Arion.
"Maksudnya saya ingin bertemu Bos kalian," ujar Arion menjelaskan maksudnya.
"Ah ... maaf Tuan tapi Bos kami tidak ada di sini. Bos hanya datang satu kali dalam sebulan d dan minggu kemarin adalah yang paling lama," jawab Siska datar menerangkan.
"WHAT?" kaget Arion dan Ferry bersamaan. Arion mengacak-acak rambutnya.
"Bagaimana ini Tuan Muda?" tanya Ferry.
"Aku akan menghubunginya," jawab Arion memgeluarkan handphonenya dan menghubungi Karina namun tidak jadi dan terlihat kesal.
"Ada apa lagi Tuan Muda? Mengapa Anda tidak menghubungi Nona Karina?"tanya Ferry heran.
"Aku tak punya nomor handphonenya," jawab Arion. Jawaban Arion membuat Ferry menjatuhkan rahangnya. Yang benar saja?Sudah bertunangan namun nomor handphone tunangan pun tidak ada.
Aduh Tuan mlMuda ... apakah Anda jadi bod*h karena jatuh cinta? Kira-kita begitulah pemikiran Ferry.
Malihat kemurungan Arion membuat Ferry berinisiatif.
Mbak, bolehkan kami meminta nomor handphone Bos kalian? Tuan Muda saya sangat membutuhkannya," tanya Ferry pada Siska.
"Untuk apa?" tanya Siska bertanya balik. Tentu Siska tak akan memberikannya karena aturan pertama dalam bekerja dengan Karina adalah tidak boleh memberikan data pribadi bos kepada siapapun tanpa persetujuan.
"Begini. Tuan Arion adalah tunangan sekaligus calon suami dari Nona Karina," terang Ferry.
Siska terbelalak kaget. "Hah? Gak salah?"
Siska langsung memanggil ketiga temannya. Mereka membentuk lingkaran dan saling berangkulan. Siska langsung memberitahukan duduk masalahnya. Dan....
"Hah? Calon suami Bos?" teriak mereka bertiga serentak dan melihat Arion. Teriakan mereka menarik perhatian para pengunjung cafe.
"Sutt jangan teriak-teriak berisik tau!!" kesal Siska.
"Bagaimana kalau kita hubungi Bos dulu itu benar atau salah?" saran Emi yang disetujui ketiganya.
Siska pun mengambil handphonenya dan menghubungi Karina.
Tut....
Tut....
Tut....
"Ada apa Siska?" Terdengar suara Karina dari seberang telepon.
"Bos ada yang ingin bertemu dengan Anda dan mengaku bahwa dia adalah calon suami Anda. Apakah itu benar Bos?" tanya Siska.
"Calon suami? Apa dia Arion?" tanya Karina memastikan.
"Iya Bos," jawab Siska.
"Hmm ... kalau begitu kamu kasih nomor handphone pribadi saya dan memang benar Arion adalah calon suami saya. Jangan lupa memberikan mereka hadiah karena telah menggangguku," tegas Karina.
"Baik Bos ... itu aman," jawab Siska tersenyum devil.
Siska mengakhiri panggilan teleponnya dan memberutahukan apa yang disampaikan bos mereka.
"Jadi itu benar?" tanya Laila yang diangguki Siska. Mereka berempat mendekati Arion dan Ferry. Siska memberikan nomor handphone Karina di selembar kertas. Namun, sebelum Arion mengambilnya....
Bukk....
Bukk....
Bukk....
Keempatnya langsung menghajar Arion dan Ferry. Keduanya yang tidak siap langsung jatuh. Hal itu menarik perhatian para pengunjung lagi.
"Maaf ini adalah masalah keluarga. Kalian boleh kembali menikmati hidangan kalian," ucap Siska setelah puas menghajar keduanya.
"Aiya ... apa ini?" tanya Ferry menahan rasa sakit di wajahnya.
"Ini karena kalian telah membuat kami menganggu Bos kami."ucap Siska sambil memberi kertas nomor handphone Karina pada Arion kemudian meninggalkan keduanya diikuti ketiga temannya.
Tinggallah Arion dan Ferry yang memegang luka akibat pukulan Siska dan teman-temannya.
Aduh si*l lagi-lagi di luar rencana, ringis Arion dalam hati.
Aduh si*l banget. Tuh orang pelayan cafe atau atlet beladiri sih? Kok kuat banget pukulannya? Tapi yang namanya Siska itu cantik juga ya ..., batin Ferry.
Keduanya segera meninggalkan cafe kembali ke kantor dan tak jadi makan siang. Padahal menu makan siangnya nikmat sekali. Bogem mentah dari empat wanita.
Hai reades mohon dukungannya ya....
Like,comment,rate bintang lima ya.
Vote juga boleh...
Thank you kk....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 402 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
OMG bukan kah Arion juga keluarga Sanjaya apa Wijaya tadi ya??🤫🤫
2023-08-30
0
Dhina ♑
#12
2021-05-18
1
Yasdi Oktama
mudah2an karakter Arion kuat ya thor biar seimbang lah sama karakter Katrina yang dingin tapi hebat
2021-03-27
3