Istri Kecilku Yang Dingin
Negara Y, kota C
Di ruangan CEO KS Tirta Grub Internasional.
Seorang wanita sedang duduk di kursi CEO . Karina, nama wanita itu. Wajah yang dingin selalu menghiasi wajahnya. Karina sedang fokus dengan pekerjaannya. Tak berapa lama ia berhenti dan mengangkat kepalanya melihat ke depan. Pandangannya lurus ke depan. Menyapu dingin apa saja yang ada di hadapannya.
" Lila ...," panggil dingin Karina kepada asisten pribadinya.
"Saya Nona. Adakah yang bisa saya kerjakan Nona?" tanya Lila sopan setelah masuk ke ruangan Karina.
"Cari semua informasi tentang pembunuhan Keluarga Sanjaya 10 tahun lalu. Selesaikan itu dalam waktu 2 minggu!" perintah dingin Karina menatap Lila datar.
" Baik Nona," jawab Lila mengangguk.
"Kemudian kau bersama Raina handle semua pekerjaan selama 1 minggu kedepan. Aku ingin pergi ke suatu tempat," tambah Karina lagi. Lila terperangah dan membulatkan mulutnya.
"Baik Nona," jawab lirik Lila.
Astaga mimpi apa aku semalam? Nona mengapa Anda begitu kejam? Untung saja ada Raina, kalau tidak bisa mati aku ditimpa berkas itu! ratap Lila dalam hati menangis.
Setelah memberi perintah kepada asisten pribadinya Karina kembali tenggelam dalam pekerjaannya. Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 17.00, waktu pulang kerja bagi KS Tirta Grub Internasional.
Sudah jam 5. Waktunya pulang, tapi berkas -berkas ini masih belum selesai juga ... aih sepertinya aku lembur malam ini, batin Karina sedikit kesal.
Akhirnya setelah selesai pekerjaannya Karina pun segera menuju parkiran khusus CEO. Waktu menunjukkan pukul 21.00. Mobil Lamborghini Veneno berwarna hitam sudah menanti. Hari ini Karina menyetir sendiri mobilnya. Sesampainya di rumah Karina langsung menuju kamar dan hap tanpa mandi Karina sudah terlelap di ranjang king size-Nya.
***
Sementara di tempat lain, kediaman Wijaya.
"Ma, Pa, please Arion belum mau menikah. Arion masih muda Ma ...," mohon Arion kepada orang tuanya.
"Masih muda kamu bilang? Arion kamu 1 bulan lagi sudah kepala 3 loh!" ucap Amri, sang ayah kesal.
Arion yang mendengar ucapan Papanya hanya terdiam. Dalam hatinya menggerutu kesal.
"Iya Nak benar kata Papamu. Teman- teman Mama semuanya sudah pada gendong cucu. Tinggal Mama yang belum. Jangankan cucu, menantu saja Mama gak punya. Arion apa kamu gay atau impoten? Sehingga kamu belum menikah juga??" tanya serius sang ibu, Maria.
Arion yang mendengar pertanyaan Mamanya terbelalak kaget. Dengan cepat Arion membantah tuduhan Mamanya.
"Astaga?? Mama dengar dari mana? Arion bukan gay atau impoten Ma," tanya Arion heran.
"Kamu gak perlu tau dari mana Mama tau!Yang penting kalau itu gak benar buktikan sama Mama!!" ucap Maria tegas menatap putra semata wayangnya itu.
"Ma ...," rengek Arion memelas.
"Iya Arion kamu harus menikah dan buktikan bahwa itu cuma rumor. Kalau kamu gak mau menikah kamu akan Papa coret dari nama keluarga," ucap final Amri memberi ultimatum pada Arion. Arion mendesah pelan.
Arion yang mendengar perkataan final Papanya hanya bisa pasrah.
Sudahlah aku turuti saja, batin Arion frustasi.
" Baiklah aku akan menikah," ucap Arion tegas.
" Benarkah itu Nak??" tanya Maria sumringah.
" Iya Ma," jawab Arion.
Setelah percakapan itu Arion pun segera menuju kamarnya. Sedang di bawah Maria sangat bahagia karena setelah sekian lama membujuk Arion untuk menikah akhirnya berhasil.
Di kamarnya, Arion mengumpat kesal. Ia sudah tak bisa mengelak lagi dari paksaan ayah dan ibunya untuk segera menikah. Arion berbaring di ranjang sembari menatap langit-langit kamarnya. Merasa matanya mulai berat, Arion memutuskan untuk segera tidur.
***
Pagi hari rumah Karina. Hari ini adalah hari Sabtu.
Cahaya pagi dengan mudahnya menerobos jendala kamar mengusik tidur Karina. Waktu sudah menunjukkan pukul 06.00. Karina segera membuka matanya dan menyandarkan punggungnya di kepala ranjang.
Tak lama, Karina segera menuju kamar mandi. Pertama ia mencuci muka dan menggosok gigi. Kemudian ia melepas semua pakaiannya dan berendam di bath up yang sebelumnya sudah diberi aroma mawar.
Setelah 30 menit akhirnya Karina mengakhiri ritual mandinya. Kemudian ia memakai mengenakan pakaiannya. Pagi itu Karina menggunakan dress berwarna biru tua, rambut digerai dan memakai high heels yang tidak terlalu tinggi. Dilanjutkan dengan menggunakan make up tipis pada wajahnya.
Pukul 07.30 Karina turun ke lantai bawah. Di bawah ia sudah ditunggu asisten rumah tangganya.
"Non, sarapan sudah siap di meja makan," ucap Bik Mirna.
Karina hanya mengangguk mengerti. Setelah sarapan Karina memanggil supir pribadinya, Pak Anton.
" Pak siapkan mobil kita akan berangkat ke pemakaman keluarga saya," perintah Karina.
" Baik Nona," jawab Pak Anton langsung menuju garasi.
Tak berapa lama, Pak Anton datang kembali melapor.
"Nona, mobil sudah siap jalan. kita siap berangkat," ucap Pak Anton melapor.
Karina mengangguk kecil. Ia segera berdiri serta memakai tas selempangnya dan menuju mobil diikuti Pak Anton dan Karina. Pak Anton dengan sigap membukakan pintu untuk nonanya.
Karina segera masuk. Pak Anton segera mengambil posisi mengemudi. Karina membuka sedikit kaca mobil.
"Selamat jalan, Nona," ujar Bik Mirna. Karina lagi-lagi mengangguk sebagai jawaban. Perlahan mobil mulai melaju meninggalkan kediaman Karina.
Perjalanan dari kota S menuju kota A membutuhkan waktu sekitar 4 sampai 5 jam perjalanan darat. Sebenarnya bisa saja Karina menggunakan helikopter ataupun pesawat pribadi untuk mempersingkat waktu perjalanan.
Namun, Karina lebih memilih perjalanan darat sembari menikmati perjalanan dan indahnya pedesaan yang akan mereka lewati.
Hening. Itulah satu kata untuk sekarang. Pak Anton fokus mengemudi sedangkan Karina di kursi penumpang membuka lebar-lebar jendela menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya.
Hanya ada suara radio yang terdapat pada mobil yang bersuara. Dari mulai mengabarkan tentang bisnis, kesehatan, fashion, kuliner, rekomendasi wisata, pemerintahan dan lain sebagainya.
Karina memejamkan matanya bersandar pada sandaran kursi menerawang masa lalu. Agaknya pemilik perusahaan besar dan leader mafia besar itu tengah mengingat masa lalunya yang penuh perjuangan.
Empat setengah jam kemudian, mereka tiba di tempat pemakaman umum Taman Sakti. Pak Anton memarkirkan mobilnya di parkiran yang tersedia. Pak Anton dengan was-was membangunkan Karina yang tertidur.
"Nona, kita sudah sampai," ucap Pak Anton pelan. Perlahan, mata lentik Karina terbuka. Karina mengerjap-ngerjapkan matanya.
Pak Anton turun dari mobil dan membukakan pintu untuk Karina. Karina segera turun. Matanya menyapu taman makam umum yang terpampang di hadapannya.
Karena hari ini adalah hari Sabtu dan juga bisa dikatakan banyak yang libur, hanya sedikit perusahaan atau usaha yang buka di hari Sabtu.
****
Haii readers bantu komen, vote and like ya....
Mohon dukungannya....
Dan juga rate 🌟 5 ya kakak😊
🤗🤗😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 402 Episodes
Comments
Lina Aulia Hikmah
wah dari awal ceritanya dah bagu, Jangan lupa mampir dikaryaku "3 Serangkai"🤗
2023-09-02
0
Qaisaa Nazarudin
Woooww 😳😳 Karina seorg Leader Mafia???? Waaahh 👏🏻👏🏻👏🏻👍🏻👍🏻👍🏻😍😍😍
2023-08-30
0
Marianty Poerba
cusssss,,,baru mampir dong
2023-06-02
0