Siang hari berikutnya Maria berencana pergi ke Cold Cafe. Seusai sarapan Maria izin kepada suaminya yang tengah membaca majalah.
"Pa ... Mama berangkat dulu ya," pamit Maria.
"Emang Mama mau kemana? Mau bujuk calon mantu?" tanya Amri menerka tujuan Maria.
"Iya Papa," jawab Maria.
"Ya sudah ... yuk Papa antar sampai depan," ujar Amri sambil berdiri dan berjalan keluar rumah diikuti Maria.
"Ya sudah Mama berangkat dulu ... Assalamualaikum ...," ucap Maria sambil mencium pipi kanan dan kiri Amri.
"Waalaikumsalam Ma ... hati-hati di jalan Ma ...," jawab Amri.
"Jo hati-hati ya bawa Nyonya, jangan sampai lecet!" pesan Amri pada Jo sambil berkacak pinggang.
"Asssiyap Pak," jawab Jordan, sopir mereka.
***
Maria kini telah sampai di Cold Cafe. Ia segera melangkahkan kakinya masuk ke dalam cafe.
"Permisi Mbak. Apakah pemilik cafe ini ada di tempat?" tanyanya pada salah seorang pegawai cafe bertag name Ani.
"Ada Nyonya ... ada keperluan apa ya?" tanya Ani ramah.
"Erg ... itu apakah saya dapat bertemu dengannya?" tanya Maria hati-hati.
"Apakah Nyonya sudah membuat janji? Kalau belum Anda harus membuat janji dulu!" tanya Ani kembali.
Maria menggeleng lemah. Menandakan bahwa ia tak punya janji bertemu Karina. Ia berpikir ternyata sangat sulit untuk bertemu Karina.
"Apakah saya tidak bisa bertemu dengannya ... saya mohon ...," ucap Maria memohon.
Aku harus bertemu dengannya harus, tekad Maria dalam hati.
"Hmm ... baiklah kalau begitu Nyonya. Silahkan duduk dulu saya tanyakan Bos dulu," ujar Ani.
Maria mengangguk. Ani segera ke ruangan Bos. Sembari menunggu Maria duduk. Tanpa sadar ia melamun mengingat masa lalu.
"Aku harus berhasil. Aku akan berusaha mengembalikan penuh senyum putraku. Bertemu denganmu perlahan mengubah sikap dinginnya dan menghidupkan kembali rumah," guman Maria pelan.
Tok.
Tok.
Tok.
"Masuk!" ucap Kirana dingin dari dalam.
"Bos di depan ada yang ingin bertemu tetapi belum ada janji," terang Ani.
"Hmm ... biarkan dia masuk!" ucap Karina datar.
Ani segera keluar dari ruangan Karina menuju tempat di mana Maria duduk.
"Nyonya silahkan Bos sudah menunggu," ujar Ani yang membuat Maria tersentak dan menoleh ke arah Ani.
"Ahh iya ya ...," ucap Maria tergagap.
Maria pun segera mengikuti Ani menuju ruangan Karina. Mereka berhenti di ruangan bertuliskan"Ruangan Bos".
Tok.
Tok.
Tok.
"Masuk!" jawab Karina dingin dari dalam.
"Silahkan Nyonya," ujar Ani mempersilahkan.
Maria segera masuk. Di dalam ia melihat seorang wanita muda yang tengah sibuk mengetik di laptop. Ia memandangnya cukup lama. Merasa diperhatikan Karina menghentikan kegiatannya. Ia menutup laptopnya.
"Jadi apa yang membawa apa kemari Nyonya Wijaya?" tanya datar Karina. Kedua tangannya menyangga dagunya. Ia menatap Maria.
Maria terkejut! Sudah pasti. Maria tersentak dengan nada datar Karina dan lebih kaget lagi dengan bahwa Ia sudah tahu identitasnya. So jelas Karina tau karena ia sudah mengetahui data lengkap keluarga Wijaya sejak Arion melamarnya tanpa sengaja hari itu. Maria kembali merubah ekspresinya menjadi tenang.
"Jadi kamu sudah tau siapa saya?" tanya Maria hati-hati karena merasa calon mantunya itu bukan orang sembarangan dari gaya bicara dan sikapnya.
"Hmmm ... begitulah," jawab acuh Karina.
"Baiklah karena Anda sudah tau. Jadi saya minta Anda menerima lamaran putra saya!" tegas Maria.
"Ohh ... Pria mabuk itu? Kalau saya tidak mau?" tanya Karina dengan nada datar.
"Kalau kamu tidak mau terpaksa saya menggunakan kekerasan!" ucap Maria.
Maria tersenyum sinis. Ia menatap tajam Maria.
"Anda memaksa saya?" tanya Karina dingin.
"Iya saya akan memaksa Anda! Saya akan menghancurkan cafe ini dengan tanah. Saya yakin anda tidak rela melihat karyawan Anda menderita kan kalau sampai cafe ini hancur!!" ucap Maria mulai emosi.
Karina tersenyum mendengar itu.
"Anda tidak akan mampu Nyonya!" ucap santai Karina namun terdengar sebagai sindiran dan peringatan untuk tidak mencari masalah dengannya.
Maria tertegun. Ia berfikir bagaimana bisa gadis ini bisa tetap santai sedangkan ia sudah mengancamnya. Maria semakin yakin bahwa Karina bukan orang yang sederhana.
Harapannya pupus sudah membujuk Karina dan melihat senyum putranya seutuhnya. Maria tertunduk matanya mulai berkaca-kaca. Dingin pendingin ruangan tak mampu menenangkannya.
Aku harus bagaimana? tanyanya dalam hati.
Maria mengangkat kepalanya menatap manik hitam Karina.
HAI READERS MOHON DUKUNGAN NYA
DAN JANGAN LUPA LIKE DAN VOTE TO DUKUNGAN UNTUK AKU AND COMMENT UNTUK KRITIK DAN SARAN😊😅
THANK YOU🙏🤗🤗
Tbc🤗🤗🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 402 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Katanya tadi datang mau membujuk, Kok malah ngancam..😂😂
2023-08-30
0
❄️ sin rui ❄️
thor bahasa yg kamu gunakan itu gak enak banget di baca, ( AKU AKAN MENGHANCURKAN CAFE INI DENGAN TANAH ) maksud nya gimana sih? yg bener itu ( AKU AKAN MERATAKAN CAFE INI DENGAN TANAH )
2021-09-08
1
Dhina ♑
#6
2021-05-18
1