Well ....
Karina kini berada di penjara khusus. Di depan sel sudah menunggu Miu dan 3 orang anggotanya.
Di dalam sel terdapat seorang pria yang tampak tertidur dengan kondisi tangan dan kaki dirantai. Karina memang memerintahkan untuk tidak menyiksanya. Karina masuk ke dalam sel.
Karina mendekatinya.
Puk ....
Puk ....
Puk ....
Karina menepuk-nepuk pipinya.
"Hei bangun kau," ucap Karina dingin.
Matanya terbuka perlahan. Hal pertama yang dilihatnya adalah Karina dengan wajah dingin tengah menatap tajam dirinya.
"Ergg ...."
"Hai …," sapa Karina.
Matanya membesar tubuhnya menggigil secara spontan.
"Hei ... hei ... apa aku begitu menakutkan?? Santai saja aku hanya ingin berkenalan dengan tamuku ini. Lagipula aku sedang senang hati. Jika kau membuatku senang aku akan senang hati mengantarmu sampai di pemakaman namun jika kau membuatku kesal atau marah kau akan berakhir di tengah laut biru."
Entah itu penawaran atau apa yang pasti nyawanya pasti melayang.
"Apa maumu??" tanyanya.
"Mauku?? Simpel. Kau perkenalkan dirimu lalu apa tujuanmu," jawab Karina.
"Hahahaha ... sampai mati pun aku tak akan menjawabmu!" ucapnya lantang namun masih tersirat rasa takut.
"Oh ya??Kau sangat setia. Aku kagum padamu. Tapi apa kau tahu? Aku pasti akan mendapatkan apa yang aku inginkan. Bagaimana pun caranya!" ujar Karina sambil mengangkat dagu pria itu.
"Hmmm ... sekali lagi jawab pertanyaan ku atau ...," lanjut Karina mengambil pistolnya dan menodongkannya tepat di dahi Pria itu.
"Atau apa ?? Kau akan menembakku begitu? Kau pikir aku takut hah?" tantang Pria itu.
"Ckck ... cara halus tak bisa terpaksa aku menggunakan kekerasan. Buka pintunya biarkan Miu masuk!" perintah Karina.
Karina duduk di kursi di sudut ruangan. Miu masuk ke dalam sel dan menghampiri Karina seraya menggosokkan tubuhnya di kaki Karina. Karina mengelus kepala Miu.
Pria itu memperhatikan tindakan Karina. Ia kembali bergidik ngeri.
"Kau tahu? Ini adalah hewan kesayanganku. Macan kumbang ini setia dan menurut padaku. Ku perkenalkan padamu namanya Miu. Kau sangat beruntung bisa bertemu dengan Miu. Setelah ini aku yakin kau pasti akan menjawab pertanyaanku," ucap Karina datar.
"Heh ... begitukah?" kekeh Pria itu.
"Hmm ... kita lihat saja nanti! Miu lakukan tugasmu," balas Karina.
Miu mendekati pria itu. Matanya menatap tajam pria itu seperti menemukan mangsa.
Miu lantas mengendus bau tubuh pria itu.
Pria itu bingung. Dia berpikir bahwa Miu bermasalah.
"Hei ... sepertinya dia tidak seperti yang ku bayangkan!"
"Begitukah?? Dia hanya mengenalimu dan para rekanmu melalui penciumannya. Kemudian selanjutnya adalah intinya!" balas Karina dingin.
Karina menyilangkan kakinya. Tangan kanannya memegang gelas kecil berisi bir. Karina seperti sedang menikmati pertunjukan seru. Menurutnya mungkin.
Benar saja Miu langsung menaikkan kaki depannya di tubuh pria itu sampai matanya tepat di depan mata pria itu. Matanya yang berwarna kuning keemasan itu menatap tajam mata pria itu seperti menyelami dan membuat pria itu bertindak di bawah alam sadarnya.
Karina meletakkan gelasnya di meja kecil di sampingnya dan bangkit mendekati Pria itu.
"Kerja bagus Miu. Sekarang giliranku," ucap Karina.
"Jawab pertanyaanku!! Siapa dirimu dan apa tujuan mu menyusup ke markasku?" tanya Karina.
"Namaku Ivan. Aku berasal dari Dragon Night Mafia. Ayahku adalah ketua DN Mafia. Aku ditugaskan ketua untuk memata-matai aktivitas Pedang Biru dan mencari kelemahannya. Selain itu aku juga diperintahkan membunuh ketua Pedang Biru bila ada kesempatan," terang pria yang mengaku namanya Ivan.
"Hmm ... apa alasan Ketua kalian memata_ matai kami dan membunuhku?" tanya Karina penasaran. Sebab seingatnya ia tak pernah berurusan dengan DN Mafia.
"Pedang Biru telah merebut para konsumen kami. Selain itu, mereka juga semakin memperluas kekuasaannya. Ketua khawatir bila ini diteruskan maka DN Mafia akan tamat dan untuk mencegahnya Ketua memerintahkan aku membunuh Ketua Pedang Biru," terang Ivan yang masih dalam pengaruh Miu.
"Hmm ... begitu ya? Oke Miu kau sudah selesai. Keluarlah dari sini!" perintah Karina.
Miu menurut. Ia menurunkan kaki depannya dari Ivan dan keluar dari sel. Setelah Miu keluar, Ivan kembali tersadar. Ia linglung.
"Terima kasih telah menjawab pertanyaanku Ivan. Sekarang kau bisa menunggu dengan tenang. Biar kusampaikan hasil pekerjaanmu pada Ketuamu," ucap Karina meninggalkan Ivan dan keluar dari sel menuju kamarnya.
Ivan bingung.
"Bagaimana dia tahu namaku?? Apa aku menjawab pertanyaannya?" tanya Ivan pada dirinya sendiri.
***
Kamar Li.
Gerry yang diperintahkan Karina menunggu Li sadar hanya bisa pasrah. Dia sudah menunggu selama 2 jam dengan rasa bosan yang mendera. Biasanya di waktu begini Li berada di ruang latihan bela diri atau di kolam renang.
"Cepatlah sadar Li! Aku sudah bosan menunggumu sadar dari tadi," gumam kesal Gerry.
"Errghh ...," erang Li yang sudah sadar.
"Li!? Syukurlah kau sudah sadar! Ayo kita ke kamar Queen. Aku sudah bosan dari tadi," cerocos Gerry.
Li memegang kepalanya.
"Apa yang terjadi padaku??"
"Apa kau tidak ingat kejadian tadi??" tanya Gerry.
Li menggeleng lemah.
"Tidak."
"Hmm ... kalau begitu mari kita ke kamar Queen. Biar Queen yang menjelaskan padamu," ajak Gerry.
"Apa yang sudah aku lakukan? Apa aku melakukan kesalahan?" tanya Li sambil terus memegang kepalanya.
Bukannya menjawab Gerry langsung menarik tangan Li hingga membuat Li hampir terjatuh.
Kamar Karina.
Tok ....
Tok ....
Tok ....
"Masuk!"
Ternyata itu adalah Li dan Gerry.
"Kau sudah sadar Li?" tanya Karina dingin seperti biasa.
"Si Queen," jawab Li.
"Hmm ... Gerry kau boleh keluar!" perintah Karina.
Gerry pun keluar meninggalkan Li bersama Karina dan Miu. Karina menyuruh Li duduk di kursi yang ada di kamar Karina. Mereka berbicara di balkon kamar dengan pemandangan pantai yang indah.
Karina lalu menepuk kedua tangannya.
Plok ....
Plok ....
Plok ....
Munculnya beberapa wanita dengan pakaian seksi dan super minim duduk dan berdiri mengelilingi Li.
Li bingung dengan ini.
"Ada apa ini Queen?"
Karina diam tak menjawab dan asyik bermain bola bersama Miu.
Setengah jam pun berlalu.
"Li apa kau dapat merasakan sesuatu yang berubah pada dirimu??" tanya Karina
Li menggeleng. Jujur dia masih belum paham atas tindakan Karina ini.
"Oh ya? Bagaimana dengan adik kecilmu itu??mu?" tanya Karina to the point.
Li terperajat kaget. Ia baru tersadar bahwa bagian tubuhnya yang satu itu tak merespon rangsangan dari wanita wanita di sekelilingnya.
"Kurasa kau sudah tau. Kalian boleh keluar!" ucap Karina menunjuk para wanita itu meninggalkan Li dan Karina berdua sebab Miu sudah kembali ke kamarnya.
"Coba kau sebutkan 3 aturan utama yang aku sampaikan padamu dan semua anggota Pedang Biru!"
"Si Queen. Yang pertama dilarang membocorkan identitas dan semua yang berhubungan dengan Queen dan organisasi tanpa terkecuali kepada siapapun. Kemudian dilarang membunuh yang tidak bersalah dan saling melindungi sesama anggota karena kita adalah satu tubuh. Terakhir adalah dilarang berhubungan intim di markas," terang Li
Karina lantas memberi laptop di tangannya pada Li. Li masih saja bingung dengan tindakan Queen- Nya ini.
"Kau lihat dulu rekaman CCTV itu baru aku akan menjawab pertanyaanmu!" perintah Karina.
Li melihat rekaman CCTV itu dan betapa kagetnya dia. Mulutnya membentuk huruf O . Li mendongak menatap Karina.
HALO SEMUA👋👋👋
SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI😊😊
MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN🙏
Hai readers ...tinggalkan jejak sehabis membaca ya...
like,comment, rate and vote ya...
Thank you
Tbc..😊🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 402 Episodes
Comments
Rosni Lim
Semangat 20 like
2021-07-25
0
Dhina ♑
#19
2021-05-18
1
ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •
BUKAN PELARIAN CINTA Hampir kak
2021-03-29
1