Yusuf sudah sampai dirumah ayah bundanya, di lihat situasi rumah sepi, Kafie pun entah kemana.
"Pada kemana bi?" tanya Yusuf pada bibi yang baru saja keluar dari dalam kamarnya
"Bapa sama ibu di kamar kalo den Kafie ngga tau deh" ucap bibi memotong buah untuk nanti Adi datang
"Oh, lagi istirahat kali ya" ucap Yusuf menuangkan gado-gado ke piring bersih
"Sini den bibi bantuin" ucap bibi ingin membantu mantu dirumah Zavier
"Ngga usah bi, hanya nuangin makanan doang" jawab Yusuf ramah
"Saya ke kamar dulu ya bi" ucap Yusuf lagi tersenyum dan dibales anggukan oleh bibi
Ceklek .... pintu kamar
"Assalamu'alaikum" ucap Yusuf masuk kaget melihat Kafie memeluk Khanza
"Wa'alaikumsalam" jawab Kafie dan Khanza
"Kirain ngga ada Kafie disini" ucap Yusuf lembut
"Emang Kafie ngga boleh nemuin kaka Khanza lagi ya?" tanya Kafie jutek
"Hahaha, ndak mungkin kaka larang kamu, Oh iya ini gado-gadonya, aku hanya pakaikan dua cabe genap kan" ucap Yusuf duduk disamping Khanza disisi ranjang
"Mau dong" ucap Kafie nyengir
"Kaka beli doang ya?" tanya Khanza melihat Yusuf
"Beli enam bungkus" jawab Yusuf polos membuat Khanza kaget
"Banyak banget enam bungkus" ucap Khanza geleng-geleng kepala
"Bibi dan pak Yono kan aku itung udah dua tambah kamu satu jadi tiga, sisa tiga deh" jawab Yusuf menyuapi gado-gado ke mulut Khanza
"Kafie dimeja makan masih ada, sana kamu makan ajak ayah bunda juga sekalian" ucap Khanza menyuruh Kafie keluar, dia takut Yusuf tidak nyaman
"Asshhiiiaaapp" jawab Kafie berlari keluar dari kamar Khanza
"Ada-ada aja si Kafie" ucap Yusuf tersenyum
"Kok cabenya dua doang sih kak" tanya Khanza menatap Yusuf
"Katanya mau genap cabenya, dari pada empat mendingan dua aja sudah cukup, oke, kaka ngga mau kamu sakit perut" jawab Yusuf khawatir istrinya sakit.
"Makasih ya sudah perhatian" ucap Khanza tersenyum
"Aku ini suami mu, jadi itu sangat wajar apabila suami perhatian dan memberikan kasih sayang untuk istrinya" jawab Yusuf masih menyuapi Khanza
"Kaka makan juga dong, masa aku makan sendiri" ucap Khanza cemberut
"Issh gemes deh, bikin khilaf aja, iya nih kaka makan" jawab Yusuf menarik bibir Khanza dan cobain gado-gado.
"Oh iya gimana uncle?" tanya Khanza ingat tujuan awal
"Disuruh uncle buka online shop, menurut kamu bagaimana?" jawab dan tanya balik Yusuf
"Bagus sih online begitu, memang lagi jamannya kan, aku coba deh bicara baik-baik sama ayah, siapa tau dapat ide yang berbeda" ucap Khanza merayu Yusuf
"Aku malu" jawab Yusuf menunduk
"Malu kenapa, kan ayah sekarang juga menjadi ayah kamu" ucap Khanza lembut masih membujuk Yusuf
"Huft, aku coba deh" jawab Yusuf pasrah
"Aku mau bicara berdua bunda boleh ndak kak?" tanya Khanza ragu-ragu menatap suaminya
"Boleh lah, masa ndak boleh, tapi ingat batasan ya" jawab Yusuf menarik hidung Khanza
"Aku kenyang sisanya kaka aja yang habiskan, maaf bekas aku" ucap Khanza gemes dimata Yusuf
"Siap kaka makan, lagian sisa kamu jauh lebih enak" jawab Yusuf memakan gado-gado yang tinggal sedikit sisa Khanza
Meja makan
"Enaknya makan" ucap Adi baru pulang sekolah menepuk bahu Kafie
Huk..huk..
"Buset dah kak Adi, keselek nih" jawab Kafie minur air
"Makan apa tuh?" tanya Adi melirik makanan Kafie
"Gado-gado, tadi kak Yusuf beli dekat kantor" jawab Kafie melanjutkan makan
"Wah mau dong" ucap Adi merebut piring Kafie
"Ahhh, Bude" teriak Kafie menggema membuat Arnold, Aisyah, Yusuf, dan Khanza keluar serta bibi, pak Yono pun menghampiri suara teriakan
"Ada apa?" tanya Arnold panik
Tuk...
"Ngapain teriak sih, lebay tau ndak" ucap Adi kesal mengetok kepala Kafie dengan botol
"Adi" tegur Aisyah melarang anaknya memukul kepala
"Lagian dia lebay bun, Adi cuma mau cicipi gado-gado yang dia makan, eh malah teriak nih bocah" jawab Adi menatap Kafie kesal
"Ka Adi kan baru datang sekolah, minimal cuci tangan lebih bagus langsung mandi pakai baju bersih, makanya Kafie teriak" ucap Kafie membela diri sendiri
"Yang dibilang Kafie benar, kamu harusnya mandi dulu dek, jangan duduk di meja makan langsung" sahut Khanza membela Kafie
"Dan Kafie kurangi lebaynya juga" timpal Khanza lagi untuk Kafie
"Kalian sama-sama salah, bikin orang panik tau ngga sih" ucap Arnold kesal melihat Adi dan Kafie
"Hmm, Ayah, Yusuf mau bicara berdua boleh?" tanya Yusuf kesempatan ayahnya keluar kamar
"Boleh, sepertinya penting sekali" jawab Arnold mengajak mantunya keruang tamu.
"Adi, bersih-bersih dulu sana" ucap Aisyah lembut
"Nih bocah masih pakai celana sekolah, ndak langsung ganti udah makan" jawab Adi menunjuk Kafie yang sedang asik makan
"Kafie dari tadi datang, dia kan disini ndak ada baju, lagian kamu ngapain kamar di kunci, ada apa?" tanya Aisyah menyelidiki anaknya
"Ndak ada apa-apa bun, lihat aja nih" jawab Adi membuka pintu kamarnya memang tadi pagi dia lupa mengunci pintu kamar karena kunci motor menjadi satu
"Ya sudah bersih-bersih, nanti makan" ucap Aisyah mengelus bahu anaknya
"Bunda, kaka mau bicara sama bunda dong" ucap Khanza, Aisyah pun langsung menoleh ke anaknya
"Bicara dikamar bunda mau?" tanya Aisyah lembut pada Khanza
"Di kamar kaka aja deh bun" jawab Khanza pelan
"Yusuf mengizinkan bunda masuk kamar ndak" tanya Aisyah lagi masih menatap Khanza dengan rasa iba
"Aku sudah izin tadi dengan kak Yusuf dan dia setuju" jawab Khanza jujur
"Baiklah, ayo" ucap Aisyah menggenggam tangan anaknya masuk ke dalam kamar
Kamar Khanza
Khanza langsung memeluk bundanya dan menangis didalam pelukannya, Aisyah sejujurnya sedih apa yang dialami anaknya, dia hanya bisa memberikan kekuatan untuk Khanza.
Aisyah membalas pelukan Khanza mengelus punggungnya dengan penuh kasih sayang serta memberikan kenyamanan untuk anak perempuannya hingga tenang dan bisa bercerita
Isakan tangis Khanza mulai mereda, bertanda dia mulai tenang dalam pelukan sang bunda. Khanza melepaskan pelukannya menatap bundanya dengan sedih.
"Sejak kapan anak bunda jadi cengeng" ucap Aisyah lembut menghapus airmata Khanza
"Bunda, kaka" ucap Khanza terpotong dia menangis lagi
"Yusuf sudah cerita, apa yang terjadi dengan mu, anak bunda sekarang sudah ada pelindung pribadi, insyaa Allah kejadian seperti ini tidak akan terulang lagi, sudah ah jangan nangis" jawab Aisyah memeluk anaknya lagi
"Apa kaka kotor bun?" tanya Khanza sendu
"Yusuf menganggap kamu kotor?" tanya balik Aisyah menatap anaknya
"Ndak bun" jawab Khanza cepat dan yakin lalu duduk sisi ranjang
"Sudah ya, jangan bahas ini lagi, bunda ndak suka lihat anak perempuan bunda ini menangis, semua kejadian sudah ada yang mengatur, pasti dibalik itu ada hikmah yang baik untuk mu, jadikan setiap musibah sebagai hadiah yang Allah berikan pada mu dan keluarga kecil mu, agar kamu dan Yusuf selalu meminta kepada Allah dalam keadaan senang maupun susah, Allah ndak tidur nak, kan kaka tau setiap masalah yang datang pada kita tandanya Allah tau kalo kita mampu menghadapinya, bunda sering bilang begitu, masa kaka lupa" ucap Aisyah menengkan hati anaknya dengan penuh kasih sayang
"Sekarang kaka harus bagaimana bun?" tanya Khanza masih terlihat sedih, dia hanya menunduk
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
yosya
betul bunda Aisyah..
Alloh tidak akan memberikan cobaan melebihi kemampuan hambatan..
semangat khansa..
selalu suka ama keluarga bunda Aisyah...
selalu jujur, terbuka, bisa menjadi Ibu, Kakak, teman, sahabat buat anak anaknya...
big hug 🤗🤗🤗🤗
2022-07-20
1