Kesedihan Khanza

Saat makan malam Yusuf dan mamihnya yang selalu bercanda tertawa, Khanza hanya memperhatikan dan senyum seadanya itupun di depan papihnya.

Sampai selesai makan malam Yusuf masih saja berdua dengan mamihnya, Khanza lebih dulu masuk ke dalam kamar Yusuf. Dia bingung harus ngapain, suaminya pun tidak ngajak bicara sama sekali.

Ceklek .... suara pintu kamar Yusuf

Masuk kamar pun Yusuf tidak menyapa istrinya, di langsung membersihkan diri dan duduk di pinggir ranjang samping istrinya.

"Aku tidak tau kamu punya masalah apa sama mamih, aku harap kamu masih bisa menghargai mamih, sejelek apapun sikap mamih padamu " ucap Yusuf tiba-tiba dengan nada ketus

Khanza hanya diam saja, sampai suaminya merebahkan tubuhnya dan memunggungi Khanza. Khanza hanya diam saja dia keluar kamar berniat untuk mengambil minum di dapur.

Didapur

"Gimana sudah hamil belum? mamih yakin kamu itu mandul dan tidak bisa memberikan keturunan penerus Mahadika" ucap mamih tiba-tiba di belakang Khanza

"Aku sudah cek, dan aku sehat mam" jawab Khanza dengan mata berkaca-kaca

"Oh ya, mamih yakin itu dokter suruhan kamu, untuk menutupi semua kemandulan kamu" ucap mamih semakin sinis dan ketus

"Demi Allah mih, aku sudah cek ke dokter kandungan, dan dokter bilang aku sehat-sehat aja, mungkin karena Allah belum memberikan saja" jawab Khanza sedikit menaikan nada bicaranya karena emosi

"Berani kamu meninggikan suaramu" ucap mamih menatap Khanza tajam

Plakk... suara tamparan

"Mamih pastikan Yusuf akan menceraikan kamu, dan menikahi wanita pilihan mamih" ucap mamih meninggalkan Khanza

Khanza di dapur menangis, ini bukanlah tamparan yang pertama, tapi sudah yang ketiga kalinya dia dapatkan, tanpa sepengetahuan Khanza, ART yang tinggal di rumah papih merekam perbuatan majikan pada mantunya, Khanza masih menangis dan menahan sakit, panas di bagian pipinya, selama ini dia hidup penuh kasih sayang dari ayah dan bundanya.

"Bunda" lirih Khanza berjongkok di bawa dispenser

Bibi yang melihatnya sungguh tidak tega, ingin membantu tapi tidak punya keberanian, Khanza pun bangun dan mencuci muka, lalu berjalan ke dalam kamarnya.

"Kak Yusuf" panggil Khansa membangunkan suaminya

"Hhmmm ada apa sih" jawab Yusuf serak suara orang bangun tidur

"Aku mau pulang" ucap Khansa membuat Yusuf membuka mata dengan sempurna dan bangun bersandar di ranjang

"Apa ulangi" sahut Yusuf menatap istrinya

"Aku mau pulang" jawab Khanza pelan menunduk

"Kenapa? sudah berapa kali aku bilang, kalau kamu tidak suka dengan mamih itu tidak masalah tapi hargailah dia yang sudah mengundang kita ke sini" ucap Yusuf meninggikan suaranya

"Bukan begitu kak" jawab Khanza bingung

"Harusnya kamu itu berusaha supaya mamih sayang sama kamu, jangan selalu menghindar darinya" bentak Yusuf pada Khanza, Khanza pun menangis

"Ternyata memang benar kata mamih anak manja selalu bisanya nangis, mungkin ini kenapa mamih tidak suka sama kamu, kamu terlalu manja" ucap Yusuf lagi menatap istrinya tajam, Khanza tidak mengeluarkan kata apapun dia takut melihat suaminya bahkan tubuhnya pun bergetar.

"Sudah lebih baik tidur" ucap Yusuf merebahkan tubuhnya

Khanza masih aja menangis tanpa suara, ini pertama kalinya mendengar suara Yusuf yang meninggi.

Aku bisa aja cerita sama kamu kak, apa yang telah mamih kamu lakukan pada ku, tapi aku tidak mau hubungan kamu dengan mamih rusak. Gumam Khanza dalam hati

Pagi hari dirumah Mahadika

Yusuf sudah tidak ada di dalam kamar sehabis subuh, dia langsung keruang Gym, sementara Khanza masih di dalam kamar dengan perasaan yang tidak menentu.

"Bunda aku ingin cerita" lirih Khanza menangis

Ceklek ...

Yusuf masuk ke dalam kamar dan melihat istrinya yang sedang duduk di tepi ranjang dan mengeluarkan airmata, sebenarnya hati Yusuf seperti di tusuk setiap kali melihat Khanza menangis.

"Berhentilah menangis, lebih baik kamu bantuin mamih dan bibi di dapur, untuk apa hanya diam di sini" ucap Yusuf dingin, Khanza pun melihat ke arahnya

"Aku ingin pulang kak" jawab Khanza menatap Yusuf

"Dari semalem, pulang...pulang terus yang kamu bicarakan" ucap Yusuf kesal

"Atau kamu juga bisa pulangin aku langsung ke orangtua ku" jawab Khanza lelah, Yusuf langsung melebarkan matanya terkejut

"Apa sih bicara kaya gitu, jangan kaya anak kecil deh, kita ini bukan pacaran yang kapan pun dan dimana pun bisa bilang putus, kita ini dalam ikatan yang sakral" bentak Yusuf pada Khanza

"Kita memang dalam ikatan yang sakral, aku tau itu, aku hanya minta pulang sama kamu dengan baik-baik tapi apa yang aku dapat, kamu marah dari semalam sama aku, aku tau aku bukan perempuan sempurna dan tidak sesuai dengan ekspektasi kamu, aku hanya perempuan lemah yang dimata kamu dan mamih kamu, aku perempuan mandul menurut mamih kamu, aku perempuan yang tidak baik untuk kamu, aku rendah di mata orangtua kamu, apa aku salah hanya minta pulang sama kamu, bukannya aku tidak menghargai orangtua mu, tapi apa bisa orangtuamu juga menghargai aku sebagai mantunya, apa dengan cara merendahkan aku dan menamparku begitu saja itu disebut menghargai mantunya, lalu bagaimana caranya aku membalas semua perilaku mamihmu, selama ini aku selalu diam" ucap Khanza terbawa emosi menangis dan keceplosan telah bicara itu semua.

Yusuf kaget mendengar semua keluh kesah istrinya yang selama ini disimpan.

"Apa yang telah mamih lakukan sama kamu?" tanya Yusuf lembut

"Tidak, lupakan saja, anggap saja aku lagi emosi" jawab Khanza masuk ke dalam kamar mandi

Apa yang terjadi sama Khanza dan mamih, kenapa aku buta dengan permasalahan mereka. Batin Yusuf

Yusuf keluar kamar untuk menemui mamihnya, ternyata mamihnya sedang diskusi dengan papihnya, saat Yusuf ingin mengatakan sesuatu Khanza turun sudah rapih dan membawa tas yang kemarin di bawa, Khanza menghampiri, mamih, papih dan suaminya.

"Maaf pih mih, Khanza permisi dulu ya" ucap Khanza menyalami papih dan mamih Yusuf

"Mau kemana?" tanya papih heran dan cemas melihat wajah mantunya sembah sangat terlihat habis menangis

"Khanza ada urusan sebentar" jawab Khanza hendak pergi tapi ditahan Yusuf

"Mau kemana?" tanya Yusuf pelan lembut

Khanza langsung melepaskan tangan Yusuf dan tersenyum, dia kembali menglangkah keluar rumah, Yusuf segera mengejar istrinya.

"Sayang tunggu kamu mau kemana?" tanya Yusuf mengikuti langkah istrinya, Khanza pun hanya diam saja tetap melangkah

"Sayang tunggu" ucap Yusuf lagi memegang tangan Khanza dengan lembut

"Mau kemana, aku akan antar" ucap Yusuf menatap istrinya

"Aku ada keperluan sebentar, nanti jika udah selesai aku akan kesini lagi menemui mu" jawab Khanza dengan mata berkaca-kaca

"Iya mau kemana? biar aku yang antar kamu" ucap Yusuf masih menahan istrinya

Khanza berusaha melepaskan genggaman tangan Yusuf tapi tidak bisa.

"Tolong lepasin aku kak" ucap Khanza pelan menangis

"Aku akan antar kamu, jika memang kamu mau pergi" sahut Yusuf cepat dan yakin

"Biarkan saja dia pergi, untuk apa kamu menahannya" ucap mamih Yusuf ketus

...*****☝︎☝︎☝︎*****...

Terpopuler

Comments

yosya

yosya

ih... gemesh...
yusuf... buka mata kamu...
jangan main damprattanpa mengetahui yang sebenernya..
hati istri mana yg gak sakit di katakan mandul..
jangan sampe kamu menyesal yusuf..
menikah juga belum ada 1 tahun..
kalo Alloh belum kasih amanah ya sabar..
memang kehadiran anak itu tinggal beli langsung ada..

2022-07-15

1

lihat semua
Episodes
1 Rangkaian Pernikahan Y&K
2 Persiapan Resepsi Y&K
3 Walimatul 'Ursy
4 Khanza Merasa Bersalah
5 Keresahan Khanza
6 Iri Dengan Kasih Sayang Yusuf
7 Masuk Ke Keluarga Zavier
8 Hukuman
9 Ada Apa Dengan Khanza?
10 Yusuf Cuek
11 Kesedihan Khanza
12 Kehebohan Yusuf dan Khanza
13 Ingin Mempunyai Rumah Sendiri
14 Pelecehan
15 Mencari Solusi Bersama
16 Buka Usaha Lain
17 Kantor Zavier Intermedia
18 Bocah-Bocah Rusuh
19 Baju Tidur Membuat Senang
20 Bocil Keras Kepala
21 Perempuan Lain
22 Ingin Mie Ayam
23 Rencana Liburan
24 Zalin Main
25 Zalin Menginap
26 Ternyata
27 Kehangatan Pagi Hari
28 Rumah Sakit
29 Amarah Yusuf
30 PENGUMUMAN
31 Rencana Pindah Tempat
32 Zalin Sedih Lagi
33 Mengajak Zalin Jalan
34 Makan Siang Bersama
35 Badut Lampu Merah
36 Ayah Arnold Minta Cucu
37 Jumat Berkah
38 Ada Apa Dengan Yusuf
39 Kegelisahan Khanza
40 Membuat Rencana Baru
41 Yusuf Pertama Bekerja
42 Cerita pada Bunda Aisyah
43 Kasih Sayang Orangtua Pasti Tulus
44 Ingin Tenang Seperti Anak Kecil Lagi
45 Mengeluarkan Unek Unek Yang Ada di Hati Yusuf
46 Pertemuan Aisyah dan Besan
47 Adi Berkelahi
48 Ayah Yang Emosional
49 Ini Yang Dinamakan Kehidupan Rumah Tangga, Banyak Rintangan
50 Kepedulian Adi Kepada Teman Temannya
51 Adi Bercerita
52 Sidang Anak SMA
53 Kasus Aira Selesai Juga
54 Berkunjung Ke Rumah Mertua
55 Menyediakan Makan Siang Untuk Mamih
56 Teguran Adi Untuk Andre
57 Ada Apa Lagi Ini?
58 Ketegasan Aisyah Keluar Lagi
59 Rencana Selanjutnya
60 Persiapan Pernikahan Lagi
61 Teringat Zalin
62 Bersatu Kembali Sebagai Keluarga
63 Di Paksa Menginap
64 Yusuf Marah
65 Tanpa Kabar dan Tidak Fokus
66 Adi Di Tampar!!!
67 Candaan Pasutri Yang Biasa Saja
68 Meminta Masakin Sama Bunda
69 Tanpa Judul
70 Kabar Bahagia
71 Acara Kecil-Kecilan
72 Perdebatan Mamih dan Papih
73 Tanpa Judul
74 Adi Ingin Menjadi Orang Berwibawa
75 Konsultasi Pada Bunda
76 Memanjakan Khanza
77 Siapa Dia?
78 Surat Peringatan Untuk Yusuf
79 Amir???
80 Dewi !!!
81 Pandangan Yusuf Pada Dewi
82 Yusuf Main
83 Yusuf Berubah
84 Mencari Pekerjaan Baru
85 Adi Merasakan Sesuatu
86 Klien Pertama Yusuf
87 Yusuf dan Adi
88 Bercerita
89 Adi Oh Adi
90 Masih Adi
91 Jalan-Jalan Biasa
92 Kabar Tidak Baik
93 Kabar duka
94 Bertemu Aira
95 Tanpa Judul
96 Keluarga Almahendra Berkumpul
97 Bukti-Bukti
98 Silahturahmi
99 Menikah Dadakan
100 Sedikit Keributan
101 Pertanyaan Mertua
102 Malam Indah Menuju Surga Dunia
103 ADI
104 AIRA
105 Senang
106 Belanja
107 Mertua Terkejut
108 Obrolan Santai
109 Tanpa Judul
110 Persiapan Empat Bulanan
111 Ada Aja Keributan
112 Ketidakjelasan Adi
113 Memandang Sebelah Mata
114 Rencana Lagi
115 Tamu Tak Di Undang
116 Tamparan
117 Khanza Menenangkan Pikiran
118 Menginap
119 Menginap 2
120 Ingin Segera Menikah
121 PENGUMUMAN AJA
122 Alat Tes
123 Rumah Sakit
124 Rumah Sakit 2
125 Kebahagiaan
126 Bertanya Pada Ayah, Bunda
127 Biasa, Adi Emosi
128 Tanpa Judul
129 Adi Cuek
130 Senda Gurau
131 Ungkapan Perasaan Adi
132 Tanpa Judul
133 Rencana Aira Tertunda
134 PROMO KARYA BARU "PERBEDAAN DUA INSAN"
135 Persiapan Acara Lagi
136 Tamu Datang
137 Pertemuan Antara Zalin & Raymond
138 Diskusi
139 Tanpa Judul
140 Keluarga Reynald
141 Lamaran Zalin
142 Lamaran Zalin 2
143 Makan Siang
144 Santai Keluarga
145 Tanpa Judul
146 Kisah Rayyan dan Zulaiha
147 Kegelisahan Rayyan
148 Persiapan Pernikahan
149 Akad Nikah
150 Selesai Akad
151 Tidak Bisa Masuk
152 Resepsi
153 Tanpa Judul
154 Nicko?
155 Bercengkrama
156 Ribut
157 Gara-Gara Telur Dadar
158 Obrolan Absurd
159 Persiapan Keberangkatan Zalin dan Raymond
160 Permasalahan Adik Aira
Episodes

Updated 160 Episodes

1
Rangkaian Pernikahan Y&K
2
Persiapan Resepsi Y&K
3
Walimatul 'Ursy
4
Khanza Merasa Bersalah
5
Keresahan Khanza
6
Iri Dengan Kasih Sayang Yusuf
7
Masuk Ke Keluarga Zavier
8
Hukuman
9
Ada Apa Dengan Khanza?
10
Yusuf Cuek
11
Kesedihan Khanza
12
Kehebohan Yusuf dan Khanza
13
Ingin Mempunyai Rumah Sendiri
14
Pelecehan
15
Mencari Solusi Bersama
16
Buka Usaha Lain
17
Kantor Zavier Intermedia
18
Bocah-Bocah Rusuh
19
Baju Tidur Membuat Senang
20
Bocil Keras Kepala
21
Perempuan Lain
22
Ingin Mie Ayam
23
Rencana Liburan
24
Zalin Main
25
Zalin Menginap
26
Ternyata
27
Kehangatan Pagi Hari
28
Rumah Sakit
29
Amarah Yusuf
30
PENGUMUMAN
31
Rencana Pindah Tempat
32
Zalin Sedih Lagi
33
Mengajak Zalin Jalan
34
Makan Siang Bersama
35
Badut Lampu Merah
36
Ayah Arnold Minta Cucu
37
Jumat Berkah
38
Ada Apa Dengan Yusuf
39
Kegelisahan Khanza
40
Membuat Rencana Baru
41
Yusuf Pertama Bekerja
42
Cerita pada Bunda Aisyah
43
Kasih Sayang Orangtua Pasti Tulus
44
Ingin Tenang Seperti Anak Kecil Lagi
45
Mengeluarkan Unek Unek Yang Ada di Hati Yusuf
46
Pertemuan Aisyah dan Besan
47
Adi Berkelahi
48
Ayah Yang Emosional
49
Ini Yang Dinamakan Kehidupan Rumah Tangga, Banyak Rintangan
50
Kepedulian Adi Kepada Teman Temannya
51
Adi Bercerita
52
Sidang Anak SMA
53
Kasus Aira Selesai Juga
54
Berkunjung Ke Rumah Mertua
55
Menyediakan Makan Siang Untuk Mamih
56
Teguran Adi Untuk Andre
57
Ada Apa Lagi Ini?
58
Ketegasan Aisyah Keluar Lagi
59
Rencana Selanjutnya
60
Persiapan Pernikahan Lagi
61
Teringat Zalin
62
Bersatu Kembali Sebagai Keluarga
63
Di Paksa Menginap
64
Yusuf Marah
65
Tanpa Kabar dan Tidak Fokus
66
Adi Di Tampar!!!
67
Candaan Pasutri Yang Biasa Saja
68
Meminta Masakin Sama Bunda
69
Tanpa Judul
70
Kabar Bahagia
71
Acara Kecil-Kecilan
72
Perdebatan Mamih dan Papih
73
Tanpa Judul
74
Adi Ingin Menjadi Orang Berwibawa
75
Konsultasi Pada Bunda
76
Memanjakan Khanza
77
Siapa Dia?
78
Surat Peringatan Untuk Yusuf
79
Amir???
80
Dewi !!!
81
Pandangan Yusuf Pada Dewi
82
Yusuf Main
83
Yusuf Berubah
84
Mencari Pekerjaan Baru
85
Adi Merasakan Sesuatu
86
Klien Pertama Yusuf
87
Yusuf dan Adi
88
Bercerita
89
Adi Oh Adi
90
Masih Adi
91
Jalan-Jalan Biasa
92
Kabar Tidak Baik
93
Kabar duka
94
Bertemu Aira
95
Tanpa Judul
96
Keluarga Almahendra Berkumpul
97
Bukti-Bukti
98
Silahturahmi
99
Menikah Dadakan
100
Sedikit Keributan
101
Pertanyaan Mertua
102
Malam Indah Menuju Surga Dunia
103
ADI
104
AIRA
105
Senang
106
Belanja
107
Mertua Terkejut
108
Obrolan Santai
109
Tanpa Judul
110
Persiapan Empat Bulanan
111
Ada Aja Keributan
112
Ketidakjelasan Adi
113
Memandang Sebelah Mata
114
Rencana Lagi
115
Tamu Tak Di Undang
116
Tamparan
117
Khanza Menenangkan Pikiran
118
Menginap
119
Menginap 2
120
Ingin Segera Menikah
121
PENGUMUMAN AJA
122
Alat Tes
123
Rumah Sakit
124
Rumah Sakit 2
125
Kebahagiaan
126
Bertanya Pada Ayah, Bunda
127
Biasa, Adi Emosi
128
Tanpa Judul
129
Adi Cuek
130
Senda Gurau
131
Ungkapan Perasaan Adi
132
Tanpa Judul
133
Rencana Aira Tertunda
134
PROMO KARYA BARU "PERBEDAAN DUA INSAN"
135
Persiapan Acara Lagi
136
Tamu Datang
137
Pertemuan Antara Zalin & Raymond
138
Diskusi
139
Tanpa Judul
140
Keluarga Reynald
141
Lamaran Zalin
142
Lamaran Zalin 2
143
Makan Siang
144
Santai Keluarga
145
Tanpa Judul
146
Kisah Rayyan dan Zulaiha
147
Kegelisahan Rayyan
148
Persiapan Pernikahan
149
Akad Nikah
150
Selesai Akad
151
Tidak Bisa Masuk
152
Resepsi
153
Tanpa Judul
154
Nicko?
155
Bercengkrama
156
Ribut
157
Gara-Gara Telur Dadar
158
Obrolan Absurd
159
Persiapan Keberangkatan Zalin dan Raymond
160
Permasalahan Adik Aira

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!